BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa rencana diversifikasi yang akan dilakukan dengan memasuki bisnis TPA akan menciptakan long term shareholder value bagi Lintasarta. Hal ini didasarkan pada hasil analisis yang menunjukkan bahwa dengan memasuki bisnis TPA, tidak hanya menghasilkan pendapatan bagi Lintasarta, tetapi juga value bagi pemegang saham dengan adanya sinergi yang dapat mendukung terciptanya efisiensi biaya dan mendukung pertumbuhan bisnis eksisting. Dengan demikian hal ini menjawab concern dari top management berkaitan dengan rencana pengembangan usaha Lintasarta dengan memasuki ke bisnis TPA.
Kesimpulan tersebut di atas diperoleh setelah penulis melakukan penelitian dengan menggunakan tiga uji diversifikasi dari Porter. Ketiga uji tersebut mencakup industry attractiveness test untuk menganalisis menarik tidaknya bisnis TPA yang akan dimasuki dan menghitung potensi pendapatan yang dapat diperoleh Lintasarta dengan memasuki bisnis TPA; cost of entry test untuk menganalisis entry strategy dan menghitung besarnya biaya yang dibutuhkan dalam memasuki bisnis TPA; serta better off test untuk menganalisis potensi sinergi yang dapat dihasilkan baik sinergi dalam bentuk economies of scale ataupun economies of scope yang akan memberikan keuntungan berupa efisiensi biaya ataupun penciptaan keunggulan kompetitif dengan masuknya Lintasarta ke bisnis TPA.
Dari uji industry attractiveness yang dilakukan diperoleh hasil bahwa bisnis TPA menarik untuk dimasuki karena memiliki potensi pasar yang besar, tingkat pertumbuhan relatif tinggi
89
(±15%), tingkat persaingan yang moderat, serta memberikan tingkat profitabilitas di atas WACC Lintasarta. Pertumbuhan bisnis asuransi yang masih menjanjikan menjadi faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan bisnis TPA yang relatif tinggi. Hal ini disebabkan bisnis TPA merupakan perpanjangan tangan bisnis asuransi dalam hal pengelolaan klaim pengobatan dari nasabah asuransi. Beberapa faktor seperti adanya program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dari BPJS akan meningkatkan awareness masyarakat mengenai pentingnya asuransi, sehingga perusahaan asuransi tidak perlu lagi melakukan edukasi kepada
pasar
mengenai
manfaat
asuransi
karena
masyarakat
diharapkan
sudah
mengetahuinya dari program BPJS yang diikuti; pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia; serta meningkatnya biaya kesehatan selama 3 tahun terakhir menjadi faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan bisnis asuransi dan TPA di Indonesia. Berdasarkan potensi pasar yang ada, diharapkan dengan masuknya Lintasarta ke bisnis TPA akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan. Diproyeksikan Lintasarta dapat memperoleh pendapatan sampai dengan Rp136 miliar pada tahun kelima bisnis TPA beroperasi dengan net profit margin mencapai 22,5%. Nilai ini lebih besar dibandingkan WACC Lintasarta saat ini yaitu sebesar 14,1% sehingga bisnis TPA cukup menarik untuk dimasuki.
Dari uji cost of entry yang dilakukan diperoleh kesimpulan biaya yang diperlukan untuk memasuki bisnis TPA yang paling rendah adalah dengan cara internal development atau joint venture, sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk akuisisi relatif besar berdasarkan benchmark yang dilakukan terhadap akuisisi AdMedika oleh Telkom, sehingga dapat menurunkan potensi keuntungan bisnis ke depannya. Berdasarkan beberapa faktor seperti kesesuaian sumber daya dan kapabilitas, entry barriers, faktor kecepatan dan biaya yang dibutuhkan, entry strategy dalam memasuki bisnis TPA yang disarankan adalah dengan cara akuisisi, tetapi dibutuhkan cost to entry yang cukup tinggi sehingga dapat mengurangi potensi
90
laba yang diperoleh perusahaan. Dampaknya Lintasarta perlu menyiapkan rencana cadangan jika tidak diperoleh calon perusahaan TPA yang bisa diakuisisi dengan nilai yang lebih murah daripada nilai akuisisi Admedika oleh Telkom. Rencana cadangan tersebut adalah pembentukan joint venture. Metode internal start-up tidak disarankan untuk dilakukan karena perusahaan akan kesulitan untuk bersaing. Di samping itu waktu yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis juga lebih lama.
