Pencapaian IPM per Kecamatan
BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN
Ketika terjadi pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan yang berorientasi ekonomi (pertumbuhan ekonomi, kebutuhan dasar, kesejahteraan masyarakat dan pengembangan sumber daya manusia) kepada pembangunan yang berorientasi manusia maka terjadi pergeseran pusat perhatian pembangunan dari yang bersifat fisik kepada manusia. Ketika manusia menjadi titik sentral pembangunan maka secara otomatis manusia tidak hanya menjadi objek pembangunan tetapi juga menjadi subjek pembangunan dalam setiap tahap pembangunan. Sehingga pembangunan sesungguhnya adalah tentang penduduk (berupa pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial), untuk penduduk (berupa penciptaan peluang kerja melalui perluasan pertumbuhan ekonomi) dan oleh penduduk (berupa upaya pemberdayaan penduduk dalam partisipasi politik dan pembangunan). Keberhasilan pembangunan manusia pada akhirnya akan menentukan keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Untuk
mengukur
pencapaian
keberhasilan
pembangunan
manusia
dimanifestasikan dalam bentuk indeks pembangunan manusia (IPM)
yang
merupakan pengukuran perbandingan nilai harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup layak. IPM dapat digunakan untuk mengklasfikasikan apakah suatu wilayah dikatagorikan maju, berkembang, atau terbelakang, dan digunakan untuk mengukur pengaruh dari kebijakan pembangunan terhadap kualitas hidup. Adanya komitmen pemerintah Kabupaten Subang yang kuat untuk mengubah paradigma pembangunan dengan lebih mengutamakan pada manusia, tercermin dengan ditetapkannya Program Akselerasi pencapaian IPM. Hal ini memberikan
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
33
Pencapaian IPM per Kecamatan
harapan bagi segera terwujudnya kemajuan pembangunan manusia baik lahir maupun bathin secara menyeluruh di Kabupaten Subang. Berikut gambaran perjalanan capaian pembangunan manusia di Kabupaten Subang dipaparkan bagaimana posisi IPM di tingkat kecamatan tahun 2012.
4.1. Letak Geografis Kecamatan Secara geografis Kabupaten Subang terletak di Jawa Barat bagian utara, karakteristik sosial budaya masyarakat antar kecamatan cukup beragam. Kondisi ini erat kaitannya dengan tipologi wilayah tempat domisili penduduk yang sangat berbeda. Penduduk yang berdomisili di kecamatan-kecamatan bagian selatan wilayah Kabupaten Subang (sebesar 23,63 persen luas wilayah) menempati daerah pegunungan. Bagi yang berada di kecamatan pada bagian tengah yang merupakan bagian terbesar ( 48,37 persen) menempati daerah pedataran. Dan 28,00 persen dari luas wilayah berada di sekitar pantai dan ditempati oleh 29,84 persen penduduk Kabupaten Subang. Dengan perbedaan geografis dan sosial budaya penduduknya, maka permasalahan indikator IPM dihadapi setiap kecamatan mempunyai perbedaan. Pada bidang kesehatan, permasalahan-permasalahan yang ada disinyalir terkait dengan pola hidup bersih dan sehat, terutama dalam kesehatan lingkungan. Akses terhadap sarana pendidikan serta budaya masyarakat yang berbeda di daerah pegunungan, pendataran, dan pantai cukup berpengaruh terhadap pencapaian indikator di bidang pendidikan. Kondisi geografis dan sumber daya alam mempengaruhi jenis mata pencaharian, dan lapangan usaha masyarakat. Selain itu, distribusi barang/jasa juga sangat berpengaruh terhadap harga konsumen sehingga akhirnya berpengaruh kepada kemampuan daya beli.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
34
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Penduduk Kabupaten Subang Menurut Kecamatan dan Katagori Wilayah Tahun 2012 Daerah
Kecamatan
1.Sagalaherang 2.Serangpanjang 3.Jalancagak 4.Ciater Pegunungan 5.Cisalak 6.Kasomalang 7.Tanjungsiang 8.Cijambe 1.Cibogo 2.Subang 3.Kalijati 4.Dawuan 5.Cipeundeuy 6.Pabuaran 7.Purwadadi Pedataran 8.Cikaum 9.Pagaden 10.Pagaden Barat 11.Cipunagara 12.Compreng 13.Binong 14.Tambakdahan 1.Patokbeusi 2.Ciasem 3.Pamanukan 4.Sukasari Pantai 5.Pusakanagara 6.Pusakajaya 7.Legonkulon 8.Blanakan Kabupaten Subang
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
Luas WIlayah 50,45 51,79 40,86 53,86 79,41 39,44 75,32 93,63 53,71 54,00 98,04 82,98 92,66 65,43 89,93 92,80 44,44 48,25 100,73 63,86 50,98 54,58 80,62 110,49 48,81 51,79 53,29 59,46 73,00 97,15 2.051,76
% Wilayah
23,63
48,37
28,00
100,00
