80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Penelitian mengenai kredit pernah ada akan tetapi dengan objek yang
berbeda. Pada penelitian kali ini penulis meneliti tingkat Loan to Deposit Ratio dan Non
Performing Loan pada PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. Dari penelitian ini penulis ingin melihat bagaimana tingkat Loan to Deposit Ratio dan
Non Performing Loan pada PT. BANK RAKYAT INDONESIA. Pengujian yang dilakukan menggunakan LDR dan NPL, dan dari analisis yang dilakukan di peroleh hasil yakni: 1. LDR pada BRI mengalami tendensi meningkat setelah melakukan go public pada tahun 2003. Dimana secara range yang dilihat dari LDR, bank dapat dikatakan baik karena rangenya meningkat setiap tahun dan begitu juga dengan range yang diperoleh oleh BRI yang terus meningkat menjadi sekitar 89 % pada akhir tahun 2008, tetapi masih berada dibawah 100 % . Jika range LDR melebihi 100 %, bisa dikatakan bank tersebut tidak sehat. 2. Analisis pada NPL, dimana kredit bermasalahnya masih cukup tinggi. Namun jika dipersentasekan nilai NPL stabil dan bisa dikatakan cukup
80
81
baik. Berbeda dengan LDR yang rangenya meningkat maka dapat dikatakan bank tersebut layak menyalurkan kreditnya ke masyarakat, namun
pada
NPL
jika
rangenya
mengalami
peningkatan
bisa
dikategorikan bank tersebut tidak sehat dan tidak adanya kemampuan dari bank tersebut untuk menarik dananya kembali yang telah disalurkan kepada masyarakat. Dan ini akan berdampak pada bank bersangkutan diakibatkan oleh kredit macet. Dilihat dari hasil analisis pengelolaan NPL, bisa dikatakan BRI sudah baik. Ini dilihat dari pergerakan NPL yang cukup stabil setiap triwulannya. 3. Analisis pada LDR dan NPL dapat berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian Indonesia secara makroekonomi. Dimana analisis yang dilakukan secara makroekonomi stabil maka kestabilan sistem keuangan secara keseluruhan. Jika makroekonomi stabil maka kestabilan perbankan dan sistem keuangan akan berjalan searah. Faktor pendorong pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan dari data yang dianalisis didapat dari pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 6 %. Secara garis besar dapat disimpulkan, bahwa LDR dan NPL dapat berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian. Karena perbankan merupakan salah satu indikator penggerak perekonomian. Jika range LDR pada perbankan mengalami tendensi meningkat maka masih ada kepercayaan masyarakat untuk meminjam dana dari bank yang bersangkutan.
82
5.2
Implikasi Penelitian Dengan range LDR yang tinggi, maka yang perlu diperhatikan adalah
persentase NPL yang akan diperoleh. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, dimana dengan range LDR yang tinggi belum tentu diikuti oleh peningkatan range NPL. Pada penelitian diatas dengan kenaikan LDR yang cukup signifikan yang berarti kemampuan bank untuk menyalurkan kredit ke masyarakat sudah baik, namun tidak begitu halnya dengan NPL. Dengan kenaikan LDR bisa menekan laju kenaikan NPL secara persentase, namun kredit bermasalah yang diperoleh masih cukup tinggi. Dengan hasil ini maka implikasi penelitian dari penulis terhadap perusahaan adalah perlunya mewaspadai kenaikan NPL oleh perusahaan, terutama kredit bermasalah. Karena dengan kenaikan NPL, berisiko terhadap sumber modal perusahaan itu sendiri. Walaupun demikian suatu perusahaan perlu melakukan antisipasi dengan cara meningkatkan kegiatan usahanya serta melakukan berbagai cara untuk menarik sumber dana perbankan yang sebesar-besarnya baik dari sumber dana pertama, kedua maupun ketiga. Sebaiknya suatu bank, sebelum hal itu terjadi seharusnya telah melakukan antisipasi terlebih dahulu dengan cara pengendalian, baik sebelum kredit macet itu terjadi (Preventive Control) dan sesudah kredit macet itu terjadi (Representive Control). Pengendalian sebelum kredit macet itu terjadi adalah dengan penetapan plafon kredit, pemantauan debitur dan pembinaan debitur. Lain pula yang terjadi pada Representive Control yaitu dengan cara :
83
1. Rescheduling (Penjadwalan Ulang) Perubahan syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu termasuk masa tenggang dan perubahan besarnya angsuran kredit. 2. Reconditioning (Persyaratan Ulang) Perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit meliputi perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat suku bunga, penundaan sebagaian atau seluruh bunga. 3. Restructuring (Penataan Ulang) Perubahan syarat kredit yang menyangkut: perubahan dana bank, konversi sebagian atau seluruh tunggukan bunga, konversi sebagian atau seluruh kredit.
