5. Kisah-kisah dan Sejarah
5.8 Nabi Syu’aib AS.
5.8.1 Nabi Syu’aib AS. dan Kaum Madyan Kaum Madyan, kaumnya Nabi Syu‘aib, adalah segolongan bangsa Arab yang tinggal di sebuah daerah bernama “Aikah” di pinggir negeri Syam. Mereka terdiri dari orang-orang kafir tidak mengenal Tuhan Yang Maha Esa. Mereka menyembah kepada sebidang padang pasir yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanam-tanaman. Kemudian Allah mengutus Nabi Syu‘aib di tengah-tengah kaumnya. Nabi Syu‘aib keluar menuju kaumnya dan memulai dakwahnya: Artinya: “Dan kepada penduduk Madyan, Kami (Utus) Syu‘aib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhan-mu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.”(QS. Al-A‘rōf (7): 85) Artinya: “Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalanghalangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah Memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.”(QS. AlA‘rōf (7): 86) Artinya: “Jika ada segolongan di antara kamu yang beriman kepada (ajaran) yang aku diutus menyampaikannya, dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah sampai Allah Menetapkan keputusan di antara kita. Dia-lah hakim yang terbaik.”(QS. Al-A‘rōf (7): 87) Artinya: “Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami Utus) saudara mereka, Syu‘aib. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur). Dan sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang membinasakan (Kiamat).”(QS. Al- Hūd (11): 84) Artinya: “Dan wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan jangan kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.”(QS. Al- Hūd (11): 85) Artinya: “Sisa (yang halal) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.”(QS. Al- Hūd (11): 86) Artinya: “Penduduk Aikah ** telah mendustakan para Rosul,”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 176) -----------------------------------------------------------------*lalah penduduk Madyan, yaitu kaum Nabi Syu‘aib AS.. Artinya: “ketika Syu‘aib berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?”(QS. AsySyu‘arō’ (26): 177) Artinya: “Sesungguhnya, aku adalah Rosul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,”(QS. AsySyu‘arō’ (26): 178) Artinya: “maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku,”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 179)
1
5. Kisah-kisah dan Sejarah
5.8 Nabi Syu’aib AS.
Artinya: “dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 180) Artinya: “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang lain,”(QS. AsySyu‘arō’ (26): 181) Artinya: “dan timbanglah dengan timbangan yang benar.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 182) Artinya: “Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi,”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 183) Artinya: “dan bertakwalah kepada Allah yang telah Menciptakan kamu dan umat-umat yang terdahulu.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 184) Artinya: “Dan kepada penduduk Madyan, (Kami telah Mengutus) saudara mereka Syu‘aib, dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di bumi berbuat kerusakan.”(QS. Al- ‘Angkabūt (29): 36) Dengan cara yang demikian, Nabi Syu’aib menjelaskan kaumnya bahwa masalah yang mereka hadapi saat ini sangat penting dan sangat serius, bahkan sangat berat. Bahkan mereka menolak dan menentang ajakannya: Artinya: “Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri dari kaum Syu‘aib berkata, “Wahai Syu‘aib! Pasti kami usir engkau bersama orang-orang yang beriman dari negeri kami, kecuali engkau kembali kepada agama kami.” Syu‘aib berkata, “Apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak suka?”(QS. Al-A‘rōf (7): 88) Artinya: “Sesungguhnya, kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, setelah Allah Melepaskan kami darinya. Dan tidaklah pantas kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami Menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.”(QS. Al-A‘rōf (7): 89) Artinya: “Mereka berkata, “Wahai Syu‘aib! Apakah agamamu yang menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta kami menurut cara yang kami kehendaki? Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai.*”(QS. Al- Hūd (11): 87) -----------------------------------------------------------------*Perkataan ini mereka ucapkan untuk mengejek Nabi Syu’aib a.s.. Artinya: “Mereka berkata, “Engkau tidak lain hanyalah orang-orang yang kena sihir,”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 185) Artinya: “dan engkau hanyalah manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin engkau termasuk orang-orang yang berdusta.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 186) Nabi Syu’aib mengetahui bahwa kaumnya mengejeknya karena mereka menganggap agama tidak turut campur dalam kehidupan sehari-hari. Namun, beliau menghadapi semua itu
2
5. Kisah-kisah dan Sejarah
5.8 Nabi Syu’aib AS.
dengan penuh kelembutan dan kasih sayang kerana beliau yakin apa yang beliau bawa adalah kebenaran. Artinya: “Dia (Syu‘aib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhan-ku dan aku Dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.”(QS. Al- Hūd (11): 88) Artinya: “Dan wahai kaumku! Janganlah pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu berbuat dosa, sehingga kamu ditimpa siksaan seperti yang menimpa kaum Nuh, kaum Hud atau kaum Shalih, sedang kaum Luth tidak jauh dari kamu.”(QS. Al- Hūd (11): 89) Artinya: “Dan mohonlah ampunan kepada Tuhan-mu, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya, Tuhan-ku Maha Penyayang, Maha Pengasih.”(QS. Al- Hūd (11): 90) Nabi Syu‘aib menunjukkan kepada mereka kasih sayang Tuhannya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tetapi, kekerasan hati mereka dan keinginan mereka untuk mendapatkan harta yang haram serta rasa puas dengan sistem yang mengatur mereka, semua itu menyebabkan mereka menolak kebenaran Artinya: “Dan pemuka- pemuka dari kaumnya (Syu‘aib) yang kafir berkata (kepada sesamanya), “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu‘aib, tentu kamu menjadi orangorang yang rugi.”(QS. Al-A‘rōf (7): 90) Artinya: “Mereka berkata, “Wahai Syu‘aib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang engkau katakan itu, sedang kenyataannya kami memandang engkau seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami telah merajam engkau, sedang engkau pun bukan seorang yang berpengaruh di lingkungan kami.”(QS. Al- Hūd (11): 91) Mereka menampakkan kebencian kepada Nabi Syu’aib dan ingin sekali untuk membunuhnya kalau bukan kerana alasan-alasan yang berhubungan dengan keluarganya. Menghadapi ancaman itu, Nabi Syu’aib tetap menunjukkan sikap lembutnya lalu beliau bertanya kepada mereka dengan maksud untuk menggugah ke sekian kalinya akal mereka. Artinya: “Dia (Syu‘aib) menjawab, “Wahai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, bahkan Dia kamu tempatkan di belakangmu (diabaikan)? Ketahuilah (pengetahuan) Tuhan-ku meliputi apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al- Hūd (11): 92) Artinya: “Dan wahai kaumku! Berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah! Sesungguhnya aku bersamamu adalah orang yang menunggu.”(QS. Al- Hūd (11): 93) Kemudian pergelutan antara Nabi Syu’aib dan kaumnya berakhir adanya fasa baru. Mereka meminta kepada Nabi Syu’aib untuk mendatangkan azab dari langit jika beliau termasuk orang-orang yang benar. 3
5. Kisah-kisah dan Sejarah
5.8 Nabi Syu’aib AS.
Artinya: “Maka jatuhkanlah kepada kami gumpalan dari langit, jika engkau termasuk orangorang yang benar.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 187) Artinya: “Dia (Syu‘aib) berkata, “Tuhan-ku lebih Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 188) Artinya: “Kemudian mereka mendustakannya (Syu‘aib), lalu mereka ditimpa azab pada hari yang gelap. Sungguh, itulah azab pada hari yang dahsyat.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 189) Artinya: “Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka,”(QS. Al-A‘rōf (7): 91) Artinya: “orang-orang yang mendustakan Syu‘aib seakan-akan mereka belum pernah tinggal di (negeri) itu. Mereka yang mendustakan Syu‘aib, itulah orang-orang yang rugi.”(QS. Al-A‘rōf (7): 92) Artinya: “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami Selamatkan Syu‘aib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sedang orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya,”(QS. Al- Hūd (11): 94) Artinya: “seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, binasalah penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud (juga) telah binasa.”(QS. Al- Hūd (11): 95) Artinya: “Dan sesungguhnya penduduk Aikah * itu benar-benar kaum yang zolim,”(QS. AlḤijr (15): 78) -----------------------------------------------------------------*Penduduk Aikah ialah kaum Syu’aib. Aikah ialah tempat yang berhutan di daerah Madyan. Artinya: “maka Kami Membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua (negeri) * itu terletak di satu jalur jalan raya.”(QS. Al-Ḥijr (15): 79) -----------------------------------------------------------------*Yakni kota kaum Luth (Sodom) dan Aikah. Artinya: “Mereka mendustakannya (Syu‘aib), maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat, lalu jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka,”(QS. Al- ‘Angkabūt (29): 37) Artinya: “juga (ingatlah) kaum ‘Ad dan Tsamud, sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam,”(QS. Al- ‘Angkabūt (29): 38) Artinya: “Maka Syu‘aib meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhan-ku kepadamu dan aku telah menasihati kamu.
4
5. Kisah-kisah dan Sejarah
5.8 Nabi Syu’aib AS.
Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang kafir?”(QS. Al-A‘rōf (7): 93) Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang nabi pun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami Timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan agar mereka (tunduk dengan) merendahkan diri.”(QS. Al-A‘rōf (7): 94) Artinya: “Kemudian Kami Ganti penderitaan itu dengan kesenangan sehingga (keturunan dan harta mereka) bertambah banyak, lalu mereka berkata, “Sungguh, nenek moyang kami telah merasakan penderitaan dan kesenangan,” maka Kami Timpakan siksaan atas mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari.”(QS. Al-A‘rōf (7): 95) Artinya: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan Melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami Siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. Al-A‘rōf (7): 96) Artinya: “Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?”(QS. Al-A‘rōf (7): 97) Artinya: “Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain?”(QS. Al-A‘rōf (7): 98) Artinya: “Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang merugi.”(QS. Al-A‘rōf (7): 99) Artinya: “Atau apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri setelah (lenyap) penduduknya? Bahwa kalau Kami Menghendaki pasti Kami Siksa mereka karena dosa-dosanya; dan Kami Mengunci hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran).”(QS. Al-A‘rōf (7): 100) Artinya: “Itulah negeri-negeri (yang telah Kami Binasakan) itu, Kami Ceritakan sebagian kisahnya kepadamu. Rosul-rosul mereka benar-benar telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya. Demikianlah Allah Mengunci hati orang-orang kafir.”(QS. Al-A‘rōf (7): 101) Artinya: “Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sebaliknya yang Kami Dapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang benar-benar fasik.”(QS. Al-A‘rōf (7): 102) Artinya: “Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 190) Artinya: “Dan sungguh, Tuhan-mu, Dia-lah yang Maha Perkasa, Maha Penyayang.”(QS. AsySyu‘arō’ (26): 191)
5