Jumlah Penduduk 29,313 24,692 43,458 28,270 39,402 40,765 43,399 39,375 41,970 124,367 61,649 38,835 46,335 60,846 59,812 47,098 60,275 34,245 60,388 44,505 43,567 41,009 78,780 104,160 56,337 40,304 38,897 45,366 22,064 62,164 1 501 647
% Wilayah
19,22
50,94
29,84
100,00
35
Pencapaian IPM per Kecamatan
Gambar 4.1. Peta Wilayah Kabupaten Subang
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
36
Pencapaian IPM per Kecamatan
Gambar 4.2. Peta Sebaran Penduduk Kabupaten Subang Menurut Kecamatan Tahun 2012
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
37
Pencapaian IPM per Kecamatan
Gambar 4.3. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Subang Menurut Kecamatan Tahun 2012
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
38
Pencapaian IPM per Kecamatan
4.2. Pencapaian IPM per Kecamatan. Pencapaian IPM Kabupaten Subang dalam kurun waktu 2008 - 2012 mengalami kenaikan, tampaknya berbagai program pembangunan setelah badai krisis ekonomi di medio 1997 yang begitu dahsyat merontokkan perekonomian Indonesia mulai berdampak positif terhadap meningkatnya kesejahteraan masyarakat, terutama komitmen Pemerintah Daerah dalam mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat melalui program akselerasi peningkatan pencapaian IPM. Tercatat dampak akselerasi terhadap peningkatan IPM pada tahun 2012 berhasil menaikan angka IPM sebesar 0,46 point yaitu menjadi 71,88 persen. Jika kita telaah capaian IPM per kecamatan yang telah dihitung pertama kali pada tahun 2006 dapat dijadikan kondisi awal (base line). Meskipun tidak mutlak, angka IPM per kecamatan tahun 2012 dapat memberikan gambaran terhadap perubahan kualitas hasil pembangunan manusia yang telah dilaksanakan di setiap kecamatan, walaupun jumlah kecamatan pada tahun 2006 masih 22 kecamatan dan tahun 2012 sudah 30 kecamatan. Dengan adanya kondisi awal setiap kecamatan yang sangat berbeda (dipengaruhi perkembangan pada masa lalu), maka untuk mengevaluasi indikator IPM lebih bijaksana apabila dilihat dari trend kenaikan/penurunan yang terjadi pada setiap komponennya. Dalam mengevaluasi kinerja suatu program diperlukan pemahaman yang sama, bahwa tidak setiap program yang telah selesai dilaksanakan akan seketika mempengaruhi peningkatan IPM. Sebab seperti telah dikemukakan diatas bahwa peningkatan sebagian besar komponen IPM merupakan akibat dari suatu proses pembangunan jangka panjang (kecuali salah satu komponen pendidikan). Sebagai contoh, peningkatan pendapatan rumah tangga melalui usahanya yang berkembang, belum tentu langsung meningkatkan daya beli apabila rumah tangga tersebut tidak mengalami perbaikan pola konsumsinya. Disamping itu pengaruh ekonomi makro (salah satunya inflasi) juga berpengaruh terhadap melemahnya daya beli. Maka
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
39
Pencapaian IPM per Kecamatan
perubahan yang berdampak kepada pola hidup yang menjadi lebih baiklah yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan IPM. Gambaran perkembangan indeks pembangunan manusia masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.2. Pada tahun 2012 ada 15 kecamatan telah berada pada posisi di atas angka IPM Kabupaten (71,88) atau sebesar 50,00 persen. Posisi urutan teratas adalah Kecamatan Subang (76,23), Kecamatan Pamanukan (75,74) dan Kecamatan Kalijati (74,10) sedangkan kecamatan yang paling terendah adalah Kecamatan Compreng dan kecamatan Pusakajaya yang memiliki angka IPM yang sama (69,15). Berbagai upaya telah ditempuh dalam memacu angka IPM baik melalui peningkatan kualitas serta penambahan jumlah sarana maupun pembebasan pungutan biaya untuk mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dengan berbagai program (BOS, keaksaraan fungsional dan pendidikan luar sekolah, pelayanan kesehatan gratis, dsb) ataupun pelaksanaan program-program berkelanjutan seperti PKH dan lain-lain. Meskipun di beberapa wilayah dirasa belum optimal pelaksanaan dari program-program pembangunan tersebut sehingga masih membutuhkan perhatian yang lebih intensif lagi guna mempertajam hasil yang ingin dicapai. Sedangkan pada komponen daya beli sendiri pengaruh kondisi pasar nasional maupun regional serta stabilitas ekonomi mempunyai pengaruh yang cukup besar walaupun Pemerintah Daerah melakukan intervensi.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
40
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tabel 4.2. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Subang Menurut Kecamatan Tahun 2012
No.
