BAB IV PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang ditampilkan dalam bentuk deskripsi data akan ditampilkan dalam bagian ini. Urutan penjabaran adalah sebagai berikut : A). Sumber belajar tari kreatif yang digunakan oleh guru tari kreatif untuk mengembangkan berbagai kecerdasan siswa di TK Darul Hikam dan TK Tunas Krida Nusanatara. B). Proses Pembelajaran tari kreatif di TK Darul Hikam dan TK Tunas Krida Nusantara. C). Hasil Pembelajaran Tari Kreatif di TK Darul Hikam dan TK Krida Nusanatara. Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengidentifikasi bentuk produk tari kreatif yang bermakna dan bermanfaat pada anak usia dini TK/RA, menyebutkan ciri anak dalam mengemukakan ide-ide dan gagasannya melalui rangsang auditif, visual, kinesteik, gagasan dan peraba untuk memotivasi anak usia dini bergerak kreatif di TK/RA, mengidentifikasikan media yang digunakan disesuaikan dengan karakter, sehingga tidak mengganggu bahkan mempersulit gerak anak. A.
Sumber Belajar Tari Kreatif yang digunakan oleh guru di TK Darul Hikam dan TK Tunas Krida Nusantara Pendidikan seni tari untuk anak usia TK dilaksanakan pada kegiatan
ekstrakurikuler, melalui kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler seni tari berada dalam pengembangan kemampuan
72
dasar motorik anak usia dini dengan indikator anak dapat menggerakkan anggota badannya sesuai dengan irama musik. Ditegaskan lagi dalam standar Kompetensi TK/RA kurikulum 2004, dalam kompetensi dasar anak mampu mengekspresikan diri dengan menggunakan berbagai media/bahan dalam berkarya seni melalui kegiatan eksplorasi, dengan hasil belajar anak dapat mengekspresikan diri dalam bentuk gerak sederhana. Setiap tarian akan terlihat indah dan menarik jika tarian tersebut dilengkapi dengan accessories atau hiasan-hiasan yang disesuaikan dengan tema tarian yang dibawakan, misalnya memanfaatkan sumber belajar pakaian adat, tarian daerah, lagu daerah, senjata tradisional, dan lain-lain.
a.
TK Darul Hikam Tujuan dan Kekhasan Program Optimasi tumbuh kembang potensi
Intelektual, Emosional, Spiritual dan Sosial yang dilaksanakan melalui proses pendidikan Islami berbasis belajar sambil bermain melalui pembiasaan dan keteladanan untuk membentuk siswa berakhlak berprestasi. Proses visi dan misi Taman Kanak-Kanak Darul Hikam mendeskripsikan dari konsepsi Pendidikan Darul Hikam yang didirikan tanggal 1 April 1966 sebagai wujud kepedulian terhadap kualitas & peran generasi penerus bangsa di zaman global. Memiliki visi membangun jati diri siswa yang berakhlak & berprestasi tinggi sebagai calon pemimpin masa depan. Model dan Kurikulum Pendidikan, Integrated, Holistik, Islam dan Edukatif, salah satu Keunggulan Metode Pendidikan pengembangan
73
potensi akal pikiran, dengan pembiasaan riset, budaya diskusi/debat dan metode belajar partisipatif. Sekolah yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 285 Bandung ini menggunakan muatan
kurikulum Darul Hikam yang berorientasi pada mutu,
efektifitas dan ciri khas yang mengemas kurikulum Diknas. Pendidikan Agama Islam, Bahasa (bahasa Ibu, bahasa Nasional, bahasa Inggris, dan bahasa Arab), Sains dan Teknologi, Pengembangan Kreativitas, Dasar-dasar Calistung. Sarana Pokok dan Sarana Dasar Disiapkan secara baik oleh sekolah untuk merangsang kreativitas anak. Sumber belajar tari kreatif di TK Darul Hikam menggunakan kombinasi kurikulum TK dan kurikulum tari yang saling mengisi untuk mencapai visi dari sekolah mengoptimalkan apek-aspek perkembangan sosial, emosi, fisik, kognitif dengan nilai-nilai Islam sesuai dengan kemampuan tiap anak. Pelaksanaan dari visi