1 Eptsreuoloe t Knr-nM Aeao PcRTENGAHAN Dengan demikian, pada tingkat umum dapat dilihat garis diametral yang memisahkan epistemologi dalam wacana kal...
Dengan demikian, pada tingkat umum dapat dilihat garis diametral yang memisahkan epistemologi dalam wacana kalAm yang selalu merelasikannya dengan doktrin karena bertolak dari atas ke bawah (top-dousn) dan epistemologi dalam wacana filsafat sebagai abstraksi filosofis-spekulatif murni (b ottom-up)'tz
Bab ll Korusrnursl PrrutrlRnru EptsreuoLoct Aeo AL-JneeAn
Tokoh Asy'arilyah lainnya yang mengintegrasikan bahasan epistemologi dalam wacana kalAm di samping'Adhud ad-Din aIiji, sebagaimana disebutkan sebelumnya, adalah Fakhr ad Din arRAzi (w.rzog) dan'Abd al-QAhir al-BagdAdi, yang tidak hanya mengemukakan klasifikasi ilmu, tetapi juga melakukan kritik sistematis terhadap skeptisisme.TB
A. Pengertian Pengetahuan
77
Di antara perbedaan yang mendasar dan bersifat umum antara epistemologi
penggunaan dalam wacana kalam dan epistemologi dalam wacana f ilsafat adalah
iriiiut-' ,,p"ngutahuan dhar1ri"di kalangan mutakallim1rt, yang tak terdapat p.rn"O"un signifikan di kalangan mereka sendiri, di mana istilalr "pengetahuan
'diiutt',f
seririg bertolak belakang dengan istilah "pengetahuan biasa.inon-ilmiah" yang dimaksulkan oleh filsuf. secara global, pengetahuan dhar1ri dalam wacana ["1a"., ."nurrt al-JAbiri, mencakup tiga tingkatan: (1) pengetahuan yang berasal (3) pengetahuan dari faita empiris (hissi)i(2) pengetahuan dan pemberitaan; dan
melalui nalai, seperti aksioma logika tentang ketidakmungkinan terkumpulnya prinsip dua hal yang kontradiktif. Term dharlri di kalangan filsuf bertolak dari prem is-konklusi dalam kausal itas teitang h ubun gan sebab-aki bat, serta keterkaitan logika. Atas darui ini, ruiurut al-JAbiri, ada empat prinsip dasar dalam "kepastian