Bab V Hasil dan Pembahasan
Keterangan:
permukaan
9 m dari permukaan
dasar
Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Dekomposisi material organik akan menyerap oksigen sehingga proses nitrifikasi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya konsentrasi nitrat pada level kedalaman 9 m pada titik 3, 4, 6, 7, dan 8 yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah. Titik sampling tersebut merupakan titik dimana populasi kolam jaring apung cukup tinggi dibandingkan dengan titik sampling lainnya. Kemungkinan lainnya adalah akumulasi dari sisa pakan dan sisa metabolisme dari kegiatan budidaya ikan di keramba jaring apung (Pratiwi, 2006). Dari hasil pengukuran, kisaran konsentrasi nitrat pada permukaan, kedalaman 9 meter, dan kedalaman dasar secara berturut-turut adalah 0,265 – 3,427 mg/L, 0,024 – 1,023 mg/L, dan 0,006 – 1,004 mg/L dengan rata-rata 1,150 mg/L, 1,364 mg/L, dan 0,373 mg/L. Kadar tersebut masih memenuhi standar kandungan nitrat untuk air Kelas II yang tercantum pada PP No. 82 Tahun 2001, yaitu sebesar 10 mg/L.
V.7.2 Nitrit Di perairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat, dan antara nitrat dengan gas nitrogen. Hasil pengukuran nitrit untuk setiap titik pada setiap kedalaman dapat dilihat pada Gambar V.11.
V - 15
Bab V Hasil dan Pembahasan
Keterangan:
Sampling 1 (4 April 2007)
Sampling 2 (3 Mei 2007)
Gambar V.11 Konsentrasi Nitrit Terukur Pada Setiap Titik Sampling Sama halnya dengan nitrat, pada pengambilan sampel yang kedua konsentrasi nitrit cenderung lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi nitrit pada pengambilan sampel yang pertama. Hal ini diperkirakan karena aktivitas nitrifikasi dan denitrifikasi oleh mikroorganisme pada pengambilan sampel yang kedua cenderung lebih besar dibandingkan pengambilan sampel yang pertama, hal tersebut dapat disebabkan oleh meningkatnya unsur nitrogen yang masuk ke dalam waduk. Di bagian permukaan, nitrit dihasilkan dari proses nitrifikasi senyawa nitrogen karena ketersediaan oksigen yang mencukupi. Sedangkan di level kedalaman 9 m dan dasar, nitrit cenderung dihasilkan oleh proses denitrifikasi dan proses perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen yang rendah. Perbandingan konsentrasi nitrit pada setiap kedalaman dapat dilihat pada Gambar V.12. Gambar V.12 menunjukkan bahwa konsentrasi nitrit cenderung meningkat dengan bertambahnya kedalaman dikarenakan kadar oksigen cenderung berkurang. Akan tetapi, pada titik 6 dan 8, konsentrasi nitrit yang terukur cenderung lebih besar pada level kedalaman 9 m dibandingkan dengan di dasar waduk, hal ini diperkirakan karena kandungan oksigen yang lebih rendah daripada di dasar waduk pada titik tersebut.
V - 16
Bab V Hasil dan Pembahasan
Keterangan:
permukaan
9 m dari permukaan
dasar
Gambar V.12 Konsentrasi Nitrit Pada Setiap Kedalaman Dari hasil pengukuran, kisaran konsentrasi nitrit yang terukur pada permukaan, kedalaman 9 meter, dan kedalaman dasar secara berturut-turut adalah 0,01 – 0,026 mg/L, 0,01 – 0,051 mg/L, dan 0,01 – 0,072 mg/L dengan rata-rata 0,017 mg/L, 0,024 mg/L, dan 0,03 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi nitrit pada dasar waduk telah melewati baku mutu yang ditetapkan pemerintah, yaitu sebesar 0,06 mg/L. Konsentrasi nitrit yang tidak sesuai dengan baku mutu terdapat pada titik 4 dan 9 pada pengambilan sampel kedua dengan konsentrasi nitrit berturut-turut adalah 0,071 dan 0,072 mg/L.
V.7.3 Ammonium Ammonium (NH4+) yang dapat terionisasi merupakan bentuk transisi dari ammonia (NH3) yang bersifat mudah larut dalam air. Persentase ammonia bebas akan meningkat dengan meningkatnya suhu dan pH perairan. Pada pH 7 atau kurang, sebagian besar ammonia akan terionisasi menjadi ammonium. Ammonium merupakan sumber nitrogen yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan (Effendi, 2003). Gambar V.13 menunjukkan konsentrasi ammonium terukur pada setiap titik sampling.
