BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V ini berisi kesimpulan dan saran setelah peneliti melakukan pengolahan serta analisis data pada bab sebelumnya. Dari kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis data, kemudian diberikan beberapa saran kepada perusahaan atau industri manufaktur sejenis agar dapat mempertimbangkan untuk perbaikan ataupun optimalisasi kapasitas produksi.
5.1
Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti, terdapat
beberapa hal kesimpulan terkait dengan analisis sistem jam kerja yang bertujuan untuk meminimalisasi biaya produksi serta mengoptimalkan kapasitas produksi yang dapat berdampak pada peningkatan profit perusahaan. Berikut adalah beberapa hal yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini : 1. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan sistem jam kerja yang diputuskan oleh manajemen perusahaan, antara lain : Penurunan Order Penyebab utama terjadinya perubahan sistem jam kerja dari 3 shift menjadi 2 shift adalah karena penurunan order secara signifikan yang dialami PT. XYZ departemen Rubber Plant dari tahun 2012 hingga tahun 2014 dimana Pada tahun 2013 terjadi penurunan order terhadap tahun
123
124
2012 sebesar 13.92%. Penurunan ini lebih besar lagi terjadi pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 29.37%. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya penurunan order adalah dikarenakan kinerja perusahaan menurun yang dinilai oleh buyer , sehingga hal ini berpengaruh terhadap alokasi yang diberikan kepada PT. XYZ untuk waktu atau tahun kedepannya. Peningkatan Biaya Produksi Faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya produksi dengan adanya penurunan order adalah biaya tenaga kerja, dikarenakan order menurun tetapi jumlah tenaga kerja masih sesuai dengan kapasitas sebelumnya. Untuk itu, dengan melakukan perubahan sistem jam kerja maka akan dilakukan penyesuaian tenaga kerja berdasarkan jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas yang akan dibuat. Memudahkan Kontrol dan Monitoring Dengan adanya perubahan sistem jam kerja dari 3 shift menjadi 2 shift memudahkan dalam melakukan kontrol dan monitoring khususnya bagi pimpinan produksi. Tetapi dari sisi operator dapat lebih fokus dalam bekerja dan mengontrol pekerjaannya. Hal ini tercermin dari peningkatan output produksi dan penurunan produk cacat yang dihasilkan.
2. Berdasarkan hasil pengolahan variabel – variabel direct labor cost (DL), indirect labor cost (IDL), dan overhead cost (OH) terhadap profit perusahaan
125
di PT. XYZ secara metode regresi linear menggunakan program Statictical Program for Society Science (SPSS), berikut ini hasil analisanya : Jika dilihat dari nilai koefisien korelasi (R2) yang dihasilkan, yaitu sebesar 0.94 atau 94% yang menunjukkan bahwa bahwa variabel – variabel independen, yaitu direct labor cost (DL), indirect labor cost (IDL), dan overhead cost (OH) berpengaruh atau memiliki korelasi yang kuat terhadap variabel dependennya, yaitu profit perusahaan karena diketahui nilai yang diperoleh mendekati angka satu sedangkan sisanya 6% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak dimasukkan sebagai variabel dalam model regresi Berdasarkan hasil pengolahan data uji F, diperoleh F hitung = 104.947, sedangkan F tabel = 3.10, dikarenakan nilai F hitung > F tabel yang artinya Ho ditolak berarti model penelitian ini bersifat fit dan signifikan. Selain itu nilai probablititas dari nilai signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari 5% atau 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk menganalisis bahwa perubahan – perubahan direct labor cost (DL), indirect labor cost (IDL), dan overhead cost (OH) secara bersama – sama berpengaruh terhadap profit perusahaan Dari hipotesis penelitian ini, didapat hasil bahwa ketiga variabel independen yang diteliti, ketiga variabel tersebut memiliki nilai Sig. < 0.05 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan secara signifikan berpengaruh negatif antara ketiga variabel independen dengan variabel dependen
126