4. Liquidation Penjualan barang-barang yang dijadikan agunan dalam rangka pelunasan utang. Dengan adanya hal ini maka diharapkan dapat meminimalkan kredit bermasalah pada NPL. Informasi ini, juga sangat berguna bagi penelitian selanjutnya untuk melihat perkembangan LDR dan NPL pada tahun-tahun berikutnya.
5.3
Saran Dari keseluruhan pembahasan penelitian, maka penulis menyarankan :
84
1. Selama lima(5) tahun penelitian yang dilakukan, LDR pada BRI sudah menunjukkan persentase yang bagus. Diharapkan BRI bisa meningkatkan performanya
pada
tahun-tahun
yang
akan
datang
dengan
cara
memfokuskan pada pencarian dana dan meningkatkan penyaluran kredit yang diberikan. 2. BRI diharapkan dapat menstabilkan rasio tingkat kesehatan dengan analisis likuiditas dimana menjaga rasio LDR di posisi yang ideal dengan memperhatikan kualitas kredit yang disalurkan supaya tidak menjadi kredit yang bermasalah sehingga dapat memperoleh keuntungan dari kredit yang disalurkan bagi bank. 3. BRI harus tetap memperhatikan persentase NPL khususnya untuk kredit bermasalah
agar
tidak
mengalami
peningkatan,
seiring
dengan
peningkatan LDR yang diperoleh. Secara keseluruhan persentase NPL cukup stabil dan ini tidak akan berpengaruh terhadap pergerakan perbankan itu sendiri serta pengendalian yang dilakukan perbankan agar tidak terjadi kenaikan pada NPL sudah cukup baik. 4. BRI diharapkan agar lebih berhati-hati dalam pemberian kredit dengan memperhatikan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan tetap melakukan pengawasan kredit sejak kredit tersebut dicairkan untuk memperkecil kemungkinan meningkatnya rasio NPL. 5. Diharapkan penelitian yang akan datang agar lebih mengkaji perbankan secara keseluruhan dalam kinerjanya terhadap dunia perbankan itu sendiri
85
dan perekonomian secara umum sehingga hasil yang diharapkan dapat lebih akurat.
Lampiran 1
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
STRUKTUR ORGANISASI BANK BRI RUPS Komite-Komite *)
KOMISARIS DIREKSI
Komite-Komite **)
Direktur Utama (CEO) ` Direktur UMKM
Direktur Bisnis Konsumer
Direktur Bisnis Komersial
Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN
Direktur Jaringan & Layanan
Direktur Keuangan
Direktur Pengendalian Risiko Kredit
Direktur Kepatuhan
Direktur Operasional
Divisi Bisnis Mikro
Divisi Bisnis Dana & Jasa
Divisi Bisnis Umum
Divisi Hubungan Lembaga
Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel
Divisi Treasury
Divisi Analisis Risiko Kredit
Divisi Manajemen Risiko
Divisi Sentra Operasi
Divisi Bisnis BUMN
Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro
Divisi Akuntansi Manajemen & Keuangan
Divisi Restrukturisasi & Penyelesaian Kredit Bermasalah
Divisi Rencana Strategi
Divisi Teknologi & Sistem Informasi
Divisi Layanan
Divisi Bisnis Internasional
Divisi Administrasi Kredit
Divisi Hukum
Divisi Mnj. Aktiva Tetap & Logistik
Divisi Kepatuhan
Divisi Pendidikan & Pelatihan
Divisi Bisnis Ritel & Menengah
Divisi Kartu Kredit
Divisi Bisnis Program
Divisi Kredit Konsumer
Divisi Agribisnis
Desk Cash Management
Divisi Marketing Communication
Unit Kerja Luar Negeri
Kanca
Divisi Skretariat Perusahaan Divisi Manajemen SDM
Kantor Cabang Khusus
*) Komite Komisaris : Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko **)Komite Direksi : Komite Mnj.Risiko, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit, ALCO, Komite Kebijakan SDM
Lampiran 4
Kantor Wilayah
Audit Intern