BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perbaikan Enginr Type
ZB9F di PT. Sapta Jaya Utama, dapat ditarik kesimpulan antara lain: 1.
Penjadwalan yang dilakukan PT. Sapta Jaya Utama dalam menyelesaikan perbaikan
Enginr
Type ZB9F
adalah dengan
menggunakan metode Gantt Chart yang digunakan sebagai pedoman penjadwalan pada perusahaan. Metode ini dibuat pada Master Production Schedule (MPS) yang menghabiskan waktu selama 75 hari. Penjadwalan tersebut terhitung kurang efektif, karena dalam pelaksanaannya, perusahaan seringkali mengalami keterlambatan waktu penyelesaian perbaikan pada Enginr Type ZB9F ini. Keterlambatan ini disebabkan oleh pembuatan penjadwalan yang telah dibuat pada MPS tidak sesuai waktu penyelesaiaannya dengan praktek dilapangan, yang rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan perbaikannya adalah selama 85 hari, dan juga penjadwalan yang terjadi pada proses Purchase / Incoming F. Out &Order terdapat ketidakefektifan dalam penyusunan kegiatan-kegiatannya, yaitu sembilan kegiatan yang diselesaikan dengan waktu selama 6 hari. Hal-hal tersebut diatas mengakibatkan dampak buruk bagi perusahaan, yaitu waktu penyelesaian perbaikan Enginr Type ZB9F yang tidak efektif, penjadwalan yang dilakukan perusahaan tidak sesuai dengan yang
109
110
telah direncanakan dan di buat pada MPS, karyawan yang dapat menunda-nunda pekerjaannya, dan penyerahaan pekerjaan kepada pelanggan (costumer) yang tertunda. 2.
Network Planning digunakan untuk menggabungkan kesembilan kegiatan yang ada di dalam pelaksanaan penyelesaian perbaikan Enginr Type ZB9F pada PT. Sapta Jaya Utama, yaitu kegiatankegiatan yang terjadi pada proses Purchase / Incoming F. Out &Order.
Kegiatan-kegiatan
tersebut
diantaranya
adalah
data
verification for farm out including induction meeting, TMWO and final dispo, membuat purchase / repair requestion (PR), PR disetujui oleh keuangan (approved), PR send to buyer kepada bagian pembelian, create request for quotation, evaluation of quotation including price, delivery, documents and order confirmation, create purchase order / send repairable parts to supplier and waiting, receiving, dan proses send and save to stock room. Penggabungan kegiatan-kegiatan proses tersebut agar perusahaan dapat mencapai tingkat efektifitas waktu dalam penyelesaian perbaikan Enginr Type ZB9F yang lebih baik. 3.
Pelaksanaan penjadwalan perusahaan dengan menggunakan Metode Lintasan Kritis / Critical Path Method (CPM), dalam mengefektifkan waktu perbaikan Enginr Type ZB9F pada PT. NTP dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan mana saja yang merupakan kegiatan kritis, mulai dari proses Induction Meeting, Issue TMWO & WCD, Disassembly,
111
TMWO C & A, C & A Cleaning &Inspection, Bahan Final Dispo, Final Dispo, Parts Condition Report, TMWO, Supply Parts &Repair, Supply Parts for Sub Assembly, Final Assy, Engine Test, Estimate Correction Release (ECR), hingga yang terakhir adalah proses Engine Shipment. Dengan menggunakan CPM dan PERT, memiliki pengaruh yang baik pada penghematan waktu penyelesaian Enginr Type ZB9F. Hal ini dapat dilihat dari penyelesaian yang dilakukan oleh perusahaan dengan kurun waktu selama 75 hari, sedangkan dengan menggunakan CPM hanya memakan waktu 72 hari saja. Sehingga dengan digunakannya network planning dalam penyelesaian perbaikan Enginr Type ZB9F dapat menghemat waktu selama 3 hari atau dengan kata lain telah terjadi efektifitas waktu dengan menggunakan network planning CPM dan PERT. Kemudian merujuk pada hasil perhitungan PERT , kita dapat mendapat peluang 09015, artinya ada peluang sebesar 90,15 % untuk perusahaan menyelesaikan proyek tersebut dalam kurun waktu 75 hari atau kurang dari itu. 4. Berdasarkan perhitungan uji t diatas maka dapat diketahui bahwa 2,963>1,72074 artinya nilai t hitung > t tabel, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima artnya CPM dan PERT dapat mengefektifkan waktu pebaikan engine type ZB9F di PT Sapta Jaya Utama. 5.2
Saran Dalam setiap kegiatan produksi, dibutuhkan perencanaan, penjadwalan
serta perngkoordinasian yang baik agar produksi berjalan secara efektif dan
112
efisien. Network planning dengan Metode Jalur Kritis / Critical Path Method (CPM) merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dan digunakan untuk mengefektifkan waktu produksi, terutama pada waktu perbaikan Enginr Type ZB9F di PT. Sapta Jaya Utama. Adapun saran yang ingin disampaikan kepada perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Dalam penjadwalan yang di lakukan oleh PT. Sapta Jaya Utama, perusahaan sebaiknya menggunakan network planning dengan Metode Lintasan Kritis / Critical Path Method (CPM) sebagai alat bantu dalam penjadwalan penyelesaian perbaikan Enginr Type ZB9F agar mencapai tingkat efektifitas yang baik. Namun, apabila perusahaan tetap ingin melakukan metode gantt chart dalam penyelesaian perbaikan
Enginr
Type
ZB9F
tersebut,
perusahaan
perlu
memperhatikan penjadwalan yang dibuat pada MPS agar tidak terjadi keterlambatan penyerahaan pekerjaan kepada pelanggan (customer) lagi, yaitu dengan cara membuat membuat penjadwalan yang lebih baik dalam penyelesaian waktu di setiap kegiatannya, yang diambil dari rata-rata perbaikan yang telah dilakukan oleh perusahaan, sekurang-kurangnya 4 tahun kebelakang yaitu selama 85 hari. Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan kesembilan langkah dalam proses Purchase / Incoming F. Out &Order, perusahaan perlu
113
melakukannya pengelompokkan dari proses-proses tersebut menjadi satu kegiatan saja dan mengubah nama prosesnya agar lebih spesifik, yaitu menjadi Purchase / Incoming F. Out &Order dan mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu bersamaan yaitu selama 2 hari saja tanpa harus menyelesaikannya secara satu per satu tiap harinya selama 6 hari. Hal tersebut diatas dilakukan agar perusahaan mencapai tingkat efektifitas waktu dalam penyelesaian perbaikan Enginr Type ZB9F yang lebih baik. 2. Perusahaan dapat menggunakan CPM dan Network Planning dalam network planning untuk penyelesaian perbaikan Enginr Type ZB9F untuk peningkatan efektifitas yang lebih baik, karena dengan demikian perusahaan dapat melihat kegiatan-kegiatan mana saja yang perlu di prioritaskan pengerjaannya, serta proses-proses mana saja dari penyelesaian perbaikan Enginr Type ZB9F yang perlu didahulukan pengerjaannya.