BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan terhadap supply chain proses interfacing antara perusahaan dengan supplier PT XYZ, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Aspek-aspek supply chain terkait proses interfacing antara perusahaan dengan supplier yang diukur adalah : lead time delivery (delivery performance) dari supplier, defect rate, inventory inaccuracy dari inventory bahan baku, dan cash to cash cycle. 2. Dengan pendekatan operasional, penggunaan metode Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model berdasarkan metrics secara parsial, kondisi awal atau permasalahan yang terjadi di PT XYZ dapat diketahui berdasarkan informasi sebagai berikut : c.
Berkaitan dengan atribut reliability Atribut reliability terdiri dari delivery performance, inventory inaccuracy, dan defect rate. PT XYZ mengalami permasalahan yang berkaitan dengan delivery performance yang berhubungan dengan supplier bahan baku. Dalam hal ini, delivery performance
95
supplier cabai mengalami masalah, karena lead time penerimaan bahan baku yang dipesan melebihi lead time yang telah disepakati dalam MoU. Sedangkan delivery performance supplier gula dapat disimpulkan baik, karena supplier gula sudah dapat memenuhi lead time sesuai dengan MoU yang telah disepakati. Berkaitan dengan inventory inaccuracy, berdasarkan analisa dan pengujian statistik yang telah dilakukan, metrics inventory inaccuracy tidak bermasalah, karena tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara data fisik dengan dokumen / data pencatatan, baik untuk bahan baku cabai maupun bahan baku gula. Sedangkan berkaitan dengan defect rate, bahan baku cabai yang masi mengalami permasalahan, dengan tingkat defect rate 9% dan 9.67% untuk masing-masing supplier. Untuk bahan baku gula, tidak ditemukan permasalahan, karena defect rate yang tercatat adalah 0%. d.
Berkaitan dengan atribut responsiveness Atribut responsiveness yang diukur adalah metrics planning cycle time, dimana planning cycle time yaitu proses penerimaan PO dari distributor sampai dengan pembuatan PO ke supplier PT XYZ adalah selama satu hari kerja.
e.
Berkaitan dengan atribut flexibility Dalam penelitian ini, atribut flexibility tidak dilakukan pengukuran
dikarenakan 96
PT
XYZ
tidak
pernah
mendokumentasikan hal-hal yang mendukung berkaitan dengan atribut flexibility. f.
Berkaitan dengan atribut cost Atribut cost yang dibahas dalam penelitian ini sangat terbatas karena peneliti hanya membatasi bidang penelitian yang berkaitan dengan interfacing
antara perusahaan dengan supplier dan
keterbatasan data yang diperoleh hanya berkaitan dengan interfacing antara perusahaan dengan supplier PT XYZ. Oleh karena itu, atribut cost tidak dapat dilakukan pengukurannya. g.
Berkaitan dengan atribut assets Atribut assets yang diteliti adalah cash-to-cash cycle. Dari hasil pembahasan yang dilakukan, cash-to-cash cycle PT XYZ adalah 42 hari, yang merupakan waktu dimana uang kas PT XYZ tertahan selama 42 hari sebelum dapat digunakan kembali untuk meningkatkan value / mengembangkan bisnis PT XYZ / memulai siklus produksi yang baru. Penyebab waktu cash-to-cash cycle yang besar dari PT XYZ adalah waktu atau hari uang kas tertahan dalam bentuk inventory, yaitu selama 63 hari.
3. Evaluasi supply chain dalam proses interfacing antara perusahaan dengan supplier PT XYZ dengan menggunakan metode SCOR Model secara total atau lengkap belum dapat dilakukan karena keterbatasan data yang didokumentasikan PT XYZ.
