Pencapaian IPM per Kecamatan
BAB IV PENCAPAIAN IPM PER KECAMATAN
Ketika terjadi pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan yang berorientasi ekonomi (pertumbuhan ekonomi, kebutuhan dasar, kesejahteraan masyarakat dan pengembangan sumber daya manusia) kepada pembangunan yang berorientasi manusia maka terjadi pergeseran pusat perhatian pembangunan dari yang bersifat fisik kepada manusia. Ketika manusia menjadi titik sentral pembangunan maka secara otomatis manusia tidak hanya menjadi objek pembangunan tetapi juga menjadi subjek pembangunan dalam setiap tahap pembangunan. Sehingga pembangunan sesungguhnya adalah tentang penduduk (berupa pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial), untuk penduduk (berupa penciptaan peluang kerja melalui perluasan pertumbuhan ekonomi) dan oleh penduduk (berupa upaya pemberdayaan penduduk dalam partisipasi politik dan pembangunan). Keberhasilan
pembangunan
manusia
pada
akhirnya
akan
menentukan
keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Untuk mengukur pencapaian keberhasilan pembangunan manusia dimanifestasikan dalam bentuk indeks pembangunan manusia (IPM)
yang
merupakan pengukuran perbandingan nilai harapan hidup, pengetahuan dan standar hidup layak. IPM dapat digunakan untuk mengklasfikasikan apakah suatu wilayah dikatagorikan maju, berkembang, atau terbelakang, dan digunakan untuk mengukur pengaruh dari kebijakan pembangunan terhadap kualitas hidup. Mulai tahun ini penghitungan IPM menggunakan metode baru yang lebih relevan dalam menggambarkan kondisi masyarakat. Berikut gambaran pencapaian indeks pembangunan manusia di Kabupaten Subang tahun 2015, dipaparkan menurut tingkat kecamatan.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
29
Pencapaian IPM per Kecamatan
4.1. Letak Geografis Kecamatan Secara geografis Kabupaten Subang terletak di Jawa Barat bagian utara, karakteristik sosial budaya masyarakat antar kecamatan cukup beragam. Kondisi ini erat kaitannya dengan tipologi wilayah tempat domisili penduduk yang sangat berbeda. Penduduk yang berdomisili di kecamatan-kecamatan bagian selatan wilayah Kabupaten Subang (sebesar 23,63 persen luas wilayah) menempati daerah pegunungan. Bagi yang berada di kecamatan pada bagian tengah yang merupakan bagian terbesar ( 48,37 persen) menempati daerah pedataran. Dan 28,00 persen dari luas wilayah berada di sekitar pantai dan ditempati oleh 29,84 persen penduduk Kabupaten Subang. Dengan perbedaan geografis dan sosial budaya penduduknya, maka permasalahan indikator IPM dihadapi setiap kecamatan mempunyai perbedaan. Pada bidang kesehatan, permasalahan-permasalahan yang ada disinyalir terkait dengan pola hidup bersih dan sehat, terutama dalam kesehatan lingkungan. Akses terhadap sarana pendidikan serta budaya masyarakat yang berbeda di daerah pegunungan, pendataran, dan pantai cukup berpengaruh terhadap pencapaian indikator di bidang pendidikan. Kondisi geografis dan sumber daya alam mempengaruhi jenis mata pencaharian, dan lapangan usaha masyarakat. Selain itu, distribusi barang/jasa juga sangat berpengaruh terhadap harga konsumen sehingga akhirnya berpengaruh kepada kemampuan daya beli.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
30
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Penduduk Kabupaten Subang Menurut Kecamatan dan Katagori Wilayah Tahun 2015 Daerah
Kecamatan
1.Sagalaherang 2.Serangpanjang 3.Jalancagak 4.Ciater Pegunungan 5.Cisalak 6.Kasomalang 7.Tanjungsiang 8.Cijambe 1.Cibogo 2.Subang 3.Kalijati 4.Dawuan 5.Cipeundeuy 6.Pabuaran 7.Purwadadi Pedataran 8.Cikaum 9.Pagaden 10.Pagaden Barat 11.Cipunagara 12.Compreng 13.Binong 14.Tambakdahan 1.Patokbeusi 2.Ciasem 3.Pamanukan 4.Sukasari Pantai 5.Pusakanagara 6.Pusakajaya 7.Legonkulon 8.Blanakan Kabupaten Subang
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
Luas Wilayah 50,45 51,79 40,86 53,86 79,41 39,44 75,32 93,63 53,71 54,00 98,04 82,98 92,66 65,43 89,93 92,80 44,44 48,25 100,73 63,86 50,98 54,58 80,62 110,49 48,81 51,79 53,29 59,46 73,00 97,15 2.051,76
% Wilayah
23,63
48,37
28,00
100,00
Jumlah Penduduk 29,769 25,354 46,426 29,363 40,747 42,546 44,385 39,447 45,897 130,036 64,335 39,821 48,521 61,377 62,752 48,126 61,781 33,977 60,957 44,684 43,654 41,078 80,486 106,183 57,430 40,785 39,136 45,563 22,069 63,132 1 539 817
% Penduduk
19,36
51,11
29,53
100,00
31
Pencapaian IPM per Kecamatan
4.2. Pencapaian IPM per Kecamatan. Dalam mengevaluasi kinerja suatu program diperlukan pemahaman yang sama, bahwa tidak setiap program yang telah selesai dilaksanakan akan seketika mempengaruhi peningkatan IPM. Sebab seperti telah dikemukakan diatas bahwa peningkatan sebagian besar komponen IPM merupakan akibat dari suatu proses pembangunan jangka panjang. Sebagai contoh, peningkatan pendapatan rumah tangga melalui usahanya yang berkembang, belum tentu langsung meningkatkan daya beli apabila rumah tangga tersebut tidak mengalami perbaikan pola konsumsinya. Disamping itu pengaruh ekonomi makro (salah satunya inflasi) juga berpengaruh terhadap melemahnya daya beli. Maka perubahan yang berdampak kepada pola hidup yang menjadi lebih baiklah yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan IPM. Gambaran perkembangan indeks pembangunan manusia masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.2. Pada tahun 2015 ada 11 kecamatan telah berada pada posisi di atas angka IPM Kabupaten (65,93) atau sebesar 36,67 persen. Posisi urutan teratas adalah Kecamatan Subang (73,56), Kecamatan Kasomalang (70,60) dan Kecamatan Purwadadi (69,42) sedangkan kecamatan yang paling terendah adalah Kecamatan Cikaum, kecamatan Legonkulon dan kecamatan Compreng yang masing-masing memiliki angka IPM sebesar (59,09), (59,85) dan (60,65). Berbagai upaya telah ditempuh dalam memacu angka IPM baik melalui peningkatan kualitas serta penambahan jumlah sarana maupun pembebasan pungutan biaya untuk mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dengan berbagai program (BOS, keaksaraan fungsional dan pendidikan luar sekolah, pelayanan kesehatan gratis, dsb) ataupun pelaksanaan program-program berkelanjutan seperti PKH dan lain-lain. Meskipun di beberapa wilayah dirasa belum optimal pelaksanaan dari program-program pembangunan tersebut sehingga masih membutuhkan perhatian yang lebih intensif lagi guna mempertajam hasil yang ingin dicapai. Sedangkan pada komponen daya beli sendiri pengaruh kondisi IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
32
Pencapaian IPM per Kecamatan
pasar nasional maupun regional serta stabilitas ekonomi mempunyai pengaruh yang cukup besar walaupun Pemerintah Daerah melakukan intervensi. Tabel 4.2. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Subang Menurut Kecamatan Tahun 2015
No.
