BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI
5.1 Analisa Gangguan Permesinan Berdasarkan data tentang gangguan operasi yang diperoleh oleh peneliti dari perusahaan untuk gangguan yang berisiko yang terjadi diperiode 2003 – 2005, pembahasan tentang gagalnya suatu permesinan diDepartemen kiln terhadap peralatannya terbagi atas peralatan : rotary kiln, clincker cooler, Preaheter I.D Fan, Clincker breacker, Bucket Elevator. Sedangkan dari peralatan tersebut yang paling berisiko terbesar untuk diamati atas dasar penilaian severity dan likelihood adalah pada peralatan rotary kiln dengan sumber risiko kiln shoe lepas. berdasarkan pengamatan dilapangan kiln shoe lepas ini terjadi karena penggunaan yang overload dalam proses disamping itu tidak adanya kontrol lifetime terhadap spartpart shoe tersebut, sehingga dari sini dapat timbul potensi risiko yang besar terutama pada saat operator maintenance dilakukan diarea tersebut. 5.2 Analisa Perhitungan Tingkat Kerugian (Loss Rate) Analisa kerugian yang diderita oleh perusahaan untuk Departemen permesinan cukup parah. Dalam bab sebelumnya didapatkan semua data kerugian dari severity baik kerugian disektor biaya pengobatan, sektor waktu dan tingkat keselamatan. Hal ini akan dianalisa pada point bab berikut. 5.2.1 Analisa Pengelompokan kerugian berdasarkan biaya. Dari pembahasan bab sebelumnya dalam setiap Equipment yang berisiko yang ada dalam departemen permesinan yang menyebabkan kecelakaan kerja. Dapat kita kelompokkan kerugian terkecil sampai
71
72 terbesar dalam biaya pengobatan terhadap karyawan sebagai berikut: P 3 K (Tidak signifikan) = Obat 2 ringan yang ada di P 3 K (betadine, dll) Perawatan medik ringan = Rp 25.000 Sedang = Rp 25.000 s/d Rp 1.300.000 Berat = Rp 1.300.000 ( Tergantung hilang hari kerja + biaya pengobatan ) Meninggal = Kebijaksanaan perusahaan 5.2.2
Analisa Pengelompokan Kerugian Waktu Sedangkan dari pembahasan dari bab sebelumnya dan dari data yang diperoleh dari perusahaan bahwa durasi cuti dokter untuk pengobatan terhadap karyawan akibat kecelakaan kerja untuk penelitian kejadian periode 20032005 jika diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar untuk dapat bekerja kembali adalah sebagai berikut: 1. Hilang hari kerja 2 hari 2 Hilang hari kerja 7 hari
5.2.3
Analisa Pengelompokkan tingkat Risk Level Dari pengolahan data yang peneliti peroleh dari observasi penanggulangan risiko kedalam implementasi hazops dan identifikasi dan penilaian dampak kegiatan yang dibuat peneliti dan dikomparasikan dengan identifikasi dan penilaian dampak kegiatan yang sudah dibuat oleh perusahaan dibagian lampiran, peneliti berusaha mengelompokkan penilaian peralatan
73 permesinan atas tingkat risiko mulai dari Risiko Fastener, high, medium, lower ,ini dilakukan atas studi dilapangan serta membuat penambahan penjelasan tingkat severity dan lilkelihood yang sudah dibahas pada bab sebelumnya serta didukung data yang diperoleh. Maka berikut tingkatan peralatan permesinan untuk periode penelitian 2003 - 2005 : 1.Rotary Kiln mempunyai potensi bahaya terbesar / High ( adanya kiln shoe yang lepas) nilai high ini diperoleh dari penjelasan tingkat severity sedang (3) yaitu hilang hari kerja 2 hari atau keluar biaya Rp 25.000 s/d Rp1.300.00 ( jika dikomparasikan dengan uang) dan nilai dari likelihood sedang (C), kejadian yang biasanya tidak terjadi namun ada kemungkinan untuk dapat terjadi pada kondisi tertentu. 2.Clincker Cooler mempunyai potensi bahaya sedang/ medium terhadap operator.ini diperoleh dari perawatan medik ringan / mampu untuk kembali bekerja pada pada hari / shift yang sama ( nilai 2 ). Ini untuk tingkat severity sedangkan untuk tingkat likelihood menempati tingkat sedang penjelasannya biasanya tidak terjadi, namun ada kemungkinan untuk dapat terjadi pada kondisi tertentu. 3.Clincker breacker, bucket elevator, I.D Fan dikelompokkan mempunyai potensi rendah/ lower berdasarkan penelitian dilapangan, mempunyai tingkatan severity luka ringan pada operator dan tingkatan nilai likelihood kecil kemungkinannya untuk terjadi.