dan misi pada tataran perkembangan kurikulum tari, perkembangan anak didik, perkembangan media pengajaran tari, perkembangan pengaturan ruang latihan, pada setiap bulan Mei setiap tahunnya selalu diadakan pembinaan penambahan wawasan kurikulum baru bagi guru-guru agar siap menghadapi tahun ajaran baru misalnya ; work shop Brain Based learning (Bagaimana siswa belajar dengan memperhatikan cara kerja otak), multiple Intelegence & learning style (pendekatan dalam membuat program sambil melihat potensi dan kecerdasan anak belajar), critical, six thinking hats (menggiring anak untuk berfikir kritis, kreatif, dan objektif), Human Development (Mengatasi kesulitan anak belajar ”mengapa cooperative ?” Assesment (macam-macam cara
74
untuk melihat hasil dan proses belajar siswa), Restitusi Classroom (Self discipline, shool bief), cooverative learning, problem based learning project based learning (salah satu teknik anak belajar ”mengapa cooperative ?”. Mencari ide-ide kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan critical thinking dalam hal gagasan tarian baru, misalnya di Taman Kanak-Kanak Darul Hikam gagasan barunya adalah mengembangkan tarian dengan tema pembelajaran karakter. Maka munculnya tarian memakai sepatu, tarian membersihkan rumah dan lain sebagainya. Dengan inovasi penyesuaian kurikulum tari berdasarkan pembelajaran karakter menjadikan TK Darul Hikam cenderung memiliki ciri khas dan tidak mengikatkan diri pada aturan baku Dinas Pendidikan maupun Departemen Agama. b.
TK Tunas Krida Nusantara Berlatar belakang rasa kekaguman dan kecintaan yang mendalam, serta
keinginan untuk dapat memberikan penghargaan yang tinggi atas dedikasi dan loyalitas yang telah diberikan oleh Bapak H. Karnaen Sukarnaprawira (alm.) terhadap peserta didiknya di Sekolah Rakyat Cidadap 1 dan 2 Bandung, maka para alumni Sekolah Rakyat tersebut berupaya keras untuk dapat mewujudkan cita-cita beliau, yaitu mendirikan sebuah lembaga pendidikan terpadu. Melalui perjuangan yang cukup berat akhirnya pada tahun 1979 sebuah lembaga pendidikan terpadu dapat didirikan di Bandung. Lembaga inilah yang nantinya akan berkembang menjadi Yayasan Krida Nusantara. Adapun lokasi yang dipilih
75
dan ditetapkan untuk pengembangan kampus adalah di daerah Desa Cipadung Cibiru Bandung yang berada di sebelah timur kota Bandung. Dalam perjalanannya Tunas Krida Nusantara telah mengalami berbagai perubahan dan pengembangan. Hal tersebut tampak mulai dari perubahan nama yayasan, semula YPTKN menjadi YKN, susunan pengurus yayasan, serta pengembangan sekolah yang dikelola mulai dari SMA Terpadu Krida Nusantara, TK Terpadu Tunas Krida Nusantara, dan SD Terpadu Krida Nusantara. TK Terpadu Tunas Krida Nusantara (TKT-KN) diselenggarakan dengan maksud untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan adanya pengembangan serta pemberian stimulasi terhadap potensi yang dimiliki anak usia dini yang telah mempunyai kesiapan untuk memasuk sekolah dasar serta siap untuk memasuki dunia teknologi yang penuh tantangan. Pada awalnya TKT-KN hanyalah merupakan sebuah TKA dan TPA yang berada di bawah asuhan dan pembinaan Mesjid Baabul Haqqi Krida Nusantara. Untuk memperjelas dan memperluas fungsi, maka pada bulan Juli 1999 diadakan pemisahan antara TKA dan TPA. TKA menjadi TK Umum yang diberi nama TK Terpadu Tunas Krida Nusantara, sementara untuk TPA masih tetap berlanjut sampai sekarang. TKT-KN mempunyai tujuan untuk melahirkan anak Indonesia yang berakhlak mulia, sehat, mencintai ilmu, terampil dalam mengembangkan ilmunya, kreatif, percaya diri, mandiri, komunikatif, memiliki jiwa sosial dan seni, mencintai lingkungan serta mengembangkan multiple intellegence. Sistem penyelenggaraan pendidikan di Krida Nusantara, baik di TK, SD, maupun di SMA memadukan tiga unsur pokok, yang meliputi iptek, imtaq, dan keterampilan