Kecamatan
IPM Tahun 2011
[1]
[2]
[3]
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan Kabupaten Subang
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
71.39 70.49 73.85 73.39 73.32 72.58 72.87 72.69 71.89 76.23 74.10 72.14 72.18 70.52 71.76 71.83 71.07 72.27 71.26 70.35 69.15 71.03 70.45 72.38 75.74 71.07 69.75 69.15 71.02 71.93 71,88
41
Pencapaian IPM per Kecamatan
Berkaitan dengan indikator kesehatan dan pendidikan merupakan komponen yang kontribusinya sulit untuk dipacu untuk menghasilkan peningkatan yang sifatnya spontan dan dapat dirasakan dalam waktu dekat. Peningkatan yang terjadi, seperti telah diungkapkan, tidak terlepas dari pondasi pembangunan yang telah diletakkan sebelumnya serta sifatnya relatif lebih stabil dan mudah mengalami kejenuhan apabila telah mencapai derajat tertentu. Semisal, Untuk melihat lebih jauh hasil yang telah dicapai pada proses pembangunan manusia di Kabupaten Subang, perlu kiranya kita telaah satu per satu kemajuan yang didapat untuk masing-masing komponen.
Grafik 4.1. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Subang Menurut Kecamatan, Tahun 2012
78
IPM Kabupaten = 71.88
76 74 72 70 IPM 68 66 64 62
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Brt Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Puskanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
60
Grafik 4.1. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Subang Menurut Kecamatan, Tahun 2006
74.00
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012 72.00
70.00
42
Pencapaian IPM per Kecamatan
Gambar 4.4. Peta IPM Kabupaten Subang Menurut Kecamatan Tahun 2012
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
43
Pencapaian IPM per Kecamatan
4.3. Pencapaian IPM Dibidang Kesehatan. Di Kabupaten Subang pencapaian angka harapan hidup (AHHo) sejak tahun 2008 – 2012 cenderung mengalami kenaikan namun demikian belum begitu menggembirakan, kenaikan empat tahun terakhir hanya sekitar 0,69 point, apabila melihat potensi yang ada kenaikannya bisa lebih besar lagi mengingat ketersedian sarana dan prasarana kesehatan relatif menyebar ke seluruh wilayah. Namun yang menjadi pertanyaan apakah kesadaran masyarakat untuk peningkatan mutu kesehatan sudah memadai, ditenggarai penyebab kurang mengembirakan pertumbuhan AHHo tersebut adalah faktor lemahnya kesadaran masyarakat, masih sering diartikan bahwa “kesehatan” dan “pelayanan kesehatan” untuk masyarakat adalah semata-mata pelayanan “Rumah Sakit” atau “Puskesmas” yang sarat dengan orang sakit. Belum terbayang oleh sebagian masyarakat bahwa sesungguhnya dasar-dasar kesehatan itu adalah mencuci tangan sebelum makan, sikat gigi setiap hari, gizi yang baik, air bersih dengan sanitasi lingkungan yang baik, udara bersih (Farid Anfasa Moeloek, 2003). Berdasarkan Survei IPM 2012, capaian angka harapan hidup Kabupaten Subang mencapai sebesar 69,56. Tampaknya masih perlu ditingkatkan upaya yang bersifat komprehensif dan lintas sektor, agar perbaikan derajat kesehatan yang direfleksikan secara nyata melalui penurunan angka kematian bayi secara baik dapat terwujud di masa mendatang. Faktor utama yang besar pengaruhnya terhadap peningkatan derajat kesehatan adalah upaya menurunkan tingkat kematian bayi dan balita secara bertahap harus terus menjadi prioritas, begitu pula penanganan status gizi pada balita dari waktu ke waktu agar terus ditingkatkan, dengan tidak mengabaikan program-program lain yang bersentuhan langsung dengan perbaikan derajat kesehatan. Selain berpengaruh pada pencapaian derajat kesehatan, faktor kurangnya gizi juga menyebabkan anak sulit tumbuh kembang yang menyebabkan sulitnya mengikuti pelajaran dengan baik.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
44
