BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan melakukan pembahasan secara seksama
terhadap alur kegiatan bedah pada instalasi bedah jantung RSJPDHK, maka peneliti mengambil kesimpulan atas manajemen kapasitas yang ada sebagai berikut: 1.
Berdasarkan pengamatan atas tingkat utilitas pada unit-unit terkait kegiatan bedah seperti: ruang operasi, ruang ICU, maupun ruang intermediate ward, ternyata rata-rata tingkat utilitasnya berkisar antara 70%-80%, kecuali tingkat utilitas pada ruang operasi pada bulan Agustus dan April yang mencapai antara 100% hingga 120 %. Hal ini disebabkan pada bulan-bulan tersebut kecenderungan orang untuk melakukan kegiatan operasi meningkat. Hal ini diatasi dengan melakukan penambahan jam operasional ruang bedah misal operasi pada hari Sabtu dan penambahan jumlah operasi pada satu hari dari 2 operasi per hari menjadi 3 operasi per hari untuk kasus operasi ringan. Sementara tingkat utilitas ruang ICU maupun ruang Intermediate Ward pada bulan April dan Agustus menunjukkan rata-rata 70 % dan 110 %. Namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan pengaturan ruangan baik ruang intermediate ward maupun ICU. Sehingga berdasarkan pengamatan kami kapasitas untuk ketiga ruangan tersebut masih cukup memadai untuk dapat mengatasi kebutuhan layanan bedah pada RSJPDHK.
92
93
2.
Dengan jumlah rata-rata calon pasien yang melakukan pendaftaran untuk kegiatan operasi antara 4 hingga 5 orang perhari atau antara 80 hingga 100 orang perminggu, seharusnya kapasitas dari RSJPDHK akan mengalami “over loaded capacity”. Berdasarkan pengamatan peneliti dari jadwal operasi yang dikeluarkan pada periode mingguan yang dibandingkan dengan jadwal harian,
didapatkan
fakta
bahwa
besaran
pasien
yang
mengalami
pergeseran/pemindahan jadwal operasi cukup besar yaitu sebesar 46% atau mendekati dari setengah dari pasien yang tertera pada jadwal operasi mingguan, selain itu hal ini menyebabkan terdapatnya pasien slack sebesar 10% dari total pasien yang ada. Selain itu berdasarkan penelusuran juga didapatkan fakta bahwa calon pasien yang gagal untuk melakukan pendaftaran sesuai dengan jadwal yang tersedia di RSJPDHK tidak dimasukkan ke dalam basis data calon pelanggan yang besarannya mencapai angka 11% dari total calon pasien yang melakukan pendaftaran, yang terdiri atas: !
Ketidaksesuaian jadwal calon pasien dengan jadwal rumah sakit sebesar 5% dari total calon pasien.
!
Masalah administrasi calon pasien sebesar 4% dari total calon pasien.
!
Faktor lain (missal ketiadaan fasilitas) sebesar 2% dari total calon pasien Hal ini menyebabkan jumlah calon pasien yang hendak melakukan
pendaftaran menjadi lebih kecil dari yang seharusnya. Hal ini menyebabkan seolah-olah utilitas instalasi bedah RSJPDHK masih memadai. Bila data calon pasien yang tidak terdaftar yang besarnya mencapai angka 8% (tidak termasuk masalah administrasi yang dialami pasien) dapat dimasukkan ke
94
dalam basis data calon pasien RSJPDHK, serta perubahan jadwal pasien dapat ditekan maka yang menurunkan tingkat pasien slack sebesar 12%, maka tingkat utilitas instalasi bedah akan meningkat sebesar 19%. Tingkat utilitas dari instalasi bedah RSJPDHK pun akan mengalami kenaikan, yang disebabkan oleh kenaikan permintaan akan layanan bedah. 3.
Dari hasil survey mengenai tingkat pasien RSJPDHK pada periode 2000 hingga 2004, peneliti membuat perkiraan jumlah pasien melalui metode regresi linear sederhana, beserta tingkat utilisasinya yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang terdapat sekarang: !
Tahun 2005 diperkirakan jumlah pasien sebesar 1201 pasien dengan tingkat utilisasi diperkirakan sebesar 83%
!
Tahun 2006 diperkirakan jumlah pasien sebesar 1260 pasien dengan tingkat utilisasi diperkirakan sebesar 88%
!
Tahun 2007 diperkirakan jumlah pasien sebesar 1319 pasien dengan tingkat utilisasi diperkirakan sebesar 92%
Dari hasil diatas bila ditambahkan dengan “potensial loss” sebesar 19 % maka berturut-turut tingkat utilitas yang dapat dicapai oleh RSJPDHK pada periode 2005-2007 adalah sebagai berikut; 102%, 107%, dan 111%. Sehingga kapasitas instalasi bedah jantung pada RSJPDHK dapat mencapai titik maksimal lebih cepat dari yang diperkirakan.
95
5.2
Saran
1. Penggunaan sistem pendaftaran yang terkomputerisasi akan memudahkan bagian pendaftaran maupun manajemen unit terkait kegiatan bedah untuk dapat memantau kinerja dari unit-unit terkait karena data tersedia secara real time. Selain itu calon pasien pun lebih dimudahkan dalam proses pendaftaran, dimana proses pendaftaran yang sebelumnya cukup memakan waktu, akibat harus ada konfirmasi secara manual, di masa mendatang dapat dilakukan secara on-line dengan melibatkan bagian terkait. Selain itu dapat digunakan sebagai sarana untuk membuat perkiraan data pasien secara lebih akurat, serta perkiraan waktu kapasitas maksimal akan tercapai, sehingga diperlukan penambahan kapasitas ruangan di masa mendatang 2. Perkembangan selanjutnya dari sistem pendaftaran yang terkomputerisasi adalah dengan memanfaatkan situs internet dari RSJPDHK, yang memungkinkan bagi calon pasien untuk melakukan pendaftran secara online, ataupun mengecek status pasien. Dalam implementasi, perlu dipertimbangkan kerahasiaan data dari pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kode akses untuk memasuki sistem kepada masing-masing pasien. 3. Langkah yang perlu diambil oleh manajemen RSJPDHK selanjutnya adalah: •
Untuk keperluan implementasi sistem pendaftaran yang terkomputerisasi, diperlukan dibentuknya tim yang terdiri dari ahli sistem yang mampu membangun basis data pelanggan yang terintegrasi dengan basis data dari fasilitas yang tersedia.
96 •
Untuk keperluan penelitian selanjutnya adalah meneliti perhitungan costbenefit dari pembuatan sistem yang terintegrasi, maupun kapabilitas dari sistem yang hendak dibuat.
Selain itu perlu diteliti mengenai dampak
peningkatan calon pasien yang ada, yang dihubungkan dengan fasilitas yang tersedia.