BAB
1
PENDAHULU AN 1.1. Latar Belakang
Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Pentingnya bermain bagi perkembangan kepribadian telah diakui secara universal, karena merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia baik bagi anak maupun orang dewasa. Begitu pentingnya kebutuhan bermain pada manusia sampai-sampai seorang pakar (Johan Huizinga) tiba pada kesimpulan bahwa kebutuhan bermain itulah yang membedakan manusia dengan hewan. Bermain merupakan kegiatan yang spontan dan kreatif, yang dengannya seseorang dapat menemukan ekspresi diri sepenuhnya. Sejak lahir anak-anak sudah memiliki kecerdasan dan bakat. Selain menghargai anak sebagai seorang individu yang unik kita harus mengupayakan lebih memahami anak-anak, bahwa anak-anak adalah: 1. Bukan orang dewasa mini Anak adalah tetap anak-anak, bukan orang dewasa berukuran mini. Mereka memiliki keterbatasan-keterbatasan bila harus dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu mereka juga memiliki dunia tersendiri yang khas dan harus dilihat dengan kacamata anak-anak.1 Untuk itu menghadapi mereka dibutuhkan adanya kesabaran, pengertian serta toleransi yang mendalam. Mengharapkan anak-anak bisa mengerti dengan cepat, tentu bukan merupakan sikap yang bijaksana. 2. Dunia bermain
1
Sindhunata, “ Pippi dan Revolusi Anak-Anak” dalam majalah Basis, 2002, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
1
Dunia anak-anak adalah dunia bermain, yaitu dunia yang penuh spontanitas dan menyenangkan. Semua yang dilakukan oleh anak dengan penuh semangat apabila terkait dengan penuh suasana yang menyenangkan. Namun sangat tidak disukai anak-anak jika suasananya tidak menyenangkan, suasana biasanya dapat dilihat dari lingkungan sekitar mereka. Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa setiap anak adalah cerdas dan berbakat, dengan bermain akan mengajak anak-anak lebih kreatif serta memberikan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Itulah sebabnya pentingnya taman bermain untuk anak-anak. 1.2. Lingkup Pelaku Siapa saja yang dapat ambil bagian dalam taman bermain anak-anak: 1. Anak-anak usia pra-sekolah yaitu 2-6 tahun dan anak-anak usia SD yaitu 7-9 tahun, karena pada saat anak berusia 2-6 tahun adalah saat anak sudah mulai mengenal akan sesuatu hal diluar dirinya dan anak sudah mulai kreatif. Sedangkan anak berusia 7-9 tahun adalah masa anak mulai belajar serta mulai senang bertualang untuk mengetahui apa saja yang ada di sekitar mereka2 2. Peran orangtua, orangtua dapat ikut ambil bagian dalam taman bermain selama orangtua membawa anak-anak mereka di taman bermain. Dalam hal ini orangtua berperan membimbing maupun mengarahkan anak-anak dalam kegiatan bermain. 3. Guru/ Pendamping, disini peran guru adalah mengajarkan kepada murid serta mendampingi anak-anak. 1.3. Kegiatan Dalam Taman Bermain Terdapat dua kegiatan di taman bermain yaitu taman bermain untuk anakanak serta terdapat bangunan khusus untuk belajar/ taman belajar atau sering disebut dengan “ Taman kanak-kanak”. Taman kanak-kanak ini diperuntukan bagi anak-anak yang berusia 2-6 tahun. 2
Elizabeth B. Hurlock dalam buku “ Psikologi Perkembangan”, 1991, Jakarta, Penerbit Erlangga
2
Mengapa taman bermain anak-anak diintegrasikan dengan bangunan taman belajar, karena kenyataan yang ada adalah banyak tempat-tempat taman bermain ramai dikunjungi hanya pada hari minggu/ hari libur saja. Agar taman bermain ini dapat berfungsi secara optimal maka taman belajar diintegrasikan dengan taman bermain. Seperti yang dikatakan juga oleh Dr. Seto Mulyadi, Psi, Msi. Yang kita sering sapa dengan sebutan kak Seto, ia pun berpendapat bahwa selain kegiatan belajar ia juga mengharapkan agar anak-anak dipenuhi hak-hak mereka: hak memperoleh suasana gembira, hak bermain, dan hak untuk tumbuh dan berkembang dalam suasana tenang, tanpa merasa tertekan.3 Sebaiknya fasilitas taman bermain anak-anak dapat memenuhi semua kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak. Seperti ruangan yang cukup memadai yang artinya ruangan yang sesuai dengan banyaknya anak-anak yang berada di taman bermain anak-anak maupun anak-anak yang akan bergabung di taman bermain anak-anak. Fasilitas bermain diluar (indoor) sangatlah dibutuhkan agar anak-anak dapat bermain sambil belajar tentang alam ataupun tentang hal-hal yang ada di sekitar mereka. Seperti yang dikatakan oleh Ratna Indrayani seorang Pemerhati Masalah Perkotaan, menurutnya taman bermain sebaiknya memberikan sebuah alternatif lain, selain kolam, terdapat ayunan dan sarana bermain lainnya. Seperti menyediakan semacam kebun binatang dalam skala mini dengan isi kandang, seperti kambing, kelinci, dan burung. Begitu pula untuk menumbuhkan "rasa memiliki" taman tersebut, binatang-binatang itu pun diberi nama masing-masing. Contohnya yaitu Taman Coramsfield, di daerah Holborn, London. Mengapa menarik? Karena, tempat itu adalah satu contoh wujud kepedulian perusahaan ataupun pemerintah setempat kepada dunia anak-anak. Taman itu dibangun dan dipelihara dari hasil donasi pihak-pihak yang concern terhadap anak.4
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan di taman kanak-kanak: 3
www.tokohindonesia.com//setomulyadiprofile diakses pada tanggal 05 oktober 2006 Ratna Indrayani, dalam Taman Bermain untuk Anak-anak di Jakarta, Kenapa Tidak?, Kompas, 19 Maret 2004 4
3
Kegiatan belajar di “Logos Pre-school and Kindergarten”Bintaro, Jakarta:5 Daily Routine 1. Outside Time, Kegiatan yang ada di luar ruangan, anak-anak disini belajar dengan melihat lingkungan sekitar. Kegiatan diluar ini sering juga diadakan lomba-lomba untuk meningkatkan kreativitas anak. 2. Greeting Time, Sebelum anak-anak masuk ke dalam kelas biasanya anakanak memberi salam kepada guru ataupun teman-teman mereka. Kegiatan ini biasanya disertai bernyanyi. 3. Planning Time, Sebelum mereka hendak melakukan kegiatan, biasanya mereka harus mempunyai rencana apa yang akan dilakukan, seperti: Main lego, menggambar, dll. 4. Working Time, Ini adalah saat anak-anak bekerja sesuai apa yang telah direncanakan tadi. 5. Clean-Up Time, Disini waktunya anak-anak membereskan apa yang telah dilakukan pada waktu Working Time, disini peran guru diperlukan untuk membantu anak-anak. 6. Recall Time, Anak-anak diminta menceritakan kembali apa yang telah dilakukan pada hari itu. 7. Snack Time, Acara makan bersama 8. Small Group Time, Anak-anak dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk membaca atau menulis maupun menggambar. 9. Smile Time, Disini waktunya anak-anak pulang, sebelumnya mereka bernyayi. 1.4. Anak-Anak Taman bermain ini dibuat untuk anak-anak, pengaruhnya terhadap anakanak adalah untuk merangsang anak agar lebih kreatif dan dengan kegiatan bermain anak-anak dapat dengan bebasnya mengekspresikan dirinya.