76
yang dilandasi oleh kedisiplinan. Dalam pelaksanaannya masing-masing sekolah mengembangkan sendiri sistem pembelajarannya sesuai dengan apa yang menjadi visi, misi dan strategi sekolah yang bersangkutan. Krida Nusantara sebagai sebuah yayasan, fokus perhatiannya tidak hanya terbatas pada bidang penyelenggaraan pendidikan, namun meluas ke bidang lainnya, diantaranya bidang seni dan budaya. Sejak tahun 2002 tim kesenian Krida Nusantara yang lebih dikenal dengan sebutan Krida Art Group telah mengadakan muhibah kesenian ke berbagai negara di Eropa. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, sekaligus memperkenalkan budaya dan seni tradisional daerah di Indonesia. Menghadapi persaingan masa depan yang penuh dengan tantangan, Krida Nusantara akan lebih inovatif dan kreatif dalam mengembangkan kecakapan hidup, mempertahankan keberadaan peserta didik dan tenaga kependidikan yang mempunyai mutu bersaing sehingga pada akhirnya lulusan yang dihasilkan kelak akan menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berilmu dan berprestasi, serta kreatif dan terampil. Sistem pembelajaran di TK Terpadu Tunas Krida Nusantara dengan sistem bermain yang bermakna dengan pendekatan variatif yakni menggunakan kelompok/coorperative, area, sentra, outbound, dan kunjunganm metode campuran dan tidak selalu menggunakan satu metode, akan tetapi beberapa metode dalam satu tampilan atau kegiatan saat memberikan atau menyampaikan materi. Dengan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini, yaitu : belajar sambil bermain, belajar yang berpusat pada anak, belajar yang
77
menyenangkan, dengan sistem terintegrasi, holisitik, dan fleksibel, sesuai dengan tahap perkembangan anak, serta menghargai setiap minat, bakat serta karakter setiap anak dengan cara pengulangan. Sebelum melaksanakan kegiatan mengajar, guru terlebih dahulu membuat perencanaan pengajaran yaitu satuan pengajaran. Satuan pengajaran adalah rencana pengajaran yang akan dilaksanakan oleh guru. Isi satuan pelajaran merupakan spesifikasi dari program semester. Setiap semester dari satuan kegiatan mingguan (SKM) dan setiap SKM terdiri dari beberapa satuan Kegiatan Harian (SKH) dan mengarah kepada langkah strategi operasional pengajaran. 4.6. Buletin Kegiatan Mengajar Tema : Pekerjaan alat komunikasi. kelompok A.
Hari Sabtu
Tanggal Pengembangan diri minat dan bakat : • Menari • Menyanyi angklung • Meronce
Tanggal Pengembangan diri minat dan bakat : • Menari • Menyanyi angklung • Meronce
Tanggal Pengembangan diri minat dan bakat : • Menari • Menyanyi angklung • Meronce
78
4.7. SATUAN KEGIATAN MINGGUAN Kelompok : A1 Semester / Minggu ke : II / 5 Tema : Pekerjaan Subtema : Macam, tempat, tugas, dan alat pekerjaan (Prtani, Tukang Kayu, Tukang Bengkel, Tukang Sayur) Hari / Tanggal
Senin
Selasa
Rabu
Agama / Pembiasaan
Bahasa
Seni
Bhs.1.3.3 Menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi secara sederhana. • Bercakap-cakap tentang Petani.
S.1.3.4 Menciptakan bentuk dengan berbagai media. • Mengisi pola dengan gabah yang gaga.
BPP.1.3.1 Meniru pelaksanaan ibadah BPP.1.7.2 Mendengarkan orang tua / teman bicara • Praktek langsung adzan • Hormat pada siapa saja;tukang sayur.
Bhs.1.1.1 Menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu. • Menyanyi lagu ”Tukang Kayu, Tukang Serabi”
S.1.2.1 Mewarnai bentuk gambar sederhana • Mewarnai gambar tukang kayu.
