44
BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI
Dalam bab ini akan dianalisis dan interpretasi hasil penelitian mengenai pemilihan mesin sanding dengan menggunakan pendekatan rekayasa nilai (value engineering). 5.1. Tahap Kreatif Pada tahap ini akan dimunculkan sebanyak mungkin alternatif-alternatif mesin sanding yang selanjutnya alternatif tersebut akan diseleksi untuk mendapat alternatif yang potensial untuk dilakukan penghematan biaya pemilihan mesin sanding berdasarkan hasil penelitian lapangan dimana semua jenis mesin sanding yang dapat diambil sebagai alternatif pilihan. Setelah diadakan survey/penelitian lapangan, maka didapatkan jenis mesin sanding yang diambil sebagai kombinasi alternatif yang berpotensi untuk dapat disusun sebagai berikut :
Tabel 5.1. Alternatif mesin sanding yang diambil No
Type
Model
Power
Daya
1
I
56815
9.000 – 12.000 rpm
6,2 bars
2
II
13400
1.500 – 3.400 rpm
6,2 bars
3
III
57910
11.000 – 15.000 rpm
6,2 bars
5.2. Tahap Analisa Pada tahap analisa akan dilakukan analisa terhadap alternatif-alternatif mesin sanding yang muncul, analisa tersebut meliputi analisa keuntungan dan kerugian dari tiap-tiap alternatif-alternatif yang diusulkan.
44
45
5.2.1. Analisa Keuntungan dan Kerugian Pada pengambaran analisa keuntungan dan kerugian dari mesin sanding yang diambil dilakukan penilaian meliputi : 1. Kehandalan (tahan lama) 2. Biaya investasi pembelian 3. Kemampuan penghalusan 4. Kemudahan spare part Seperti telah dijelaskan, bahwa segala penilaian yang dilakukan lebih berorientasi kepada tim yang bertujuan untuk lebih mempertajam analisa, adapun para ahli yang bertindak sebagai respon adalah mereka-mereka yang terdiri dari : 1. Karyawan (operator mesin) 2. Maintenance (listrik) 3. Maintenance (mekanik) 4. Kabag Maintenance 5. Staf Pembelian 6. Kabag Produksi 7. Staf Produksi Pada tahap ini, akan diberikan kuisioner yang berisikan pertanyaan tentang urutan tingkat prioritas kriteria dan memilih tingkat keputusan berdasarkan tingkat prioritas yang telah dipilih.
5.2.2. Penentuan Tingkat Kepentingan Untuk Tiap Kriteria Pada tahun ini responden diminta untuk memilih tingkat kepentingan yang diinginkan untuk tiap-tiap mesin sanding yang diambil dengan jalan memberikan pendapat sesuai dengan bidang ilmu serta kenyataan-kenyataan dilapangan. Hasil penentuan tingkat kepentingan untuk ke tiga alternatif mesin sanding, bisa dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil penentuan tingkat kepentingan tersebut, maka dapat dianalisa keuntungan dan keinginan dari tiaptiap alternatif mesin sanding diambil.
45
46
5.2.3. Perhitungan Matrik Kelayakan Tujuan dilakukannya perhitungan dengan menggunakan matrik kelayakan adalah untuk menyeleksi alternatif-alternatif yang diambil agar lebih memenuhi tujuan yang diinginkan. Didalam analisa ini perlu ditetapkan terlebih dahulu kriteria-kriteria yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dan penetapan kriteria tersebut. Kriteria-kriteria yang diambil sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut : 1. Kehandalan (tahan lama) 2. Biaya pemeliharaan 3. Kemampuan penghalusan 4. Kemudahan spare part Hasil penilaian matriks kelayakan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.2. Hasil akhir penilaian matrik kelayakan Alternatif
Kriteria
Type
1
3
2
4
Jumlah
Ranking
I
93
67
69
101
330
1
II
87
59
65
97
308
2
III
85
61
68
93
307
3
Untuk lebih jelasnya mengenai penilaian tingkat prioritas atau skor bisa dilihat pada lampiran.
