BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dalam hal pengembangan objek wisata Goa Kiskendo merupakan kewajiban Dinas Pariwisata Kulon Progo dan tanggung jawab utama ada di dalamnya. Pengembangan objek wisata Goa Kiskendo mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah, dalam peraturan daerah tersebut disebutkan bahwa Goa Kiskendo merupakan wisata alam dan masuk dalam kawasan pegunungan sehingga tidak memungkinkan dijadikan wisata mass tourism seperti wisata di pantai, namun dapat dijadikan wisata minat khusus yaitu wisata yang ditujukan bagi mereka yang mempunyai jiwa-jiwa petualang, selebihnya untuk pengunjung konvensional yang ramai pada hari minggu, libur nasional atau ketika ada pentas kesenian di objek wisata Goa Kiskendo. Strategi yang selama ini dilaksanakan Dinas Pariwisata Kulon Progo dalam upaya pengembangan objek wisata Goa Kiskendo berdasarkan peraturan daerah (yang paling penting yang dilakukan sesuai bidang dalam dinas) yang ada dalam bidang promosi seperti menyelenggarakan program Widya Wisata bagi siswa sekolah dasar dengan tujuan mengenalkan objek wisata di Kulon Progo termasuk Goa Kiskendo bagi anak-anak yang masih berusia dini sekaligus dapat mendorong jumlah kunjungan, selain melalui penyelenggaraan program Widya Wisata, dinas telah menyebarkan
159
selebaran atau leaflet bagi sekolah-sekolah terutama SMA dan perguruanperguruan tinggi tentang berbagai kegiatan yang dapat dilaksanakan di lingkungan objek wisata Goa Kiskendo, dinas juga rutin menggelar pentas kesenian di lingkungan objek wistaa Goa Kiskendo terutama pada masa libur lebaran dan/tahun baru dengan tujuan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan konvensional sekaligus sebagai ajang promosi budaya dan wisata, dalam bidang pengembangan sarana dan prasarana untuk sementara dinas telah membangun jalan sirkulasi yang dapat memberi kenyamanan bagi pengunjung, untuk fasilitas yang telah dibangun telah diupayakan pemeliharaan seperti pengecatan gapura pada mulut goa, dalam upaya pengembangan SDM seperti melakukan pelatihan dan sosialisasi sadar wisata serta pemberian berbagai bantuan dalam pelaksanaan program PNPM Pariwisata tahun 2012, yang mana dalam upaya sosialisasi sadar wisata bekerjasama dengan mahasiswa KKN UGM yang terakhir kali dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2012 di Balai Desa Jatimulyo. Pola pendekatan pemerintah daerah kepada masyarakat lebih bersifat top down artinya pemerintah daerah yang mempunyai tanggung jawab utama dalam penentuan kebijakan pembangunan dan pengembangan di objek wisata Goa Kiskendo,
masyarakat
dipersilahkan
untuk
berpartisipasi
dalam
ikut
mengembangkan Goa Kiskendo seperti berjualan atau menjadi pemandu. Namun dalam hal ini secara garis besar partisipasi masyarakat masih tergolong partisipasi pasif (partisipasi masyarakat tergolong rendah), setiap harinya masyarakat lebih disibukkan dengan aktivitasnya sebagai buruh dan tani, urusan kebersihan dan perawatan diserahkan kepada petugas honorer dinas, masyarakat hanya mau
160
berperan aktif jika ramai pengunjung pada waktu-waktu tertentu seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, partisipasi masyarakat bersifat demikian karena masih kuatnya faktor kultur agraris, SDM yang masih rendah dan terbatas serta faktor masa lalu dimana masyarakat masih trauma dimana masyarakat sudah berpartisipasi aktif namun terkendala aturan biaya sewa dari dinas yang tiap tahun makin naik. Pola pendekatan yang diberikan pemerintah masih berupa pelatihan, sosialisasi dan pemberian bantuan dana PNPM Pariwisata tahun 2012. Saran 1. Pemerintah daerah perlu mengubah kebijakannya terkait pola pendekatan kepada masyarakat, tidak hanya memberikan pelatihan, sosialisasi dan bantuan, namun juga pendampingan intensif kepada masyarakat, dalam hal ini pemerintah daerah perlu bekerjasama dengan pelaku-pelaku industri dan pelaku-pelaku pariwisata yang sudah berpengalaman, mengingat jumlah petugas dari Dinas Pariwisata Kulon Progo amat terbatas. 2. Apabila kebijakan telah diubah, para pelaku pariwisata tersebut bersedia setiap bulannya memberikan berbagai pelatihan dan motivasi kepada masyarakat tentang pentingnya mendukung sektor pariwisata. Pelatihan tersebut dapat berupa pelatihan pembuatan makanan kecil untuk dijual sebagai oleh-oleh bagi pengunjung yang datang ke Goa Kiskendo, dalam hal ini para pelaku pariwisata dapat bekerja sama dengan pelaku-pelaku UKM, selain pelatihan seperti model tersebut, para pelaku pariwisata juga
161
perlu mengajarkan bagaimana membangun promosi pariwisata yang baik tapi dalam konteks yang belum kompleks (masih sederhana). 3. Apabila pola pendampingan intensif tersebut berhasil, setidaknya masyarakat bisa tumbuh kesadarannya seperti ikut membersihkan lingkungan Goa Kiskendo, ikut berjualan makanan/minuman walaupun pada hari-hari biasa (kalau untuk ini bisa dari yang sudah tumbuh kesadarannya
1-3
orang),
apabila
masyarakat
semakin
tumbuh
kesadarannya, maka masyarakat akan termotivasi untuk membuat cinderamata sebagai oleh-oleh bagi pengunjung. Pola pendampingan intensif tersebut perlu dimulai dari kepala dusun, kemudian tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh kemudian kepada kelompok-kelompok dalam masyarakat. 4. Apabila kesadaran telah tumbuh (walaupun tidak seratus persen), maka diharapkan setiap harinya warga masyarakat ikut berjualan atau membersihkan lingkungan Goa Kiskendo, sehingga nantinya yang juga akan mempengaruhi jumlah kunjungan.
162
163