BPP.1.3.1 Meniru pelaksanaan kegiatan ibadah. BPP.1.7.2 Mendengarkan orang tua/teman
Bhs.1.3.3 Menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi secara sederhana. • Bercakap-cakap:
S.1.1.1 Menggambar bebas dengan berbagai media. • Menggambar bebas
BPP.1.3.1 Meniru pelaksanaan kegiatan ibadah. • Praktek langsung adzan • Membaca Quran surat An-Nasr
Kgnitif
Fsik - Motorik Motorik Halus Motorik Kasar MK.1.3.10 MH.1.1.10 Menirukan Memegang gabah yang gagal berbagai gerakkan • Mengambil gabah yang diconohkan guru. dengan dua jari • Praktek langsung belajar mencangkul
Sains KS.1.2.1 Mencoba dan menceritakan proses pertumbuhan tanaman. • Praktek langsung menanam kacang merah. KS.1.6.2 Menimbang benda dengan timbangan • Menimbang sayur-sayuran.
Matematika Mtk.1.8.1 Menyebutkan hasil pengurangan dengan benda. • Bermian pengurangan dengan biji-bijian
Mtk.1.8.1 Menyebtukan hasil penambahan dan pengurangan • Praktek langsung transaksi jual beli sayur,dll
MH.1.1.3 Meniru membuat garis tegak, datar, miring,dll • Meniru tulisan ”kayu”
MK.1.3.10 Menirukan gerakkan menggergaji kayu. • Pantomime menggergaji kayu.
KS.1.2.1 Mencoba dan menceritakan tentang membuat timbangan sederhana.
Mtk.1.3.1 Membilang/menyebutkan urutan bilangan 1-10 • Mengurutkan bilangan
MH.1.1.3 Meniru membuat garis tegak, datar, miring, dll • Meniru tulisan sederhana
MK.1.3.10 Menirukan gerakan mendayung, • Pantomime mendayung.
79
bicara • Praktek langsung iqomat • Hormat pada siapa saja.
Kamis
Jumat
BPP.1.3.1 Meniru pelaksanaan ibadah. • Praktek langsung iqamat. BPP.1.3.1 Meniru pelaksanaan kegiatan ibadah. • Praktek langsung adzan,iqamat,dan shalat.
Bhs.1.3.3 Menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi secara sederhana. • Bercakap-cakap tentang bengkel dan tukang. Bhs.1.3.3 Mendengarkan cerita dan menceritakan kembali. • Bercerita tentang kisah Nabi.
Bhs.1.1.2 Menirukan kembali 3-4 urutan kata • Bermain kata Sabtu
• Membuat timbangan sederhana dari bekas aqua (kerja kelompok)
perbedaan nelayan,petani,dan pedagang.
S.1.5.1 Menyanyi lagu anak-anak. • Menyanyi lagu : Tukang Kayu
S.1.2.1 Mewarnai bentuk gambar sederhana. S.1.5.1 Menyanyi lagu anak-anak. • Mewarnai gambar • Menyanyi : Tukang Kayu S.1.4.3 Mengikuti gerakkan tari sederhana sesuai irama musik. S.1.5.1 Menyanyi lagu anak-anak. • Menyanyi • Menari
KS.1.1.5 Memasang benda sesuai dengan pasangannya. • Belajar memasang dan membongkar baud.
Mtk.1.3.6 Menyebutkan kembali benda-benda yang baru dilihatnya. • Bermain kantong pintar/tekstur alat-alat bengkel/tukang
MH.1.1.10 Memegang bendabenda • Meraba kantong pintar
MK.1.3.6 Berlari sambil membawa balok • Lari sambil meindahkan balok.
Mtk.1.3.1 Membilang/menyebutkan urutan bilangan 1-10 • Berhitung 1-10
MH.1.1.3 Menebalkan garis tegak, datar, miring, dll • Menebalkan huruf hijaiyah
MK.1.3.10 Menirukan gerakkan mengambil sampah. MK.1.13.3 Membantu membersihkan lingkungan. • Jum’at bersih
Bandung, ............................................. Mengetahui, Kepala sekolah
Guru
80
4.8. SATUAN KEGIATAN HARIAN Kelompok : A1 Semester / Minggu ke : II / 5 Tema : Pekerjaan Subtema : Macam, tempat, tugas, dan alat pekerjaan (Prtani, Tukang Kayu, Tukang Bengkel, Tukang Sayur) Hari/ Sumber dan Kegiatan Indikator Pengalaman Belajar Tanggal Alat Belajar Sabtu I. Pebukaan (30 Menit) BPP.1.6.1 1.1. Baris diluar kelas Anak Terbiasa disiplin Melaksanakan tatatertib yang ada disekolah. MK.1.3.1 1.2. Motorik kasar Dapat mengkoordinasikan Anak Menirukan berbagai gerakkan anggota tubuh yang dicontohkan guru Terbiasa berdoa BPP.1.1.1 1.3. Berdoa/salam Anak Dapat berdoa Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan. 1.4. Bermain kata II. Inti (60 Menit)
2.1. Menari
2.2. Menyanyi
Bhs.1.1.2 Menirukan kembali 3-4 urutan kata S.1.4.3 Mengikuti gerakkan tari sederhana sesuai irama musik. S.1.5.1 Menyanyi lagu anak-anak.