5
Dokumen film fakultas psikologi Unika Atmajaya, Jakarta, 2005
4
Menurut buku Psikologi Perkembangan, masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi, yaitu usia dua tahun sampai saat anak itu matang secara seksual, kira-kira dua belas tahun. Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak harus dibagi lagi menjadi dua periode yang berbeda, awal dan akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam sampai anak tersebut matang secara seksual. Awal dan akhir masa kanak-kanak penting karena dua alasan berikut. Pertama, anak-anak yang sebelum mencapai usia wajib belajar diperlakukan sangat berbeda dari anak yang sudah masuk usia sekolah. Perlakuan yang diterima dan harapan yang berasal dari kelompok sosial yang ada di masyarakat. Kedua, pada usia enam tahun itu adalah efek dari faktor-faktor sosial, bukan dari faktor fisik. 1.5. Rumusan Masalah Bagaimana merancang Taman Bermain Anak-Anak di Kawasan UGM dengan variasi dan komposisi ruang yang beragam untuk membangun dan mengembangkan kreativitas anak. 1.6. Tujuan Pembahasan Merancang Taman Bermain Anak-Anak di Kawasan UGM dengan melihat variasi dan komposisi ruang sebagai media pengembangan kreativitas anak. 1.7. Sasaran
Melakukan studi tentang taman bermain
Melakukan studi tentang anak-anak
Melakukan studi tentang Taman Bermain Anak-Anak dengan mengacu pada taman bermain serta bangunan TK dan playgroup
5
Melakukan studi tentang Yogyakarta
Melakukan studi tentang pengembangan kreativitas anak
Melakukan studi tentang ruang-ruang untuk anak-anak
1.8. Lingkup
Taman bermain meliputi/ dibatasi pada jenis-jenis permainan, ruang-ruang di taman bermain, serta jenis-jenis vegetasi yang ada di taman bermain.
Anak-anak dibatasi pada hal yang berhubungan dengan anak-anak usia playgroup- TK usia 2-6 tahun serta usia SD (Sekolah Dasar) usia 7-9 tahun.
Playgroup/ TK dibatasi pada bangunan untuk belajar/ bekerja serta bermain.
Yogyakarta dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk bangunan tersebut.
Pengembangan kreativitas anak dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan kreatif, seperti: Ruang-ruang yang dikondisikan agar anak lebih kreatif.
Ruang-ruang dibatasi pada ruang bekerja/ belajar, ruang bermain, ruang bermain luar, ruang bermain dalam, ruang didalam ruang.
1.9. Metode
Metode mencari data - Wawancara Pada pengelola sekolah, orang-orang yang ikut ambil bagian dalam kegiatan bermain di tempat bermain anak-anak/ tempat rekreasi serta orang-orang yang terkait pada lembaga pendidikan, orangtua yang mempunyai anak di TK/ playgroup, anak-anak, kantor DEPDIKNAS, dll. - Observasi Pengamatan langsung pada TK/ playgroup yang ada di Yogyakarta serta taman bermain yang ada di Yogyakarta - Studi Pustaka
6
Mempelajari buku tentang anak-anak, taman bermain, bangunan sekolah, buku pengembangan kreativitas anak.
- Studi banding Melihat bangunan sejenis yang ada di luar negri melalui internet atau studi pustaka.
Metode menganalisis data - Kuantitatif ; Temuan-temuan dikomunikasikan dengan angka-angka (numerik) - Kualitatif ; Temuan-temuan dikomunikasikan secara naratif
Metode Perancangan - Menggunakan prinsip pengembangan anak serta kenyamanan lingkungan dalam variasi / komposisi ruang. Setelah melakukan pencarian data kemudian menganalisis permasalahan kemudian menyelesaikan masalah terutama dari segi arsitektural. Analisis yang dipakai berupa kajian permasalahan dari data-data tentang kegiatan di taman bermain serta TK/ Playgroup serta melihat sarana dan prasarana untuk “Taman Bermain Anak-Anak” yang menunjang kebutuhan ruang untuk kegiatan yang terjadi dimana proses belajarnya merupakan gabungan kegiatan bekerja dan bermain. Yang dasar utama perencanaannya mencakup ruang dalam dan ruang luar. Dan program-program ruang kemudian ditarik kesimpulan untuk digunakan sebagai konsep perancangan Taman Bermain Anak-Anak di Yogyakarta.
1.10.
Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, potensi taman bermain anak-anak di Yogyakarta, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup metode dan sistematika penulisan Bab 2 Tinjauan Teoritis Taman Bermain Anak-Anak dan Pengembangan Kreativitas Anak
7
Mengungkapkan design requirement taman bermain anak-anak Bab 3 Tinjauan Lokasi dan Tinjauan Taman Bermain Anak-Anak Mengungkapkan tinjauan taman bermain anak-anak, permasalahanpermasalahan kawasan Bab 4 Analisis Menuju Konsep Perencanaan dan Perancangan Taman Bermain Anak-Anak Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan dan perancangan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada lokasi/ site tertentu Bab 5 Konsep Perencanaan dan Perancangan Taman Bermain Anak-Anak Mengungkapkan konsep-konsep yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektur
8