Kecamatan
IPM Tahun 2015
[1]
[2]
[3]
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan Kabupaten Subang
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
63.06 61.74 66.22 65.74 64.75 70.60 67.00 66.70 67.21 73.56 68.71 63.83 67.05 63.61 63.06 69.42 59.09 65.16 63.08 62.65 60.65 67.05 62.40 68.08 65.45 61.11 60.83 62.92 59.85 64.90 65,93
33
Pencapaian IPM per Kecamatan
Berkaitan dengan indikator kesehatan dan pendidikan merupakan komponen yang kontribusinya sulit untuk dipacu untuk menghasilkan peningkatan yang sifatnya spontan dan dapat dirasakan dalam waktu dekat. Peningkatan yang terjadi, seperti telah diungkapkan, tidak terlepas dari pondasi pembangunan yang telah diletakkan sebelumnya serta sifatnya relatif lebih stabil dan mudah mengalami kejenuhan apabila telah mencapai derajat tertentu. Semisal, Untuk melihat lebih jauh hasil yang telah dicapai pada proses pembangunan manusia di Kabupaten Subang, perlu kiranya kita telaah satu per satu kemajuan yang didapat untuk masing-masing komponen.
Grafik 4.1. Indeks Pem bangunan Manusia Kabupaten Subang Menurut Kecam atan, Tahun 2015
75
70
IPM Kabupaten = 65.93
65
60
IPM 55
50
45
Sa S e gal a ra he ng ra p n J a anj g l a an nc g ag a Ci k a K a Ci ter s Ta som al a nj al k un an gs g ia Ci ng jam Ci be bo S u go ba K a ng li ja Ci Daw ti pe u un an P a deu P a bua y tok r a n P u be rw usi ad C adi P a P i ka ga aga um de d n e Ci B n pu ar a n Co ag t m ara pr en Ta m B in g ba on kd g ah P a Ci a an ma sem nu P u S u k an sa ka ka sa P u nag r i s a Le aka ra go j ay n a B l k ulo an n ak an
40
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
34
Pencapaian IPM per Kecamatan
4.3. Pencapaian IPM Dibidang Kesehatan. Berdasarkan Survei IPM 2015, capaian angka harapan hidup Kabupaten Subang mencapai sebesar 71,25, cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka harapan hidup kabupaten lain di Jawa Bara. Walau demikian angka harapan hidup masih harus ditingkatkan dengan upaya yang bersifat komprehensif dan lintas sektor, agar perbaikan derajat kesehatan yang direfleksikan secara nyata melalui penurunan angka kematian bayi secara baik dapat terwujud di masa mendatang. Faktor utama yang besar pengaruhnya terhadap peningkatan derajat kesehatan adalah upaya menurunkan tingkat kematian bayi dan balita secara bertahap harus terus menjadi prioritas, begitu pula penanganan status gizi pada balita dari waktu ke waktu agar terus ditingkatkan, dengan tidak mengabaikan program-program lain yang bersentuhan langsung dengan perbaikan derajat kesehatan. Selain berpengaruh pada pencapaian derajat kesehatan, faktor kurangnya gizi juga menyebabkan anak sulit tumbuh kembang yang menyebabkan sulitnya mengikuti pelajaran dengan baik. Tingkat kesehatan bayi juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan lingkungan dan kesehatan ibu. Tidak sedikit anak yang mengalami lahir dengan berat badan rendah karena dilahirkan oleh ibu yang menderita kekurangan gizi. Dimana anakanak yang mengalami kondisi tersebut membutuhkan penanganan serius sebab mereka terancam untuk mengalami tumbuh kembang yang lambat serta kecerdasan rendah. Anak-anak yang berpotensi mangalami hal tersebut utamanya yang berasal dari keluarga tidak mampu. Melihat kondisi yang ada, derajat kesehatan yang di atas angka kabupaten baru 13 kecamatan (43,33 persen). Peringkat tertinggi adalah kecamatan Pamanukan sebesar (73,68 tahun) dan Kecamatan Subang (73,65 tahun) , sedangkan yang berada pada urutan paling bawah adalah kecamatan Compreng sebesar (68,42).
