BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 5.1.1. Sejarah berdirinya rumah sakit RSUD Kota Depok mulai
pembangunan tahun 2004, setelah melalui
proses selama 4 tahun akhirnya pada tanggal 17 April 2008 RSUD Kota Depok diresmikan oleh Walikota Depok. Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
429/Menkes/SK/V/2008 tanggal 2 Mei 2008 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok Propinsi Jawa Barat point ketiga bahwa berdasarkan penilaian fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok adalah Rumah Sakit type C. RSUD Kota Depok berlokasi di Jalan Mochtar Sawangan No. 99 Kecamatan Sawangan Kota Depok. Areal bangunan menempati lahan seluas ± 29.378 m². Saat ini RSUD Kota Depok baru memiliki 1 bangunan dari 9 bangunan yang direncanakan dalam master plan, jumlah tempat tidur yang saat ini dimiliki adalah 69 tt.
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
58
Gambar 5.1 Peta Lokasi RSUD Kota Depok diantara RS pesaing
8
12 11 4
3
13
5
2 1
7
6 10
9
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
RSUD Depok RS Bhakti Yudha RS Graha Permata Ibu RS Bunda RS Hermina RS Harapan RS Simpangan RS Sentra Medika RSUD Cibinong RS Hasanah Graha Afiah RS Zahirah RS Puri Cinere RS Tumbuh Kembang
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
59
5.1.2. Rencana Stratejik Pengembangan Visi Rumah Sakit Prima dan Mandiri tahun 2009 serta Rumah Sakit type B Pendidikan Tahun 2011
Misi Memberikn pelayanan paripurna yang bermutu prima kepada seluruh lapisan masyarakat melalui organisasi pembelajaran, SDM yang profesional, Produktif dan berkomitmen serta manajemen yang efektif dan mandiri. Tujuan Menjadi rumah sakit umum pilihan pertama untuk masyarakat Depok Strategi 1. Peningkatan pelayanan RS dengan kualifikasi SDM yang profesional 2. Pengembangan fasilitas kedokteran dengan fokus unggulan pelayanan prima 3. Perluasan cakupan pasar dengan orientasi segmen menengah dan atas 4. Mewujudkan efektifitas organisasi dengan membangun budaya efisien secara komprehensif Motto Memberikan pelayanan yang CERIA ( Cepat, Efektif, Ramah , Inovatif, Aman) dan Profesional
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
60
5.1.3. Organisasi dan Manajemen 5.1.3.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi RSUD Kota Depok berdasarkan Keputusan Walikota Depok tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit RSUD Kota Depok, adalah merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas yang berada di bawah Dinas Kesehatan Kota Depok yang di kepalai oleh Kepala UPTD RSUD Kota Depok Susunan organisasi rumah sakit terdiri dari : a) Kepala UPTD RSUD Kota Depok b) Koordinator-koordinator (Koordinator Medik, Koordinator Keperawatan, Koordinator Penunjang Medik dan non Medik, Koordinator Tata Usaha) c) Unsur Komite Medik d) Unsur Komite Keperawatan 5.1.4. Fasilitas Pelayanan 5.1.4.1.Fasilitas Pelayanan Medis 1. Instalasi Rawat Jalan terdiri dari 6 jenis pelayanan poliklinik spesialis: Poli Gigi (Bedah Mulut), Poli Anak, Poli Kebidanan, Poli Penyakit Dalam, Poli Bedah dan Poli Psikiatri 2. Instalasi Rawat Inap berkapasitas 62 tt dengan jenis pelayanan : Rawat Kebidanan 8 tt, Rawat Anak 8 tt, Rawat Perinatolog 5 tt, Rawat Inap Umum 41 tt, Rawat Inap Isolasi 4 tt. Berdasarkan kelas Perawatan Rawat Inap terdiri dari : Kelas II = 4 tt , Isolasi 4 tt dan Kelas III = 53 tt 3. Instalasi Gawat Darurat dengan pelayanan 24 jam.
