BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisa pada bab sebelumnya didapat data-data yang mencakup profil reponden, perilaku/kebiasaan menonton dan penilaian konsumen terhadap experience provider yang di terdapat diBlitzmegaplex berdasarkan tahapan-tahapan experience marketing. V.1 Kesimpulan Berdasarkan data dari 97 responden yang pernah menonton bioskop di Blitzmegaplex, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : -
Dari hasil, profil responden, minat menonton bioskop tidak dipengaruhi dari gender, laki-laki dan wanita mempunyai minat sama dalam kebiasaan menonton bioskop. Usia rata-rata yang sudah pernah menonton diBlitzmegaplex sebagian besar berkisar 20-30 tahun (89%). Profil responden sebagian besar berpendidikan Sarjana (62%) dan profesi sebagian besar adalah pegawai (47%). Dari data ini disimpulkan bahwa konsumen dari Blitzmegaplex itu sendiri adalah pegawaipegawai muda yang tempat kerjanya berdomisili disekitar Blitzmegaplex itu sendiri.
-
Faktor yang mempengaruhi konsumen menonton di bioskop saat ini masih dikarenakan film yang ditayangkan, jadi frekuensi dalam menonton bioskop tidak tentu dan cenderung musiman. Blitzmegaplex tidak terpaku akan pada film-film nasional dan film-film Hollywood, sehingga film-film yang ditawarkan lebih
67
variatif, sehingga Blitzmegaplex tidak tergantung dengan film musiman bahkan Blitzmegaplex itu sendiri mempunyai beberapa film yang bersifat eksklusif. Dari variasi film ini dalam penerapannya tingkatan Strategy Experience Modules (SEMs) masuk ke dalam think experience dan experience provider ini yang paling positif dimata responden, dimana dari data penilaiannya menghasilkan nilai mean yang tertinggi yaitu 4,96 yang berarti Variasi film Blitzmegaplex jauh lebih baik dibandingkan dengan bioskop lain dimata konsumen. -
Faktor utama yang mempengaruhi menonton bioskop adalah lokasi, variasi film, harga dan kenyamanan di dalam bioskop. Ini diindikasi dikarenakan lebih dari separuh responden menganggap faktor-faktor ini merupakan faktor utama dalam memilih bioskop.
-
Faktor
yang
menjadi
kelebihan
dan
kekurangan
dari
fasiltas-fasilitas
Blitzmegaplex menurut sudut pandang konsumen Blitzmegaplex yaitu positive experience pada faktor variasi film dan kenyamanan di dalam bioskop, sedangkan untuk lokasi dan harga justru sebaliknya. -
Dua faktor utama yang menjadi kelemahan dasar yang mempengaruhi pemilihan konsumen terhadap pemilihan bioskop adalah lokasi dan harga. Lokasi Blitz yang pada saat ini terletak dipusat kota (sebelum Blitzmegaplex Kelapa gading dibuka) sulit dijangkau oleh konsumen yang mayoritas tinggal didaerah pinggir kota. Selain itu karakteristis konsumen yang price sensitive membuat mereka memilih untuk menonton di tempat yang lebih terjangkau terdekat sekitar Blitzmegaplex. Hal ini menyebabkan membuat Blitzmegaplex sulit untuk mengembangkan konsumen berpersepsi untuk kembali mendapatkan menonton ke Blitzmegaplex
68
(act experience) dan selalu memilih Blitzmegaplex menjadi Pilihan utama memilih bioskop (relate experience) -
Lebih dari responden sering mencari informasi mengenai di Blitzmegaplex yaitu 53 dari 97 responden (54,9%). Informasi yang sering dicari adalah jadwal dan variasi film. Sumber informasi yang sering digunakan sebagai sarana untuk mencari informasi oleh responden adalah internet dan media cetak. Dari sumber informasi ini, responden mendapatkan positive experience dalam menggali informasi Blitzmegaplex melalui sarana-sarana ini.
-
Blitzcard tidak begitu digemari oleh sebagian responden (60 dari 97 responden) dikarenakan berbagai alasan. Sebagian besar beralasan bahwa mereka jarang pergi menonton film diBlitzmegaplex.
-
Blitzmegaplex secara tidak langsung telah mendapatkan awareness persepsi responden, hal ini didapat bahwa sebagian besar responden mengingat dari Logo Blitzmegaplex.
-
Dari data terakhir kunjungan ke bioskop, dapat dilihat bahwa responden tidak loyal akan suatu bioskop saja, sehingga mudah pindah berdasarkan bioskop (tidak tercipta istilah bioskop langganan). Namun Dari data diasumsikan bahwa experience terhadap Blitzmegaplex masih belum kuat, sehingga disimpulkan bahwa Blitzmegaplex belum mencapai tahapan act dan relate experience.