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
35
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tabel 4.3 : Angka Harapan Hidup Usia 0 (AHHo) Tahun Di Kabupaten Subang menurut Kecamatan Tahun 2015.
No. [1] 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Kecamatan
Angka Harapan Hidup Usia 0 (AHHo) Tahun Tahun 2015
[2]
[3]
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
71.42 70.59 69.14 73.11 68.69 72.53 68.69 71.86 68.95 73.65 70.77 71.65 73.58 70.62 73.45 70.23 70.13 72.12 70.62 70.85 68.42 69.68 72.76 72.89 73.68 70.35 69.55 70.20 71.21 73.61
Kabupaten Subang
71,25
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
36
Pencapaian IPM per Kecamatan
Grafik 4.2. Angka Harapan Hidup Usia 0 Tahun di Kabupaten Subang Menurut Kecamatan, Tahun 2015
75
70
AHHo Kabupaten = 71.25
65 AHHo 60
55
50 i i i i t r ng ng ak te lak ng ng be go ng jat an uy an us d m en ra ra ng ng an m an ar ra ya on an ra ja ag ia sa la sia m bo ba ali wu de ar be da au ad Ba ga re no ah se uk as ga aja kul ak he pan anc C Ci oma ng Cija Ci Su K Da eun abu tok rwa Cik ag en una mp Bi akd Cia an Suk ana ak on lan a l g l P d ip Co m k us g B s nju p P Pa Pu b ga an Ja sa P L e m Ci Pa ga C Ka Ta Sa Ser Ta Pu Pa
Yang perlu digali lebih mendalam adalah permasalahan yang terjadi di kecamatan- kecamatan yang dimana pencapaian harapan hidupnya masih relatif rendah. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan pelayanan tenaga kesehatan dalam proses persalinan, peningkatan cakupan kunjungan balita ke posyandu, penanganan kasus kegawatdaruratan ibu dan anak, serta peningkatan sarana kesehatan dasar.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
37
Pencapaian IPM per Kecamatan
4.4. Pencapaian IPM Dibidang Pendidikan. Sebagai sarana penyiapan sumberdaya manusia yang berkualitas yang dapat beradaptasi dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan. Meningkatnya pembangunan
bidang
pendidikan
akan
meningkatkan
perkembangan
pembangunan secara keseluruhan. Setidaknya ada empat permasalahan dalam pembangunan di bidang pendidikan (Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd,6), yaitu: Pertama, terkait dengan kualitas pendidikan, yang bisa dilihat dari tiga indikator utama yakni proses pembelajaran yang masih konvensional, kinerja dan kesejahteraan guru yang belum optimal, jumlah dan kualitas buku di sekolah yang belum memadai. Kedua, pemerataan pendidikan, yang bisa dilihat dari tiga indikator utama yakni kerusakan sarana dan prasarana ruang kelas, keterbatasan aksebilitas dan daya tampung serta kekurangan tenaga guru. Ketiga, efisiensi pendidikan, yang bisa dilihat dari tiga indiktaor yakni penyelenggaraan otonomi pendidikan yang belum optimal (MBS belum optimal), keterbatasan anggaran (kemampuan pemerintah yang terbatas dan rendahnya partisipasi masyarakat), dan mutu SDM pengelola pendidikan. Keempat, relevansi pendidikan, yang bisa dilihat dari tiga indikator yakni kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang belum optimal, kurikulum yang belum berbasis masyarakat dan potensi daerah, serta kecakapan hidup (life skill) yang dihasilkan belum optimal. Selain permasalahan tersebut, permasalahan lainnya yang sering menjadi kendala pada masyarakat adalah adanya faktor budaya dan lingkungan sehingga menghambat realisasi peningkatan rata-rata lama sekolah. Peningkatan angka rata-rata lama sekolah dan menurunan serta pencegahan angka rawan putus sekolah harus terus diupayakan dan menjadi prioritas disertai dengan peningkatan kualitas gedung-gedung sekolah dan memudahkan akses masyarakat untuk tetap bersekolah sebagai upaya meningkatkan partisipasi sekolah secara berkelanjutan. Sebab dengan komposisi IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
