BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Persepsi perawat dan orang tua terkait makna orang tua di dalam asuhan perawatan bedah anak menunjukkan pemahaman mereka bahwa orang tua merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak, sehingga ketika sedang mengalami kesakitan dan menjalani rawat inap di rumah sakit sekalipun orang tua tetap tidak absen dari proses tersebut. Perawat dan orang tua memiliki persepsi yang mutual terkait tugas dan peran orang tua selama mendampingi anak menjalani perawatan yaitu utamanya meliputi kegiatan pemenuhan ADL dan kebutuhan emosional pasien bedah anak selama dirawat, sedangkan tugas dan peran perawat lebih ditekankan pada perawatan yang membutuhkan keterampilan. Pemilahan tugas dan peran tersebut menjadi dasar perawat dan orang tua dalam menentukan sampai sejauh mana partisipasi orang tua dalam asuhan perawatan pasien bedah anak. Kerja sama antara perawat dan orang tua ditunjukkan melalui pemberian tindakan perawatan yang dilaksanakan secara bersama-sama. Orang tua menjadi rekan perawat untuk mengobservasi perkembangan kondisi pasien. Perawat bertanggung jawab mendampingi, mengawasi, memonitor, serta mengevaluasi pelaksanaan kerja sama tersebut sehingga tidak mencederai pasien bedah anak maupun anggota keluarganya.
106
107 Sejumlah hambatan ditemui dalam implementasi PBK oleh perawat dan orang tua dalam rupa penghambat dan pembatas penerapan PBK. Penghambat penerapan PBK paling utama berkaitan dengan masih kurangnya fasilitas yang disediakan rumah sakit untuk mendukung implementasi PBK dan keengganan dari orang tua untuk dilibatkan dalam perawatan anak. Pembatas penerapan PBK banyak berhubungan dengan keterbatasan yang dimiliki orang tua untuk berpartisipasi dalam asuhan perawatan anak serta sejumlah isu berkaitan persepsi orang tua terkait keterlibatan dalam asuhan perawatan. Hal di atas menunjukkan bahwa persepsi perawat dan orang tua tentang PBK pada umumnya konsisten dengan konsep PBK yang telah berkembang sejauh ini. Namun terlepas dari keyakinan yang kuat dari perawat dan orang tua terhadap konsep PBK dan pandangan bahwa konsep tersebut telah diimplementasikan dalam asuhan perawatan, penelitian ini menunjukkan masih terdapat sejumlah kesenjangan antara PBK dalam konteks sebenarnya dan PBK yang dipersepsikan perawat di dalam penelitian ini. PBK adalah asuhan yang memperhatikan kekuatan dan pilihan keluarga sampai sejauh mana mereka ingin terlibat di dalam asuhan perawatan anak. Kemitraan di dalam PBK, sebagaimana seharusnya dijalankan, menunjukkan suatu hubungan yang setara antara petugas kesehatan dan orang tua. Di dalam penelitian ini, kendati perawat melibatkan, mengikutsertakan, maupun berkerja sama dengan orang tua dalam memberikan asuhan, hal tersebut tidak serta merta memberikan otonomi dan kontrol pada orang tua. Sehingga hal tersebut membatasi orang tua untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengambilan keputusan perawatan anak dan bukan hanya sebatas
108 dilibatkan. Akan tetapi kurangnya partisipasi orang tua dalam perawatan tidak dapat dihindari ketika perilaku tersebut didukung oleh pengaruh kebudayaan lokal (Jawa) terhadap cara orang tua memandang konsep sehat sakit. Pandangan terhadap konsep sehat-sakit yang murni dianggap sebagai takdir seseorang pada masyarakat Jawa dari strata sosial ekonomi lebih rendah menimbulkan kepasrahahan dan keputusasaan mendalam. Sehingga hal tersebut mempengaruhi perilaku mereka untuk bergantung sepenuhnya pada petugas kesehatan dalam pengambilan keputusan terkait perawatan anak.
B. Saran 1. Bagi Perawat Perawat adalah petugas kesehatan yang paling sering bertemu dengan anggota keluarga pasien bedah anak. Perawat sebaiknya selalu meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik agar mampu membina kemitraan dan bernegosiasi dengan orang tua terkait pengambilan keputusan maupun partisipasi orang tua. Perawat sebaiknya memahami harapan orang tua terkait pelibatan dan partisipasi mereka di dalam asuhan perawatan anak sehingga perawat dapat mengikutsertakan orang tua dalam perawatan anak tanpa membatasi otonomi dan kontrol orang tua maupun membuat orang tua menjadi terbeban karena pelibatan mereka. Perawat juga sebaiknya memberikan edukasi PBK kepada orang tua sehingga orang tua memahami harapan perawat terhadap peran orang tua dalam perawatan anak dan pentingnya peran tersebut terhadap proses kesembuhan pasien bedah anak.
109 2. Bagi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Dukungan manajerial dan fasilitas sangat diperlukan agar PBK dapat terlaksana dengan baik. Dukungan manajerial tersebut dapat diberikan dalam rupa perubahan cara memandang orang tua di dalam asuhan perawatan, yaitu orang tua bukanlah sekedar pendamping anak selama menjalani perawatan di rumah sakit, tetapi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses kesembuhan pasien sehingga kebutuhan mereka pun harus dipenuhi. Rumah sakit dapat membuat suatu prosedur operasional yang terstandarisasi dan jelas mengenai tahapan implementasi PBK. Rumah sakit perlu menyediakan fasilitas yang memadai, seperti akomodasi yang layak bagi keluarga sehingga kebutuhan keluarga yang menemani anak di rumah sakit tidak terabaikan. 3. Bagi Penyelenggara Pendidikan Keperawatan Sekolah-sekolah keperawatan hendaknya memberikan pendidikan yang memadai terkait konsep PBK dan bagaimana konsep tersebut diterapkan di lahan praktik nyata. Latihan keterampilan selama periode skills lab dapat menjadi sarana dimulainya penerapan PBK di dalam asuhan perawatan. Panduan latihan keterampilan
sebaiknya
dapat
memasukkan
keterampilan
berkomunikasi
terapeutik dengan anggota keluarga dan edukasi kepada keluarga terkait ekspektasi perawat terhadap peran meraka dalam asuhan perawatan anak. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Belum ada instrumen yang secara khusus dapat mengukur persepsi perawat dan keluarga terkait PBK di tatanan perawatan bedah anak. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan instrumen pengukuran persepsi tersebut yang sesuai
110 dengan keadaan dan kebudayaan di Indonesia. Diperlukan juga eksplorasi mendalam terkait PBK di tatanan perawatan bedah anak dari pasien bedah anak sendiri. Pentingnya eksplorasi tersebut karena selama ini penelitian terkait persepsi PBK lebih banyak mengeksplorasi dari sisi perawat dan orang tua saja. Pentingnya eksplorasi pada pasien bedah anak akan memperluas konsep PBK dari sudut pandang yang berbeda.