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tingkat kesehatan bayi juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan lingkungan dan kesehatan ibu. Tidak sedikit anak yang mengalami lahir dengan berat badan rendah karena dilahirkan oleh ibu yang menderita kekurangan gizi. Dimana anakanak yang mengalami kondisi tersebut membutuhkan penanganan serius sebab mereka terancam untuk mengalami tumbuh kembang yang lambat serta kecerdasan rendah. Anak-anak yang berpotensi mangalami hal tersebut utamanya yang berasal dari keluarga tidak mampu. Melihat kondisi yang ada, derajat kesehatan yang di atas angka kabupaten baru 11
kecamatan (36,67 persen). Peringkat tertinggi adalah kecamatan
Jalancagak sebesar (70,40 tahun) dan Kecamatan Pagaden (70,36 tahun) , sedangkan yang berada pada urutan paling bawah adalah kecamatan Pusakanagara sebesar (65,69).
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
45
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tabel 4.3 : Angka Harapan Hidup Usia 0 (AHHo) Tahun Di Kabupaten Subang menurut Kecamatan Tahun 2012.
No. [1] 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Kecamatan
Angka Harapan Hidup Usia 0 (AHHo) Tahun Tahun 2011
[2]
[3]
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
68.77 68.13 70.40 70.03 69.21 68.77 69.59 69.80 68.01 69.60 69.22 68.71 69.05 69.90 68.78 69.88 68.99 70.36 70.01 69.47 68.99 69.04 68.92 68.06 70.19 69.12 65.69 66.17 69.88 67.86
Kabupaten Subang
69,56
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
46
Pencapaian IPM per Kecamatan
Grafik 4.2. Angka Harapan Hidup Usia 0 Tahun di Kabupaten Subang Menurut Kecamatan, Tahun 2012
71 AHHo Kabupaten = 69.56
70
69
68
AHHo 67
66
65
64
Sagalaherang Serangpanjan Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
63
Yang perlu digali lebih mendalam adalah permasalahan yang terjadi di kecamatan- kecamatan yang dimana pencapaian harapan hidupnya masih relatif rendah. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan pelayanan tenaga kesehatan dalam proses persalinan, peningkatan cakupan kunjungan balita
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
47
Pencapaian IPM per Kecamatan
ke posyandu, penanganan kasus kegawatdaruratan ibu dan anak, serta peningkatan sarana kesehatan dasar. Gambar 4.2.5. Peta Angka Harapan Hidup Kabupaten Subang Menurut Kecamatan Tahun 2012
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
48
Pencapaian IPM per Kecamatan
4.4. Pencapaian IPM Dibidang Pendidikan. Pembangunan di bidang pendidikan masih menghadapi tiga permasalahan mendasar yaitu belum meratanya pelayanan pendidikan, masih rendahnya kualitas, dan belum optimal pengelolaan pendidikan. Kebijakan mengalokasikan anggaran 20 persen dari APBD harus segera diwujudkan disertai dengan kesiapan dari seluruh stake holders untuk mengelola pendidikan dengan profesional, adil dan bertanggungjawab. Selain permasalahan tersebut, permasalahan lainnya yang sering menjadi kendala pada masyarakat adalah adanya faktor budaya dan lingkungan sehingga menghambat realisasi peningkatan rata-rata lama sekolah. Peningkatan angka rata-rata lama sekolah dan menurunan serta pencegahan angka rawan putus sekolah harus terus diupayakan dan menjadi prioritas disertai dengan peningkatan kualitas gedung-gedung sekolah dan memudahkan akses masyarakat untuk tetap bersekolah sebagai upaya meningkatkan partisipasi sekolah secara berkelanjutan. Sebab dengan komposisi penduduk yang relatif besar di usia muda diperlukan persiapan sarana penunjang pendidikan yang memadai, utamanya ditujukan bagi penduduk usia 10-14 tahun yang masih relatif besar. Selain dari upaya tersebut upaya penyuluhan dan pemberian motivasi tentang pentingnya pendidikan juga harus terus dilakukan. Peningkatan indeks pendidikan (yang ditunjang