102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pertanyaan penelitian dan pembahasan penelitian. Secara keseluruhan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses Program Pelatihan Keterampilan Hantaran di LKP Juherni Kabupaten Cirebon Pada tahap perencanaan, pihak penyelenggara melakukan identifikasi belajar didasarkan atas kebutuhan masyarakat luas, dilihat dari dunia usaha yang membutuhkan tenaga kerja yang terampil pada bidang hantaran dan khususnya untuk masyarakat yang membutuhkan pendidikan keterampilan yang dijadikan bekal untuk bekerja atau berwirausaha agar dapat membantu pendapatan keluarga. Tujuan dari diadakannya pelatihan keterampilan hantaran ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik dalam keterampilan hantaran dan meningkatkan kemampuan berwirausaha guna untuk bekerja atau berwirausaha. Terakhir pada tahap perencanaan adalah penyusunan program pelatihan. Pada tahap pelaksanaan sumber daya yang dimiliki LKP Juherni yang sudah dijelaskan dalam tahap perencanaan, sarana dan prasarana telah memadai untuk pelaksanaan pelatihan yang terlihat dari instruktur/tutor, tempat/ruang belajar, alat dan bahan yang lengkap tersedia di LKP Juherni. Instruktur/tutor
Yusi Lisdiana, 2012 Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Hantaran Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Juherni Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
103
telah memberikan materi baik teori maupun praktek sudah disampaikan sesuai dengan kurikulum dan modul yang telah disusun. Materi yang diberikan adalah mengenai kewirausahaan, praktek hantaran, dan teori hantaran dengan menggunakan metode pendekatan pembelajaran orang dewasa (andragogy). Adapun dana/biaya dalam pelaksanaan pelatihan keterampilan hantaran ini sudah memadai yaitu diperoleh dari bantuan pemerintah melalui Dinas Pendidikan Provinsi khususnya dari P2PNFI Regional I Bandung dan dari lembaga sendiri. Evaluasi atau penilaian terhadap peserta didik dilakukan pengamatan sikap dan perilaku serta pengetahuan peserta didik melalui alat evaluasi yang mengacu pada kurikulum dan modul yang telah disusun seperti tes tertulis, tes lisan maupun tes praktek. LKP Juherni yaitu melaksanakan evaluasi harian, evaluasi mingguan dan
evaluasi
akhir.
Evaluasi
dilakukan
oleh
penyelenggara/pengelola,
instruktur/tutor, dan melibatkan peserta diidk juga. 2. Hasil Program Pelatihan Keterampilan Hantaran Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha di LKP Juherni Kabupaten Cirebon Dilihat dari aspek kognitif bahwa sebelumnya peserta didik belum memiliki pengetahuan tentang cara membuat hantaran, setelah mereka mengikuti pelatihan ini, peserta didik memiliki pengetahuan, pemahaman, dan cara membuat hantaran. Peserta didik mempraktekan bagaimana membuat hantaran sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh instruktur/tutor saat pelatihan ini berjalan, agar kedepannya peserta didik dapat berwirausaha dalam bidang hantaran.
Yusi Lisdiana, 2012 Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Hantaran Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Juherni Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
104
Pemahaman, pengetahuan, penerapan, dan penilaian peserta didik mengenai materi yang diberikan yaitu diharapkan peserta didik dapat mengembangkan/meningkatkan hasil dari pelatihan ini untuk masa depan mereka sendiri. Dengan adanya modal yang diberikan oleh LKP Juherni, diharapkan peserta didik setelah pelatihan dapat berwirausaha di bidang hantaran Pada aspek Afektif, peserta pelatihan sudah cukup baik dalam menerima, menghayati, menilai, mengelola dan menanggapi materi mengenai keterampilan hantaran dan juga mengenai kewirausahaan. Walaupun peserta belum begitu mengusai teori kewirausahaan, tetapi secara sikap sudah terlihat karena peserta pelatihan sudah ada yang memulai usaha jasa hantaran baik secara individu maupun kelompok. Usaha yang dilakukan secara individu adalah baru sebatas menerima orderan serta melakukan promosi, sedangkan usaha yang yang dilakukan secara kelompok adalah sudah dapat membuka usaha toko jasa hantaran. Sementara itu dalam aspek Psikomotor setelah dilakukan evaluasi oleh instruktuk/tutor
pelatihan,
peserta
pelatihan
telah
memiliki
kompetensi
keterampilan seacra fisik mengenai keterampilan hantaran yang cukup baik, hal ini terlihat dari peserta pelatihan dapat menghasilkan karya hantaran yang bagus dengan mengikuti aturan atau dasar teori yang sebelumnya disampaikan oleh tutor, dengan kata lain dapat mengartikulasikan materi yang diberikan oleh instruktur/tutor, dan selain itu juga mereka memiliki keterampilan dalam menirukan karya hantaran orang lain, serta dapat merancang dan menjalankan peluang usaha yang diciptakan.
