BAB IV TINJAUAN AIR BAKU
IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan seperti sungai, danau, reservoir buatan, dan dari air tanah atau bahkan air laut. Evaluasi dan pemilihan sumber air yang tepat perlu didasarkan pada beberapa hal, yaitu : x
Kuantitas air baku dan air yang dibutuhkan
x
Kualitas air baku
x
Kondisi iklim
x
Berbagai hal yang berpotensi mengganggu konstruksi intake
x
Keamanan pengoperasian
x
Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi
x
Potensi pencemaran terhadap sumber air
x
Kemudahan dalam pengembangan intake di masa depan
IV.2 Persyaratan Air Baku Sistem penyediaan air minum memerlukan sumber air yang stabil dan harus mampu memenuhi kebutuhan air setiap saat terutama kekeringan. Air baku yang akan digunakan sebagai sumber air minum harus memenuhi dua persyaratan yaitu segi kualitas dan kuantitas. 1. Kualitas Kualitas sumber air baku air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia dan biologi berdasarkan baku mutu yang berlaku sesuai dengan wilayah masing-masing. Di Indonesia, baku mutu air baku air minum mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air kelas I. Isi dari peraturan ini diberikan pada bagian lampiran C.
IV-1
Tinjauan Air Baku
2. Kuantitas Sungai sebagai sumber air baku harus memenuhi persyaratan dari segi kuantitas yaitu kapasitas minimum dari sungai harus lebih besar dari jumlah kebutuhan maksimum air minum di wilayah perencanaan. Bila air baku tidak ditampung terlebih dahulu maka kapasitas sumber harus mencukupi seluruh musim per tahun dan memiliki debit terendah sebesar 2.5 x rata-rata pemakaian satu hari. Untuk menjaga kehidupan akuatik di dalam sumber air maka terdapat persyaratan pengambilan debit maksimum yang diijinkan yaitu sekitar 20-40% dari kapasitas sumber.
IV.3 Sumber Air Baku Di wilayah perencanaan, yaitu Kecamatan Garut Kota, Kecamatan Tarogong Kaler, dan Kecamatan Tarogong Kidul, masyarakat menggunakan sumur gali dan air dari PDAM sebagai sumber air bersihnya. Untuk ketiga kecamatan yang menjadi wilayah perencanaan, dilayani oleh PDAM Cabang Garut yang mengambil mata air sebagai sumbernya yaitu mata air Jamban Wetan (140 L/det) dan Jamban Kulon (300 L/det). Lokasi bak penangkap terletak di Kecamatan Bayongbong. Untuk penyediaan air minum dalam wilayah yang luas maka diperlukan sumber air yang mencukupi. Kecamatan Garut Kota, Kecamatan Tarogong Kaler, dan Kecamatan Tarogong Kidul, merupakan wilayah perkotaan di Kabupaten Garut yang memiliki fungsi sebagai kawasan pemukiman, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan pemerintahan kabupaten, dan kawasan pariwisata. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, wilayah perencanaan memerlukan sumber air yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Berdasarkan hasil perhitungan pada BAB III, diperoleh jumlah kebutuhan air minum wilayah perencanaan sampai tahun 2028 adalah sebesar 573,18 L/det. Air yang akan diolah di instalasi pengolahan yang direncanakan adalah kebutuhan air minum di wilayah perencanaan ditambah dengan
IV-2
Tinjauan Air Baku
kebutuhan air bersih di dalam instalasi pengolahan misalnya untuk kebutuhan karyawan, pencucian, pelarutan, dll, yang besarnya direncanakan 5% dari kebutuhan air penduduk.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Kebutuhan Air yang Harus Diolah Jenis Kebutuhan Air Kebutuhan Air Total
2018 2028 (L/detik) (L/detik) 395,34
573,18
170
170
Kebutuhan Air Tak Terpenuhi
225,34
403,18
Kebutuhan Air Bersih u/ IPAM
11,27
20,16
Debit Pengolahan IPAM
236,61
423,34
Kapasitas Terpasang PDAM
Sumber : Perhitungan
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa kebutuhan air mencapai 423,34 L/det. Sumber air baku yang dipilih harus dapat memenuhi total debit kebutuhan di atas. Sungai Cimanuk merupakan sungai terbesar yang ada di wilayah perencanaan. Letaknya yang paling dekat dengan rencana lokasi instalasi pengolahan pun menjadi pertimbangan sebagai sumber terpilih. Sungai Cimanuk ini memiliki debit 4180 L/det yang dapat memenuhi kebutuhan air di wilayah perencanaan. Sungai Cimanuk termasuk ke dalam Satuan Wilayah Sungai (SWS) Cimanuk. Curah hujan tahunan yang terjadi di DAS Cimanuk rata-rata sebesar 2070 mm dengan potensi aliran rata-rata mencapai kapasitas sebesar 4 milyar meter kubik per tahun. Di sekitar hulu terdapat kegiatan penggilingan batu yang berpotensi memberikan dampak pada kualitas air sungai. Sungai Cimanuk juga digunakan untuk irigasi pertanian oleh masyarakat
IV.4 Lokasi Intake Intake merupakan bangunan/alat yang digunakan untuk mengambil air dari sumbernya untuk keperluan pengolahan dan penyediaan air minum. Dalam
IV-3
Tinjauan Air Baku
menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu : x Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi x Kuantitas air x Minimasi efek-efek negatif x Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan x Memliki tempat bagi kendaraan x Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang x Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada x Kondisi geologis yang baik Lokasi intake yang direncanakan berjarak ±270 m dari rencana lokasi instalasi pengolahan yang terletak di PDAM Cabang Garut Kota, Kecamatan Bayongbong, dengan elevasi intake
+738,74 m di atas
permukaan laut.
IV.5 Kuantitas Air Baku Data debit rata-rata tahunan Sungai Cimanuk yang diukur di Pos Duga Air Bojongloa, Kecamatan Bayongbong, ditunjukkan oleh Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Debit Sungai Cimanuk Pos Duga Air Bojongloa, Kecamatan Bayongbong Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Debit Rata-Rata (L/det) 9350 5780 7290 6640 4340 4220 3820 5000 6770 6410 4180
Sumber : Dinas PSDA, 2006
Suatu sumber air baku haruslah dapat memenuhi kebutuhan debit pengolahan dari instalasi. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa kebutuhan
IV-4
Tinjauan Air Baku
air mencapai 423,34 L/det. Debit perencanaan berada di bawah debit ratarata Sungai Cimanuk. Debit pengambilan air baku untuk perencanaan ini adalah 423,34 L/det. Nilai ini hanya 10% dari kapasitas sumber. Walaupun kapasitas sumber telah diambil untuk memenuhi kebutuhan penduduk, kehidupan akuatik di dalam air masih tetap terjaga dan dapat dipertahankan.
IV.6 Kualitas Air Baku Untuk pengukuran kualitas Sungai Cimanuk dilakukan pengambilan sampel di rencana lokasi intake. Hasil pengukuran ditunjukkan oleh Tabel 4.3. Sedangkan untuk data sekunder ditunjukkan oleh Tabel 4.4.
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kualitas Air Baku Sungai Cimanuk (data primer) No 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Parameter Analisis FISIKA Bau Zat padat terlarut Zat padat tersuspensi Kekeruhan Rasa Temperatur Warna KIMIA Besi (Fe) Kesadahan (CaCo3) Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Klorida (Cl-) Mangan (Mn) pH Sulfat Bikarbonat Seng Tembaga Amoniak Klorin bebas (Cl2)
Satuan
Baku Mutu
Metode Analisis
Hasil Analisis
mg/l mg/l NTU 0 C TCU
1000 50 Dev 3 -
SMEWW 2150 SMEWW-2540-C SMEWW-2540-D SMEWW 2130-B SMEWW 2160-B SMEWW 2550 SMEWW 2120-B
Tdk berbau 116 315 113 Tdk berasa 25 30
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
0,3 500 600 0,1 6-9 400 0,05 0,02 0,5 -
SMEWW 3500-Fe-B SMEWW-2340-C SMEWW 3500-Ca SMEWW 3500-Mg SMEWW 4500-Cl--B SMEWW 3500-Mn-B SMEWW-4500-H+-B SMEWW 4500-SO4-E SNI 06-2420 1991 SMEWW-3500-Zn SMEWW-3500-Cu SMEWW-4500-NH3 -
10,91 76 19,65 6,56 12,06 0,40 7,39 41,2 39,24 0,096 0,011 0,206 0,0
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Air Program Studi TL ITB, mengacu pada baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001
IV-5
Tinjauan Air Baku
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Kualitas Air Baku Sungai Cimanuk (data sekunder) Parameter FISIKA DHL Kekeruhan Suhu Warna TDS TSS
Satuan
Mei 02
Juni 02
Agust 02
Okt 02
ȝ6FP NTU 0 C Unit PtCo mg/L mg/L
185 125 22,7 12 112 184
210 25 23,5 8,5 126 40
200 42 20,04 5 128 74
214 24 23,4 4,3 128 46
mg/L NH3 mg/L Fe mg/L B mg/L F mg/L K mg/L Ca mg/L CaCO3 mg/L Cl mg/L Mg mg/L Mn mg/L NO3 mg/L NO2 mg/L Zn mg/L SO4
0,66 4,5 0,125 0,16 1,7 18 72 12 6,6 0,22 0,11 0,006 8,1 0,05 28
0,32 4,6 0,011 0,16 1,3 22 92 15 6,6 0,24 0,31 0,003 7,8 1,9 37
0,11 4,42 0,08 0,48 1,4 18 72 10 6,5 0,06 1,41 0,007 7,5 0,07 22
2,74 2,41 tt 0,14 1,2 21 131 15 19 0,4 0,38 0,006 7,7 0,04 34
jml/100 ml
3x104
5,2x104
3,7x104
32x104
KIMIA Amoniak Besi Boron Fluorida Kalium Kalsium Kesadahan Klorida Magnesium Mangan Nitrat Nitrit pH Seng Sulfat MIKROBIOLOGI Koli
Sumber : BPLHD, 2002
IV-6