oleh angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah) kurun waktu lima tahun terakhir relatif cukup baik, ini merupakan keberhasilan perencanaan pembangunan tahun-tahun sebelumnya. Yang perlu terus diupayakan adalah memelihara upaya-upaya positif yang telah dirintis serta lebih mempertajam sehingga dapat dihasilkan capaian yang lebih baik. Jika aspek pendidikan tidak ditangani secara baik dan lebih dini, dikhawatirkan pada rentang waktu 3-5 tahun ke depan akan berdampak pada pencapaian angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Sebagai gambaran bahwasanya tingkat pendidikan penduduk dewasa (15 tahun ke atas) Kabupaten Subang mengalami perkembangan relatif terus membaik IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
49
Pencapaian IPM per Kecamatan
selama periode tahun 2008-2012 tercermin pada semakin dapat diturunkannya jumlah penduduk dewasa yang buta huruf serta lamanya mengenyam pendidikan formal yang semakin meningkat. Pada tahun 2008 capaian Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Subang yaitu sebesar 92,38 persen dan terus mengalami peningkatan yang nyata dari tahun ke tahun hingga mencapai 92,82 persen pada tahun 2012, atau mengalami peningkatan sebesar 0,44 persen selama kurun waktu 2008-2012. Begitu pula dengan rata-rata lama sekolah yang juga menunjukkan peningkatan, meskipun masih relatif kecil, dalam kurun waktu 4 tahun yaitu sebesar 0,52 poin. Rata-rata lama sekolah penduduk dewasa Kabupaten Subang yaitu sebesar (6,60 tahun) pada 2008 dan terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 7,19 tahun pada 2012. Relatif rendahnya peningkatan pencapaian rata-rata lama sekolah dimungkinan karena masih cukup besarnya penduduk dewasa Kabupaten Subang yang tingkat pendidikannya tidak tamat pendidikan dasar, sehingga meskipun partisipasi sekolah penduduk usia muda sudah sedemikian dipacu peningkatannya namun belum terasa hasilnya secara nyata. Perlu kiranya disusun intervensi strategis dalam upaya menaikkan kualitas SDM dari sisi pendidikan, khususnya bagi mereka yang telah putus sekolah sejak kurun waktu 5-10 tahun yang lalu. Program pendidikan dasar 9 tahun seyogyanya juga diupayakan lebih serius bagi penduduk putus sekolah yang belum mengenyam pendidikan dasar maupun menengah pertama meskipun usianya telah beranjak dewasa. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan lebih mengoptimalkan pemanfaatan pendidikan luar sekolah (PLS) seperti, program Paket A, B dan C dan keaksaraan fungsional. Kondisi tingkat pendidikan menurut kecamatan, apabila dibandingkan dengan daerah pedataran dan pantai, angka melek huruf di daerah pegunungan relatif lebih baik. Seluruh kecamatan di daerah pegunungan mempunyai angka melek huruf di atas angka kabupaten. Serta ada kecenderungan semakin mendekati daerah pantai dan kecamatan yang letaknya agak menjorok dari jalur transportasi,
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
50
Pencapaian IPM per Kecamatan
mempunyai angka buta huruf yang lebih besar dibandingkan angka buta huruf lainnya. Dari Tabel 4.4. diperlihatkan bahwa kecamatan yang mempunyai angka melek huruf tertinggi adalah Kecamatan Pamanukan (99,92), Jalancagak (97,38%), dan Cisalak (96,23%). Sedangkan permasalahan buta huruf dialami oleh Kecamatan Compreng yang angka melek huruf-nya hanya mencapai 85,03 persen, disusul oleh Kecamatan Blanakan dan Pabuaran dengan angka melek huruf masing-masing mencapai 88,22 persen dan 88,02 persen. Selengkapnya dapat diperhatikan pada grafik 4.3.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
51
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tabel 4.4 : Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Dewasa Di Kabupaten Subang menurut Kecamatan Tahun 2012.