5.2.4. Matrik Evaluasi Pada analisa matrik evaluasi akan dilakukan analisa terhadap beberapa alternatif terpilih yang diambil berdasarkan urutan ranking terbaik yang telah dihasilkan pada matrik kelayakan. Pada matrik evaluasi ini akan diambil sebanyak empat alternatif terbaik dan ditambah dengan alternatif awal yang telah ditetapkan sebelumnya. Maksud ditampilkannya alternatif awal adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kelebihan yang dimilikinya terhadap alternatif-alternatif lain. Pada analisa matrik
46
47
evaluasi akan digunakan 4 (empat) kriteria sebagai bahan pertimbangan didalam memberikan penilaian. Keempat kriteria yang diambil berdasarkan pada kuisioner yang telah diedarkan. Keempat kriteria tersebut adalah : 1. Kemampuan penghalusan 2. Kemudahan spare part 3. Kehandalan (tahan lama) 4. Biaya pemeliharaan Cara penilaian yang dilakukan pada matrik evaluasi dengan kriteria yang diambil terhadap alternatif-alternatif yang dipilih adalah sebagai berikut : Sangat baik
dikonversikan dengan angka 5
Baik
dikonversikan dengan angka 4
Cukup baik
dikonversikan dengan angka 3
Kurang baik
dikonversikan dengan angka 2
Sangat kurang
dikonversikan dengan angka 1
Penilaian dilakukan keempat alternatif terbaik yang dipilih dan ditambah dengan alternatif awal dengan menggunakan kriteria tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Tabel 5.3. Penilaian Matrik Tingkat Kepuasan No
Alternatif
Kriteria
Type
1
2
3
4
1
I
46
40
39
46
2
II
43
37
36
46
3
III
39
31
33
45
5.2.5. Pembobotan Kriteria Pembobotan
kriteria
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
perbandingan berpasangan atau analitic hierarchi proces berdasarkan tingkat kepentingannya. Hasil perbandingan kepentingan untuk tiap-tiap kriteria dapat di lihat sebagai berikut :
47
48
Kriteria kemampuan penghalusan
= 3 x kriteria spare part mudah didapat
Kriteria kemampuan penghalusan
= 3 x kriteria kehandalan (tahan lama)
Kriteria kemampuan penghalusan
= 3 x kriteria biaya pemeliharaan
Kriteria spare part mudah didapat
= 3 x kriteria kehandalan (tahan lama)
Kriteria spare part mudah didapat
= 1 x kriteria biaya pemeliharaan
Kriteria kehandalan (tahan lama)
= 1 x kriteria biaya pemeliharaan
Skor perbandingan berpasangan pada kriteria-kriteria tersebut diatas, dapat digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 5.4. Skor Perbandingan Berpasangan Kriteria
1
2
3
4
1
1
3
3
3
2
1/3
1
3
1
3
1/3
1/3
1
1
4
1/3
1
1
1
Selanjutnya hasil banding berpasangan kriteria matrik kelayakan dijumlahkan menurut kolom. Hasil tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 5.5. Penjumlahan skor perbandingan berpasangan menurut kolom Kriteria
1
2
3
4
1
1
3
3
3
2
1/3
1
3
1
3
1/3
1/3
1
1
4
1/3
1
1
1
Jumlah
6/3
16/3
8
6
48
49
Keterangan : − Kriteria kemampuan penghalusan
(1)
− Kriteria spare part mudah didapat
(2)
− Kriteria kehandalan (tahan lama)
(3)
− Kriteria biaya pemeliharaan
(4)
Setelah itu dilakukan penentuan nilai (bobot) dari masing-masing kriteria, hasil penentuan nilai (bobot) dari masing-masing kriteria sebagai berikut :
Tabel 5.6. Hasil penentuan nilai Eugen vector masing-masing kriteria Kriteria
1
2
3
4
Jumlah rata-rata baris
1
3/6 9/16
3/8
3/6 1,938 : 4 = 0,4845
2
1/6 3/16
3/8
1/6 0,894 : 4 = 0,2235
3
1/6 1/16
1/8
1/6 0,52 : 4 = 0,13
4
1/6 3/16
1/8
1/6 0,644 : 4 = 0,161 Jumlah = 0,999
Bedasarkan hasil normalisasi diatas, maka didapat bobot untuk tiap-tiap kriteria/nilai Eugen vector sebagai berikut : 1. Kemampuan penghalusan
= 0,4845
2. Spare part mudah didapat
= 0,2235
3. Kehandalan (tahan lama)
= 0,13
4. Biaya pemeliharaan terjangkau
= 0,161
5.2.6. Consistensi Ratio/ CR Jika CR ≤ 0,10
Data konsisten
Jika CR > 0,10
Data tidak konsisten
Sehingga perlu dilakukan perulangan dari awal (berpasangan) Rumus :
CR = CI / RV
Dimana :
CR = Consistensi ratio CI = Consistensi indeks RV = Random value
49
50
Tabel 5.7. Random Value Ordo matriks ( n )
RV
1
0,00
2
0,00
3
0,58
4
0,90
5
1,12
6
1,24
7
1,32
8
1,41
9
1,45
10
1,49
11
1,51
12
1,48
13
1,56
14
1,57
15
1,59
Tabel 5.8. Penjumlahan Entri 1
2
3
4
0,4845
0,2235
0,13
0,161
1
0,4845
0,6705
0,39
0,483
2,028
2
0,1615
0,2235
0,39
0,161
0,936
3
0,1615
0,0745
0,13
0,161
0,527
4
0,1615
0,2235
0,13
0,161
0,676
Kriteria
Jumlah
Untuk lebih jelasnya mengenai penjumlahan entri bisa dilihat pada halaman lampiran.