Yusi Lisdiana, 2012 Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Hantaran Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Juherni Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
105
Peneliti menyimpulkan bahwa dari aspek-aspek yang diteliti mengenai hasil pelatihan keterampilan hantaran di LKP Juherni secara keseluran untuk aspek Kognitif, Afektif maupun Psikomotor sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan peserta yang tadinya tidak tahu dan tidak bisa dalam keterampilan hantaran menjadi tahu dan terampil dalam keterampilan hantaran serta menjadi mandiri. Dalam aspek kewirausahaan peserta masih kurang begitu menguasai teori kewirausahaan, namun dalam sikap peserta sudah mulai menjalankan usaha dengan menerima pesanan dan sudah ada yang membuka toko hantaran. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Pelatihan Keterampilan Hantaran di LKP Juherni Kabupaten Cirebon Faktor pendukung dan penghambat ini menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threat) atau dalam bahasa Indonesia adalah Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. a. Faktor Pendukung Kekuatan dari pelatihan keterampilan hantaran ini adalah kuantitas yang disertai dengan kualitas lulusan (peserta didik) yang disertai kualitas perubahan dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor (pengetahuan, sikap dan keterampilan) ke arah yang lebih baik dan peserta didik setelah pelatihan diberikan modal oleh lembaga, sehingga peserta didik bisa bekerja atau berwirausaha setelah mengikuti pelatihan. Kemitraan merupakan sebuah peluang dalam pelatihan tersebut karena kemitraan merupakan sebuah wadah bagi lulusan.
Yusi Lisdiana, 2012 Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Hantaran Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Juherni Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
106
b. Faktor Penghambat Pada saat pelaksanaan pelatihan hampir tidak ada hambatan karena penyelenggara/pengelola sudah mempersiapkan semua fasilitas yang memadai untuk pelaksanaan pelatihan keterampilan hantaran ini dan setelah pelatihan peserta diberikan modal oleh lembaga untuk memulai berwirausaha dalam bidang hantaran yaitu berupa alat-alat untuk membuat hantaran. Adapun tantangan pada pelaksanaan pelatihan keterampilan hantaran ini adalah peserta didik yang sebagian besar peserta didik berlatar belakang pendidikan SD jadi instruktur/tutor harus lebih aktif dalam proses pelatihan karena pengetahuan dan pola pikir peserta didik belum terbentuk.
B. Saran Hasil penelitian yang telah penulis simpulkan, akhirnya penulis ingin mengemukakan saran-saran guna menjadi suatu bahan perbaikan selanjutnya. Untuk lebih jelasnya saran dari penulis diantaranya yaitu sebagai berikut: 1. Untuk Penyelenggara/Pengelola a. Pihak penyelenggara/pengelola harus benar-benar melakukan monitoring perkembangan peserta didik setelah pelatihan keterampilan hantaran selesai agar dapat mengetahui sejauhmana perkembangan peserta didik dalam kemampuan berwirausahanya. b. Memberikan semangat kepada peserta pelatihan agar merasa terdorong untuk lebih meningkatkan kemampuan berwirausaha dalam bidang hantaran.
Yusi Lisdiana, 2012 Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Hantaran Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Juherni Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
107
c. Memberikan pembinaan yang terus menerus kepada peserta didik walaupun peserta sudah dapat mandiri agar tetap menjalin komunikasi yang baik setelah selesai pelatihan. 2. Untuk Instruktur/Tutor Tutor perlu menentukan metode yang tepat untuk menyampaikan materi kewirausahaan agar peserta didik benar-benar dapat menguasai dan memahami toeri kewirausahaan. 3. Untuk Peneliti Selanjutnya Bagi pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian pada bidang kajian yang sama, sebaiknya ditelaah lebih jauh mengenai dampak keterampilan hantaran agar dapat mengetahui peserta didik dalam mengembangkan potensi diri dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan keluarganya. Penulis menyarankan pada kesempatan ini kepada peneliti lanjutan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian yang lebih banyak.
Yusi Lisdiana, 2012 Implementasi Program Pelatihan Keterampilan Hantaran Dalam Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Juherni Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu