Perpustakaan Unika
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Perhitungan uji asumsi dan uji hipotesis menggunakan alat bantu komputer program “Statistical Packages for Sosial Science” (SPSS) for Windows Release 15.0. Setelah didapatkan data penelitian yang dibutuhkan, terlebih dulu dilakukan uji asumsi. Adapun uji asumsi dilakukan sebagai syarat untuk dapat melakukan analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment berupa uji normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas dan uji linieritas menggunakan alat bantu komputer program “Statistical Packages for Sosial Science” (SPSS) for Windows Release 15.0. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program “Statistical Packages for Sosial Science” (SPSS) for Windows Release 15.0. Hasil pengujian diperoleh : a. Pengujian data variable motivasi untuk sembuh diperoleh nilai uji Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1, 164 (p>0.05), hal ini
47
48 Perpustakaan Unika
berarti bahwa variable motivasi kesembuhan tersebut didistribusi secara normal. Perhitungan dari uji normalitas ini dapat dilihat pada lampiran E. b. Pengujian data variable dukungan sosial keluarga diperoleh nilai uji Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0, 813 (p>0.05), hal ini berarti bahwa variabel dukungan sosial tersebut berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas ini dapat dilihat pada lampiran E. 2. Uji Linieritas Pengujian linieritas hubungan diuji dengan menggunakan prosedur Curve Estimation pada program “Statistical Packages for Sosial Science” (SPSS) for Windows Release 15.0. menunjukkan bahwa hubungan antara variabel motivasi kesembuhan dengan variabel dukungan sosial keluarga membentuk garis linier dengan nilai Flinier = 35, 238 dengan p<0.05. Perhitungan uji linieritas ini dapat dilihat pada lampiran F.
B.Uji Hipotesis Setelah diketahui bahwa data yang diperoleh memenuhi uji asumsi, selanjutnya dilakukan analisis uji hipotesis menggunakan alat bantu komputer program “Statistical Packages for Sosial Science” (SPSS) for Windows Release 15.0. dengan teknik korelasi Product Moment.
49 Perpustakaan Unika
Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi antara dukungan sosial keluarga dan motivasi kesembuhan pada pasien depresi mayor didapatkan rxy = 0, 713 dengan p<0.01 yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi kesembuhan pada pasien depresi mayor. Sumbangan efektif dukungan sosial keluarga terhadap motivasi kesembuhan pada pasien depresi mayor adalah sebesar 50,9%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F.
C.Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang diajukan diperoleh bahwa hipotesis diterima , yaitu ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi kesembuhan pada pasien depresi mayor. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi Product Moment Pearson sebesar 0, 713 (p<0.01). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial keluarga, maka semakin tinggi pula motivasi kesembuhan dan juga sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial keluarga maka semakin rendah motivasi kesembuhan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien sakit kronis penyandang depresi mayor yang memiliki dukungan sosial keluarga yang tinggi akan memiliki motivasi kesembuhan yang tinggi. Sebaliknya bagi pasien sakit kronis penyandang depresi mayor yang memiliki dukungan sosial keluarga yang rendah maka akan memiliki motivasi kesembuhan yang rendah pula.
50 Perpustakaan Unika
Dukungan sosial dari keluarga yang diperoleh pasien sakit kronis penyandang depresi mayor menyebabkan pasien memiliki motivasi untuk sembuh kembali. Bentuk dukungan sosial keluarga yang diterima berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan juga dukungan informatif. Pasien yang mendapatkan dukungan sosial keluarga yang tinggi mengalami hal positif sehingga dapat merasa memiliki harga diri sehingga lebih optimis dalam memandang hidup dibandingkan dengan pasien yang kurang mendapatkan dukungan sosial keluarga. Dukungan tersebut dapat memberikan pengaruh positif yang dapat mengurangi gangguan psikologis sebagai pengaruh dari tekanan yang dirasakan pasien karena penyakitnya. Melalui dukungan sosial, kesejahteraan psikologis akan meningkat karena adanya perhatian dan pengertian akan menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri, dan kejelasan identitas diri serta memiliki perasaan positif (Effendi, 1999, h. 218). Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, percaya diri, dan sebagainya. Hal-hal positif semacam ini sangat mendorong timbulnya motivasi kesembuhan pada pasien depresi mayor. Dukungan sosial keluarga memberikan sumbangan efektif terhadap motivasi kesembuhan pasien sakit kronis penyandang depresi mayor sebesar 50,9% . Hal ini berarti 50,9% faktor yang mempengaruhi motivasi
51 Perpustakaan Unika
kesembuhan pada pasien depresi mayor adalah dukungan sosial keluarga, sedangkan 49,1% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Mean empirik untuk variabel motivasi kesembuhan pada pasien depresi mayor adalah sebesar 44,72 dan mean hipotetik sebesar 37 dengan SD hipotetik 13,5. Hasil ini menunjukkan bahwa pasien depresi mayor memiliki motivasi kesembuhan yang sedang. Mean empirik untuk dukungan sosial keluarga sebesar 57, 53 dan mean hipotetik sebesar 55 dengan SD hipotetik 16,5 yang menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga pada pasien depresi mayor ada pada taraf sedang. Dalam penelitian ini terbukti bahwa motivasi kesembuhan dipengaruhi oleh dukungan sosial keluarga, dan pengaruh yang diberikan dukungan sosial keluarga terhadap motivasi kesembuhan cukup besar yaitu 50,9% namun pada pasien sakit kronis penyandang depresi mayor, dukungan sosial keluarga sulit diterima karena berkaitan dengan kondisi depresinya yang menyebabkan subyek mengalami gangguan dalam membina relasi sosial sehingga motivasi kesembuhannya hanya ada pada taraf sedang. Penelitian ini tidak lepas dari beberapa kelemahan. Walaupun hipotesis penelitian ini terbukti namun penelitian ini masih membutuhkan banyak perbaikan. Adapun kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kondisi kesehatan subyek saat mengisi skala penelitian mempengaruhi jawaban subyek terhadap pertanyaan yang diberikan sehingga ada
52 Perpustakaan Unika
kemungkinan terjadi bias. Rata-rata subyek datang ke rumah sakit dalam kondisi kesehatan yang menurun. Kelemahan fisik tersebut membuat subyek memerlukan waktu yang lama untuk mengisi skala penelitian ini. b. Kesulitan dalam pengambilan data yang disebabkan karena kondisi pasien yang mengalami depresi mayor menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini menjadi lama sehingga beberapa orang yang sudah ditargetkan menjadi subyek tidak lagi ditemui.