74 5.3 Analisa Desain Pengendalian risiko Dengan adanya hasil pengolahan data pada bab sebelumnya dengan menggunakan metode hazops dan analisa berdasarkan identifikasi penilaian dampak kegiatan dari risiko dan pengamatan dilapangan didapatkan potensi risiko atas penilaian tingkat severity dan likelihood yaitu terjadinya kiln shoe yang rusak yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : penggunaan overload, kurang kontrol dari tenaga kerja, faktor lifetime dan faktor lain ( aus, beban berat). Hal ini jika digambarkan menurut diagram sebab akibat sebagai berikut:
Gambar 5.1 Diagram sebab akibat Atas dasar inilah peneliti memberikan penilaian risk level risiko kejadian ini high. Analisa selanjutnya yaitu melakukan pendekatan analisa risiko secara semi kuantitatif dan melakukan pengendalian risiko sesuai hirarki k3 sebagai berikut: a)Eliminasi Dengan cara melakukan eliminasi terhadap peralatan yang berpotensi menimbulkan risiko kecelakaan pada manusia sangatlah tidak mungkin. Berangkat dari sini peneliti mencoba melakukan eliminasi terhadap sparpart kiln yaitu kiln shoe (sepatu kiln) tidak bisa untuk dilakukan, dikarenakan kiln shoe merupakan bagian terpenting dalam sistem permesinan yang ada yang berfungsi sebagai pengontrol sistem perputaran
75 pengolahan bahan baku semen. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa sistem eliminasi dalam pengendalian risiko tidak dapat diterapkan dalam perusahaan. b) Subtitusi Sistem substitusi yang dicoba oleh peneliti untuk diterapkan ke sistem permesinan yang ada di kiln adalah mengganti bahan kiln shoe dengan bahan aluminium tetapi tidak memenuhi syarat untuk diterapkan lagipula sistem permesinan yang ada semua harus built up mengingat jika tidak ada keselarasan peralatan akan mengakibatakan kerusakan pada sistem yang lain. c) Rekayasa / Engineering Setelah melakukan pengawasan secara langsung ditempat permesinan yang berpotensi terjadi risiko sistem permesinan yang ada diarea sudah baik untuk mencegah terjadinya risiko kecelakaan terhadap operator. Dari sini dapat kita simpulkan aplikasi secara enginnering belum bisa diterapkan. d) Administratif Setelah peneliti berusaha melakukan usulan pengendalian risiko mulai dari eliminasi, substitusi dan rekayasa kepihak departemen permesinan ternyata tidak bisa diaplikasikan. Peneliti berupaya memetakan siklus kerja penggantian kiln shoe pada kondisi existing perusahaan, didapatkan beberapa tenaga kerja yang idle dan waktu yang terbuang 6 menit saat diaplikasikan. Dari sini peneliti berupaya membuat lagi peta proses kerja yang baru yang lebih efektif. Dari peta kerja yang baru didapatkan waktu menganggur 2 menit dengan jumlah tenaga kerja berjumlah lima. Analisa selanjutnya peneliti berupaya menjadikan ini sebagai dasar pembuatan desain intruksi baru penggantian kiln shoe yang rusak. Sebelumnya peneliti memasukkan desain lama perusahaan yang ada dibawah ini untuk diperbandingkan dengan desain yang baru sebagai berikut:
76
Tabel 5.1 Intruksi pada perusahaan PT SEMEN GRESIK (PERSERO),Tbk Instruksi Kerja Penggantian Kiln shoe
Jumlah tenaga kerja Lama pekerjaan
Alat kerja : 1. Kunci pass ring satu set 2. Kunci inggris 12" 3. Come Along 3,5 ton 4. Hammer + tommy 5. Drilling machine Alat keselamatan kerja : 1. Safety Head 2. Safety Shoes
: 6 orang : 1 (Shift) 1 jam efektif
6. Sling 3/8" 7. Tambang 8.Chain block 5 ton 9. Obeng besar
3. Dust respirator 4. Hand glove
Petunjuk Kerja : 1. Untuk pekerjaan / pemasangan, kondisi peralatan dimatikan dan amankan system (Draw out) untuk persiapan kerja bersama operator listrik dan K3 2. Pasang safety tag pada jog/ stop 3. Posisikan kiln shoe yang akan diganti pada posisi bawah 4. Drill dan bersihkan castable (refractory) shoe ( operator) 5. Lepas baut pengkat shoe 6. Lepas kiln shoe yang akan diganti 7. Pasang kiln shoe yang baru 8. Pasang dan kerasi baut pengikat kiln shoe 9. Pasang (las) anchor posisi dalam kiln shoe 10. Informasikan ke operator kiln shoe untuk pengecoran castab 11.Sisa -sisa material pekerjaan dibersihkan dan dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan
Setelah melihat existing intruksi ini pada lapangan, peneliti berupaya memaparkan sistem kerja yang ada sebagai berikut: • Pada peralatan kerja yang berupa chain block 5 ton yang berfungsi sebagai pembuka pada penutup kiln shoe serta alat come along 3,5 ton sebagai alat penarik kiln shoe yang rusak
77 setelah semua pengikat dilepaskan ( baut- baut besar ) dengan menggunakan mesin dilakukan oleh satu tenaga kerja. • Alat tambang yang digunakan untuk menarik kiln shoe yang lama untuk diganti dengan yang baru dijalankan oleh satu tenaga kerja dengan bantuan mesin • Kunci passing satu set, kunci inggris 12” , dan sling 3/ 8” yang digunakan untuk melepas dan memasang kiln shoe dioperasikan oleh satu tenaga kerja. • Hammer dan tommy ( timah pengecor) yang digunakan untuk mengecor lubang – lubang shoe (sepatu) yang baru jika ada lubang saat pemasangan yang baru unutk menstabilkan perputaran dioperasikan oleh satu tenaga kerja. • Drilling machine yang digunakan untuk melubangi saat pemasangan kiln shoe yang baru dioperasikan oleh satu tenaga kerja. • Alat yang berupa obeng besar digunakan untuk melepas dan mengencangkan pengikat pada sepatu kiln, ini dioperasikan dengan satu tenaga kerja. Setelah melihat langsung dilapangan dan diskusi dengan karyawan setempat serta meninjau ulang proses peta kerja baru yang efektif, peneliti mendapatkan bahwa pekerjaan yang berupa mendrilling ( point 5) dan melakukan pensolderan + hammer (point 4 ) sebenarnya bisa dipegang dan dioperasikan oleh satu tenaga kerja. Jadi sekarang jumlah tenaga kerja berjumlah lima. Ini sesuai dengan pembahasan peta proses kerja efektif yang ada pada bab IV. Hal ini sangat efisisen dalam hal efisiensi tenaga kerja dan keuangan serta secara pendekatan durasi waktu yang idle berkurang bagi tenaga kerja. Desain inilah yang akan diusulkan oleh peneliti kepada pihak perusahaan untuk perihal efisiensi tenaga kerja Sedangkan pengendalian risiko kecelakaan kerja terhadap tenaga kerja peneliti berupaya mengusulkan penambahan alat keselamatan tenaga kerja berupa baju tahan api, dimana pada intruksi kerja yang ada pada perusahaan tidak ada. Hal ini menurut peneliti untuk mengindari luka bakar saat pelepasan
78 kiln shoe yang rusak dan penggantian dengan yang baru mengingat panasnya area ini karena sebagai area pembakaran. Hal ini jika dibuat desain secara administratif adalah sebagai berikut: Tabel 5.2 Desain baru Desain Intruksi kerja Penggantian Kiln shoe yang rusak
Jumlah tenaga kerja Lama pekerjaan
: 5 orang : 1 (Shift) 1 jam efektif
Alat kerja : 1. Kunci pass ring satu set 2. Kunci inggris 12" 3. Come Along 3,5 ton 4. Hammer + tommy 5. Drilling machine
6. Sling 3/8" 7. Tambang 8.Chain block 5 ton 9. Obeng besar
Alat keselamatann kerja : 1. Safety Head 2. Safety Shoes 3. Flame Resistant Clothes
4. Dust respirator 5. Hand glove
Petunjuk Kerja : 1. Untuk pekerjaan / pemasangan, kondisi peralatan dimatikan dan amankan system (Draw out) untuk persiapan kerja bersama operator listrik dan K3 2. Pasang safety tag pada jog/ stop 3. Posisikan kiln shoe yang akan diganti pada posisi bawah 4. Drill dan bersihkan castable (refractory) shoe ( operator) 5. Lepas baut pengkat shoe 6. Lepas kiln shoe yang akan diganti 7. Pasang kiln shoe yang baru 8. Pasang dan kerasi baut pengikat kiln shoe 9. Pasang (las) anchor posisi dalam kiln shoe 10. Informasikan ke operator kiln shoe untuk pengecoran castable 11.Sisa -sisa material pekerjaan dibersihkan dan dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan