96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dalam hasil analisa perkembangan divisi BBM Industri & Marine melalui berbagai macam analisa, maka dapat disimpulkan sebagai gambaran bahwa posisi PT Elnusa Petrofin saat ini adalah : •
Ditinjau dari hasil analisa lingkungan PESTEL untuk divisi BBM Industri & Marine ini dapat disimpulkan bahwa dari sisi sosial supply BBM memang dibutuhkan oleh masyarakat, hal ini dilihat dari konsumsi BBM per tahun yang terus bertambah dan bertambahnya pula industri-industri yang membutuhkan BBM, terlebih lagi dengan adanya sistem teknologi yang semakin berkembang dari tahun ke tahun, dimana kita ketahui bahwa teknologi yang semakin canggih yang digunakan oleh suatu industri untuk kegiatan kebutuhan
operasionalnya BBM.
akan
Dengan
mengakibatkan
pertumbuhan
semakin
perekonomian
bertambahnya pula
maka
pertumbuhan BBM juga akan terus bertumbuh sejalannya dengan pertumbuhan ekonomi, karena industri-industri yang baru muncul akan membutuhkan tenaga kerja yang baru sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi itu sendiri, akan tetapi di industri hilir migas mau tidak mau akan tetap berjalan, karena kita ketahui bahwa BBM merupakan kebutuhan yang selalu dibutuhkan, didukung pula dengan kebijakan
97
pemerintah yang mengatur dengan baik perkembangan supply BBM di Indonesia, meskipun terdapat beberapa ketidakkonsistenan pemerintah itu sendiri.
•
Kesimpulan untuk analisa five forces terlihat bahwa industri hilir migas memang terus berkembang dan begitu pula untuk bisnis BBM Industri itu sendiri. Akan tetapi jika ditelusuri lebih dalam, bisnis BBM Industri bagi PT Elnusa Petrofin merupakan bisnis yang customernya tidak loyal terhadap produk yang ditawarkan, karena customer mempunyai posisi tawar yang cukup tinggi begitu pula dengan supplier PT Pertamina (Persero) yang mempunyai posisi tawar yang tinggi, bersamaan dengan persaingan dengan kompetitor yang cukup ketat karena balik lagi kepada pernyataan bahwa customer
tidak
loyal
terhadap
produk
yang
ditawarkan,
sehingga
mengakibatkan PT Elnusa Petrofin harus lebih keras dalam menghadapi para kompetitornya. Terlebih pula dari produk BBM yang ditawarkan dimana tidak ada yang dapat menggantikan nya dan hanya PT Elnusa Petrofin beserta kompetitornya lah yang dapat menyediakan produk tersebut.
•
Untuk Analisa SWOT bisnis BBM Industri yang dijalankan oleh PT Elnusa Petrofin mempunyai kekuatan yang sangat kuat yaitu kedekatan dan sebagai anak dari anak perusahaan PT Pertamina (Persero), sehingga membuat perusahaan dapat menjalankan bisnis tersebut dengan baik dan terbuka nya
98
kesempatan untuk memperoleh pasar yang lebih luas yang belum dapat dijangkau oleh kompetitor lainnya. Walaupun terdapat kelemahan yang utama di masalah sumber daya manusia dan sistem administrasi yang kurang baik, akan tetapi dapat ditutupi dengan peningkatan kompetensi dari masing-masing karyawan perusahaan yang disupport oleh internal perusahaan. Serta peluangpeluang yang masih terbuka lebar di wilayah lain dan kesempatan yang ada walaupun mempunyai ancaman terhadap kompetitor-kompetitor yang mempunyai market share diatasnya.
•
Kesimpulan untuk analisa kompetitornya adalah PT Pertamina (Persero) sebenarnya bisa disebut sebagai kompetitor dari PT Elnusa Petrofin itu sendiri, karena mereka juga menjalankan bisnis yang sama, akan tetapi berhubung kedekatan perusahaan dengan PT Pertamina (Persero) dan kebijakan mereka yang menyatakan untuk mencari pasar selain pasar nya Pertamina, maka PT Elnusa Petrofin berkompetisi dengan kompetitor lainnya seperti AKR, Shell, Petronas yang mana memiliki market share lebih tinggi dibanding dengan PT Elnusa Petrofin. Karena mereka mensupply BBM lebih banyak dibandingkan dengan PT Elnusa Petrofin dan menempatkan PT Elnusa Petrofin tidak sama/tidak dalam porsi yang sama dengan mereka sehingga perbandingannya sungguhlah berbeda jauh. Lain lagi dengan Patra Niaga, PT Elnusa Petrofin bersaing secara sehat, dikarenakan sama-sama mempunyai kedekatan dengan PT Pertamina (Persero) dan sama-sama
99
mencari pasar winback yaitu pasar yang dikuasai oleh kompetitor NonPertamina, akan tetapi tetap menempatkan PT Elnusa Petrofin berada dibawah Patra Niaga. •
Analisa kinerja keuangan yang dapat disimpulkan berdasarkan laporan keuangan divisi BBM Indusri & Marine di tahun 2008, 2009 dan 2010 adalah dimana pada awal mula berdirinya divisi BBM Industri di tahun 2008 hanya memperoleh revenue yang sedikit, karena baru berjalan di bulan Agustus 2008, sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan yang sangat signifikan dari tahun 2008 ke tahun 2009 dimana bisnis tersebut sedang berkembang, begitu pula yang terjadi di tahun 2010 yang terjadi kenaikan akan tetapi tidak sebanyak yang terjadi di tahun 2008 ke tahun 2009. Dengan adanya kenaikan revenue tiap tahunnya, terlebih di tahun 2008 ke tahun 2009, membuat net income mengalami kenaikan yang sangat signifikan juga, akan tetapi dari tahun 2009 ke tahun 2010 terjadi penurunan net income yang sangat drastis, dimana pertumbuhan dari net income tersebut tidak sebesar dengan pertumbuhan revenue, hal ini diakibatkan karena adanya penurunan margin keuntungan yaitu penurunan diskon dari PT Pertamina (Persero).
