BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Kita akan
terus mengkaji kembali perubahan-perubahan dalam lingkungan
eksternal kawasan pariwisata Lamongan (teknologi, ekonomi, politik, regulasi, kondisi sosial-kultural, pasar, kompetisi, dan perilaku pasar). Dari hasil analisis pemetakan terhadap lingkungan eksternal ini didapatkan bahwa: Perubahan Teknologi meliputi: (1) akses informasi global yang semakin luas, (2) perkembangan teknologi komputer, (3) Development of web and internet technology. Perubahan Politik Regulasi meliputi: (1) Dari otoriter ke demokratis, (2) Dari sentralisasi ke desentralisasi, (3) From “KKN” to “BTP”, (4) Penegakan hukum. Perubahan Sosial Budaya meliputi: (1) Solidaritas sosial budaya masyarakat, (2) Budi pekerti dan moral, (3) Pandangan terhadap kebendaan (4) Tanggung jawab sosial, (5) Gangguan terhadap peninggalan sejarah / obyek wisata. Perubahan Ekonomi meliputi: (1) Harapan yang besar terhadap pemulihan ekonomi,
102
(2) Tumbuhnya kepercayaan investor, (3) Pertumbuhan ekonomi yang masih rendah. Perubahan Pasar meliputi : (1) Level lokal: pengaruh implementasi otonomi daerah, (2) Level nasional: kecenderungan pulihnya sektor industri. Dan dari analisis internal kawasan pariwisata Lamongan didapatkan bahwa: (1) Kedekatan Lamongan dengan Surabaya sebagai pusat pemerintahan dan pusat ekonomi, (2) Sistem pemerintahan yang masih birokratis, (3) Tumbuhnya sektor industri dan pariwisata setelah pertanian. 2. Dari analisis pemetakan terhadap pesaing dan pelanggan kawasan pariwisata Lamongan didapatkan bahwa diantara
empat pesaing (Malang, Bojonegoro,
Tuban, dan Mojokerto) pesaing utama Lamongan adalah Malang. Sementara analisis terhadap pelanggan kawasan pariwisata Lamongan didapatkan bahwa: pelanggan semakin tinggi tuntutannya, pelanggan sensitif terhadap isu-isu yang berkembang, pelanggan tidak lagi memiliki loyalitas, tumbuhnya investor level nasional. 3. Dari hasil analisis TOWS didapatkan strategi umum yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan kawasan pariwisata Lamongan sebagai berikut: Strategi Strengths - Opportunity : a. Akses informasi global yang semakin luas dan perkembangan internet dan web technology untuk e-government, b. Meningkatkan iklim investasi dalam rangka menarik investor lebih besar untuk pengembangan kawasan pariwisata Lamongan.
103
Strategi Weaknesses - Opportunity : a. Mentransformasi diri dari bureaucratic-monopolistic government menjadi entrepreneurial-competitive government b. Menggunakan teknologi komputer untuk membangun komunikasi internal yang efektif. Strategi Strengths - Threats : a. Memperluas sosialisasi pelayanan perijinan One-Stop-Service ke pelanggan (TTI-TDO). b. Tingkatkan kerjasama regional antar kawasan pariwisata Lamongan dengan menonjolkan diferensiasi masing-masing kawasan. Strategi Weaknesses - Threats : a. Menjadi pemerintahan yang berorientasi pada pelanggan (customer-driven government). b. Fokus untuk mengurangi ketergantungan dengan Pemprop dan Pusat. c. Memberikan kepastian hukum. 4. Strategic Place Triangle mencakup tiga hal kunci. Pertama Strategi adalah tentang bagaimana merebut mind share yang mencakup Segmentasi-TargetingPositioning. Kedua Taktik adalah tentang bagaimana merebut market share yang mencakup Diferensiasi-Marketing Mix-Selling. Ketiga bagaimana
Value adalah tentang
merebut heart share yang mencakup Brand-Servis-Proses.
Kesembilan unsur ini merupakan hal yang esensial bagi organisasi, yang secara bersama-sama akan membentuk ‘grand design’ kasawan pariwisata Lamongan. Kesembilan unsur ini juga merupakan tulang punggung dari seluruh strategi kawasan pariwisata Lamongan. Kesembilan unsur Strategic Place Triangle
104
tersebut dapat diperas lagi menjadi Positioning, Diferensiasi, dan Brand, dimana kawasan pariwisata Lamongan Positioning- nya Datanglah ke Lamongan Setelah Bali. Diferensiasi-nya one-stop-shopping services, pesona wisata yang tak berakhir, cantik alami, penduduknya yang “welcome”, megah dan mempesona. Dan Brand-nya Pesona Wisata Lamongan. 5.2 Saran 1. Kita perlu mengelola perubahan-perubahan organisasi yang mencakup political change,technical change, dan cultural change. Bila tidak, maka kawasan pariwisata Lamongan hanya akan mangalami stagnasi dan tidak akan pernah berhasil melakukan transformation journey. 2. Kita harus terus merancang kembali architecture supaya dapat membuat strategi kawasan pariwisata Lamongan tetap sesuai dengan lingkungan eksternal yang terus berubah. 3. Kita juga harus menyeimbangkan kembali value proposition kepada stackholder , baik para pelanggan, karyawan, dan pemegang saham. 4. Pendekatan yang selama ini digunakan adalah pendekatan sektoral dan spasial dalam memasarkan potensi kawasan pariwisata Lamongan atau lebih bersifat inward looking yaitu hanya melihat potensi yang dimiliki oleh kawasan itu, tapi kurang memperhatikan sudut pemasaran itu sendiri (outward looking). Sehingga pendekatan
Strategi Pemasaran Wilayah (Marketing Places) dapat diterapkan
dalam mengembangkan kawasan pariwisata Lamongan. 5. Daerah
sudah
harus
menggeser
pendekatannya
dalam mengelola
dan
mengembangkan kawasan pariwisata Lamongan, dari pendekatan yang birokratis ke
pendekatan
strategic-entrepreneurial.
