BAB IV TINGGALAN BUDAYA BOTULIODU DI KECAMATAN MANANGGU
4.1 Ceritra Botuliodu Kehidupan masyarakat Mananggu dengan perkembangan jaman memendam kisah ceritra yang bernuansa sejarah lokal, kisah tersebut menuai kontrofersi. Dan generasi yang tidak lagi mengetahui makin menumpuk, disebabkan oleh terkikisnya generasi yang digiring arus perubahan jaman. Kisah bersejarah tersebut hanya dapat didengar dari orang tua yang sekarang masih hidup, apabila orang tua itu masih betulbetul mengetahui kisah ceritra tersebut, maka kisah itu akan mengalir ke-genarasi berikut. Salah satu kisah ceritra di masyarakat Kecamatan Mananggu adalah adanya Botuliodu, ceritra-ceritra tentang Botuliodu sudah mulai hilang dibenak masyarakat terutama generasi muda. Penelusuran ceritra yang bernuansa sejarah itu menimbulkan inspirasi untuk melestarikannya, karena masih ada wujud dari peninggalan sejarah yaitu batu telapak kaki dan batu bergaris terukir, untuk pengembangan cagar budaya, namun banyak kendala sehingga penelusuran butuh waktu untuk mengengungkapkannya. Botuliodu yang dipahami masyarakat Mananggu banyak presepsi, ada masyarakat yang memahami Botuliodu dengan presepsi ceritra tujuh bidadari.
38
Menurut tokoh adat Rizon Mohamad. 1 Ceritra tersebut menggambarkan seorang tokoh yang bernama lahilote ketemu dengan tuju bidadari yang dari kayangan sedang mandi disungai. Kemudian lahilote mengambil selendang dari salah satu bidadari yang lagi sementara mandi tersebut, dan selendang itu disembunyikan oleh lahilote. Salah satu bidadari yang diambil selendangnya tidak dapat kembali kekayangan dimana tempat bidadari itu berasal, karena selendang tersebut berada sama lahilote. Setelah lahilote menemui bidadari yang tertinggal tersebut, lahilote membujuk menikahinya dan hidup bersama dialam dunia. Dikemudian hari selendang didapati kembali oleh bidadari itu, dan bidadari istri dari lahilote kembali ke-kayangan meninggalkan suaminya lahilote. setelah lahilote mengetahui bahwa istrinya sudah kembali ke asalnya yaitu di kayangan, lahilote mencari cara utnuk pergi menyusul istrinya, konon katanya lahilote menyusul istrinya dengan memakai Hutia Mala (rotang), dan lahilote sampailah ke kayangan dima istrinya berada. Disuatu hari lahilote dan istrinya mendapat musibah denga adanya uban di kepala lahilote, istrinya langsung memberitahu suaminya lahilote bahwa dinegeri kayangan tidak ada orang yang beruban, oreng yang berubang itu tepatnya di bumi. Istri lahilote langsung pergi membantu lahilote pulang ke bumi dengan mengangikat rambutnya helai demi helai dijadikan lahilote alat untuk turun, namun ditengah perjalanan lahilote mendapat masalah dengan kondisi alam sampai lahilote jatuh ke bumi dan menancapkan kakinya satu di Boalemo dan satu lagi entah dimana.
1
Wawancara dengan tokoh adat Bapak Rizon Mohamad di rumahnya, Dusun Botuliodu, Desa Bendungan. Jumat tanggal 4 Mei 2012, pukul 14.00
39
Lain lagi dengan pemahaman Menurut Saleh Polomulo.2 Botuliodu tersebut ceritanya adalah mengisahkan seorang yang bernama limonu. Konon bahwa limonu adalah anak dari Lahilote yang pada saat itu memimpin daerah barat, dan musuh dari Lahilote yaitu Hemuto pemimpin wilayah sebelah utara. dengan kesaktian masingmasing mereka tetap mempertahankan wilayahnya dan saling meyerang satu sama lain untuk merebut wilayah, Hemuto dikenal dengan sosok yang keras dan perkasa (sakti). Lahilote kalah dalam pertempuran dengan Hemuto, kemudian lahilote lolahi (lari) dari wilayanya untuk mencari (berguru) lagi kesaktian. Setelah lahilote lari dari wilayahnya, ia ketemu dengan perempuan yang sangat panjang rambutnya. Persempuan tersebut dijadikan istrinya. Dan suatu hari Lahilote mendengar informasi bahwa di wilayah kekuasaanya Hemuto menyerang dan membunuh masyarkat yang dipimpin lahilote, kemudian lahilote pamitan sama istrinya kembali kewilayah di mana ia memimpin dan saat itu istri lahilote dalam keadaan hamil. Setelah lahilote kembali, istrinya melahirkan seorang anak laki-laki yang namanya Limonu, seiring dengan waktu Limonu semakin hari semakin besar sampai Limonu menjadi dewasa. Suatu hari Limonu menanyakan siapa babaknya, dan ibunya pun menjelaskan bahwa bapanya adalah seorang pemimpin di wilayah barat. Mendengar penjelasan ibunya itu, Limonu pamit sama ibunya untuk menemui ayahnya. Limonu sejak lahir terilhami dengan kekuatan (sakti), dengan kesaktiannya itu Limonu melompat (terbang) dan kakinya mendarat di mananggu sebelah kiri dan sebelah kanan di
2
Wawancara dengan tokoh masyarakat Bapak Saleh Polomulo di rumahnya, Desa Salilama, Kecamatan Mananggu Senin tanggal Mei 2012, pukul 16.00
40
paguyaaman sampai di limboto (wilayah barat) yang dipimpin bapaknya itu. Limonu setelah tiba di wilayah tersebut dan langusng menemui ayahnya, ditemuinya lahilote sedang bermain takraw bersama masyarakat lainnya. Lalu Limonu menanyakan ayahnya itu dan memberitahu bahwa ia adalah anak dari ibunya, Saat itu ayahnya kaget dan memberitahu kepada anaknya tentang “jika benar-benar anakku adalah kamu” maka kamu harus membunuh hemuto kata lahilote. ucapan dari ayahnya itu diterima oleh limonu, dan Limonu mencari Hemuto untuk memenuhi perintah ayahnya itu. Limonu dengan kesaktianya telah membunu Hemuto, setelah limonu memenuhi perintah ayahnya itu, kemudian limonu kembali ke-ibunya. Ceritra di atas menggambarkan pemahaman masyarakat mananggu ada perberbadaan pemahaman, namun sampai saat ini ceritra tersebut sedikit dipahami dan sulit ditemukan pada generasi muda sekarang sebab anak muda zaman sekarang tidak lagi mementingkan hal seperti itu dan tidak ada manuskrip yang mendukung bahwa ceritra tersebut identik dengan tinggalan budaya Botuliodu. Sejarah sebagai ceritra dapat dilihat dalam buku (Dasar-Dasar Ilmu Sejarah dan Metodologi Sejarah karangan Drs. Darwin Une, M.Pd, hlm:126), dan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
41
Gambar 2 : Diagram Ceritra
X
X
OBYEK
A D
CERITRA
A
CERITRA
B
CERITRA
C
CERITRA
Penjelasan gambar di atas adalah obyek yang diceritakan akan bertambah dan juga akan berkurang, ceritra tersebut mengalami perubahan sebab tidak ada sumber tertulis yang menjadi patokan untuk pembenaran.
4.2 Cagar Botuliodu Cagar Botuliodu merupakan peninggalan budaya yang perlu dilestariakan, agar dapat membantu generasi muda dalam memahami sejarah. Cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikirn dan prilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan,
pengembangan,
dan
pemanfaatan
dalam
rangka
kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
42
memajukan
Cagar budaya berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan perlu dikelolah oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya. 3 Peningalan budaya yang terdapat di Botuliodu ada beberapa jenis yaitu jejak telapak kaki, batu bergaris terukir itu yang ditemukan dilapangan dan masih banyak lagi menurut ceritra masyarakat. Gambar telapak kaki dan batu bergaris terukir dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 3 : Batu Telapak Kaki
Sumber : Dokumen Pribadi
3
Undang-undang Republic indonesia No 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
43
Gambar 4 : Batu Bergaris Terukir
Sumber : Dokumen Pribadi
Perjalanan menuju lokasi tersebut sangat mudah dapat ditempuh dalam 2 jam, perjalanan menuju lokasi bisa naik roda empat tetapi hanya sampai di jembatan gantung, roda dua sampai di pos kehutanan dan selanjutnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan menuju lokasi tersebut banyak yang dapat dilewati yaitu Dusun Botuliodu, pemukiman masyarakat, perkebunan masyarakat dan sungai hanya satu jalur tetapi delapan kali menyebranginya. Lokasi Botuliodu terdapat pada bagian utara Kecamatan Mananggu terletak pada 000 34‟05.3” Lintang Utara dan 1220 09‟31.9” Bujur Timur. Jarak dari Kantor Camat Mananggu kelokasi sekitar 7 km lebih dan jarak dari Kantor Desa Bendungan kelokasi Botuliodu sekitar 5 km lebih. Batas-batas lokasi Botuliodu yaitu sebagai berikut : 44
-
Bagian Utara dengan Hutan.
-
Bagian Timur dengan Hutan.
-
Bagian Selatan dengan Hutan.
-
Bagian Barat dengan Hutan.
Gambar 5 : Lokasi Botuliodu
U Batu Bergaris Terukir
Batu Telapak Kaki
Batu yang meliki 3 jejak telapak kaki panjangnya 3 meter, lebar 2.27 cm, tinggi sebelah kiri 47 cm dan tinggi sebelah kanan 42 cm. di dalam batu tersebut ada satu telapak kaki yang berukuran besar, terus yang dua lagi berukuran kecil, masingmasing ukuran tidak sama dan bentuk kakinya pun tidak beraturan. Kaki (1) yaitu yang besar, meiliki panjang 70 cm, lebar dibagian dupen 29 cm, lebar dibagian tengah 16 cm, dan lebar dibagian belakang (tumit) 14 cm, jarak dari ujung tumit kebatu bagian luar 45 cm. dan jarak kiki (1) dengan kaki (2) 30 cm dan jarak kaki (1) dengn kaki (3) yaitu 90 cm, Kaki (2) yaitu yang berukuran kecil pertama, panjang
45
kaki 30 cm, lebar bagian depan 11 cm, lebar bagian tengah 15 cm, lebar bagian belakang (tumit) 11.5 cm, jarak dari ujung tumit ke-batu bagian luar 60 cm dan jarak telapak kaki (2) ke telapak kaki (3) yaitu 80 cm. Kaki (3) yaitu yang berukuran kecil kedua, panjang kaki 30 cm, lebar bagian depan 8 cm, lebar bagian tengah 5 cm, lebar bagian belakang (tumit) 4 cm dan jarak dari ujung tumit ke-batu bagian luar 1 cm. Jarak batu telapak kaki dengan batu bergaris yaitu 14 meter, dari kedua batu tersebut ada juga batu yang benar-benar telapak kaki tetapi sudah tertimbun oleh pasir dan kerikil sehingga membutuhkan waktu untuk menggalinya, Jarak batu bergaris dengan batu telapak kaki yang sebenarnya diperkirakan 12 meter lebih dan jarak batu telapak kaki sebenarnya yang tertimbun itu, dengan batu telapak kaki yang Nampak diperkirakan 1 meter lebih dari samping batu sebelah Timur. Masyarakat Mananggu memanfaatkan cagar Botuliodu setiap satu tahun sekali dalam rangka Mongadi Salawati artinya doa selamat, namun dari pihak pemerintah daerah belum ada upaya pelestarian dan perlindungan cagar Botuliodu tersebut.
4.3 Nilai Yang Terkandung Di Botuliodu Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut. a). Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia,
46
Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu yang dapat kita indra adalah kejujuran itu. b). Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan perilaku yang mencerminkan nilai keadilan. c). Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan. 4 Setiap peninggalan sejarah terdapat nilai yang perlu diungkap, agar pengetahuan tersirat disetiap benda peninggalan sejarah dapat dipahami dengan baik. Nilai yang terkandung dalam Botuliodu yaitu sejarah, budaya dan ekonomi adalah hal yang penting dalam menlestarikannya. 4.3.1 Sejarah Sejarah diambil dari bahasa Arab adalah Sajaratun yang artinya pohon (silsilah), sejarah dalam bahasa inggris history berasal dari kata benda yunani istoria, yang berarti ilmu. Dalam penggunaannya oleh filsuf Yunani Aristoteles, istoria berarti suatu pertelaan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, entah susunan
4
Sumber internet : http://uzey.blogspot.com/2009/09/pengertian-nilai.html, diunduh selasa tgl 5 juni 2012, pukul 21.07.
47
kronologis merupakan faktor atau tidak di dalam pertelaan; pengguanaan itu, meskipun jarang, masih tetap hidup di dalam bahasa Inggris terhadap sebutan natural history. Akan tetapi dalam perkembangan zaman, kata Latin yang sama artinya yakni scientia lebih sering dipergunakan untuk menyebutkan pertelaan sistematis nonkronologis mengenai gejala alam; sedangkan kata istoria biasanya diperuntukkan bagi pertelaan mengenai gejala-gejala (terutama hal-ihwal manusia) dalam urutan kronologis. Menurut defenisi yang paling umum, kata history kini berarti masa lampau umat manusia. Bandingkan dengan kata Jerman untuk sejarah, yakni Geschichte, yang berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi. Geschichte adalah sesuatu yang telah terjadi. Arti ini terhadap kata sejarah acapkali dijumpai di dalam ucapan-ucapan yang terlalu sering dipakai seperti “semua sejarah mengajarkan sesuatu” atau “pelajaran-pelajaran sejarah”. 5 Defenisi di atas mengartikan bahwa sejarah sering dibicarakan oleh setiap orang, artinya sejarah tidak luput dari pembicaraan. Namun dimasa sekarang, benda bersejarah atau yang bersejarah sering dikucilkan, tidak ada upaya mencari tahu bagaimana dan apa sebenarnya yang terjadi. Sejarah memiliki kegunaan, kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. banyak manusia yang belajar dari sejarah. belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada
5
Louis Gottschalk. 2008. Mengerti sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto. UI-Press. Jakarta. hlm 33.
48
pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya. manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. Kesalahan pada masa lampau, baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari. sementara itu, pengalaman yang baik justru harus ditiru dan dikembangkan. Dengan demikian, manusia dalam menjalani kehidupannya tidak berdasarkan cobacoba saja (trial and error), seperti yang dilakukan oleh binatang. manusia harus berusaha menghindari kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Kenyataan bahwa sejarah terus ditulis orang, semua peradaban dan sepanjang waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu. Tetapi bagi mereka yang meragukan hasil peradaban manusia ini, baiklah disini akan dipaparkan guna sejarah. Kuntowijoyo berpendapat, bahwa sejarah berguna secara intrinsik dan ekstrinsik. Secara intrisik, sejarah berguna untuk sebagai pengetahuan. Secara instrinsik, yaitu (1) sejarah sebagai ilmu, (2) sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lampau, (3) Sejarah sebagai pernyataan pendapat dan (4) sejarah sebagai profesi. Secara ekstrinsik, sejarah dapat digunakan sebagai liberal education untuk mahasiswa, yaitu; (1) moral; (2) penalaraan; (3) politik; (4) kebijaksanaan; (5) perubahan; (6) masa depan; (7) keindahan dan (4) ilmu bantu. Selain sebagai pendidikan, sejarah berfungsi sebagai (9) latar belakang; (10) rujukan dan (11) bukti.
49
Guna sejarah seperti yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo akan menjadi komprehensip apabila disandingkan dengan pendapat S.K Kochhar tentang sasaran, tujuan dan nilai sejarah. Hematnya, berikut: 1.
Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri.
2.
Memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang, dan masyarakat.
3.
Membuat masyarakat mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah dicapai oleh generasinya.
4.
Mengajarkan toleransi.
5.
Menanamkan sikap intelektual.
6.
Memperluas cakrawala intelektualitas.
7.
Mengajarkan prinsip-prinsip moral.
8.
Menanamkan orientasi ke masa depan.
9.
Memberikan pelatihan mental.
10. Melatih siswa menangani isu-isu kontroversial. 11. Membantu mencarikan jalan keluar bagi berbagai masalah sosial dan perseorangan. 12. Memperkokoh rasa nasiomalisme. 13. Mengembangkan pemahaman internsional. 14. Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berguna.
50
Mempelajari sejarah bukan sekedar hapalan atau hanya sekedar cerita tentang suatu peristiwa besar yang kemudian kita lupakan dan tanpa memperoleh pemahaman sedikitpun. Peristiwa sejarah pasti mengandung nilai. 6
4.3.2 Budaya Budaya (kebudayaan/kultur) seringkali diartikan oleh beranekaragam arti atau makna. Antara satu makna dengan makna yang lain dapat berbeda. Antara orang awan dan akademisi pun dapat berbeda pendapat tentang arti budaya ini. Bahkan di antara akademisi mempunyai pandangan yang tidak sama. Kenyataannya, budaya memang adalah sebuah konsep yang bermakna beranekaragam. Ada yang memaknainya secara luas dan ada pula yang memaknainya secara sempit. Bagi mereka yang memaknai sempit/terbatas, budaya diartikan hanya sekedar sebuah seni, candi, tari-tarian, kesusastraan, dan sebagainya. Padahal bagian dari arti-arti seperti disebutkan adalah bagian dari budaya. Nilai budaya yang dimiliki satu masyarakat dapat terdiri dari beberapa kategori nilai, yaitu nilai pengetahuan, nilai religi, nilai sosial, nilai seni, dan nilai ekonomi. Dalam kategori nilai sosial ada sejumlah nilai, misalnya nilai tertib, setia kawan, harga diri, tolong-menolong, rukun, kompetitif, disiplin, dan sebagainya. Nilai disiplin juga merupakan unsur nilai religi, di samping takwa, iman, yang menjadi unsur nilai seni di samping indah, melankolis, halus, riang, dinamis, kreatif,
6
Sumber Internet: http://tanggamusik.blogdetik.com/tag/nilai-nilai-sejarah/diunduh selasa 5 juni 2012, pukul 21.55
51
dan lain-lain. Dengan kata lain, sebuah atau beberapa nilai tersebar sebagai unsur dalam kategori nilai-nilai: pengetahuan, religi, sosial, seni, dan ekonomi. Keseluruhan nilai-nilai itu terkait satu dengan yang lain, sehingga merupakan satu sistem nilai budaya (cultural value system).7 Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbolsimbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi. 8 Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu : 1.
Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
2.
Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
3.
Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat). Penjelasan budaya menitikberatkan pada peninggalan benda sejarah, benda
bersejarah tersebut terdapat budaya dan setiap benda dimiliki nilai, jika benda 7
Sumber Internet: http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/konsep-nilai-budaya.html, diunduh Rabu 6 juni 2012, pukul 12.18 8
Sumber Internet: http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai-nilai_budaya. diunduh selasa tanggal 5 juni 2012, pukul 21.06
52
peninggalan sejarah mendapat perhatian, maka otomatis pelestarian nilai-nilai budaya tetap berlangsung. 4.3.3 Ekonomi. Berdasarkan UU nomor 11 tahun 2010 tentang „Cagar Budaya‟ memberikan wewenang kepada pemerintah kota/kab untuk pengelolaan dan pelestarian cagar budaya. Namun pemerintah Kabupaten Boalemo belum menganalisa potensi daerah, berupa cagar budaya, dan yang belum nampak yaitu pengembangan cagar budaya dijadikan pendapatan ekonomi rakyat. Salah satu ide yang dapat mengembangkan pelestarian cagar budaya adalah ekonomi kreatif, sebab cagar budaya itu menguntungkan rakyat dalam menumbuhkan ekonominya. Melacak perkembangan ekonomi kreatif, tak bisa lepas dari kemunculannya untuk pertama kali di Inggris. Saat itu, John Howkins (2001) menulis buku Creative Economy, How People Make Money from Ideas. John Howkins adalah seorang yang berkebangsaan Inggris yang memiliki multiprofesi. Di samping sebagai pembuat film, ia juga aktif menyuarakan ekonomi kreatif kepada pemerintahan Inggris. Dia banyak terlibat dalam berbagi diskusi pembentukan kebijakan ekonomi kreatif di kalangan pemerintahan negara-negara Eropa. John Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai ekonomi yang menjadikan kreativitas, budaya, warisan budaya, dan lingkungan sebagai tumpuan masa depan. Konsep ekonomi kreatif itu kemudian dikembangkan oleh ekonom
53
Richard Florida (2001) dari Amerika Serikat. Dalam buku The Rise of Creative Class dan Cities and Creative Class, Florida mengulas tentang industri kreatif di masyarakat. Menurutnya, manusia pada dasarnya adalah kreatif, apakah ia seorang pekerja di pabrik kacamata atau seorang remaja di gang senggol yang sedang membuat musik hip-hop. Namun perbedaannya ada pada statusnya, karena ada individu-individu yang secara khusus bergelut dibidang kreatif dan mendapatkan kemanfaatan ekonomi secara langsung dari aktivitas yang digeluti. (Moelyono, 2010). Negara, wilayah, atau daerah yang mampu menciptakan produk-produk baru yang inovatif tercepat akan menjadi pemenang persaingan di era ekonomi global ini. Menumbuhkembangkan ekonomi kreatif tak bisa lepas dari budaya setempat. Budaya harus menjadi basis pengembangannya. Dalam kebudayaan lokal ada yang disebut dengan kearifan local (local genius) yang menjadi nilai-nilai bermakna, antara lain, diterjemahkan ke dalam bentuk fisik berupa produk kreatif daerah setempat. Revrisond Baswir, ekonom Universitas Gadjah Mada mengatakan bahwa ekonomi kreatif tidak bisa dilihat dalam konteks ekonomi saja, tetapi juga dimensi budaya. Ide-ide kreatif yang muncul adalah produk budaya. Karenanya, strategi kebudayaan sangat menentukan arah perkembangan ekonomi kreatif Setiap daerah/wilayah pada umumnya memiliki potensi produk yang bisa diangkat dan dikembangkan. Keunikan atau kekhasan produk lokal itulah yang mesti menjadi intinya lalu ditambah unsur kreativitas dengan sentuhan teknologi. Silakan saja satu daerah dan daerah lain memiliki produk yang sejenis, namun setiap daerah
54
mesti mempertahankan ciri khasnya. Akhirnya, kita menaruh harapan semoga ekonomi kreatif melalui industri-industri kreatif bisa berkembang dengan baik di negeri ini. Jika ini berkembang, maka tak hanya produk domestik bruto (PDB) yang meningkat, lapangan kerja juga kian terbuka sehingga pengangguran dan kemiskinan dapat diatasi secara bertahap. 9 Berdasarkan penjelasan di atas, nilai yang terkandung dalam cagar botuliodu akan nampak, jika peninggalan budaya tersebut digali (ungkap) dan dilestariakan untuk kebutuhan, khususnya masyarakat Mananggu dan masyarakat umumnya. Semua pihak bertanggungjawab terhadap peninggalan budaya yang belum dimanfaatkan atau yang belum terdaftar untuk dijadikan cagar budaya, seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 11 tahuh 2010 tentang Cagar Budaya.
9
Sumber Internet: http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/11/24/ekonomi-kreatifberbasis-budaya-lokal/ diunduh kamis 7 juni 2012, pukul 08.27
55