50
51
#
Eugen Value (λ max) Jumlah λ max Ordo ( n )
λ max =
Rumus :
1. 2,028 : 0,4845 = 4,186 2. 0,936 : 0,2235 = 4,188 3. 0,527 : 0,13
= 4,054
4. 0,676 : 0,161
= 4,199
Jumlah
= 16,627
λ max = 16,627 / 4 = 4,157 #
Consistensi indeks ( CI ) Rumus :
λ max – n n-1
CI =
CI
=
=
4,157 - 4 4-1 0,157 3
= 0,052 #
Consistensi ratio ( CR ) Rumus : CI =
Diketahui : CI
CI R.V = 0,052
RV
= 0,90 ( ordo 4 )
CR
= 0,052 0,90 = 0,058
CR = 0,058 ≤ 0,10 Berarti data tersebut (matrik berpasangan ) tersebut konsisten.
51
52
5.2.7. Perhitungan Performansi Berikut ini akan diberikan nilai performansi untuk alternatif-alternatif terpilih dan alternatif awal, hasil perhitungan performansi untuk alternatif awal dan alternatif yang diusulkan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.9. Hasil Perhitungan Performansi
Alternatif Type I Type II Type III
Kriteria evaluasi 1 2 3 4 Bobot tiap-tiap kriteria 0,4845 0,2235 0,31 0,161 46 40 39 46 43 37 36 46 39 31 33 45
Pn
Ranking
43,703 41,189 37,359
1 2 3
Keterangan : − Kriteria 1
= kemampuan penghalusan
− Kriteria 2
= spare part mudah didapat
− Kriteria 3
= kehandalan (tahan lama)
− Kriteria 4
= biaya pemeliharaan terjangkau
Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan performansi bisa dilihat pada lampiran .
5.3. Tahap Pengembangan Pada tahap pengembangan akan dilakukan analisa biaya dan perhitungan value dengan menggunakan nilai performansi yang diperoleh dari hasil analisa dengan menggunakan matrik kelayakan untuk setiap alternatif terpilih dan alternatif awal.