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
61
4. Pelayanan Ambulance 24 jam dengan 4 armada dalam kondisi prima dan full team siap memberikan antar jemput pasien dari / ke RSUD Kota Depok atau rumah sakit rujukan . 5. Instalasi Kamar Bedah 6. Instalasi Kamar Bersalin dan Tindakan Kebidanan dengan pelayanan 3 shift : 4 ruang tindakan, 1 Obsgyn, didukung 10 bidan / perawat mahir. 5.1.4.2.Fasilitas Penunjang Medis 1. Instalasi Farmasi memberikan pelayanan resep obat Rawat Jalan, Instalasi Gawat darurat, dan Rawat Inap dibawah asuhan Apoteker karier. 2. Instalasi Laboratorium Klinik buka 24 jam melayani pasien rumah sakit serta pasien rujukan 3. Instalasi Gizi rumah sakit disamping memberikan pelayanan makan pasien dirawat dengan variasi menu 5 hari, juga melayani konsultasi diet yang dipandu oleh seorang ahli gizi.. 5.1.5. SDM RSUD Kota Depok Berdasarkan data per Juni 2008, jumlah seluruh pegawai yang ada di RSUD Kota Depok 182 orang, yang terdiri dari pegawai Negeri Sipil 74 orang, Pegawai Kontrak Pemda 11, Kontrak RSUD 54 dan Pihak Ketiga 43 orang. Tabel 5.1. Jumlah Pegawai RSUD Kota Depok Berdasarkan Jenis Ketenagaan per Mei 2008 Uraian
Pegawai Negeri Sipil
Jumlah
74
Pegawai Kontrak Pemda 11
Pegawai Kontrak RSUD 54
Pihak ketiga
Total
43
182
Sumber : Tata Usaha RSUD Kota Depok 2008
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
62
5.1.6. Kinerja Kegiatan Pelayanan RSUD Kota Depok RSUD Kota Depok baru berusia 2 bulan sehingga kinerja kegiatan pelayanan RSUD Kota Depok belum dapat terukur, namun dari telaah dokumen penulis mencoba menampilkan hal-hal yang bisa dijadikan tolak ukur kinerja pelayanan RSUD Kota Depok selama 2 bulan yaitu : 1. Jumlah Kunjungan pasien rawat jalan setiap poliklinik spesialis Walaupun baru dibuka tanggal 17 April 2008, namun antusias warga Depok untuk mendapatkan pelayanan RSUD Kota Depok cukup besar, hal ini terlihat dari jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada bulan April yaitu sebanyak 272 pasien hal ini menunjukan pada bulan April rata-rata pasien per hari adalah 28 pasien, pada bulan Mei 2008 terdapat kenaikan kunjungan pasien yaitu sebesar
1.189 pasien atau naik 917 pasien. Tabel berikut
menunjukan jumlah kunjungan pasien rawat jalan setiap poliklinik : Tabel 5.2 Kunjungan Rawat Jalan menurut Poli Spesialis Bulan April – Mei 2008 NO
Nama Poliklinik
April 2008
Mei 2008
1
Poliklinik Gigi
33
101
2
Poliklinik Bedah
51
166
3
Poliklinik Anak
34
149
4
Poliklinik Kandungan
50
290
5
Poliklinik Psikiatri
6
9
6
Poliklinik Penyakit Dalam
92
474
Jumlah
272
1189
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
63
Sumber: RM RSUD Kota Depok Juni 2008
2. Jumlah Kunjungan pasien rawat inap Pada bulan April 2008 saat awal dibuka RSUD Kota Depok hanya membuka 30 tt walaupun tempat tidur yang ada 62 tt, hal ini dikarenakan saat buka jumlah perawat RSUD Kota Depok hanya 30 orang, dari 30 tt yang dibuka hampir seluruh tempat tidur terisi penuh setiap harinya, hal ini terlihat dalam tabel jumlah kunjungan pasien rawat inap berikut ini: Tabel 5.3 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap RSUD Kota Depok Bulan April – Mei 2008
No
Jenis Perawatan
April
Mei
1
Rawat Inap Umum
195
856
2
Rawat Inap Kebidanan
39
90
3
Perinatologi
39
65
4
Isolasi
32
64
305
1075
Jumlah
3. Jumlah Kunjungan rawat jalan menurut cara pembayaran Pasien yang datang ke RSUD Kota Depok mempunyai karakteristik pembayaran yang berbeda, mulai dari pasien tunai, pasien ASKES, pasien ASKESKIN dan pasien SKTM
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
64
Tabel 5.4 Jumlah Pasien Menurut Cara Pembayaran Bulan Mei 2008 No
Cara Pembayaran
Jumlah
1
Umum
1.957
2
ASKES PNS
133
3
ASKESKIN
69
4
SKTM
105
Jumlah
2.264
4. Jumlah pendapatan RSUD Kota Depok Pendapatan RSUD Kota Depok diperoleh dari poli rawat jalan, poli rawat inap, IGD serta pelayanan penunjang (Laboratorium dan Radiologi). Tabel 5.5 Pendapatan RSUD Kota Depok Bulan April – Mei 2008
No
Bulan
Jumlah Pendapatan
1
April
32.678.000
2
Mei
127.890.000
Jumlah
160.577.000
5.2. Keterbatasan Penelitian Langkah awal dalam membuat suatu perencanaan tenaga di rumah sakit adalah mempelajari target dan aspek tujuan rumah sakit, yang kedua adalah mempelajari faktor-faktor yang berkaitan pada tingkat makro rumah sakit seperti :
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
65
landasan hukum, target area, populasi
dan data sekunder, ketiga adalah
memperlajari factor-faktor pada tingkat mikro rumah sakit seperti visi dan misi rumah sakit, beban kerja dan kinerja personal yang merupakan bagian dari langkah-langkah perencanaan SDM rumah sakit. (Ilyas, 2004) Pada skripsi ini peneliti sedikit mengabaikan langkah-langkah diatas, karena ada beberapa langkah di atas telah terangkum dalam rencana strategik RSUD Kota Depok Penulis menyadari bahwa saat melakukan penelitian ini terdapat beberapa kendala sehingga menjadi keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu : Pada proses perhitungan tenaga keperawatan, dari berbagai referensi dikatakan akan perencanaan kebutuhan tenaga perawat lebih realistik jika terlebih dahulu disertai dengan pengukuran akan beban kerja perawat secara langsungpada masing-masing instalasi rawat inap, namun karena RSUD Kota Depok belum memiliki ruang rawat inap yang spesifik dan ketenagaan kurang sehingga jika tetap dilakukan pengukuran beban kerja maka hasilnya tidak mewakili. Sehingga Standar beban kerja yang dipakai diperoleh dari hasil penelitian yang sudah ada. Karena itu, penulis berharap jika memungkinkan terdapat penelitian lagi yang lebih mendetail tentang perhitungan kebutuhan keperawatan terutama dengan melengkapi perhitungan beban kerja perawat terlebih dahulu, baru kemudian menganalisa real kebutuhan perawat.