Dari uji better-off yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa dengan memasuki bisnis TPA ada beberapa sinergi yang tercipta antara bisnis eksisting Lintasarta dengan bisnis TPA, baik dari aspek economic of scale, maupun economic of scope. Sinergi economies of scale yang dapat dibangun oleh Lintasarta yang dengan memasuki bisnis TPA mencakup peningkatan produksi dari produk eksisting seperti jaringan internet, Cloud Computing, Contact Center dan aplikasi. Sinergi ini menghasilkan tambahan pendapatan mencapai Rp54,97 miliar selama lima tahun bisnis TPA berjalan dari adanya tambahan produksi dan penjualan sebanyak 600 jaringan Internet Broadband, 2700 jaringan EDC, 78 seat Contact Center dan 238 orang agen Contact Center. Dengan semakin banyaknya produksi dari produk-produk tersebut, maka biaya produksi juga akan semakin berkurang. Sinergi economic of scope yang dihasilkan dari diversifikasi ini berupa cross selling produk TPA dengan ICT, joint sales force, shared marketing event, shared procurement team, ketersediaan akses ke rumah sakit untuk penjualan produk e-Heatlh, dan transfer keahlian (know-how) dalam hal pengelolaan pelanggan dari bisnis eksisting Lintasarta ke bisnis TPA. Sinergi ini akan menghasilkan efisiensi biaya sebesar Rp5 miliar pada tahun kelima bisnis berjalan atau sebesar Rp15,5 miliar selama lima tahun bisnis berjalan (akumulasi).
91
5.2
Saran
5.2.1 Saran bagi Perusahaan Strategi Lintasarta masuk ke bisnis TPA sudah tepat karena benefit yang dihasilkan tidak hanya berupa pendapatan dari bisnis TPA, tetapi juga mendukung peningkatan pertumbuhan bisnis eksisting dan menghasilkan efisiensi biaya melalui sinergi economies of scale dan economies of scope. Dengan demikian disarankan bagi Lintasarta untuk menjalankan strategi diversifikasi masuk ke bisnis Third Party Administrator pada industri asuransi dan kesehatan. Selain itu Lintasarta sebaiknya memasuki bisnis TPA dengan cara akuisisi atau joint venture, dengan catatan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan akuisisi lebih murah daripada nilai akuisisi Admedika oleh Telkom. Sebagai rencana cadangan Lintasarta perlu mencari mitra yang bisa diajak untuk membentuk joint venture pada bisnis TPA healthcare.
5.2.2 Saran bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini memiliki keterbatasan terkait data laporan keuangan para pemain bisnis TPA, dikarenakan para pemain TPA tersebut merupakan perusahaan tertutup sehingga sulit bagi penulis untuk memperoleh laporan keuangan mereka. Dampaknya penulis tidak dapat melakukan analisis industry attractiveness dengan cara membandingkan tingkat profitabilitas dan pertumbuhan historical yang dimiliki oleh para pemain TPA. Data profitabilitas yang diperoleh hanya dari salah satu pemain, yaitu AdMedika yang merupakan anak perusahaan dari Telkom. Di samping itu keterbatasan data tersebut berdampak pada langkah yang diambil oleh penulis pada saat melakukan perhitungan profitabilitas yang dapat dihasilkan Lintasarta dengan memasuki bisnis TPA, yaitu menggunakan pendekatan asumsi rasio pada beberapa komponen biaya, seperti biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. Dengan demikian untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai industry attractiveness bisnis TPA dengan menganalisis tingkat return
92
yang diperoleh oleh seluruh pemain pada bisnis TPA sehingga diperoleh gambaran yang lebih riil mengenai kondisi persaingan pada bisnis TPA yang ditunjukkan dengan tingkat return yang diperoleh para pemainnya. Selain itu disarankan juga untuk melakukan penelitian lanjutan terkait evaluasi terhadap strategi diversifikasi Lintasarta masuk ke bisnis TPA untuk menguji asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian ini untuk kemudian dilakukan analisis terhadap langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam memenangkan persaingan pada bisnis TPA.
93