BAB II FAAL KELAHIRAN
A. PENDAHULUAN Pokok bahasan kuliah Faal kelahiran ini meliputi kelahiran seperti terjadinya inisiasi partus, tahapan partus, adaptasi perinatal dan puerpurium. Pokok bahasan ini secara umum dapat digunakan untuk membantu mahasiswa dalam memahami proses terjadinya kelahiran secara normal, peristiwa yang terjadi pada uterus sesudah partus serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan timbulnya estrus setelah partus pada ternak. Pokok bahasan kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu 2 kali tatap muka (1 minggu). Setelah mengikuti pokok bahasan kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti serta memahami proses terjadinya kelahiran pada ternak serta mampu memberikan diagnosis serta terapi atau pertolongan pada hewan yang mau melahirkan secara tepat dan professional.
Universitas Gadjah Mada
1
B. PENYAJIAN Kelahiran Kelahiran adalah proses fisiologik yang berhubungan dengan pengeluaran fetus dan plasenta melalui saluran peranakan. Pada umumnya gejala menjelang partus pada ternak hampir sama, yaitu; 1. Adanya perubahan pada ligamentum pelvis, terutama lig. sacroichiadicus sangat mengendor terlihat 2. Adanya perubahan pada vulva yaitu menjadi oedema 3. adanya aktifitas mamaria 4. Terlihat adanya leleran lendir kental berwarn kuning jernih yang mencair seperti madu meleleh dan banyak
Proses kelahiran dapat terjadi karena adanya interaksi yang komplek antara faktor endokrin, neural dan mekanik. Ada beberapa teori tentang inisiasi partus misal; 1. Progesteron rendah Selama kebuntingan kadar progesterone tinggi dalam darah sehingga menghambat kontraksi myometrium. Mendekati akhir kebuntingan kadar progesterone turun sehingga terjadilah kontraksi myometnum yang diikuti dengan kelahiran
2. Estrogen meningkat Adanya peningkatan estrogen menjelang akhir kebuntingan menyebabkan kontraksi myometrium secara spontan sehingga terjadilah kelahiran
3. Volume uterus meningkat Adanya peningkatan volume uterus menjelang akhir kebuntingan menyebabkan terjadinya peregangan uterus, sehingga partus dapat terjadi
4. Oksitoksin Adanya peningkatan oksitoksin menjelang kelahiran menyebabkan uterus lebih sensitif terhadap estrogen sehingga kontraksi myometrium lebih meningkat.
5. Prostaglandin F 2-alfa Adanya
peningkatan
prostaglandin
F
2-alfa
akan
merangsang
myometrium
berkontraksi, menyebabkan lisisnya korpus luteum sehingga kadar progesterone darah menjadi rendah dan terjadilah partus
Universitas Gadjah Mada
2
6. Aktivitas axis hypothakamus fetus-pituitaria-adrenal Menjelang akhir kebuntingan hypothalamus fetus mengeluarkan kortikosteroid fetus, menyebabkan penurunan progesteron dan peningkatan estrogen serta prostaglandin F 2alfa, sehingga terjadilah kontraksi myometrium dan partus.
Keberhasilan kelahiran tergantung dua proses mekanik yaitu; 1. Kemampuan uterus berkontraksi 2. Kemampuan servik berdilatasi, tergantung; a. level estrogen dalam darah b. sekresi relaksin c. konsentrasi prostaglandin F 2-alfa
Tahapan kelahiran Dikenal ada 3 tahapan proses kelahiran yaitu; 1. Dilatasi servik a. terjadi karena adanya kontraksi dan uterus secara reguler b. kontraksi dimulai dan uterus sampai servik, sehingga servik mengalami dilatasi sepenuhnya dan dilanjutkan dengan dilatasi vagina. c. induk nampak gelisah, pulsus dan respirasi meningkat 2. Pengeluaran fetus a. terjadi kontraksi yang kuat dan uterus dan perut b. servik akan berdilatasi secara sempurna dan diakhiri dengan pengeluaran fetus c. induk biasanya merebah!berdiri, allantokorion pecah dan keluar cairan dan vulva serta keluar cairan amnion 3. Pengeluaran plasenta a. kontraksi uterus menurun b. pengeluaran plansenta
Tabel. Tahapan kelahiran pada ternak Hewan
Dilatasi servik
(jam)
Pengeluaran fetus
Kuda
1—4
02—05
1
Sapi dan Kerbau