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
66
5.3. Kerangka Hasil dan Pembahasan Penelitian Setelah menelaah dokumen, observasi langsung dan wawancara mendalam ada beberapa hal yang akan dibahas dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian serta hasil peerhitungan kebutuhan tenaga keperawatan dan pengembanganrnya. Hasil penelitian ini tidak terlepas dari opini peneliti terhadap hasil data yang ada dan dari hasil wawancara dengan informan. Hasil Penelitian ini meliputi : 1. Bagaimana proses perencanaan SDM Keperawatan di RSUD Kota Depok 2. Ketersediaan Tenaga Keperawatan di RSUD Kota Depok 3. Bagaimana pengembangan RSUD Kota Depok 4. Bagaimana jumlah kebutuhan tenaga keperawatan di RSUD Kota Depok
5.4. Proses Perencanaan SDM Keperawatan di RSUD Kota Depok Pengoperasionalan RSUD Kota Depok tanggal 17 April 2008 oleh Walikota Depok telah membawa perubahan yang besar dalam sistem pelayanan kesehatan di Kota Depok, sebagai rumah sakit baru mempunyai berbagai
RSUD Kota Depok
permasalahan, konsentrasi permasalahan yang menjadi
bahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan penyediaan Sumber Daya Manusia di RSUD Kota Depok. Perencanaan penyediaan SDM di RSUD Kota Depok meliputi penyediaan tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga penunjang medis dan tenaga penunjang
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
67
non medis. Penelitian ini membatasi pada proses perencanaan penyediaan tenaga keperawatan di RSUD Kota Depok. Tenaga Keperawatan yang berada di RSUD Kota Depok saat ini berasal dari berbagai sumber seperti tenaga perawat puskesmas yang di mutasi, tenaga perawat dari penerimaan CPNS khusus RSUD tahun 2005 dan 2006 serta tenaga honorer yang direkrut setelah RSUD beroperasional seperti tersirat dalam hasil wawancara penulis dengan ke-5 informan. Dalam perencanan tenaga keperawatan, yang paling berperan menurut 2 informan yaitu informan 4 dan 5 adalah RSUD kota Depok sendiri karena Usulan tenaga Keperawatan berasal dari RSUD sebagai institusi pengguna (user), menurut informan 1, pada proses perencanaan RSUD sebagai user membuat kebutuhan tenaganya setelah itu dibawa ke Dinas Kesehatan untuk di kirim ke bagian Kepegawaian Setda Kota Depok, sehingga menurut informan 1 yang paling berperan dalam pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan adalah Pemerintah Kota Depok dalam hal ini Bagian Kepegawaian Setda Kota Depok. Sedangkan menurut informan 2 dan 3 yang paling berperan penting dalam proses perencanaan dan pemenuhan ketenagaan adalah Dinas Kesehatan Kota Deppok dalam hal ini Baperjakat ( Badan Pertimbnagan Jabatan dan Kepangkatan) Dinas Kesehatan Kota Depok. Kondisi kuantitas dan kualitas tenaga keperawatan yang ada di RSUD Kota Depok menurut ke-5 informan adalah masih berada jauh dibawah standar, hal ini karena sebagian besar berasal dari puskesmas yang secara kualitas kurang (informan 1,3,4) serta kurangnya pengalaman kerja di rumah sakit (informan 2,5).
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
68
Untuk mengetahui kebutuhan tenaga keperawatan di RSUD Kota Depok, biasanya digunakan perhitungan kebutuhan tenaga perawat menurut perhitungan rasio, hal ini dikatakan oleh informan 1, 2 dan 4,sedangkan menurut informan 3 dan 5 pada awalnya perencanaan kebutuhan tenaga perawat tidak menggunakan perhitungan apapun hanya melihat jumlah poli dan ruang rawat , baru setelah RSUD berjalan dilakukan perhitungan tenaga sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan. Alur proses perencanaan dan pemenuhan tenaga keperawatan adalah dari RSUD dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Depok setelah itu dianalisa oleh Baperjakat Dinas Kesehatan Kota Depok yang bisa dipenuhi dari tenaga yang ada, kemudian kekurangannya baru di kirim ke Bagian Kepegawaian Setda Kota Depok sebagai usulan penerimaan CPNS Kota Depok, hal ini sesuai dengan pernyataan seluruh informan (1-5). RSUD Kota Depok merupakan rumah sakit pemerintah sehingga untuk proses pengadaan tenaganya masih bergantung pada penerimaan Pegawai Negeri Sipil , hal ini dinyatakan oleh semua informan (1-5) Dalam pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatannya RSUD Kota Depok mengalami berbagai kendala, menurut informan 1-3 yang sering menjadi kendala adalah tidak semua kebutuhan tenaga dipenuhi oleh pemda. Hal ini menurut informan 2 lebih disebabkan keterbatasan jumlah kuota pada saat penerimaan pegawai.
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
69
5.5. Ketersediaan Tenaga Keperawatan di RSUD Kota Depok Hasil telaah dokumen kepegawaian pada bulan Mei 2008 menunjukan bahwa Ketersediaan Tenaga Keperawatan RSUD Kota Depok sampai Mei 2008 adalah 70 orang dengan karakteristik sebagai berikut :
Tabel 5.6 Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis Kelamin Per Mei 2008 No
Jenis Kelamin
Jumlah
%
1.
Perempuan
49
70
2.
Laki-laki
21
30
70
100
Jumlah
Gambar 5.2 Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis Kelamin Per Mei 2008
Komposisi Tenaga Keperawatan berdasarkan Jenis Kelamin
30%
Perempuan Laki-laki
70%
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
70
Tabel 5.7 Tenaga Keperawatan Berdasarkan Pendidikan per Mei 2008
No
Jenis Pendidikan
Jumlah
%
1.
S1 Keperawatan
3
4,2
2.
DIII Keperawatan
62
88,6
3.
SPK
5
7,2
70
100
Jumlah
Gambar 5.3 Komposisi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Pendidikan per Mei 2008 Komposisi Tenaga Keperawatan berdasarkan Pendidikan
7%
4%
1 S1 Keperawatan 2 DIII Keperawatan 3 SPK
89%
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
71
Tabel 5.8 Tenaga Keperawatan berdasarkan Tempat Tugas per Mei 2008
No.
Tempat Tugas
Jumlah
1.
Poliklinik Spesialis
7
2.
IGD
13
3.
VK & OK
12
4.
OK
6
5.
Ruang Rawat Sayap Kiri (Ibu & Anak)
13
6.
Ruang Rawat Sayap Kanan (Peny. Dalam
11
& Bedah) 7.
Perinatologi
5
8.
Koordinator Ruangan
3
Jumlah
70
Tabel 5.9 Tenaga Keperawatan Berdasarkan Status Kepegawaian per Mei 2008
No
Status Kepegawaian
Junlah
%
1
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
42
64,2
2
Honorer
28
35,8
70
100
Jumlah
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
72
Tabel 5.10 Tenaga Keperawatan berdasarkan Asal Tugas per Mei 2008* NO
Asal Tugas
Jumlah
%
1.
Mutasi Puskesmas
18
25,71
2.
Pengangkatan PNS RSUD 2005-
11
15,71
2006 dititip ke Puskesmas 3.
Mutasi Dinas Kesehatan
9
12,85
4.
Mutasi Dari Luar Daerah
5
7,14
5
Honorer
27
38,59
Jumlah
70
100
*sumber : Bagian Ketatausahaan RSUD Kota Depok, 2008 Gambar 5.4 Komposisi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Asal tugas per Mei 2008 Komposisi Tenaga Keperawatan berdasarkan Asal Tugas
30
27
25
20
1 Mutasi Puskesmas
18
2 Pengangkatan PNS RSUD 2005-2006 dititip ke Puskesmas 3 Mutasi Dinas Kesehatan 15 4 Mutasi Dari Luar Daerah
11
5 Honorer
9 10 5 5
0 Jumlah
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
73
5.6. Rencana Pengembangan RSUD Kota Depok tahun 2008-2012 5.6.2. Rencana Pengembangan Pembangunan tahun 2008-2012 Berdasarkan telaah Dokumen Master Plan RSUD Kota Depok diketahui tahapan pengembangan pembangunan RSUD Kota Depok sebagai berikut : a.
Tahap
I
:
Pembangunan
Gedung
A
yaitu
Poliklinik
Sepesialis,Gedung D dan Rawat Inap kelas III Tahap ini sudah selesai pembangunanya. b.
Tahap II : yaitu pembangunan : •
Gedung B sebagian (1 lantai) yaitu radiologi, Farmasi, Laboratorium, Rehabilitasi Medik dan CSSD
•
Gedung C sebagian ( 1 lantai ) yaitu Poli tambahan, anak dan kebidanan srta Fasilitas Umum
•
Banginan L yaitu kamar jenaxah
•
Bangunan J yaitu untuk IPAL
•
Banguanna K yaitu Genset
c.
Tahap III : yaitu pembangunan •
Gedung B lanjutan (2 lantai), yaitu rawat inap kelas 2, administrasi dan medical record
•
Gedung C lanjutan (2 lantai), yaitu Kandungan, Bedah Sentral, ICU dan ICCU
•
Gedung G yaitu Workshop
•
Gedung E yaitu Laundry
•
Gedung F yaitu Instalasi Gizi
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
74
Adapun dalam telaah Dokumen Master Plan peneliti menemukan rencana pelaksanaan pembangunan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel. 5.11 Rencana Pembangunan RSUD Kota Depok tahun 2008-2012 No.
Rencana Pembangunan
Tahun
1.
Tahap 2
2008-2009
2.
Tahap 3
2010-2011
3.
Taman dan Parkir
Keterangan
2011
Dalam observasi yang dilakukan penulis, pembangunan tahap 2 saat ini hanya mencakup proses pondasi saja, ketika hal ini penulis tanyakan pada informan semua menjawab karena tidak adanya anggaran untuk kelanjutan pembangunan gedung RSUD. Dalam kesempatan berbeda penulis pernah menanyakan kepada Kepala UPTD RSUD Kota Depok mengenai kapan memulai pelaksanaan pengembangan pembangunan RSUD, beliau menjawab akhir tahun 2008 – 2012.
5.6.3. Rencana Pengembangan Pelayanan RSUD Kota Depok tahun 20082012 Dalam Rencana Strategis RSUD Kota Depok 2008-2012 disebutkan program RSUD Kota Depok yang berbanding lurus dengan pengembangan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut :
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
75
1. Penambahan Poli Rawat Jalan yaitu setiap tahun mulai 2009 akan menambah 1 poli baru 2. Penambahan Jumlah tempat tidur 3. Penambahan Kelas Pelayanan yaitu kelas III, II, I, VIP dan VVIP Jika dijabarkan dalam tabel maka akan nampak bagaimana program RSUD yang berbanding lurus dengan perencanaan pengembangan kebutuhan tenaga keperawatan sebagai berikut : Tabel 5.12 Rencana Pengembangan Pelayanan RSUD Kota Depok Tahun 2008-2012 No
Program
1
Penambahan
2008 Poli
2009
2010
2011
2012
1 poli
1 poli
2 poli
1 poli
kelas III
kelas I dan
kelas
Kelas
dan II
II
VIP
III &.
Rawat Jalan 2
Penambahan
Kelas
Pelayanan
VVIP No
Program
3
Penambahan
2008 Jumlah
tempat tidur
2009
2010
2011
2012
60 tt
10 tt kelas
VIP
60 tt
kelas
I, 20 tt
10 tt
kelas
III, 20 tt
kelas II
III
kelas II
dan 2 VVIP
4
Penambahan Poli Sore
5 poli
5
Penambahan
Bedah
Perinatologi
ICCU
Pelayanan
Sentral
20 tt
8 tt
4 tt
NICU 5 tt
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
76
5.7. Hasil Perhitungan Perencanaan Pengembangan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di RSUD Kota Depok tahun 2008-2012 5.7.1. Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Rawat Jalan Kebutuhan tenaga keperawatan di rawat jalan berbanding lurus dengan jumlah poliklinik yang ada, maka kebutuhan tenaga keperawatan di Rawat Jalan RSUD Kota Depok adalah sebagai berikut : Tabel 5.13 Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Rawat Jalan tahun 2008-2012 No
Jenis Tenaga Sedia
2008
2009
2010
2011
2012
7
8
9
11
12
0
1
1
2
1
Perawat 1.
