BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Statistik Deskriptif Penelitian mengenai pengaruh modal usaha,lokasi usaha, jam kerja, dan jumlah karyawan ini dilakukan di Pasar Tradisional yang berada di Kabupaten Kulon Progo yaitu Pasar Bendungan. Pasar ini awalnya memiliki 178 kios dan 620 los namun karena peristiwa kebakaran pada tanggal 19 Apil 2016 pasar ini kehilangan 44 kios dan 345 los. Sampel yang disebarkan untuk penelitian ini sebanyak 100 angket kuesioner kepada para pedagang di Pasar Bendungan. Sampel ini telah dihitung berdasarkan rumus Slovin dengan titik kritis 10 persen. Berikut adalah statistik deskriptif atau gambaran mengenai nilai mean, median, modus, dari pertanyaan dalam penelitian ini: Tabel 5.1 Analisis Statistik Setiap Variabel Pendapatan
Modal
Lokasi
Jam Kerja
2,904 3,203 1,893 Mean 3 4 2 Median 4 4 1 Modus Sumber: data primer, diolah dengan Ms.excell
71
3,172 4 4
Jumlah Karyawan 2,942 4 4
72
Dari data table 5.1 dapat diambil kesimpulan bahwa mean untuk pendapatan adalah 2,904, mean untuk modal usaha 3,203, mean untuk lokasi adalah 1,893, mean untuk jam kerja 3,172 dan mean untuk jumlah karyawan 2,942. . Untuk variabel lokasi usaha memiliki modus yang berbeda dengan variabel lain yaitu 1. Penelitian ini memiliki hipotesa sebagai berikut: a) Modal
diduga
mempunyai
pengaruh
positif
terhadap
pendapatan yang diperoleh pedagang Pasar Bendungan. b) Lokasi usaha diduga mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan yang diperoleh pedagang Pasar Bendungan. c) Jumlah Jam Kerja diduga mempunyai pengaruh positif terhadap
pendapatan
yang
diperoleh
pedagang
Pasar
Bendungan. d) Jumlah Tenaga Kerja diduga mempunyi pengaruh positif terhadap
pendapatan
yang
diperoleh
pedagang
Pasar
Bendungan. B. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas a. Variabel Modal Usaha Berdasarkan hasil pada tabel 5.2 di bawah ini menunjukkan uji validitas pada masing-masing item pernyataan untuk variabel modal usaha (X1) dan didapatkan hasil bahwa masing-masing item dinyatakan valid karena memiliki nilai rhitung >0,50 dan nilai
73
signifikansi dibawah 0,05 sehingga dapat digunakan untuk uji yang selanjutnya. Tabel 5.2 Validitas Masing-Masing Item Pertanyaan variabel Modal usaha Nomor Pertanyaan
Pearson Correlation
1 2 3 4 5 Sumber: Data primer, Diolah SPSS 15
0,522 0,574 0,588 697 1
b. Variabel Lokasi Usaha Dari tabel 5.3 berikut dapat diambil kesimpulan bahwa item pernyataan yang dimiliki variabel lokasi usaha dari pernyataan pertama hingga kelima memiliki rhitung >0,50 dan nilai signifikansi di bawah 0,05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa variabel X2 dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menghitung uji yang selanjutnya. Tabel 5.3
Validitas Masing-Masing Item Pertanyaan Variabel Lokasi Usaha Nomor Pertanyaan
Pearson Correlation
1 2 3 4 5 Sumber: Data primer, diolah dengan SPSS 15
0,708 0,677 0,560 0,716 1
74
c. Variabel Jam Kerja Tabel 5.4 Validitas Masing-Masing Item Pertanyaan variabel Jam kerja Nomor Pertanyaan
Pearson Correlation
1 0,571 2 0,530 3 0,549 4 1 Sumber: data primer, diolah dengan SPSS 15 Dari Tabel 5.4 menunjukkan hasil bahwa item pernyataan pada variabel jam kerja memiliki rhitung >0,05 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga, dapat disimpilkan bahwa variabel jam kerja (X3) valid dan dapt digunakan untuk uji selanjutnya d. Variabel Jumlah Karyawan Tabel 5.5 Validitas Masing-Masing Item Pertanyaan Variabel Jumlah Karyawan Nomor Pertanyaan
Pearson Correlation
1 0,533 2 0,586 3 0,525 4 1 Sumber: data primer, diolah dengan SPSS 15
Dari tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa item pernyataan untuk variabel jumlah karyawan (X4) menunjukkan hasil rhitung >0,50 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga
75
dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah karyawan(X4) valid dan dapat digunakan untuk uji selanjutnya. e. Variabel Pendapatan Tabel 5.6 Validitas Masing-Masing Item Pertanyaan Variabel Pendapatan Nomor Pertanyaan
Pearson Correlation
1 0,578 2 0,534 3 0,506 4 0,6361 5 1 Sumber: data primer, diolah dengan SPSS 15
Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa item pernyataan pada variabel Pendapatan (Y) menunjukkan hasil bahwa rhitung >0,50 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk uji selanjutnya. 2. Uji Reliabilitas Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Semua Variabel Variabel
Cronbach’s Alpha
Modal usaha 0,795 Lokasi Usaha 0,521 Jam kerja 0,711 Jumlah Karyawan 0,711 Pendapatan 0,664 Sumber: data Primer, diolah dengan data SPSS 15
keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
76
Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari variabel modal usaha, lokasi usaha, jam kerja, jumlah karyawan dan pendapatan memiliki rhitung >0,50 sehingga dapat diimpulkan bahwa semua variabel dipastikan reliabel dan dapat dilakukan uji selanjutnya. C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah salah satu uji yang digunakan untuk menentukan data yang telah dikumpulkan apakah berdistribusi normal atau tidak. Data yang berjumlah lebih dari 30 maka dapat diasumsikan berdistribusi normal. Dari data tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai statistik 0,483 dengan nilai sig 0,974 atau 90% lebih besar dari α 5% sehingga dapat diimpulkan bahwa residul menyebar normal. Tabel 5.8 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z 0,483 Asymp. Sig 0,974 Sumber: data primer, diolah dengan SPSS 15 2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas adalah uji untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Untuk mengetahui ada tidaknya didasarkan pada nilai VIF
77
(Variance Inflation Factor). Jika VIF>10 maka tidak terkena multikolinearitas dan jika VIF<maka artinya terkena multikolinearitas. Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinearitas Var.independen Modal Usaha
Tolerance
VIF 1,693
Lokasi Usaha
-0,088
Jam Kerja
2,099
Jumlah Karyawan
4,534
Keterangan
0,940 Bebas Multikolinearitas 0,316 Bebas Multikolinearitas 0,380 Bebas Multikolinearitas 0,000 Bebas Multikolinearitas
Sumber: data primer, diolah dengan SPSS 15 Dari tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai VIF(Variance Inflation Factor) untuk semua variabel independen adalah di bawah 10 sehingga bebas dari multikolineritas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas adalah uji untuk mengetahui ketidaksamaan varian dari semua residual pada analisis regresi. Dikatakan bebas dari heteroskedastisitas jika nilainya lebih besr dari 0,05. Tabel 5.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas Var.Independen
Sig
Modal usaha 0,207 Lokasi Usaha 0,818 Jam Kerja 0,826 Jumlah Karyawan 0,914 Sumber: data primer, diolah dengan SPSS 15
Keterangan Non Heteroskedastisitas Non Heteroskedastisitas Non heteroskedastisitas Non heteroskedastisitas
78
Dari tabel di atas dapat disimpukan bahawa modal usaha memiliki sig 0,207, variabel Lokasi usaha memiliki signifikansi 0,818, Jam Kerja memiliki sig 0,826 dan Jumlah karyawan memiliki sig 0,914. Ini berarti semua variabel independen terbebas dari heteroskedastisitas karena nilai sig lebih besar dari dari 0,05.
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 5.1 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan
grafik
5.1
dapat
Uraikan
bahwa
tidak
ada
Heteroskedastisitas dalam penelitian ini karena titik-titik dalam grafik scatterplot tersebut menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu.
79
D. Uji Hipotesis Dalam uji hipotesis ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh
modal usaha, lokasi usaha, jam kerja dan jumlah karyawan sebagai variabel independen terhadap pendapatan sebagai variabel dependen. Uji yang digunakan yaitu uji F(uji serempak) dan uji T (uji parsial) 1. Uji T (Uji Parsial) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen. Tabel 5.11 Hasil Uji t-Test
Variabel
Unstandardized
Tolerance
Sig
Ket.
B
Std.Err or 6,237 0,087
3,838
0,000
Dependen
Modal usaha
0,088
1,625
1,693
0,094
Terbukti
Lokasi Usaha
-0,128
0,087
-1,008
0,316
Tidak Terbukti
Jam Kerja
0,258
0,075
2,099
0,038
Terbukti
Jumlah Karyawan
0,470
0,104
4,534
0,000
Terbukti
Pendapatan
Sumber: Data primer, diolah dengan SPSS 15 Berdasarkan hasil uji t-test pada table 5.11 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y= 6,237+ 0,088(X1)- 0,128(X2)+ 0,258(X3)+ 0,470(X4)+e Dari persamaan tersebut dapat ditarik pembahasan sebagai berikut:
80
a) Dari persamaan regresi di atas dapat kita ketahui bahwa hubungan antara hasil Modal usaha dengan Pendapatan adalah positif. Hal ini berarti penggunaan input modal usaha sesuai dengan teori. Berarti bahwa jika modal ditambah sebanyak 1.000.000 maka pendapatan akan naik sebanyak 0,088 persen. b) Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hubungan yang negatif antara variabel lokasi usaha dengan pendapatan. Konstanta sebesar -0,128 artinya semakin lokasi tidak strategis maka maka pendapatan pedagang akan mengalami penurunan sebesar 0,128 persen. c) Dari hasil di atas menunjukkan hubungan positif antara jam kerja dengan pendapatan pedagang. Konstanta untuk variabel jam kerja yaitu 0,470. Ini berarti jika penambahan 1 jam waktu berdagang akan mengakibatkan pendapatan pedagang Pasar Bendungan sebesar 0,470 persen. d) Dari hasil regres pada tabel di atas menunjukkan hubungan positif antara jumlah karyawan dengan pendapatan pedagang. Konstanta variabel jumlah karyawan yaitu 0,258 sehingga jika karyawan ditambah sebanyak 1 orang, maka pendapatan pedagang Pasar Bendungan akan mengalami kenaikan sebesar 0,258 persen.
81
2. Uji F(Uji Serempak) Uji serempak dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Tabel 5.12 Hasil Uji F-Test F Sig. Regression 10,118 0,000 Residual Sumber: data primer, diolah dengan SPSS 15 Dari tabel 5.12 diperoleh hasil f hitung sebesar 10,118 dengan nilai sig 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa modal usaha, lokasi usaha, jam kerja dan jumlah karyawan secara simultan mempengaruhi pendapatan pedagang Pasar Bendungan. 3. Uji Koefisien Determinasi ( R2 ) Tabel 5.12 Hasil Uji 𝐑𝟐 R
R-Square
Adj. R-square
Std Error
0,751 0,564 0,545 1,05967 Sumber: data primer, diolah dengan SPSS 15
Durbin watson 2,343
Dari hasil uji regresi berganda dengan sampel 100 responden dengan nilai R2 sebesar 0,564 artinya variabel independen modal awal, lokasi usaha, jam kerja daan jumlah karyawan menjelaskan variasi variabel dependen pendapatan pedagang Pasar Bendungan Kabupaten
82
Kulon Progo sebanyak 54,5% dan sisanya 45,5% pendapatan pedagang Pasar Bendungan dipengaruhi variabel lain dari penelitian ini. E. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel modal usaha, lokasi usaha, jam kerja dan jumlah karyawan sebagai variabel independen terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan sebagai variabel dependennya. Penelitian ini menjelaskan keadaan sebenar-benarnya yang diperoleh di Pasar Tradisional Bendungan Kabupaten Kulon Progo setelah mengalami kebakaran. Maka dari hasil itulah dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Pengaruh Modal Usaha terhadap Pendapatan Pedagang Dari penelitian yang telah dilakukan pada Pasar bendungan, didapatkan hasil bahwa 29 orang dari 100 responden mengeluarkan modal usaha di atas Rp 5.000.000 untuk memulai usaha setelah mengalami
kebakaran.
Dari
hasil
regresi
menunjukkan
nilai
signifikansi variabel modal usaha adalah sebesar 0,094, ini artinya lebih kecil dari alpha 0,10 sehingga dapat dikatakan bahwa modal usaha berpengaruh terhadap pendapatan Pasar Bendungan. Sedangkan koefisien dari variabel modal usaha adalah sebesar 0,088 artinya setiap kenaikan modal usaha sebanyak Rp 1.000.000 maka pendapatan pedagang akan naik sebanyak 0,088 persen.
83
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar dari responden mengaku mereka menegluarkan modal dari uang mereka sendiri. Selain itu mereka beranggapan bahwa semakin banyak modal yang mereka keluarkan maka otomatis barang dagangan yang akan mereka jual semakin bertambah, dengan bertambahnya barang dagangan ini maka pendapatan merekapun akan semakin bertambah. 2.
Pengaruh Lokasi Usaha terhadap Pendapatan Pedagang Data menunjukkan koefisien yang diperoleh untuk variabel ini sebesar 0,316 ini berarti semakin tidak strategis lokasi berjualannya maka pendapatan akan turun sebesar 0,316 persen. Hasil regresi menunjukkan nilai signifikansinya sebesar 0,038 artinya lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan di Pasar Bendungan. Hal ini disebabkan karena lokasi usaha sebagai faktor penentu dalam suatu usaha, jika lokasi yang kita tempati strategis maka sangat mungkin pembeli akan mudah menjangkau lapak jualan kita dan sehingga pendapatan pedagang akan meningkat. Begitu juga keadaan yang dialami pada Pasar Bendungan berdasar survei yang dilakukan didapatkan hasil bahwa terapat pengaruh yang negatif antara lokasi usaha dengan pendapatan. Pedagang mengeluhkan lokasi lapak yang sekarang jauh dari kata aman dan nyaman. Sering terjadi kasus kecopetan karena lokasi pasar yang sekarang keamanannya kurang
84
terjamin. Dengan adanya peristiwa kecopetan menyebabkan pembeli takut berbelanja dan ini berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan. 3. Pengaruh jam kerja terhadap pendpatan pedagang Data menunjukkan 45 orang dari 100 responden tidak berjualan selama 5-10 jam setiap harinya. Koefisien yang diperoleh untuk variabel ini adalah 0,258 ini berarti jika pedagang menambah waktu berjualannya 1 jam maka pendapatannya akan naik sebesar 0,258 persen. Hasil regresi menunjukkan nilai signifikansinya sebesar 0,038 artinya lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan di Pasar Bendungan. Hal ini disebabkan karena semakin lama mereka berjualan maka jumlah pembelipun akan bertambah pula sehingga pendapatan mereka akan mengalami kenaikan.Dari persamaan regresi di atas dapat kita ketahui bahwa hubungan antara hasil Jam Kerja dengan Pendapatan adalah positif. Hal ini berarti penggunaan input Jam Kerja sesuai dengan teori. Ini berarti bahwa semakin banyak jam kerja yang digunakan untuk memproduksi genteng, akan semakin menaikkan pendapatan Pekerja Pasar Bendungan. 4. Pengaruh jumlah karyawan terhadap pendapatan Sebanyak 32 orang responden yang berjualan di Pasar Bendungan tidak memiliki karyawan, dan 64 orang memiliki karyawan antara 1-3
85
orang. Hasil regresi menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 artinya variabel jumlah karyawan memiliki pengaruh yang positif da signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Bendungan. Sedangkan koefisiennya adalah sebesar 0,470 artinya setiap penambahan 1 orang karyawan maka pendapatan pedagang akan naik sebesar 0,470 persen. Hal ini dikarenakan berdasarkan data di lapangan menunjukkan hasil bahwa mereka beranggapan semakin banyak karyawan yang mereka pekerrjakan maka pendapatan mereka akan meningkat hal ini dikarenakan semakin banyak faktor produksi yang kita keluarkan maka akan sebanding dengan keuntungan yang mereka dapatkan.