64 BAB V EVALUASI
5.1
Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca
produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai segmen. Setelah itu editor akan memulai editing offline. Editing dilakukan dengan cara cut to cut. Dalam proses ini cameraman dan produser beserta editor mencari gambar yang bagus dan sesuai dengan kebutuhan program. Editing dilakukan dengan menggunakan program editing final cut pro.
Gambar 5.1 Final Cut Pro
Karena pada saat shooting terjadi masalah pada clip on sehingga beberapa shoot harus di backup menggunakan iphone. Maka editor sedikit mengalami kesulitan dalam memilih backup sound. Backup sound yang telah dipilih oleh editor kemudian disatukan dengan gambar. Setelah itu editor membuat variasi cut to cut dan memasukkan backsound agar tidak terdengar membosankan jika ditonton, seperti split screen dimana didalam satu frame terdapat dua sampai lebih gambar yang sama ataupun berbeda. Backsound yang digunakan pun akan disesuaikan dengan transisi gambar, dengan menyocokkan beat dari backsound dengan transisi gambar, sehingga menghasilkan video yang lebih hidup. Setelah editor selesai mengedit bagian segmen traveling, barulah script narasi di buat menyesuaikan dengan gambar yang sudah ada. Setelah itu editor melakukan rendering pertama untuk menyatukan rough cut yang sudah jadi menjadi sebuah hasil video yang
65 lebih menarik. Selama proses editing, penulis dan produser juga meminta untuk dibuatkan bumper kepada editor dengan menggunakan program After Effect yang berdurasi kurang lebih 15 detik.
Gambar 5.2 Split Screen
Gambar 5.3 Bumper Program Pada proses editing, editor juga bertugas dan bertanggung jawab terhadap pembuatan grafis untuk komponen-komponen pendukung dalam keseluruhan video. Terdapat spot ‘Tahukah Kamu’ yang membutuhkan grafis dan template tersendiri, dimana spot ini menampilkan fakta menarik mengenai travel & health dengan menggunakan grafis. Editor membuat bumper dan template untuk segmen ‘Tahukah Kamu’ dengan menggunakan software After Effect secara terpisah. Selain itu adalah logologo dan chargen juga merupakan tanggung jawab seorang editor karena editor lah yang menentukan kapan logo-logo dan ornament-ornamen tersebut dimunculkan.
66
5.2
Evaluasi Program Pada proses pra produksi progran Jalan-Jalan Sehat, penulis mengalami kesulitan
dalam mencari kelengkapan alat-alat yang akan digunakan pada saat shooting dikarenakan keterbatasan budget serta kru yang jumlahnya sangat terbatas. Oleh karena itu alat-alat yang digunakan selama proses produksi merupakan milik pribadi dan beberapa alat dibeli, karena penulis dan produser tidak menemukan penyewaan yang bersedia alatnya untuk dibawa keluar kota. Pada tahapan produksi, tim produksi tidak mempertimbangkan hal-hal yang tak terduga akan terjadi, seperti masalah pada pencahayaan dan permasalahan audio dari clip on. Pencahayaan yang dirasa cukup ternyata oleh masih tidak dapat menghasilkan gambar yang cukup terang di kamera, sehingga pada saat editing tim melakukan enhance pada warna di beberapa video agar menghasilkan warna yang menarik. Suara host juga tidak tertangkap dengan maksimal karena hanya menggunakan satu clip on dan backup suara dari iphone. Beberapa hasil gambar pun masih ada yang tidak fokus terhadap objek karena penulis dan tim dalam keadaan tergesa-gesa sehingga pengaturan gambar menjadi kurang fokus. Pengambilan gambar yang amat standar dan sering shaking juga terjadi saat shooting traveling, mengakibatkan perbendaharaan stock shot yang sedikit dan seharusnya bisa lebih mengeksplor lokasi wisata. Selain itu, pengaturan warna di kamera juga menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi editor. Dalam tahap paska produksi, proses editing harus terus di pantau oleh penulis dan produser. Karena penulis dan produser sedikit kesulitan untuk berkomunikasi dengan editor, maka mengakibatkan proses editing terhambat dan membutuhkan waktu lebih lama dari target yang ditentukan.
5.2.1 Realisasi Budget No 1. 2.
Item Kamera Canon DSLR EOS 60 D Kamera Canon DSLR EOS 1100 D
Qty
Harga
Total
1
Owned
Owned
1
Owned
Owned
3.