5.3.1. Analisa Biaya Dalam analisa biaya ini akan dijelaskan mengenai biaya investasi pembelian dari mesin mesin sanding untuk dipakai dalam penentuan nilai (value). Biaya investasi pembelian dari setiap alternatif terpilih dan alternatif awal adalah sebagai berikut :
52
53
Tabel 5.10. Biaya Investasi Pembelian Mesin Sanding Alternatif
Model
Harga jual
1 (awal)
56815
Rp. 3.500.000
2
13400
Rp. 5.600.000
3
57910
Rp. 6.100.000
5.3.2. Penentuan Nilai Berdasarkan hasil analisa pada tahap selanjutnya diperoleh nilai performansi dari biaya investasi pembelian mesin sanding, maka nilai tersebut akan dibandingkan sehingga diperoleh suatu nilai (value) sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan alternatif mesin sanding yang terbaik. Perhitungan akan ditentukan dengan menggunakan P C
Rumus : V =
Dimana :
V = Nilai (value) P = Performansi C = Biaya
Nilai P merupakan angka bersama, maka perlu dikonversikan menjadi satuan biaya. Pengkonversian diperoleh dengan melakukan perbandingan performasi alternatif awal dengan alternatif ke – n yaitu : Vo
= Vn
Po
= Pn
Co
Cn
C’n
= Pn / Co Po
C’n adalah satuan besaran nilai rupiah untuk performansi sebesar Pn. C’n
=
Pn
C’n
Cn
Cn
53
54
Dimana :
Vo
= Nilai (value) alternatif awal
Vn
= Nilai (value) alternatif produk ke-n
Po
= Performansi alternatif awal
Pn
= Performansi produk ke n
Co
= Biaya investasi penjualan alternatif awal
Cn
= Biaya investasi penjualan alternatif ke – n
C’n
= Performansi alternatif produk ke-n dalam rupiah
Berdasarkan rumus diatas, nilai alternatif awal adalah sebesar 1, yang nantinya dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk memilih alternatif terbaik, sehingga untuk suatu perfomansi dalam rupiah dihargai n, nilai (value). Alternatif awal dapat ditentukan dengan rumus :
Vo
=
Po x n Co
I
=
43,703 x n 3.500.000
N
=
Co Po
=
3.500.000 43,703
= 80086,0353
Maka alternatif terpilih dapat diketahui dengan rumus :
V
=
Pn x Co / Po Cn
Vn
=
Pn x n Cn
Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan nilai (value) dapat dilihat pada lampiran.
54
55
Tabel 5.11. Perhitungan nilai (value) Alternatif
Type
Pn
Cn
Vn
1 (Awal)
I
43,703
Rp. 3.500.000
1
2
II
41,189
Rp. 5.600.000
0,59
3
III
37,359
Rp. 6.100.000
0,49
Berdasarkan hasil perhitungan nilai (value), maka dapat diketahui selisih nilai dari kedua alternatif terpilih dengan alternatif awal selisihnya tidak terlalu jauh, dapat dilihat pada alternatif awal dengan alternatif 1 dan 3. Dengan demikian, maka pada tahap pengembangan ini alternatif yang dipilih adalah alternatif type I.
5.4. Tahap Presentasi Tahap presentasi merupakan tahap terakhir dari pada rencana kerja rekayasa nilai, dimana pada tahap ini akan dipresentasikan alternatif terbaik yang dipilih yaitu : alternatif type I dengan spesifikasi sebagai berikut : Model
= 56815
Power
= 9.000 – 12.000 rpm
Daya
= 6,2 bars
Alternatif tersebut dipilih karena memiliki nilai (value) tertinggi dibandingkan dengan alternatif yang lain. Ditinjau dari segi biaya investasi pembelian alternatif 1 model 56815 biaya pembelian lebih murah dibandingkan dengan alternative lain yaitu sebesar Rp 3.500.000,-
55
56
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan tujuan penulisan dan pembahasannya, maka kesimpulan akhir yang dapat diambil antara lain 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin sanding antara lain kemampuan penghalusan, biaya pemeliharaan, kemudahan spare part, dan kehandalan. 2. Alternatif mesin sanding yang dipilih sebagai alternatif terbaik adalah alternatif mesin sanding dengan spesifikasi sebagai berikut : Model
= 56815
Power
= 9.000 – 12.000 rpm
Daya
= 6,2 bars
Apabila dibandingkan dengan alternatif awal, alternatif mesin model 56815 lebih murah serta dapat menghemat biaya pemeliharaan dan biaya daya listrik yang diperlukan sebesar 6,2 bars. Apabila dibandingkan dengan alternatifalternatif yang lain type II Vn = 0,59 dan type II Vn = 0,49.
6.2. Saran Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mengimplementasikan studi rekayasa nilai ini, maka perlu dipertimbangkan beberap hal sebagai berikut : 1. Metode rekayasa nilai perlu diterapkan lebih awal dalam menganalisa suatu desain atau produk 2. Untuk menyempurnakan hasil suatu analisa, perlu dibentuk suatu tim kerja yang terdiri dari beberapa ahli atau yang berhubungan dengan mesin tersebut sehingga dapat menghasilkan suatu analisa yang optimal 3. Hasil analisa ini merupakan suatu usulan pemilihan produk mesin sanding
56