No. [1] 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Kecamatan
Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2012
[2]
[3]
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
Kabupaten Subang IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
95.18 93.45 97.38 96.23 96.82 95.50 95.79 94.27 94.68 95.89 94.94 93.82 93.50 88.02 95.72 92.87 88.68 91.92 90.58 91.38 85.03 89.41 88.95 92.63 99.92 88.89 91.83 89.30 92.03 88.22 92,82
52
Pencapaian IPM per Kecamatan
Grafik 4.3. Angka Melek Huruf Penduduk Dewasa Kabupaten Subang Menurut Kecamatan, Tahun 2012 100 AMH Kabupaten = 92.82
95
90 AMH
85
80
Sagalaherang Serangpanjan Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
75
Komponen IPM bidang pendidikan lainnya adalah Rata-rata lama Sekolah (RLS). Kondisi rata-rata tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Subang per kecamatan tergambarkan dengan Tabel rata-rata lama sekolah (Tabel 4.5).
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
53
Pencapaian IPM per Kecamatan
Gambar 4.6. Peta Angka Melek Huruf Kabupaten Subang Menurut Kecamatan Tahun 2012
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
54
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tabel 4.5 : Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk Dewasa Di Kabupaten Subang menurut Kecamatan Tahun 2012. No. [1] 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Kecamatan
Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 2011
[2]
[3]
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
Kabupaten Subang
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
7.19 7.05 7.73 7.46 7.90 7.73 7.53 7.45 7.82 8.90 7.68 7.30 7.11 7.05 6.73 7.64 6.42 6.93 6.47 6.38 6.49 6.86 6.54 8.17 7.26 7.13 6.94 6.89 6.23 6.99 7,19
55
Pencapaian IPM per Kecamatan
Grafik 4.4. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Dewasa Kabupaten Subang Menurut Kecamatan, Tahun 2012
9
8.5
8 RLS Kabupaten = 7,16
tahun
7.5
RLS
7
6.5
6
5.5
Sagalaherang Serangpanjan Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
5
Penduduk dengan tingkat pendidikan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya adalah di ibu kota kabupaten yaitu Kecamatan Subang (8,90 tahun) serta di kecamatan-kecamatan yang mempunyai institusi khusus seperti Kecamatan Ciasem (8,17 tahun) terdapat Balai penelitian tanaman pangan, Kecamatan Cisalak (7,90 tahun) mempunyai konsentrasi pondok pesantren, dan
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
56
Pencapaian IPM per Kecamatan
Kecamatan Jalancagak (7,73 tahun). Hal ini dapat dimengerti, sebab Kabupaten Subang merupakan sentra pertanian dengan sebaran pusat perekonomian hanya berada di beberapa titik saja. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang relatif lebih tinggi akan berusaha mencari lapangan usaha yang sesuai dengan tingkat pendidikan/ijazah yang dimilikinya. Peluang ini untuk mencari lapangan usaha tersebut biasanya terdapat di ibukota pemerintahan. Disamping itu, jenjang pendidikan menengah dan tinggi juga terkonsentrasi di Kecamatan Subang, sehingga banyak siswa dari seluruh pelosok di Kabupaten Subang yang ingin melajutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi berpindah domisili ke Kecamatan Subang. Karena adanya kondisi tersebut, maka rata-rata lama sekolah penduduk Kecamatan Subang mencapai 8,90 tahun (setara dengan tamat kelas 2 SLTP). Dari garfik sebelumnya (Grafik 4.4) kembali terlihat bahwa rata-rata sekolah kecamatan-kecamatan yang berada di daerah pegunungan umumnya lebih baik dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan di daerah pedataran dan pantai. Bahkan kecamatan-kecamatan yang berada di daerah pedataran dan pantai, hampir keseluruhan mempunyai rata-rata lama sekolah di bawah angka kabupaten. Fenomena ini perlu kajian yang lebih mendalam untuk perencanaan pembangunan di bidang pendidikan, sebagai upaya mendukung akselerasi pencapaian IPM di tingkat kecamatan. Permasalahan rendahnya tingkat pendidikan harus dapat teridentifikasi dengan baik, sehingga dapat menjawab apakah benar terpengaruh oleh ketersediaan sarana/layanan pendidikan? masalah ekonomi akibat mahalnya biaya pendidikan? Atau masalah sosial budaya lainnya?