38
Pencapaian IPM per Kecamatan
penduduk yang relatif besar di usia muda diperlukan persiapan sarana penunjang pendidikan yang memadai, utamanya ditujukan bagi penduduk usia 10-14 tahun yang masih relatif besar. Selain dari upaya tersebut upaya penyuluhan dan pemberian motivasi tentang pentingnya pendidikan juga harus terus dilakukan. Pengukuran indikator pendidikan pada penghitungan IPM metode baru menggunakan dua variabel yaitu harapan lama sekolah (sebagai pengganti angka melek huruf pada IPM metode lama) dan rata-rata lama sekolah. Pada tahun 2015 indeks pendidikan di kabupaten Subang tidak bisa dikatakan tinggi, dengan indeks hanya sebesar 53,51 seharusnya dapat ditingkatkan lagi dengan memaksimalkan partisipasi sekolah bagi anak 7 tahun ke atas dan juga peningkatan kesempatan dalam menuju jenjang sekolah yang lebih atas. Harapan lama sekolah di kabupaten Subang mencapai 11,51. Harapan lama sekolah bisa meningkat apa bila partisipasi sekolah bagi anak berusia 7 tahun ke atas meningkat, penunjang sarana pendidikan dan berdirinya sekolah-sekolah baru adalah hal lainnya yang bisa meningkatkan harapan lama sekolah. Tumbuh suburnya sekolah boarding yang bertaraf internasional dan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta membuktikan bahwa Subang adalah dunia yang nyaman bagi pendidikan, akan tetapi pada kenyataannya partispasi sekolah pelajar tempatan Subang masih dirasa sangat kurang, motivasi pelajar Subang dalam melanjukan pendidikannya akan berdampak pada kualitas sumberdaya manusia sehingga meningkatkan kontribusinya dalam pembangunan kabupaten Subang. Harapan lama sekolah yang tertinggi dicapai oleh kecamatan kecamatan Cisalak (13.31) dan kecamatan Subang (12,64). Banyaknya pondok pesantren di kecamatan Cisalak turut berkontribusi terhadap harapan lama sekolah di kecamatan Cisalak, sementara kecamatan Subang merupakan daerah perkotaan dengan kesadaran pendidikan penduduknya cukup tinggi. Sementara kecamatan Blanakan memiliki harapan lama sekolah yang terrendah (9,75), hal ini menunjukan bahwa kesadaran pendidikan di kecamatan Blanakan perlu ditingkatkan secara optimal.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
39
Pencapaian IPM per Kecamatan
Rata-rata lama sekolah untuk penduduk lebih dari 25 tahun ke atas di kabupaten Subang masih belum sesuai harapan, dengan rata-rata lama sekolah sebesar 6,46 seharusnya bisa lebih ditingkatkan lagi. Budaya masyarakat dan faktor ekonomi mempengaruhi penduduk untuk melanjutkan pendidikannya. Pada tahun ini kecamatan dengan rata-rata lama sekolah tertinggi adalah kecamatan Subang (8,60) dan kecamatan Kasomalang (8,18). Sedangkan kecamatan Blanakan memiliki rata-rata sekolah 5,01, merupakan yang terrendah di kabupaten Subang. Peningkatan indeks pendidikan (yang ditunjang oleh harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah) kurun waktu lima tahun terakhir relatif cukup baik, ini merupakan keberhasilan perencanaan pembangunan tahun-tahun sebelumnya. Yang perlu terus diupayakan adalah memelihara upaya-upaya positif yang telah dirintis serta lebih mempertajam sehingga dapat dihasilkan capaian yang lebih baik. Jika aspek pendidikan tidak ditangani secara baik dan lebih dini, dikhawatirkan pada rentang waktu 3-5 tahun ke depan akan berdampak pada pencapaian angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Relatif belum optimalnya pencapaian rata-rata lama sekolah dimungkinan karena masih cukup besarnya penduduk dewasa Kabupaten Subang yang tingkat pendidikannya tidak tamat pendidikan dasar, sehingga meskipun partisipasi sekolah penduduk usia muda sudah sedemikian dipacu peningkatannya namun belum terasa hasilnya secara nyata. Perlu kiranya disusun intervensi strategis dalam upaya menaikkan kualitas SDM dari sisi pendidikan, khususnya bagi mereka yang telah putus sekolah sejak kurun waktu 5-10 tahun yang lalu. Program pendidikan dasar 9 tahun seyogyanya juga diupayakan lebih serius bagi penduduk putus sekolah yang belum mengenyam pendidikan dasar maupun menengah pertama meskipun usianya telah beranjak dewasa. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan lebih mengoptimalkan pemanfaatan pendidikan luar sekolah (PLS) seperti, program Paket A, B dan C dan keaksaraan fungsional.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
40
Pencapaian IPM per Kecamatan
Kondisi tingkat pendidikan menurut kecamatan, apabila dibandingkan dengan daerah pedataran dan pantai, indeks pendidikan di daerah pegunungan relatif lebih baik. Hampir seluruh kecamatan di daerah pegunungan mempunyai indeks pendidikan di atas indeks kabupaten. Serta ada kecenderungan semakin mendekati daerah pantai dan kecamatan yang letaknya agak menjorok dari jalur transportasi, mempunyai indeks lebih kecil dibanding dengan indeks pendidikan di wilayah lainnya.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
41
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tabel 4.4 : Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk Dewasa Di Kabupaten Subang menurut Kecamatan Tahun 2015
No. [1] 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Kecamatan
Harapan Lama Sekolah (HLS)
[2]
[3]
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
Kabupaten Subang
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
10,47 10,59 11,15 10,58 13,31 12,56 12,55 11,95 12,48 12,64 11,59 11,15 11,36 11,72 10,93 11,78 10,08 12,67 12,60 10,59 10,45 12,62 10,19 11,01 11,12 9,99 10,35 12,21 10,41 9,75
11,51
42
Sa ga Se lah ra era ng n pa g Ja nja n la nc g ag ak C ia te r C Ka isa so lak Ta ma l a nj un ng gs ia C ng ija m b C e ib og Su o ba ng Ka lij D ati aw C ip ua eu n nd Pa euy bu Pa ara n to kb Pu eu rw si ad a C di ik au m P Pa ag ga ad de en n B C ip ara un t a C gar om a pr en g Ta Bi m non ba kd g ah an C Pa iase m m an uk a S Pu uk n sa as ka ari n Pu aga sa ra k Le aja go ya nk u Bl lon an ak an
Pencapaian IPM per Kecamatan
Grafik 4.3. Harapan Lama Sekolah Penduduk Kabupaten Subang Menurut Kecamatan, Tahun 2015
14
13
12
11
HLS 10
9
8
7
6
5
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
43
Pencapaian IPM per Kecamatan
Komponen IPM bidang pendidikan lainnya adalah Rata-rata lama Sekolah Tabel 4.5 : Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk Dewasa Di Kabupaten Subang menurut Kecamatan Tahun 2015. No. [1] 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Kecamatan
Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)
[2]
[3]
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
Kabupaten Subang
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
7,09 5,81 7,71 7,19 7,14 8,18 6,73 7,45 5,58 8,60 6,81 7,04 6,22 5,87 5,89 8,18 5,06 6,61 5,17 5,71 5,08 6,22 5,04 6,21 5,81 5,05 5,28 5,19 5,02 5,01
6,46
44
Pencapaian IPM per Kecamatan
Grafik 4.4. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Dewasa Kabupaten Subang Menurut Kecamatan, Tahun 2015