Tripod
2
Owned
Owned
4.
Monopod
1
Owned
Owned
67
5.
Go Pro Hero 4+ dan Monopod
1
Owned
Owned
6.
Lensa Fix 50 MM
2
Owned
Owned
7.
Lensa Fix 18-55 MM
1
Owned
Owned
8.
Lampu LED
2
Owned
Owned
9.
Reflektor
1
Owned
Owned
10.
Clip On
Rp 650.000,-
Rp 1.300.000,-
11.
Host + Konsumsi
Rp 200.000,-
Rp 400.000,-
12. 13.
Sewa Mobil Penginapan Tiket pesawat ke Jogjakarta
2 2 Orang 2 Hari 2 Hari 2 Orang 2 Orang 4 Lokasi 2 Orang 2
Rp 550.000,Rp 300.000,-
Rp 1.100.000,Rp 600.000,-
Rp 450.000,-
Rp 900.000
Rp 300.000,-
Rp 600.000,-
Rp 22.500,-
Rp. 90.000,-
Rp 15.000,-
Rp 150.000,-
Rp 5.000,-
Rp 10.000,-
Rp 1.800.000,-
Rp 1.800.000,-
14. 15.
Tiket kereta ke Jakarta
16.
Tiket masuk wisata + Keamanan
17.
Konsumsi Kru
18.
Parkir Kendaraan Jasa editing dan graphic Biaya tak terduga
19. 20.
1
Rp 500.000 Rp 500.000,Tabel 5.1 Realisasi Budget
Total Biaya Produksi
5.3
Rp. 7.450.000
Kesimpulan Progran feature travel tips Jalan-jalan Sehat yang dimaksudkan untuk terobosan
baru ini pun tidak luput dari ketidaksempurnaan. Masih banyak hal yang perlu dikembangkan dan dikoreksi dalam program Jalan-jalan Sehat ini, mulai dari proses pra produksi, produksi, hingga paska produksi. Kendala yang penulis dan tim hadapi dalam setiap proses produksi program menjadi pelajaran berharga tersendiri yang bisa didapat. Mulai dari kesulitan menentukan tujuan wisata shooting, menentukan jadwal dengan host, hasil gambar yang kurang memuaskan, hingga masalah yang tak terduga dengan clip on yang tiba-tiba rusak
68 sehingga hanya bisa memakai satu buah clip on hingga komunikasi yang terhambat dengan editor. Semua hal tersebut memberikan pemahaman dan pelajaran kepada penulis bahwa ketika ingin memproduksi suatu program acara, tim produksi harus benar-benar merencanakan dengan matang segala sesuatunya sebelum memulai shooting. Seperti memastikan segala kelengkapan teknis dapat berfungsi dengan baik dengan tetap memperkirakan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi. Menguasai teknik-teknik dasar mengenai cara pengambilan gambar pun menjadi salah satu hal yang teramat penting sehingga dapat menghasilkan hasil yang bagus pula. Penulis juga mendapatkan pelajaran bahwa penentuan angle dan ukuran gambar haruslah dipersiapkan terlebih dahulu sebagai panduan pada saat shooting. Penulis juga menyadari pentingnya komunikasi yang terjalin antar tim agar segalanya berjalan lancar sesuai rencana.
5.4
Saran Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah
terlibat didalam proses produksi tugas karya akhir program Jalan-jalan Sehat. Semoga laporan tugas karya akhir ini dapan membantu mahasiswa jurusan Marketing Communication dengan peminatan Broadcasting yang nantinya akan membuat tugas karya akhir. Mahasiswa/i masih harus belajar lagi mengenai dunia penyiaran (broadcasting) serta teknik-teknik dasar penggunaan alat-alatnya agar dapat membuat konsep program yang lebih kreatif, inovatif dan terstruktur juga dapat melaksanakan proses produksi dengan keahlian sendiri sehingga pertelevisian Indonesia bisa lebih maju dengan program-program yang menambah wawasan dan pengetahuan namun tidak melupakan unsur hiburanya. Meskipun tugas karya akhir ini masih memiliki banyak kekurangan, penulis berharap agar kedepannya banyak program televisi yang inovatif dan berbobot sekaligus menghibur agar dapat menambah wawasan penonton.