3. Berdasarkan hasil pengolahan data variabel – variabel independen, yaitu direct labor cost (DL), indirect labor cost (IDL), dan overhead cost (OH) menggunakan simulasi perhitungan biaya produksi dengan pilihan sistem jam kerja 3 shift dengan 2 shift 5 hari kerja dan 2 shift 6 hari kerja, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Secara keseluruhan biaya produksi terendah terdapat pada sistem kerja 2 shift 5 hari kerja baik dibandingkan pada tahun 2014 sebesar Rp. 3,990 maupun 2015 sebesar RP. 3,980 per pasang Jika dibanding perubahan sistem jam kerja dari 3 shift pada tahun 2014 terhadap perubahan menjadi 2 shift 6 hari kerja, terjadi penurunan biaya produksi sekitar 13%, yaitu sebesar Rp. 624 per pasang. Kemudian pada tahun 2015, penurunan juga terjadi dimana biaya produksi per pasang pada sistem jam kerja 2 shift 6 hari kerja sebesar Rp. 4,047, jika dibandingkan dengan sistem jam kerja awal 3 shift, maka penurunan yang terjadi sekitar 13% sebesar Rp. 586 per pasang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan sistem jam kerja 3 shift menjadi 2 shift dapat meminimalisasi biaya produksi 4. Dengan adanya perubahan sistem jam kerja yang bertujuan untuk optimalisasi kapasitas produksi, terdapat dampak bagi pekerja maupun perusahaan. Berikut ini rangkuman dampak yang dilihat dari dua sudut pandang, antara lain : Terdapat tiga parameter yang dijadikan pengukuran dalam analisis dari dua sudut pandang berbeda, yaitu kinerja produksi, cost, serta kontrol dan
127
monitoring. Berikut ini hasil data kinerja produksi yang telah mengalami peningkatan (tabel 5.1) :
Tabel 5.1 Kinerja Perusahaan per Tahun Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada tenaga kerja atau buruh secara langsung, diketahui bahwa sistem jam kerja 2 shift lebih baik dari 3 shift. Sebagian besar dari responden berpendapat positif dan cenderung memilih 2 shift 6 hari kerja dengan hasil yang diperoleh menyatakan setuju sebanyak 54% bahkan 22% menyatakan sangat setuju dengan sistem ini Pada dasarnya dari kedua sudut pandang yang dianalisis, baik tenaga kerja maupun pihak manajemen memiliki kepentingan masing – masing, namun satu tujuan untuk meminimalisasi biaa produksi. Dari beberapa parameter yang digunakan sebagai bahan perbandingan, hampir semua parameter yang ada menunjukkan hasil bahwa keduanya memilih 2 shift 5. Dalam mengoptimalisasi sistem jam kerja serta pengalokasian order yang tepat berdasarkan jam kerja yang tersedia perlu dibuat flow sistem sebagai acuan dalam melakukan alokasi order untuk mengoptimalkan kapasitas PT.
128
XYZ khususnya departemen Rubber Plant. Berikut ini hal – hal penting terkait dengan flow sistem alokasi order : Dengan adanya perubahan sistem jam kerja 3 shift menjadi 2 shift, jika terjadi kondisi order melebihi kapasitas produksi, maka perlu dilakukan subcont order tanpa mengubah kembali sistem jam kerja menjadi 3 shift Selain berisi flow dan prosedur yang telah dibuat oleh peneliti, hal lain yang perlu diperhatikan adalah pertimbangan untuk order yang akan proses subcont. Karena yang diharapkan adalah kualitas supplier kita yang masih kurang optimal, berikut ini beberapa pertimbangannya : -
Order
yang diberikan ke subcontractor
memiliki tingkat
kompleksitas atau kesulitan rendah atau simpel -
Jumlah volume order yang diberikan kepada subcontractor adalah volume order menengah hingga tinggi
5.2
Saran Saran yang dapat diberikan kepada pihak PT. XYZ dan juga industri
manufaktur lainnya, khususnya industri sejenis berdasarkan kesimpulan dan analisa-analisa yang telah dilakukan sebelumnya guna meminimalisasi biaya produksi dengan optimalisasi kapasitas melalui analisis sistem jam kerja, antara lain : 1. Melakukan analisis biaya produksi jika dilakukan order secara subcont untuk memastikan efisiensi biaya produksi subcont terhadap biaya aktual
129
produksi internal saat ini yang dilakukan di PT. XYZ 2. Melakukan subcont order sesuai dengan flow dan prosedur yang sudah ditetapkan, sehingga kontrol dan manajemen subcont dapat lebih mudah 3. Jika jumlah order melebihi kapasitas yang tersedia, alternatif lain yang dapat dilakukan selain subcont order adalah dengan order jual, artinya membeli produk/outsole dari supplier 4. Dalam melakukan analisis data, variabel yang diolah dapat disesuaikan dengan hal yang akan dianalisis, tidak hanya tiga variabel independen seperti yang sudah diolah oleh peneliti, namun dapat menganalisis dari variabel lainnya, seperti material dan sebagainya 5. Dalam mengatur alokasi order, perlu dibuat kapasitas minimum dan maksimum order, sehingga fluktuasi jumlah order per bulan dapat diminimalisir dan pengaturan perencanaan produksi menjadi lebih optimal