Dapat menerima informasi
Kartu kata
Dapat menari sederhana
Tari
Menyanyi lagu
Lagu
Mampu bersosialisasi
Anak
Terbiasa berdoa
Anak
Anekd
Port
Penilaian Perf
Prak
Ket
III. Istirahat (30 Menit) 3.1. Bermain di luar kelas 3.2. Berdoa sebelum dan sesudah makan 3.3. Makan
BPP.1.9.1 Mudah bergaul/berteman BPP.1.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan BPP.1.2.2
81
Mengurus diri sendiri dengan sedikit bantuan IV. Penutup (30 Menit) 4.1. Menyanyi 4.2. Evaluasi
4.3. Berdoa/salam
S.1.5.1 Menyanyi lagu anak-anak. Bhs.1.3.3 Menjawab pertanyaan tentang keterangan atau informasi secara sederhana. BPP.1.1.1 Berdoa sesudah melaksanakan kegiatan.
Terbiasa mandiri
Bekal
Dapat menyanyi
Anak
Dapat mengingat informasi
Anak
Terbiasa berdoa
Anak
4.4. Pulang Bandung, ............................................. Mengetahui, Kepala sekolah
............................................................
Guru
..............................................................................
82
Teknik atau strategi yang dilakukan saat akan memberikan materi tari, guru terlebih dahulu memberi tahu judul tarian apa yang akan dibawakan kemudian anak-anak disuruh menonton tarian yang akan dibawakan ibu guru dari awal-akhir kemudian di tengah tarian anak-anak dapat menebak gerakan apa yang dilakukan oleh ibu guru, baru setelah itu diberikan gerak secara bertahap tanpa musik. Untuk tampil di acara lomba selalu ada perubahan konsep tari satu tahun sekali, tetapi untuk di sekolah setiap tahun diselenggarakan pekan budaya dalam satu minggu dengan menciptakan beberapa tarian Nusantara, ini adalah tahun ketiga diselenggarakannya pekan budaya di TK Tunas Krida Nusantara Materi yang disajikan pada pekan budaya sangat beragam diantaranya pada Tahun 2009 lebih diarahkan kepada dramatari dengan kolaborasi Malin Kundang dari Padang,
tari Betawi dan tari Sunda dengan personil 60 anak.
Untuk tahun ini hanya menampilkan macam-macam tarian seperti tari Sunda, Aceh dan ampar-ampar pisang Kalimantan. Di sudut-sudut ruangan aula dibuat permainan daerah. Untuk kelas minat dan bakat bagi anak yg tidak memiliki bakat tapi berminat dengan salah satu seni, maka usaha dari pihak sekolah adalah memberikan motivasi dan mengarahkan sesuai kemampuan anak. Lomba tiap tahun mengirimkan tarian dimulai dari tahun 2000 sampai sekarang, pernah menjuarai juara kesatu dan ketiga sebanyak dua kali dan juara kedua sebanyak satu kali lomba tari sekota Bandung. Kurikulum tari yang dipakai terintegrasi dengan kurikulum sekolah dengan menciptakan output anak
83
yang berbakat dan berminat. Sementara tari untuk
lomba
lebih spontanitas
sehingga tarian pun dibuat untuk keperluan tersebut. Output yang ingin dicapai TK Tunas Krida Nusantara adalah minimal bisa menemukan bakat siswa dan mengubah pola fikir orang tua bahwa anak-anak mempunyai dasar pengembangan diri sebagai inti dari KTSP lewat minat dan bakat. Bila ada anak yang berbakat pihak sekolah tidak segan-segan memberi masukan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih intensif seperti sanggar musik dan tari.
B.
Proses Pembelajaran Tari Kreatif di TK Darul Hikam dan TK Tunas Krida Nusantara
a.
