BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah penulis melakukan penelitian, penulis memberikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan masalah penelitian yang penulis teliti. Kesimpulan diperoleh dari hasil analisis dan penafsiran data yang telah ada. Sedangkan, saran-saran diberikan sebagai bahan pertimbangan agar dapat membantu terlaksananya kegiatan pengajaran dengan baik. 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Hasil belajar siswa sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlakuan, mengalami perbedaan yang cukup tinggi. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebelum mendapat perlakuan adalah 55.25 sedangkan hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan, hasil belajarnya mengalami kenaikan yang cukup pesat. Hasil belajar siswa setelah mengalami perlakuan adalah 88.25 Berbeda dengan nilai rata-rata kelas kontrol sebelum mendapat perlakuan dengan menggunakan metode konvensional. Hasil yang di dapat kelas kontrol sebelum mendapat perlakuan nilainya 55.5 dan hasil yang didapat kelas control setelah mendapat perlakuan berupa metode konvensional yaitu 75.75 2. Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
penulis
lakukan,
sebelum
pembelajaran diberikan diperoleh data nilai rata-rata pretest kelas 88
kontrol sebesar 55.5 dan kelas eksperimen sebesar 55.25. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil pretes kedua kelas termasuk ke dalam kategori kurang sekali. Perhitungan tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan komparatif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh t hitung sebesar -0.488 sedangkan t tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,02 dan pada taraf signifikansi 1% sebesar 2,70. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata kelas kontrol dan nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum dilaksanakan perlakuan berupa pembelajaran kosakata verba bahasa Jepang dengan metode Word Square. Setelah diberikan perlakuan atau treatment pada kedua kelas tersebut, nilai rata-ratanya meningkat. Kelas kontrol yang
menggunakan
perlakuan atau treatment dengan metode konvensional , memperoleh nilai rata-rata postes sebesar 75.75. Sedangkan untuk kelas eksperimen yang perlakuan atau treatment menggunakan metode Word Square, memperoleh nilai rata-rata post-test sebesar 88.25. Dari keterangan tersebut dapat dilihat perbedaan yang signifikan antara hasil postes kedua kelas. Perhitungan tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan komparatif antara kedua kelas, diperoleh t hitung sebesar 19.872 sedangkan t tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,02 dan pada taraf signifikansi 1% sebesar 2,70. Dengan demikian sangat jelas terlihat adanya perbedaan yang sangat signifikan antara hasil postes kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan atau 89
treatmen dengan menggunakan metode Word Square. Hal tersebut membuktikan hipotesis yang penulis ajukan yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan pada penguasaan kosakata verba menggunakan metode Word Square. 3. Dari hasil keefektifan metode yang peneliti uji, dapat diketahui dari hasil normalized gain. Dari hasil nilai rata-rata normalized gain pada kelompok eksperimen (menggunakan metode Word Square) sebesar 0,73 dengan kriteria untuk efektivitas pembelajaran adalah sangat efektif, dan rata-rata normalized gain untuk kelompok kontrol (menggunakan metode konvensional) sebesar 0,44 dengan kriteria untuk efektivitas pembelajaran adalah efektif. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Word Square lebih efektif dibandingkan pembelajaran dengan metode konvensional. 4. Dari hasil data angket yang penulis bagikan kepada 20 responden, dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
seluruh
(100%)
responden
menyatakan bahwa mereka menyukai bahasa Jepang. Dan mereka membutuhkan metode yang tepat untuk memperkuat penguasaan kosakata bahasa Jepang, khususnya dalam penguasaan kosakata verba bahasa Jepang,dan dari hasil angket tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar (58%) responden menyatakan bahwa metode Word Square dapat mengasah kreatifitas dan kemandirian siswa dalam penguasaan kosakata verba bahasa Jepang menjadi lebih mudah dan menarik. Sedangkan sebagian kecil (15%) responden menyatakan 90
metode Word Square tidak dapat mengasah kreatifitas dan kemandirian siswa dalam penguasaan kosakata verba bahasa Jepang menjadi lebih mudah dan menarik. Dan sebagian besar (95%) responden menyatakan perlunya metode Word Square dalam penguasaan kosakata verba bahasa jepang. Sedangkan hampir tidak ada (5%) responden menyatakan ketidak perluan responden dalam penguasaan kosakata verba menggunakan metode Word Square. Dari penafsiran diatas dapat dinyatakan bahwa metode Word Square merupakan metode yang sangat efektif dalam penguasaan kosakata verba bahasa Jepang. Dan
dengan menggunakan metode Word Square dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam penguasaan kosakata verba bahasa Jepang, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran penguasaan kosakata verba dengan mengguankan metode Word Square, dan hasilnya terdapat perbedaan yang signifikan dan hasil belajar siswa pun menjadi meningkat. Selain itu penguasaan kosakata verba dengan mengguankan metode Word Square dapat mengasah kreatifitas dan kemandirian siswa dalam penguasaan kosakata verba bahasa Jepang menjadi lebih mudah dan menarik. Kendala yang dialami dalam proses pembelajaran berlangsung adalah tingkat kepandaian siswa yang berbeda-beda sehingga dapat menghabiskan banyak waktu. Dalam pembuatan lembar Word Square, peneliti harus membuat kolom kosakata dengan serapih mungkin dan dapat dimengerti oleh siswa. 91
5.2 Saran Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, penulis menyampaikan beberapa sara sebagai berikut: 1. Bagi siswa, agar penguasaan kosakata verba bahasa Jepang meningkat, diharapkan metode Word Square senantiasa untuk menerapkannya, tidak hanya pada mata pelajaran bahasa Jepang saja tetapi pada pelajaran yang lainnya pun bisa dicoba untuk diterapkan. Dan hal yang paling penting adalah pola berpikir siswa tentang belajar yang tadinya membosankan bisa berubah menjadi menyenangkan. 2. Bagi pengajar,
metode Word Square adalah suatu metode
pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk lebih disiplin dan mengembangkan kreatifitasnya sendiri, Oleh karena itu, diharapkan agar guru dapat mempertimbangkan bahwa metode Word Square dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran bahasa Jepang, khususnya pembelajaran kosakata, sehingga metode pembelajaran lebih bervariasi dan menarik. 3. Bagi peneliti selanjutnya, semua metode pembelajaran yang ada, pasti mempunyai tujuan yang dapat memajukan sistem pembelajaran agar menjadi lebih baik dan yang terpenting adalah bagaimana caranya bahwa dalam proses pembelajaran itu menjadi menarik dan hasil belajar pun menjadi maksimal, begitu juga dengan metode Word Square, di dalam proses pembelajarannya mempunyai tujuan dan target tersendiri. Dalam penelitian ini penulis mencoba meneliti 92
bagaimana pengaruh Metode Word Square terhadap hasil belajar siswa dalam penguasaan kosakata verba bahasa Jepang, akan tetapi metode Word Square ini tidak hanya bisa digunakan untuk penguasaan kosakata verba, akan tetapi dalam pelajaran apapun bisa diterapkan. Untuk itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan ide-ide kreatifnya untuk pengajaran bahasa Jepang selanjutnya tidak hanya kosakata. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya dengan menggunakan metode lainnya yang terus dikembangkan dan perbaikan dapat pembuatan permainan yang lebih baik dan lebih bermanfaat.
93