-
Secara keseluruhan, 2 faktor penting persepsi responden yang menjadi alasan menonton di Blitzmegaplex adalah variasi film dan kenyamanannya didalam studio. Kedua hal ini menjadi faktor utama dalam memilih bioskop dimata responden dan mereka mendapatkan positive experience akan hal ini.
69
V.2 Saran Berdasarkan penerapan Experience Marketing, Saran-saran yang bisa diberikan oleh peneliti yang bisa diterapkan oleh Blitzmegaplex adalah : -
Dari kenyamanan di dalam bioskop Blitzmegaplex yang mencakup sense, think dan feel experience, sudah bisa dikatakan lebih nyaman dibandingkan bioskop lainnya, namun kenyamanan kursi didalam bioskop tidak memberikan hasil experience yang positif. Hal ini diduga setiap kursi bioskop di gerai Blitzmegaplex berbeda-beda. Oleh karena demikian, maka di sarankan untuk melakukan standarisasi kepada kursi sesuai dengan kenyaman kursi yang baik dari salah satu gerainya.
-
Memperkuat marketing komunikasi dari Blitzmegaplex. Hal ini dikarenakan responden banyak yang tidak tahu dan belum menyadari bahwa begitu banyak fasilitas-fasilitas menarik dari Blitzmegaplex yang belum mereka pernah rasakan, seperti Blitz karaoke, Function room, Velvet dan Satin lounge. Hal ini sebaiknya ditingkatkan sehingga dapat menguatkan rasa nyaman (feel) konsumen terhadap fasilitas diruang tunggu dan menjadikan hal ini menjadikan dasar pertimbangan konsumen dalam memilih bioskop (think). Dan fasilitas ini sebaiknya distandarisasikan disetiap gerai Blitzmegaplex.
-
Dua faktor utama yang menjadi kelemahan dasar yang mempengaruhi pemilihan konsumen terhadap pemilihan bioskop adalah lokasi dan harga. Didalam perencanaannya, Blitzmegaplex akan segera membuka gerai dibeberapa tempat. Yang sudah terealisasi tahun ini adalah di Mall of Indonesia, di kawasan kelapa gading, dalam perencanaan ke depannya ada dibeberapa tempat salah satunya
70
adalah Tomang. Lokasi dan pendistribusiannya adalah salah satu kelemahan Blitzmegaplex, sehingga langkah untuk melaksanakan program ini sangat disarankan untuk memperkuat think experience dan dapat mengembangkan ke tahap act dan relate experience. Namun sebagai usulan, Blitzmegaplex mengidentifikasi pendistirbusian yang baik dari kompetitornya yang sudah lama berkecimpung dalam Bioskop Indonesia, bahwa jumlah pendistribusian banyak belum tentu semua menghasilkan keuntungan. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Sebagai contohnya adalah gerai 21wijaya. -
Seiring dengan tumbuhnya gerai-gerai baru dari Blitzmegaplex, maka dalam memasarkan
Blitzcard
sebaiknya juga diperkuat, mengingat
banyaknya
keuntungan dari Blitzmegaplex itu sendiri dan jumlah gerai Blitzmegaplex membuat konsumen akan lebih sering pergi menonton diBlitzmegaplex. Blitzcard dapat menjadikan ukuran untuk membangun penerapan relate dalam SEM’s. Usulan yang diberikan bisa diberikan adalah membangun relation ship management dengan baik dengan suatu instalasi atau suatu organisasi /perkumpulan yang menjadi potensial konsumen dari Blitzcard itu sendiri -
Harga yang ditawarkan oleh Blitzmegaplex persepsi dari responden adalah harga premium. Sementara konsumen yang mempunyai kebiasaan menonton bioskop peka terhadap harga (price sensitive) dan menjadikan itu negative experience untuk pertimbangan pemilihan bioskop (think experience). Seiringnya dengan kurang berminatnya Blitzcard, maka promosi harga pada Blitzcard sebaiknya ditonjolkan dalam marketing komunikasinya sehingga dapat mengembangkan
71
pemikiran konsumen (think experience) dan mengarah ke tahap act dan relate experience. -
Sebagai Bioskop yang mempunyai diferrensiasi yang baik dimata konsumen yaitu, banyaknya variasi film. Maka sebaiknya perespsi ini harus diperkuat dimata konsumen dengan membuat event menonton film yang menampilkan film-film yang lebih variatif dan disesuaikan event-nya, seperti mengadakan festival film Cannes dll.
72