Tidak seperti halnya nitrat dan nitrit, kadar ammonium yang terukur pada sampling kedua cenderung lebih rendah daripada sampling pertama. Hal ini diperkirakan karena peningkatan aktivitas nitrifikasi oleh mikroorganisme sehingga sebagian besar senyawa nitrogen berbentuk ammonium telah dioksidasi menjadi nitrat dan nitrit.
V - 17
Bab V Hasil dan Pembahasan
Keterangan:
Sampling 1 (4 April 2007)
Sampling 2 (3 Mei 2007)
Gambar V.13 Konsentrasi Ammonium Terukur Pada Setiap Titik Sampling Kadar ammonium yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan pupuk pertanian. Gambar V.14 menunjukkan perbandingan konsentrasi ammonium untuk setiap titik dan kedalaman.
Keterangan:
permukaan
9 m dari permukaan
dasar
Gambar V.14 Konsentrasi Ammonium Pada Setiap Kedalaman Ammonium cenderung dioksidasi menjadi nitrit dan nitrat sehingga jarang ditemukan pada perairan yang cukup mendapat pasokan oksigen. Sebaliknya, pada wilayah yang rendah kandungan oksigen atau bahkan anoksik (tanpa oksigen) yang biasanya terdapat di dasar perairan, konsentrasi ammonium relatif tinggi. Dari hasil pengukuran, terlihat adanya distribusi secara vertikal pada tiap titik dimana konsentrasi ammonium cenderung meningkat dengan bertambahnya
V - 18
Bab V Hasil dan Pembahasan kedalaman. Hal ini menunjukkan kecenderungan kandungan oksigen yang terus menurun dengan bertambahnya kedalaman.
Dari hasil pengukuran, kisaran konsentrasi ammonium terukur pada permukaan, kedalaman 9 meter, dan 0,8 kali kedalaman secara berturut-turut adalah 0,024 – 1,501 mg/L, 0,146 – 3,121 mg/L, dan 0,520 – 7,253 mg/L dengan rata-rata masing-masing kedalaman adalah 0,463 mg/L, 1,125 mg/L, dan 2,509 mg/L.
V.7.4 Perbandingan Nitrogen Anorganik Perbandingan konsentrasi nitrogen anorganik (Nitrat, Nitrit, Ammonium) dapat dilihat pada Gambar V.15. Dari hasil pengukuran, baik pada pengambilan sampel yang pertama dan kedua, tampak bahwa di bagian permukaan, konsentrasi nitrat cenderung lebih besar daripada konsentrasi nitrit dan ammonium. Hal ini menunjukkan bahwa proses nitrifikasi terus berlangsung karena pada bagian permukaan memiliki pasokan oksigen yang cukup. Sedangkan pada kedalaman 9 m dari permukaan dan 0,8 kali kedalaman, konsentrasi ammonium cenderung lebih besar dibandingkan nitrat dan nitrit. Hal ini menunjukkan bahwa kadar oksigen pada level kedalaman 9 m dan 0,8 kali kedalaman tidak mencukupi untuk proses nitrifikasi sehingga proses tersebut cenderung berlangsung lambat atau bahkan terhenti dan berbalik menjadi proses denitrifikasi. Dari perbandingan ketiga level kedalaman tersebut, nitrit merupakan nitrogen anorganik dengan konsentrasi paling sedikit, hal ini disebabkan nitrit merupakan senyawa transisi yang bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrat dan ammonium adalah sumber utama nitrogen di perairan. Namun, ammonium lebih disukai oleh tumbuhan dan mikroorganisme. Konsentrasi nitrat di perairan yang tidak tercemar biasanya lebih tinggi daripada ammonium (Effendi, 2003). Berdasarkan perbandingan nitrogen anorganik pada tiga level kedalaman, kecenderungan konsentrasi ammonium yang melebihi konsentrasi nitrat dapat dilihat pada kedalaman 9 meter dari permukaan dan 0,8 kali kedalaman total. Hal ini mengindikasikan telah terjadinya pencemaran pada dua level kedalaman tersebut. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh keberadaan aktivitas budidaya
V - 19