PENANGANAN KELAHIRAN PADA KAMBING Didik Yusuf, SPt*)
Pendahuluan Kelahiran adalah saat yang ditunggu oleh peternak. Namun seringkali terjadi permasalahan kesulitan kelahiran (distokia) yang disebabkan posisi janin (fetus) tidak normal. Jika tidak terjadi permasalahan, induk kambing akan melahirkan dengan normal tanpa bantuan pada umur kebuntingan kurang lebih 150 hari. Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan peternak pada waktu kebuntingan, proses kelahiran dan sesudah kelahiran. Pada usia kebuntingan mulai 3-5 bulan kambing perlu diberikan asupan pakan, multivitamin dan kalsium bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kondisi induk yang akan melahirkan dan anak yang akan dilahirkan. Pada kebuntingan 5 bulan induk kambing perlu diperlakukan secara khusus dalam pemberian pakan dengan cara pemberian dua kali lipat baik kualitas maupun kuantitasnya. Persiapan yang dilakukan menjelang kelahiran dengan menyiapkan kandang bersalin senyaman dan seaman mungkin sehari menjelang kelahiran. Sediakan alas yang kering dan dapat menyerap cairan seperti pemberian alas dengan sisa-sisa jerami yang kering. A. Tanda-tanda kelahiran 1. Ternak gelisah, sering menggaruk-garukan khaki depan ke lantai kandang/tanah sambil mengembikembik, sering memperhatikan bagian belakangnya sambil mengembik. 2. Vagina berlendir, bengkak dan dan berwarna kemerah-merahan disertai dengan mencekungnya atau mengendurnya pinggul atas. 3. Ambing sangat besar, puting susu terisi penuh dan memarah
4. Nafsu makan menurun A. Proses Kelahiran Normal Apabila tanda-tanda tersebut di atas sudah muncul maka harus segera dilakukan persiapan seperti yang telah dijelaskan. Kelahiran akan segera terjadi beberapa saat. Proses awal kelahiran adalah keluarnya ketuban dari vagina induk. Biasanya berbentuk bulat seperti bola berisi air, tak berapa lama gelembung keluar akan pecah diikuti oleh proses kelahiran cempe. Pada posisi cempe normal, akan keluar dengan sendirinya tanpa memerlukan bantuan peternak. Posisi cempe yang normal pada perut induk kambing menjelang kelahiran. Setelah itu anak akan segera keluar yang dimulai dengan pengeluaran kaki (depan/belakang), lalu kepala/pantat, diikuti badan dan bagian belakang badan/kepala, terakhir yang keluar kaki belakang/depan. Jika anak sudah keluar induk akan menjilati anak sampai kering dan segera mengeluarkan plasenta.
B. Membantu Proses Kelahiran Tidak Normal Proses kelahiran tersebut ternyata tidak selamanya berjalan normal, banyak terjadi kelainan kelahiran yang menyebabkan kesulitan melahirkan akibat posisi anak yang tidak normal. Posisi kelahiran yang normal adalah posisi anterior (kepala dan kaki depan keluar lebih dahulu), posisi posterior (kaki belakang keluar lebih dahulu), dan kembar normal (kedua anak pada posisi anterior).
Jika posisi anak menjelang kelahiran normal, setelah ketuban pecah anak akan keluar dalam waktu paling lama 45 menit. Apabila lewat 45 menit setelah ketuban pecah anak belum keluar, maka induk mengalami kesulitan melahirkan dan harus segera ditolong. Kesulitan tersebut biasanya disebabkan oleh posisi kelahiran yang tidak normal. Posisi anak menjelang kelahiran yang tidak normal diantaranya adalah salah satu kaki depan ke belakang, kepala melipat ke belakang, tubuh melingkar, tubuh terbalik(sungsang), dan kembar yang tidak normal (posisi kedua anak tidak beraturan bahkan bisa saling melingkar).
Kelainan-kelainan tersebut jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian anak bahkan kematian induk karena kehabisan tenaga untuk mengeluarkan anak. Untuk mencegah hal tersebut, maka harus segera dibantu. Langkah-langkah dalam membantu kelahiran adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan vulva (bibir kemaluan induk) dan daerah sekitarnya dengan sabun dan air 2. Cucilah tangan dan lengan anda lulur dengan sabun yang lunak sebagai pelicin 3. Masukkan tangan pelan-pelan dengan posisi menguncup ke dalam lubang kelahiran 4. Rasakan dan pastikan bagian-bagian tubuh anak seperti kaki, kepala, dan bagian lainnya dari satu atau dua anak (kembar) 5. Jika posisi anterior harus merasakan kaki depan dan kepala, bila salah satu kaki belum ketemu maka harus dicari yang satunya lagi, kemudian tarik dengan lembut dan hati-hati ke posisi yang normal untuk mengeluarkan anaknya 6. Jika posisi posterior, kedua kaki belakang harus sejajar. Perbedaan kaki depan dan belakang adalah arah telapak kaki. Kaki depan mengarah ke bawah, sedangkan kakii belakang mengarah ke atas 7. Apabila sebagian tubuh anak tidak terletak pada posisi yang normal maka harus dibetulkan ke posisi yang benar (reposisi), kemudian tariklah dengan lembut untuk mengeluarkan anaknya. 8. Untuk membantu pernafasan setelah anak keluar, maka bersihkanlah lendir yang terdapat di dalam hidung dengan cara menggelitik bagian dalam hidung dengan seutas jerami atau pegang kaki belakang kemudian diayunkan dengan hati-hati 9. Terakhir, jika anak sudah bisa bernafas, dekatkanlah dengan induknya untuk dijilati sampai kering dan disusui. Jaga sampai anak kambing bias berdiri sendiri selama 3-6 jam.
C. Penanganan Induk dan Anak Setelah Proses Kelahiran Setelah anak lahir segera dibersihkan lendir-lendir yang ada di sekitar mulut dan hidung untuk mempercepat dan memperlancar proses pernafasan, lalu kembalikan kepada induknya untuk dibersihkan semua lendir dari badan anak yang baru lahir tersebut. Langkah selanjutnya adalah segera memotong dan mengolesi sisa tali pusar dengan desinfektan (betadin atau yodium tinctur). Pada dua jam pertama anak harus mendapatkan kolostrum (cairan susu pertama yang berwarna kuning dan kental) dari induknya, apabila dalam waktu tersebut belum bisa menyusu maka harus dibantu dengan mendekatkan anak kepada induknya atau diperaskan. Induk yang menjilati anaknya akan membantu proses pengeluaran plasenta (jawa:ari-ari) dan merangsang penurunan air susu. Setelah melahirkan induk segera diberikan pakan yang cukup dan baik untuk memulihkan kembali kondisi tubuhnya.
*)THL-TBPP BP3K Kecamatan Doko Kabupaten Blitar Jawa Timur