Teknologi Reproduksi Ternak
BAB V
INDUKSI KELAHIRAN
5.1 Pendahuluan Induksi kelahiran merupakan suatu proses merangsang kelahiran dengan mengunakan preparat hormon dengan tujuan ekonomis.
Beberapa alasan
dilakukannya induksi kelahiran adalah : 1. memperpendek interval kelahiran 2. mengurangi resiko distocya melalui pencegahan ukuran foetus yang besar 3. menghentikan kebuntingan abnormal 4. merangsang waktu kelahiran pada induk sehingga mempercepat waktu kebuntingan berikutnya , dimana perkawinan dan produksi susu dipengaruhi oleh musim
Induksi kelahiran pada suatu peternakan menunjukkan beberapa keuntungan ditinjau dari segi ekonomi atau finasial, yakni :
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
V-1
Teknologi Reproduksi Ternak
1. Untuk suatu kelompok Sapi yang sedang menanti masa kelahiran, dimana secara normal akan terjadi proses kelahiran dalam waktu 1 atau 2 minggu, maka dapat dilakukan induksi kelahiran dengan menggunakan treatment hormon PGF2α yang diberikan secara aman 3 hari sebelum pendugaan atau perhitungan masa kelahiran.
Disini perlu mendapat perhatian adalah
rataan lama kebuntingan dari induk-induk sapi tersebut. 2. Diperoleh lebih banyak anak dengan umur kelahiran dan ukuran yang seragam pada saat waktu penjualan 3. Memperpendek masa kebuntingan dan interval generasi kelahiran 4. Untuk alasan kesehatan seperti kebuntingan toxemia atau ukuran fetus yang terlalu besar
5.2 Prinsip Kerja Hormon Pada proses kelahiran secara normal melibatkan prinsip kerja tiga hormonal, yakni
Progesteron
Corticosteroid
Prostaglandin
Berdasarkan aktivitas hormon tersebut di atas, maka dapat dilakukan induksi kelahiran sesuai dengan program yang ditentukan. Sebagai contoh, penyuntikan secara intra muscular Dexamethasone atau preparat cortisone lain pada sapi dan domba Progesteron Pada Sapi, Progesteron berfungsi memelihara kebuntingan. pada saat kebuntingan Korpus luteum selalu ada.
Hal ini disebabkan
Kondisi ini dimungkinkan
dengan konsentrasi atau level Progesteron darah pada hari ke 150 kebuntingan dan selama beberapa saat sebelu m kelahiran tinggi, dimana Korpus luteum merupakan sumber dari Progesteron. Selain itu pada periode tersebut, Plasenta juga memproduksi Progesteron untuk memelihara kebuntingan tersebut. Dilain pihak, proses kelahiran dipacu oleh adanya peningkatan produksi cortisol pada foetal, dan ini akan merangsang produksi Estrogen dan Prostaglandin (PGF2 ).
Selanjutnya
Prostaglandin akan menyebabkan regresinya Korpus
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
V-2
Teknologi Reproduksi Ternak
luteum (Corpus Luteum) dan konsentrasi atau level Progesteron dalam darah akan menurun secara drastis. Dari prinsip kerja hormon tersebut di atas, maka dilakukan penelitian untuk induksi kelahiran dengan menggunakan ke dua hormon tersebut yaitu penggunaan Prostaglandin, Corticosteroid atau kombinasi ke dua hormon tersebut. Corticosteroid Pemberian Dexamethasone (Dexadreson, 15 ml) dalam waktu pendek segera sebelum atau
menjelang kelahiran akan merangsang peningkatan konsentrasi
Cortisol Fetus dan merangsang proses kelahiran.
Umumnya kelahiran akan
terjadi dalam waktu 72 Jam. Selanjutnya apabila induksi dilakukan lebih dari 7 – 10 hari sebelum waktu kelahiran, maka respons yang ditimbulkan lebih bervariasi dan kejadian kegagalan induksi akan lebih sering terjadi. Kondisi tersebut dapat diantisipasi dengan pemberian preparat corticosteroid yaitu Dexafort , 10 ml dalam dosis medium, kemudian dilanjutkan satu (1) minggu kemudian pemberian periode pendek preparat Dexadreson; 10-15 ml. Induk Sapi akan melahirkan dalam waktu pemberian preparat Corticosteroid. Prostaglandins Injeksi dengan dosis standar ProstaglandinF2 selama minggu kelahiran atau dalam minggu dimana waktu proses kelahiran telah diduga, maka kelahiran dapat diinduksi dan umumnya kelahiran terjadi dalam waktu 48 Jam setelah injeksi Prostaglandins. Selain itu pemberian kombinasi corticosteroid dan prostaglandin akan lebih baik karena akan memberikan efek pada tingkat dewasa kelamin (maturasi) fetus yang dilahirkan. Induksi kelahiran ternyata memberikan efek negatif yaitu meningkatkan kejadian terhambatnya pelepasan plasenta.
Penggunaan Prostaglandin beberapa jam
setelah kelahiran dilaporkan dapat menyebabkan terhindarnya penghambatan pelepasan membran foetal. Yang penting untuk diketahui bahwa pelaksanaan waktu perkawinan yang tepat akan mencegah kekahiran prematur yang erat kaitannya dengan penurunan daya tahan fotus setelah kelahiran.
Catatan perkawinan (breeding record) adalah
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
V-3
Teknologi Reproduksi Ternak
sangat penting diperhatikan, dimana hal ini sangat erat hubungannya dengan faktor kebersihan lingkungan saat induk melahirkan. Gambar di bawah ini menunjukkan aktivitas hormon pada saat menjelang kelahiran.
Gambar 32. Aktivitas hormonal saat menjelang kelahiran
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
V-4
Teknologi Reproduksi Ternak
5.3. Bahan Bacaan 1.
Buku Wajib (BW): 1. Hafez, E.S.E.
2000.
Reproduction In Farm Animals. 7th Ed.
Lippincott
Williams & Wilkins 2. Partodihardjo, S. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta
2.
Buku Anjuran (BA) : 1. Peters, A.R., and Ball, P.J. 2004. Reproduction in Cattle. 3rd ed. Blackwell Science, Inc. 2. Bearden, H.J., J.W. Fuquay and S.T. Willard. 2004. Applied Animal Reproduction. Sixth Edition. Pearson. Prentice Hall. New Jersey.
5.4 Tugas dan Latihan 1. Jelaskan dengan singkat alasan dilakukannya induksi kelahiran
2. Jelaskan bagaimana peranan hormon dalam induksi kelahiran
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
V-5