Akper Kesenjangan
7
5.7.2. Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat Inap Pada Penelitian ini peneliti menggunakan penelitian MPKP yang dilakukan Sitorus (2004) sebagai dasar perhitungan tenaga keperawatan di ruang rawat inap, dengan pertimbangan bahwa di masa yang akan datang perawat haruslah dipandang sebagai seorang professional. Dasar dari perhitungan MPKP adalah teori ketergantungan klien terhadap keperawatan yang dikemukan oleh Douglas (1992) Hasil perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kota Depok adalah sebagai berikut :
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
77
Tabel 5.14 Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Rawat Inap RSUD Kota Depok Tahun 2008-2012 Jenis Tenaga
2008
2009
2010
2011
2012
1
Perawat Pelaksana
30
45
15
9
30
2
Perawat Primer
6
7
3
3
6
3
Kepala Ruangan Rawat
1
3
1
1
1
4
Libur/cuti
10
12
5
3
10
5
Jumlah
48
67
24
16
48
6
Tersedia
32
-
-
-
-
7
Kesenjangan
16
67
24
16
48
5.7.3. Kebutuhan Tenaga Keperawatan di UGD Estimasi kebutuhan tenaga keperawatan di UGD diperhitungkan dengan formula perhitungan kebutuhan perawat IGD, dengan dasar perhitungan mengikuti pola RSD. Cibinong, adalah sebagai berikut : •
Jumlah Kunjungan per Hari = 100
•
Jam Perawatan Efektif = 2 Jam
Dihitung dengan rumus = Jumlah pasien/hari x jam rawat jam kerja Efektif Didapatkan hasil = 100 x 2 7 = 28,57 = 29
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
78
Jumlah perawat yang tersedia = 13 Kesenjangan = 16 5.7.4. Keabutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang VK Perhitungan kebutuhan tenaga Keperawatan di Ruang VK berdasarkan rumus : T = Jumlah Partus/hari x waktu Askep Jam Kerja Efektif Sehingga Hasil Perhitungan Kebutuhan tenaga keperawatan di ruang VK adalah sebagai berikut : Tabel 5.15 Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang VK di RSUD Kota Depok Tahun 2008-2012 NO
DASAR
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah Tindakan/hari
8
10
12
14
16
Waktu Askep
4
4
4
4
4
Hasil Perhitungan
5
6
7
8
9
Yang Ada
5
5
6
7
8
Kesenjangan
0
1
1
1
1
PERHITUNGAN
5.7.5. Kebutuhna Tenaga Keperawatan di Ruang OK Perhitungan kebutuhan tenaga Keperawatan di Ruang OK Berdasarkan rumus : T = Waktu Askepx mg/th x jam kerja x jml tindakan x jml OK + 10% Minggu efektif x jam kerja/minggu
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
79
Sehingga Hasil Perhitungan kebutuhan tenaga Keperawatan di Ruang OK seperti tercantum dalam tabel dibawah ini
Tabel 5.16 Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang OK di RSUD Kota Depok Tahun 2008-2012
NO
DASAR PERHITUNGAN
2008
2009
Jumlah Tindakan/hari
8
12
Jumlah Kamar
1
4
Waktu Askep
3.25
3,25
Hasil Perhitungan
4
31
Yang Ada
4
4
Kesenjangan
0
27
5.7.6. Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang ICU dan NICU Perhitungan kebutuhan tenaga di ICU/NICCU sesuai dengan Permenkes 262 tahun 1979 adalah 1 tt : 2-3 perawat. Dengan jumlah tempat tidur yang direncanakan sebanyak 12 tt maka jumlah kebutuhan perawat di ruang ICU dan NICU RSUD Kota Depok adalah : 24 – 36 perawat. Jumlah perawat yang tersedia tidak ada maka kebutuhan perawat adalah 24-36 orang
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
80
5.8.