Pendekatan
birokratis
melulu
105
berorientasi pada prosedur dan aturan baku birokratis yang menyebabkan suatu kawasan kehilangan kepekaan terhadap kebutuhan konstituennya. Sementara pendekatan
strategic-entrepreneurial,
bersifat
pragmatis
karena
selalu
berorientasi hasil dan peka terhadap setiap peluang, selalu fokus pada kebutuhan dan ekspektasi konstituennya, dan yang tidak kalah penting pendekatan ini responsif terhadap setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan makro. 6. Yang terakhir kita harus dapat membangun budaya entrepreneurial bukan budaya birokratis. Karena sebagus apapun strategi akan menjadi sia-sia jika nilainilai (share values) dan perilaku (common behavior) yang berkembang di dalam organisasi pemerintahan masih bersifat birokratis.
106
DAFTAR PUSTAKA
Alex S. Nitisewito, Marketing, ghalia Indonesia, Jakarta, 1991 Alkadri, dkk, Manajemen Teknologi Untuk Pengembangan Wilayah,- Konsep Dasar, Contoh Kasus,dan Implikasi Kebijakan-, Penerbit Pusat Kajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah (P2KTPW) BPPT, Jakarta, 2001. Basu Swasta DH dan Irawan, Manajemen Pemasaran Mpdern, Edisi kedua, Liberty, 1992 Basu Swastha DH, Azas-azas Marketing, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988 Dwijowijoto, Riant Nugroho, Kebijakan Publik- Formula,Implementasi, dan Evaluasi-, PT. Alex Media Komputindo, Jakarta, 2003 Hunger J. David & Thomas L Wheelen, Manajemen Strategis, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2003 Kartajaya Hermawan, dan Yuswohadi, Attracting- Tourists, Traders, InvestorsStrategi Pemasaran Daerah di Era Otonomi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005 Kountour, Ronny, Motede Penelitian,- Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,- Penerbit PPM, Jakarta, 2004. _____________, Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2005, RPJMD Prop. Jawa Timur Tahun 2006 – 2008. ______________, Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 02 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD)
Kabupaten Lamongan Tahun 2006 – 2010.
107
______________, Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan No. 01 Tahun 2005 tentang Pengaturan Usaha Pariwisata, Rekreasi dan Hiburan Umum di Kabupaten Lamongan. Phillp Kotler, Marketing Management, Prentice-Hall International, Inc., 2003 Phillip Kotler, dkk, Rethinking Markerting – Sustainable Market-ing Entreprise di Asia, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2003. _____________, Pariwisata Jawa Timur Dalam Angka 2003, Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Timur, 2003. Philip Kotler, dkk, Marketing Asian Places – Attracting Invesment, Industry, and Tourism to Cities, States and Nations, John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd, 2002. _____________, Pariwisata Jawa Timur Dalam Angka 2004, Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Timur, 2004. Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda, Alfabeta, Bandung, 2005. ------------------, Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Lamongan, Laporan Akhir, LPPM-ITS, 2000. Stoner James A.F., dan R. Edward Freeman, Management, Intermedia, Jakarta, 1994.
108
Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Dengan Pendekatan Marketing Places
Perubahan Lanskap makro; baik tingakat lokal, nasional dan global
Memasarkan kawasan pariwisata daerah dengan pendakatan marketing place
Pengembangan kawasan pariwisata yang sesuai dengan keinginan atau preferensi konsumen
RUMUSAN MASALAH Bagaimana Rencana Strategis Pemasaran Kawasan Pariwisata Lamongan
TUJUAN PENELITIAN a. Untuk Merumuskan Rencana Strategis Pemasaran Kawasan Pariwisata Lamongan b. Untuk menganalisis perubahan lingkungan eksternal dan kondisi lingkungan internal Kawasan Pariwisata Lamongan. c. Untuk memetakan pesaing dan pelanggan Kawasan Pariwisata Lamongan. d. Untuk merumuskan Strategic Place Triangle (SPT) bagi Kawasan Pariwisata Lamongan.
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian preskreptif dan pendekatan Strategi Pemasaran Wilayah (Marketing Places)
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tentang Strategi Pemasaran Kawasan Pariwisata Dengan Pendekatan Marketing Places
KESIMPULAN DAN SARAN Kerangka Pemikiran Penelitian
109