9
8
RLS Kabupaten = 6,46
tahun
7
6 RLS 5
4
3
2
i i di m i t ng ng ak ter ak ng ng be go ng at an uy an s en ra ra ng ng an m an ar ra ya on an ra ja ag ia isal ala sia am ibo ba alij wu nde uar beu ada kau ad Ba aga pre ino ah ase uk kas aga aja kul ak i C C m ng ij C he an c B kd Ci an u an ak on lan Su K Da eu ab tok urw C Pag en pun om C o ju a la gp alan S k us eg B m a p s P d b a i i C P n g an J P sa P L m C Pa ga C Ka Ta Sa Ser Ta Pu Pa
Penduduk dengan tingkat pendidikan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya adalah di ibu kota kabupaten yaitu Kecamatan Subang (8,60 tahun). Hal ini dapat dimengerti, sebab Kabupaten Subang merupakan sentra pertanian dengan sebaran pusat perekonomian hanya berada di beberapa titik saja. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang relatif lebih tinggi akan berusaha mencari lapangan usaha yang sesuai dengan tingkat pendidikan/ijazah yang dimilikinya. Peluang ini untuk mencari lapangan usaha tersebut biasanya terdapat di ibukota pemerintahan. Disamping itu, jenjang pendidikan menengah dan tinggi juga terkonsentrasi di Kecamatan Subang, sehingga banyak siswa dari seluruh pelosok di Kabupaten Subang yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi berpindah domisili ke Kecamatan Subang. Karena adanya kondisi tersebut, maka rata-rata lama sekolah penduduk Kecamatan Subang mencapai 8,60 tahun (setara dengan tamat kelas 2 SLTP).
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
45
Pencapaian IPM per Kecamatan
Dari grafik sebelumnya (Grafik 4.4) kembali terlihat bahwa rata-rata sekolah kecamatan-kecamatan yang berada di daerah pegunungan umumnya lebih baik dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan di daerah pedataran dan pantai. Bahkan kecamatan-kecamatan yang berada di daerah pedataran dan pantai, hampir keseluruhan mempunyai rata-rata lama sekolah di bawah angka kabupaten. Fenomena ini perlu kajian yang lebih mendalam untuk perencanaan pembangunan di bidang pendidikan, sebagai upaya mendukung akselerasi pencapaian IPM di tingkat kecamatan. Permasalahan rendahnya tingkat pendidikan harus dapat teridentifikasi dengan baik, sehingga dapat menjawab apakah benar terpengaruh oleh ketersediaan sarana/layanan pendidikan? masalah ekonomi akibat mahalnya biaya pendidikan? Atau masalah sosial budaya lainnya?
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
46
Pencapaian IPM per Kecamatan
4.5. Pencapaian IPM Dibidang Daya Beli. Kemampuan daya beli merupakan indikator yang tidak berdiri sendiri tetapi terkait dengan kondisi perekonomian secara makro, baik makronasional maupun makrointernasional, misalnya guncangan harga bahan bakar minyak (BBM), memberikan pengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Subang dengan kenaikan BBM jelas mempengaruhi sekali kepada kemampuan daya beli masyarakat karena melambungnya harga-harga kebutuhan pokok, faktor lain yang mempengaruhi daya beli adalah pendapatan masyarakat itu sendiri. Berbicara masalah pendapatan terbentang sederet permasalahan yang terkait dengan tingginya angka pengangguran, jumlah penduduk miskin, iklim investasi dan rendahnya tingkat pendidikan. Pendek kata indikator daya beli tidak tunggal karena sangat tergantung kepada kondisi perekonomian, sehingga indikator daya beli relatif sulit untuk diintervensi. Dibandingkan dengan kondisi IPM di bidang kesehatan dan pendidikan, kondisi dibidang daya beli kecamatan-kecamatan di daerah pedataran dan pantai mempunyai pola yang berbeda. Ada kecenderungan daya beli di daerah pantai dan pedataran memiliki daya beli yang lebih besar di bandingkan dengan daerah pegunungan.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