5.2 Lesson Learnt dan Saran 5.2.1 Lesson Learnt Dalam case study ini dapat ditarik pembelajaran bahwa PT Elnusa Petrofin dalam membuka divisi yang baru yaitu BBM Industri & Marine
100
memulai dari awal sekali di akhir tahun 2008, dan berani untuk terjun ke dalam bisnis tersebut dengan adanya kompetitor-kompetitor raksasa yang sudah menguasai pasar yang ada, akan tetapi dengan keberanian mencoba dan strategi yang sesuai serta adanya kedekatan dengan PT Pertamina (Persero), membuat PT Elnusa Petrofin menghasilkan revenue yang melonjak tinggi di tahun 2009, begitu pula kenaikan di tahun 2010. Akan tetapi kenaikan tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan net income itu sendiri, dimana margin keuntungan yang didapatkan tidak sebanding dengan yang diperoleh dari revenue. Maka, walaupun bisnis ini memulai nya dengan cukup baik akan tetapi tidak menghasilkan net income yang diinginkan. Pembelajaran lainnya bisa dilihat bahwa bisnis BBM Industri & Marine ini memiliki ketergantungan terhadap PT Pertamina (Persero), yang pada awalnya mereka memberikan diskon yang cukup besar kepada perusahaan sampai akhirnya adanya kebijakan penurunan diskon dari PT Pertamina (Persero) itu sendiri yang mengakibatkannya net income yang semakin rendah. Bisnis yang sangat tergantung pada satu supplier PT Pertamina (Persero) ini, menurut pendapat penulis adalah bisnis yang kurang begitu sehat, karena apabila terjadi kebijakan Pertamina yang tidak dapat memberikan diskon lagi, maka bisnis tersebut akan menjadi tidak profitable lagi bagi PT Elnusa Petrofin dilihat dari margin yang semakin kecil. Langkah kedepan adalah bagaimana PT Elnusa Petrofin dapat bertahan dengan kondisi seperti itu, dapat penulis sampaikan di saran-saran dibawah ini.
101
5.2.2 Saran Meskipun dari hasil analisa lingkungan internal dan eksternal baik dari hasil analisa PESTEL, five forces dan SWOT, PT Elnusa Petrofin secara umum menunjukkan bahwa perusahaan memiliki beberapa kekuatan dan peluang serta posisi bisnis yang cukup baik dimana dapat bersaing dengan para
kompetitornya,
sehingga
membuat
perusahaan
mampu
untuk
berkembang. Namun mengingat bahwa perusahaan baru saja berdiri dan market share nya sangat kecil, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan kompetitor-kompetitor yang sudah ada, apalagi dilihat dari kondisi keuangan yaitu profit margin yang semakin lama semakin menurun karena penurunan diskon dari Pertamina tersebut. Maka penulis ingin menyarankan beberapa hal sebagai berikut : •
Melihat laporan keuangan divisi BBM Industri & Marine, yang mana margin keutungan yang didapat tergolong sangat kecil dibandingkan dengan biaya cost yang dikeluarkan, serta pertumbuhan revenue yang tidak sejalan dengan pertumbuhan net income, maka alangkah baiknya jika perusahaan dapat meninjau ulang bisnis BBM Industri ini. Apakah perusahaan bisa menerima margin yang terus menerus mengecil dari tahun
ke
tahunnya.
Jika
memang
perusahaan
ingin
terus
mengembangkan bisnis BBM Industri & Marine ini, alangkah baiknya jika menurunkan biaya-biaya yang dikeluarkan agar tidak terlalu besar pengeluarannya atau memang jika PT Elnusa Petrofin sudah cukup
102
puas dengan skala yang kecil untuk bersaing dengan raksasa-raksasa dibidang BBM Industri ini, maka mau tidak mau perusahaan harus bisa menerima keadaan seperti itu yang profitabilitas bisnisnya tersebut kurang begitu bagus. •
Apabila perusahaan tidak bisa menerima keadaan margin yang kecil dan profitabilitas yang kurang bagus, maka saya sarankan kepada perusahaan agar melakukan divestasi terhadap bisnis BBM Industri & Marine ini, dengan cara perusahaan bisa lebih fokus kepada bisnis lainnya yang sudah berjalan seperti untuk depo dan transportasi, yang mana memiliki margin keuntungan yang lebih besar. Dari analisa dimuka terlihat bahwa bisnis Depo yang menghasilkan profit margin sebesar 20 %, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan profit margin divisi BBM Industri & Marine yang hanya sekitar 1,3 % di tahun 2010.