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
57
Pencapaian IPM per Kecamatan
Gambar 4.7. Peta Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Subang Menurut Kecamatan Tahun 2012
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
58
Pencapaian IPM per Kecamatan
4.5. Pencapaian IPM Dibidang Daya Beli. Kemampuan daya beli merupakan indikator yang tidak berdiri sendiri tetapi terkait dengan kondisi perekonomian secara makro, baik makronasional maupun makrointernasional, misalnya guncangan harga bahan bakar minyak (BBM), memberikan pengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Subang dengan kenaikan BBM jelas mempengaruhi sekali kepada kemampuan daya beli masyarakat karena melambungnya harga-harga kebutuhan pokok, faktor lain yang mempengaruhi daya beli adalah pendapatan masyarakat itu sendiri. Berbicara masalah pendapatan terbentang sederet permasalahan yang terkait
dengan tingginya angka
pengangguran, jumlah penduduk miskin, iklim investasi dan rendahnya tingkat pendidikan. Pendek kata indikator daya beli tidak tunggal karena sangat tergantung kepada kondisi perekonomian, sehingga indikator daya beli relatif sulit untuk diintervensi. Dibandingkan dengan kondisi IPM di bidang kesehatan dan pendidikan, kondisi dibidang daya beli kecamatan-kecamatan di daerah pedataran dan pantai mempunyai pola yang berbeda. Ada kecenderungan daya beli di daerah pantai dan pedataran memiliki daya beli yang lebih besar di bandingkan dengan daerah pegunungan.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
59
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tabel 4.6 : Daya Beli Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten SubangTahun 2012.
No. [1] 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Kecamatan
Daya Beli (rupiah/kapita/tahun Tahun 2012
[2]
[4]
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
Kabupaten Subang IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
627.38 626.66 635.95 638.57 637.74 636.63 635.61 636.96 634.78 665.76 655.36 640.45 641.18 629.94 634.98 627.44 647.80 639.27 636.92 627.57 632.70 640.63 638.30 643.29 659.23 639.47 640.32 636.92 632.90 662.92 634,87
60
Pencapaian IPM per Kecamatan
Data menunjukkan, sebagian besar kecamatan di daerah pantai memiliki daya beli di atas angka rata-rata kabupaten. Namun secara umum, kondisi daya beli kecamatan berada pada kisaran daya beli kabupaten yang telah mencapai Rp.634.87 ribu,- perkapita/tahun. Kecamatan Subang mempunyai daya beli tertinggi, disusul oleh Kecamatan Blanakan, Pamanukan dan Kalijati. Besaran daya beli masing masing kecamatan tersebut adalah 665,76; 662,92; 659,23 dan 655,36 ribu rupiah per kapita/tahun. Sedangkan kecamatan-kecamatan dengan tingkat daya beli yang berada di bawah rata-rata adalah Kecamatan Serangpanjang (Rp.626.66 ribu} dan Sagalaherang (Rp.627.38 ribu-), Cipunagara (Rp.627.57 ribu,-), . Relatif lambatnya peningkatan kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Subang dewasa ini, kemungkinan lebih disebabkan oleh faktor eksternal seperti belum mantapnya kebijakan makro ekonomi regional maupun nasional yang mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat yang berdampak terhadap ketatnya perkembangan daya beli masyarakat. Pemerintah Kabupaten Subang untuk meningkatkan komponen daya beli mesti menyiapkan strategi dan kebijakan yang berpihak pada masyarakat, seperti menyiapkan program ketahanan pangan secara berkelanjutan, mempertahankan kemampuan daya beli masyarakat miskin dan tertinggal, langkah-langkah pemerintah pusat dalam mengembangkan subsidi langsung tunai dapat pula dioptimalkan karena terbukti efektif menghindari merosotnya kemampuan daya beli masyarakat secara luas, walaupun dalam beberapa sisi direview agar berhasil dan tepat guna dalam mendongkrak daya beli masyarakat.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
61
Sagalaherang Serangpanjan Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
Pencapaian IPM per Kecamatan
Grafik 4.5. Daya Beli Penduduk Kabupaten Subang Menurut Kecamatan, Tahun 2012
700000
Daya Beli Kabupaten = Rp.634.87
650000
600000
Daya Beli
550000
500000
450000
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
62
Pencapaian IPM per Kecamatan
Gambar 4.8. Peta Daya Beli Penduduk Kabupaten Subang Menurut Kecamatan Tahun 2012
IPM Kabupaten Subang Tahun 2012
63