2 —6
05 — 1.0
6 - 12
Kambing
2—6
05—2.0
05-8
Babi
2-12
2.5—3.0
1-4
Universitas Gadjah Mada
3
Untuk mendapatkan kelahiran yang normal maka kedudukan fetus harus dalam keadaan yang sesuai dengan saluran peranakan dan pelvis. Ada beberapa istilah untuk menentukan kedudukan fetus yaitu; 1. Presentasi (longitudinal anterior/posterior) Adalah hubungan antara sumbu spinal fetus terhadap sumbu panjang tubuh induk 2. Posisi Hubungan antara dorsum fetus /kepala terhadap sisi pelvis induk yaitu sacrum, pubis, illium kiri/kanan 3. Postur Adalah hubungan ektremitas yaitu kepala, leher dan kaki terhadap tubuh fetus
Induksi partus Induksi partus dapat dilakukan terutama pada sapi dan babi yaitu dengan pemberian; 1. Glukokortikoid pada sapi, kambing dan domba tetapi tidak bagi kuda dan babi 2. Prostaglandin F 2-alfa, pada sapi, babi dan kambing Adaptasi perinatal Ada perubahan kehidupan fetus sewaktu dalam uterus dengan diluar induk dan untuk itu maka perlu penyesuaian seperti; 1. perubahan kardiovaskuler 2. pematangan paru 3. penyesuaian termoregulator 4. metabolisme energi 5. status imum
Puerpurium Puerpurium adalah periode yang terjadi pada induk hewan setelah melahirkan anak beserta plasentanya sampai induk hewan kembali normal. Perubahan-perubahan yang terjadi selama masa puerpurium adalah; a. Regenerasi endometrium b. Involusi uterus c. Birahi post partus
Involusi uterus Adalah peristiwa pengecilan uterus setelah melahirkan keukuran semula (uterus tidak bunting). Pada peristiwa ini terjadi proses; a. Regenerasi epitel endometrium Universitas Gadjah Mada
4
b. Pengecilan serat urat otot myometrium c. Pengecilan pembuluh-pembuluh darah uterus
Kecepatan involusi uterus tergantung pada; a. Kontraksi myometrium b. Pengeluaran infeksi bakteri c. Regenerasi endometrium
Lochia atau leleran dari uterus yang normal terjadi pada masa puerpurium terdiri dari; mukus, jaringan induk dan fetus, darah dan cairan fetus. Pelepasan prostaglandin F 2-alfa pada saat partus akan meningkatkan tonus uterus sehingga mempercepat terjadinya involusi uterus. Pelepasan prostaglandin F 2-alfa lebih lama pada hewan yang mempunyai tipe kotiledonaria dibanding dengan difusa. Kondisi uterus hewan bunting adalah steril, pada saat partus kemungkinan mikroorganisme akan masuk ke dalam uterus. Waktu yang diperlukan untuk membersihkan uterus dan mikroorganisme tergantung; a. Tingkat kontaminasi saat partus b. Ada tidaknya retensi plasenta c. Level estrogen dalam darah
Estrus post partus Ovulasi pertama setelah partus sering tidak disertai dengan gejala birahi. Normalnya estrus post partus pada sapi sekitar 50 hari (30-70 hari). Interval ini akan diperpanjang pada sapi yang menyusui/ tingginya pemerahan.
Universitas Gadjah Mada
5
C. PENUTUP Pokok bahasan kuliah ini secara keseluruhan dapat dipahami intisarinya dengan cara mahasiswa mengerjakan soal-soal berikut ini: 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kelahiran dan apa tanda-tandanya? 2. Jelaskan proses terjadinya inisiasi partus! 3. Jelaskan tahapan tahapan terjadinya partus! 4. Keberhasilan kelahiran tergantung dua proses mekanik, jelaskan! 5. Jelaskan proses adaptasi perinatal pada individu yang baru dilahirkan! 6. Apa yang dimaksud dengan puerpurium dan perubahan apa yang terjadi pada masa puerpurium? 7. Apa yang dimaksud dengan involusi uterus dan lochia? 8. Kecepatan involusi uterus tergantung apa?
Agar mahasiswa dapat menilai kemampuan diri dalam memahami setiap materi yang diberikan dalam setiap pokok bahasan, maka mahasiswa harus dapat menyelesaikan soal-soal tersebut. Seandainya ada kesulitan dalam menjawab soalsoal tersebut sebaiknya didiskusikan didalam kuliah.
Kisi kisi soal 1 pada halamam (32), 2 (32), 3(33), 4(33), 5(35), 6( 35), 7(36), 8(36)
Universitas Gadjah Mada
6