47
Pencapaian IPM per Kecamatan
Tabel 4.6 : Daya Beli Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten SubangTahun 2015
No. [1] 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Kecamatan
Daya Beli (rupiah/kapita/tahun Tahun 2015
[2]
[4]
Sagalaherang Serangpanjang Jalancagak Ciater Cisalak Kasomalang Tanjungsiang Cijambe Cibogo Subang Kalijati Dawuan Cipeundeuy Pabuaran Patokbeusi Purwadadi Cikaum Pagaden Pagaden Barat Cipunagara Compreng Binong Tambakdahan Ciasem Pamanukan Sukasari Pusakanagara Pusakajaya Legonkulon Blanakan
Kabupaten Subang
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
7 210.98 7 661.29 9 256.25 8 497.34 7 083.79 9 971.61 9 988.46 8 206.77 11 998.47 11 966.14 11 979.11 7 201.14 9 930.40 8 028.80 7 407.24 10 684.68 7 090.87 7 244.42 7 583.21 8 416.72 8 500.30 10 184.88 8 839.30 11 972.02 9 191.93 8 754.41 8 105.42 7 906.70 7 091.11 11 984.35 9 301.00
48
Pencapaian IPM per Kecamatan
Dibukanya tol cikapali sejak Agustus 2015 seharusnya dapat memacu pertumbuhan ekonomi di kabupaten Subang, namun kondisi makro perekonomian nasional yang kurang menguntungkan turut berimbas terhadap daya beli masyarakat di kabupaten Subang, yang walaupun tumbuh akan tetapi tidak terjadi lompatan yang luar biasa. Secara umum penduduk kabupaten Subang memiliki indeks daya beli berkategori sedang. Dengan indeks sebesar 67,92, rata-rata daya beli penduduk kabupaten Subang mencapai PPP sebesar Rp. 9 301 ribu perkapita/tahun. Terdapat lima kecamatan yang memiliki pendapatan per kapita PPP tertinggi di kabupaten Subang dengan kemampuan daya beli yang hampir merata, yaitu Kecamatan Cibogo, Blanakan, Kalijati, Ciasem dan Subang. Besaran daya beli masing masing kecamatan tersebut adalah 11 998.47; 11 984.35; 11 979.11; 11 972.02 dan 11 966.14 ribu rupiah per kapita/tahun. Sedangkan kecamatankecamatan dengan tingkat daya beli yang berada relatif rendah dibandingkan dengan kecamatan lainnya adalah Kecamatan Legonkulon (Rp.7 090.87 ribu) dan Cikaum (Rp.7 091.11 ribu), Cisalak (Rp.7 091.79 ribu,-). Pemerintah Kabupaten Subang untuk meningkatkan komponen daya beli mesti menyiapkan strategi dan kebijakan yang berpihak pada masyarakat, seperti menyiapkan program ketahanan pangan secara berkelanjutan, mempertahankan kemampuan daya beli masyarakat miskin dan tertinggal, langkah-langkah pemerintah pusat dalam mengembangkan subsidi langsung tunai dapat pula dioptimalkan karena terbukti efektif menghindari merosotnya kemampuan daya beli masyarakat secara luas, walaupun dalam beberapa sisi harus ditinjau ulang agar berhasil dan tepat guna dalam mendongkrak daya beli masyarakat.
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
49
Sa Segal ra ah e Jangp ran la an g nc .. ag . Ka CCia ak Ta so is te nj m ala r un al k g an C sia g ija n C mbg Suiboge b o K an C D ali g ip aw ja ti e P un ua Pa ab deun u y Putokbara rw eu n Pa Ci adasi ga Pa ka di d g u C en ad m ip B en C una ara o Ta mpgar t m B re a ba in ng kd o Pa C ahng m ia an Pu an sem sa Su uk k a Pukan as n a s Le akaga ri go aj ra a Bl nku ya an lo ak n an
Pencapaian IPM per Kecamatan
Grafik 4.5. Daya Beli Penduduk Kabupaten Subang Menurut Kecamatan Tahun 2015
12,000.00
Daya Beli Kabupaten = Rp.9 301 rb
10,000.00
8,000.00
Daya Beli 6,000.00
4,000.00
2,000.00
0.00
IPM Kabupaten Subang Tahun 2015
50