Analisis Kesenjangan Tenaga Keperawatan di RSUD Kota Depok tahun 2008-2012 Setelah melakukan analisis situasi tenaga dan analisis kebutuhan tenaga,
maka peneliti melakukan analisis kesenjangan tenaga keperawatan yang dihadapi oleh RSUD Kota Depok. Kesenjangan ini dapat berarti tenaga keperawatan pada suatu bagian atau unit berlebih dapat juga kekurangan tenaga yang dibutuhkan. Hasil Analisis kesenjangan tenaga keperawatan di RSUD Kota Depok terdapat dalam tabel dibawah ini: Tabel 5.17 Kebutuhan Tenaga Keperawatan di RSUD Kota Depok Tahun 2008-2012
N
Ruangan
O
Jumlah
Tahun
Kebutuha
Tersedi
GA
200
200
201
201
201
n
a
P
8
9
0
1
2
1
Rajal
12
7
5
0
1
1
2
1
2
Ranap
203
35
166
16
62
24
16
48
3
IGD
29
13
16
6
6
4
0
0
4
VK
9
5
4
0
1
1
1
1
5
OK
31
7
24
0
8
8
8
0
6
ICU/NIC
36
0
36
0
12
8
8
8
320
69
251
22
90
46
35
58
U JUMLAH
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
81
5.9.
Analisis Kualitas Tenaga Keperawatan di RSUD Kota Depok tahun 2008-2012 Dalam mewujudkan visinya, yaitu menjadikan keperawatan professional
maka Departemen Kesehatan telah mendesain pola tenaga keperawatan yaitu 1.
2.
Profesional •
S2 = 2,5%
•
S1 = 20%
•
D3 = 57,5 %
Non Profesional •
SPK = 20%
Jika kita menganalisis kesenjangan yang ada pada tabel 5.12 maka kita dapat merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di RSUD Kota Depok menurut tingkat pendidikannya sebagai berikut : Tabel 5.18 Kebutuhan Tenaga Keperawatan menurut Tingkat Pendidikan di RSUD Kota Depok Tahun 2008-2012 No 1
2 3 4 5
Kriteria Jumlah Kebutuhan Perawat S2 S1 DIII SPK
2008 22
2009 90
2010 46
2011 35
2012 58
1 4 13 4
2 18 52 18
1 9 26 9
1 7 20 7
1 12 33 12
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia
82
5.10. Pola Asuhan Keperawatan yang dikembangkan Hasil perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di atas memungkinkan RSUD Kota Depok melakukan pola asuhan keperawatan profesional yaitu : merupakan pendekatan yang memungkinkan perawat untuk bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap klien mulai dari masuk hingga keluar dari Rumah Sakit. Perawat primer melakukan proses keperawatan secara menyeluruh selama klien dirawat di Rumah Sakit dan bertanggung jawab selama 24 jam yang memungkinkan kesinambungan asuhan keperawatan terhadap klien. Keuntungan model ini : a. Sistem ini berfokus pada kebutuhan klien yang memberikan otonomi kepada perawatan dan kesinambungan asuhan. b. Model praktik keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan c. Memungkinkan penerapan proses keperawatan d. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat e. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif f. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan. Pola asuhan keperawatan profesional ini sesuai dengan visi dari keperawatan itu sendiri yaitu menjadi perawat merupakan profesi yang mandiri.
Perencanaan pengembangan..., Ernisfi, FKM UI, 2008
Universitas Indonesia