BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan serta
berdasarkan teori yang melandasi penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. telah menerapkan Balanced Scorecard secara memadai, dengan langkahlangkah: a. Define the measurement architecture, diantaranya telah menentukan scorecard unit bisnis, telah mempelajari keterkaitan antar SBU, namun belum melaksanakan aktivitas dari keseluruhan rantai nilai dengan memadai. b. Build consensus around strategic objectives, diantaranya telah mensosialisasikan Balanced Scorecard pada unit bisnis yang terkait, adanya informasi tentang para pesaing, adanya perkembangan teknologi, serta adanya ukuran dan pertumbuhan pasar. c. Select and design measure, diantaranya telah dilakukan pengukuran perspektif keuangan, pengukuran perspektif pelanggan, pengukuran proses
bisnis
internal,
serta
pengukuran
pertumbuhan
dan
pembelajaran yang masing-masing akan diuraikan di pembahasan pada bab ini. d. Build the implementation plan, yaitu mengembangkan pelaksanaan Balanced Scorecard walaupun PT. Ultrajaya masih menerapkan sistem Balanced
Scorecard
secara
parsial
sehingga
perlu
adanya
penyempurnaan. 2.
Kinerja perusahaan setelah penerapan Balanced Scorecard mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut:
95
96
a. Rasio Likuiditas, kinerja keuangan yang diukur berdasarkan rasio ini mengalami peningkatan yang signifikan, diantaranya Modal Kerja Bersih meningkat terakhir sebesar 741,66% pada tahun 2005, Rasio Lancar meningkat terakhir sebesar 200% pada tahun 2005, dan Rasio Cepat meningkat terakhir sebesar 200% pada tahun 2005. b. Rasio Aktivitas, kinerja keuangan yang diukur berdasarkan rasio ini mengalami peningkatan yang signifikan, diantaranya Perputaran Persediaan meningkat terakhir sebesar 11,11% pada tahun 2005, Ratarata Periode Tagih stabil, walaupun belum memenuhi target, Rata-rata Periode Bayar yang telah memenuhi persyaratan kredit pemasok, Perputaran Aktiva Tetap meningkat terakhir sebesar 66,67% pada tahun 2005, dan Perputaran Total Aktiva meningkat terakhir sebesar 42,5% pada tahun 2005. c. Rasio Hutang, kinerja keuangan yang diukur berdasarkan rasio ini mengalami penurunan yang signifikan (penurunan pada rasio hutang dinilai baik), diantaranya Rasio Hutang menurun terakhir sebesar 27,6% pada tahun 2005, dan Rasio Hutang terhadap Ekuitas menurun terakhir sebesar 63,95% pada tahun 2005, Rasio Mampu Bayar Bunga menurun terakhir sebesar 26,53% pada tahun 2005. d. Rasio Profitabilitas, kinerja keuangan yang diukur berdasarkan rasio ini mengalami penurunan, diantaranya Marjin Laba Kotor menurun terakhir sebesar 5,07% pada tahun 2005, Marjin Laba Operasi menurun terakhir sebesar 45,4% pada tahun 2005, Marjin Laba Bersih menurun terakhir sebesar 86,1% pada tahun 2005, Hasil atas Total Asset menurun terakhir sebesar 81,18% pada tahun 2005, Hasil atas Ekuitas menurun terakhir sebesar 85% pada tahun 2005 dan Pendapatan per Saham menurun terakhir sebesar 80% pada tahun 2005. e. Rasio Pasar, kinerja keuangan yang diukur berdasarkan rasio ini mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sebesar 138,46% (diukur dengan menggunakan Rasio Harga Pasar/ Pendapatan).
97
f. Market Share, secara umum stabil dan menguasai pangsa pasar. Hanya dua dari enam kategori produk yang belum menguasai pangsa pasar, yaitu UHT Tea dan SCM. g. Customer Profitability mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, kecuali tahun 2005. Hal ini disebabkan biaya iklan dan promosi naik sebesar 400,53%. h. Ada inovasi berupa produk baru (susu bantal, teh rasa buah), varian baru (Buavita varian aloe vera, high calcium, dan lain-lain), penggantian packaging, kemasan mini, inovasi sistem informasi baru yakni SAP, inovasi strategi perusahaan, diantaranya mulai menerapkan Balanced
Scorecard,
serta
aktivitas-aktivitas
yang
menunjang
pemasaran. i. Tingkat barang cacat mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu sebesar 3,41% di tahun 2003, 30,68% di tahun 2004, dan 34,09% di tahun 2005. j. Cycle Effectiveness stabil. k. Tingkat produktivitas naik secara signifikan dari tahun ke tahun, yaitu 4,55% di tahun 2003, 11,74% di tahun 2004, dan 45,31% di tahun 2005. l. Postsale Service dijalankan dengan baik dan selalu menanggapi saran serta keluhan pelanggan tanpa menunggu tumpukan kasus. m. Tingkat absensi mengalami penurunan yang signifikan, yaitu sebesar 9,37% di tahun 2003, 57,74% di tahun 2004, dan 20,38% di tahun 2005. Hal ini juga ditunjang oleh pemberian bonus kepada karyawan yang jarang absen. n. Labour Turnover mengalami penurunan yang signifikan, yaitu sebesar 26,41% pada tahun 2005. o. Tingkat pendidikan karyawan mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu sebesar 9,24% di tahun 2003, 20,17% di tahun 2004 dan 31,1% di tahun 2005.
98
Hal-hal tersebut juga divalidasi oleh jawaban kuesioner yang secara umum (81,43%) menyatakan terjadi peningkatan kinerja perusahaan setelah penerapan Balanced Scorecard. Dalam melakukan penelitian ini penulis juga menemukan kelemahankelemahan yang terjadi pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. sebagai berikut: a. Perseroan menerapkan Balanced Scorecard masih secara parsial, yaitu pada departemen operasi, logistik, serta marketing saja. Hal ini mengindikasikan Perseroan masih ragu-ragu dan kurang optimis dalam menerapkan strategi baru ini. b. Biaya promosi dan iklan melonjak sangat tinggi, sebesar 400,54 % dan freight expense meningkat sebesar 89,41 %. Hal ini mengindikasikan Perseroan kurang mengontrol biaya secara tepat guna, serta tidak dapat mencapai target profitabilitas yang telah ditetapkan. c. Karena Balanced Scorecard masih diterapkan secara parsial, para karyawan yang tidak terlibat dalam penerapan Balanced Scorecard cenderung kurang mengetahui tentang target-target untuk mencapai visi dan misi Perseroan.
5.2
Saran Adapun saran-saran yang peneliti coba ajukan untuk dapat dijadikan bahan
masukan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: 1.
Sebaiknya Perseroan mulai menerapkan Balanced Scorecard secara terpadu. Karena ketika Perseroan masih menerapkan Balanced Scorecard secara parsial pun kinerja sudah mengalami peningkatan
yang signifikan,
terlebih
lagi
bila Perseroan
menerapkannya secara terpadu. 2.
Hendaknya Perseroan lebih memfokuskan diri pada kinerja profitabilitas, dan melakukan efisiensi dana yang digunakan untuk promosi dan iklan, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih sedikit namun tepat sasaran.
99
3.
Hendaknya Perseroan lebih berani dan terbuka terhadap segala perubahan dan inovasi yang terjadi dalam lingkungan perusahaan, terutama keberanian untuk menerapkan sistem-sistem baru yang nyata-nyata membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
4.
Hendaknya para karyawan lebih bersatu padu sebagai team yang menerapkan Balanced Scorecard, demi mencapai visi dan misi perusahaan.