97
4. Untuk mencapai target dalam rangka perbaikan kinerja supply chain dalam proses interfacing antara perusahaan dengan supplier PT XYZ, usulan perbaikan yang dapat dilakukan adalah: a. Perbaikan untuk mencapai delivery performance dengan tingkat keterlambatan minimum, seperti : memastikan bahan baku di supplier tersedia dengan peningkatan hasil panen, outsourcing dari pihak lain dan perbaikan proses administrasi pengiriman bahan baku, serta pemberian sanksi untuk keterlambatan pengiriman. b. Perbaikan untuk menurunkan defect rate, seperti : perbaikan proses penanaman dan panen dengan menggunakan bibit unggul, memperbaiki proses pengepakan. c. Perbaikan untuk menurunkan tingkat inventory inaccuracy dengan cara pemeriksaan bahan baku di proses penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran bahan baku yang dilakukan secara periodik. d.
Perbaikan untuk menurunkan cash-to-cash cycle dengan cara menurunkan tingkat inventory yang overstock, (packaging material, pasta cabe, dan produk sambal jadi) melalui perbaikan proses demand forecasting dan menyusun struktur Bill of Material.
5. PT XYZ yang menggunakan bahan baku organik (fresh raw material), termasuk ke dalam strategi supply chain risk hedging. Untuk memperbaiki kinerja aktivitas supply chain proses interfacing antara perusahaan dengan supplier PT XYZ, maka strategi supply chain PT 98
XYZ direkomendasikan untuk mengadopsi strategi supply chain efisiensi dengan SCOR Model sebagai acuan.
5.2
Saran Berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model dan Teori Hau Lee, maka peneliti dapat memberi beberapa saran kepada PT XYZ terkait dengan evaluasi aktivitas supply chain dalam proses interfacing antara perusahaan dengan supplier untuk dijadikan bahan pertimbangan. Berikut adalah saran yang peneliti rekomendasikan, yaitu : A. Saran yang terkait dengan perusahan : 1. Berkaitan dengan planning cycle time PT XYZ yang sudah cukup baik yaitu satu hari, mulai dari penerimaan PO dari distributor sampai dengan diterbitkannya PO kepada supplier. Maka untuk lebih mengoptimalkan produksi dan efisiensi waktu dapat dilakukan dengan implementasi Enterprise Resource Planning dalam seluruh proses business activity PT XYZ. 2. Untuk optimalisasi proses pemesanan bahan baku, PT XYZ direkomendasikan memiliki Bill of Material, yang merupakan informasi dari semua bahan, komponen, atau sub komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk akhir termasuk bahan baku. Dengan adanya struktur Bill of Material yang jelas, maka dapat
99
diketahui kebutuhan material secara detail sehingga dapat membuat perencanaan kebutuhan bahan baku dengan tepat. 3. Untuk memecahkan permasalahan keterlambatan pengiriman barang, kualitas bahan baku yang tidak sesuai dengan standart perusahaan, maka, disarankan dilakukan alokasi pemilihan supplier yang lebih tepat, sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya keterlambatan
penerimaan
barang
dari
supplier
dan
juga
meminimalisasi jumlah bahan baku yang tidak sesuai dengan standart perusahaan. 4. Berkaitan dengan siklus cash-to-cash cycle PT XYZ yang kurang seimbang antara account receivable, account payable, dan inventory, maka disarankan kepada PT XYZ untuk mengatur cash flow sehingga terjadi keseimbangan antara siklus penerimaan AR dengan siklus pembayaran AP. Dan juga dilakukan pengontrolan terhadap inventory khususnya packaging material, melalui perbaikan proses demand forecasting dan menyusun struktur Bill of Material. 5. Berkaitan dengan tidak dapat dilakukannya beberapa evaluasi supply chain dikarenakan data-data yang kurang mendukung, maka, disarankan supaya PT XYZ melakukan pencatatan terhadap data-data yang diperlukan untuk evaluasi supply chain secara menyeluruh.
100
B. Saran yang dengan penelitian : 1. Peneliti lain dapat menganalisa kegiatan supply chain yang berkaitan dengan produksi dan distribusi (service supply chain) secara parsial dengan menggunakan metode SCOR Model berdasarkan customer facing 2. Bagi peneliti yang ingin mengevaluasi dengan menggunakan metode SCOR Model secara menyeluruh, sebaiknya data-data dari supplier dan customer juga dilibatkan.
101