Proses Pembelajaran Tari Kreatif di TK Darul Hikam Sistem pembelajaran bermain sambil belajar menciptakan rumah muslim
yang menyenangkan, hangat dan harmonis. Hubungan guru dan anak, berpegang kepada upaya pemeliharaan, peningkatan dan pengembangan potensi anak. Melalui proses pembiasaan, bermain bebas, bermain terpimpin, pengembangan kreativitas dan dipacu untuk berprestasi melalui kegiatan dalam kelas, di laboratorium, belajar di alam, kunjungan ke tempat bersejarah, menghadirkan guru mutu dan temu profesi. Pentingnya memahami kesukaan anak-anak agar tetap semangat berlatih, hal yang utama adalah membuat mereka senang di kelas dulu, caranya kita lihat dulu kesukaan anak-anak. Anak-anak biasanya lebih suka bergerak ke sanakemari, berputar-putar, atau mengangkat kaki bergantian satu per satu dengan
84
cepat. Mereka juga belajar ritme sambil mendengarkan musik untuk menyamakan gerak kaki, pergerakan, dan arah-arahnya. Lagu yang dipilih juga kebanyakan sudah mereka kenal, seperti twinkle-twinkle, doremi, atau lagu-lagu Ibu Kasur. Melatih motorik kasar adalah melatih gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, di TK Darul Hikam bisa ditafsirkan untuk melatih kemampuan anak mengerakkan anggota sesuai dengan tema, misalnya memegang tanaman, memegang sendok, membawa piring, membawa sepatu dan lain-lain. Adapun motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, misalnya kemampuan memegang berbagai macam properti seperti tanaman kemudian digerak-gerakkan ke atas dan ke bawah, arah kanan dan kiri, atau memegang properti sendok menjadi gerak-gerak memegang sendok yang variatif dan indah seperti meliuk-liukan sendok secara bergantian di depan badan, membawa sepatu sambil memukul-mukulkan sepatu kelantai secara bergantian antara yang kiri dan kanan
dan sebagainya. Kedua kemampuan
tersebut dilatih agar anak bisa menari dengan motorik yang baik tanpa memaksakan kemampuan motorik anak. Untuk kelas TK A, proses pembelajaran tari kreatif diwali dengan lebih banyak berlatih untuk mendengarkan musik untuk menstimulus kepekaan musikalitas dengan koordinasi gerak tubuh. Seperti mulai belajar jinjit, menekuk melompat dan pengetahuan tentang level-level lainnya. Hal ini dilakukan step by step,
sambil bermain dan memperbanyak imajinasi. Misalkan ceritanya
85
mengambil sepatu, terus nanti sepatunya dibawa sambil bergerak berkeliling ruang dengan jalan jinjit. Dengan tujuan untuk menstimulus gerakan motorik tubuh anak agar terbiasa melakukan koordinasin gerak badan dan musik.
Gambar 4.9. Berimajinasi eksplorasi gerak tari membawa sepatu
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan dan menggunakan persepsi mereka untuk
86
bergerak. Dalam hal ini, kemampuan motorik untuk mempresentasikan keinginan anak ketika anak diberikan sepatu, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin memainkan sepatu tersebut. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu menggerakkan sepatu tersebut untuk menari. Sehingga proses rangsangan atau stimulus yang dilakukan di TK Darul Hikam dalam meningkatkan atau memotivasi anak untuk belajar menari menggunakan seluruh rangsang atau multi sehingga kemampuan anak-anak dapat dioptimalkan seperti afektif, kognitif dan psikomotornya. Hal tersebut karena disesuaikan dengan visi misi sekolah dan kurikulum tari yang dikembangkan oleh gurunya yang disesuaikan dengan kemampuan rangsang anak.
Gambar 4.10. Menari sambil membawa sepatu
b. Proses Pembelajaran Tari Kreatif di TK Tunas Krida Nusantara Dalam pembelajaran tari TK Tunas Krida Nusantara membagi kegiatan tari menjadi dua yaitu kegiatan pembelajaran tari yang disiapkan pada momentmement tertentu seperti lomba sehingga dipilih anak-anak yang memang berbakat pada kinestetik, sedangkan latihannya dilaksanakan tiap hari sampai menjelang 87
lomba. Lain halnya dengan
kegiatan ekstrakurikuler minat dan bakat yang
dilakukan dua minggu sekali dengan anak yang berminat pada tari baik yang berbakat atau tidak dengan materi tari kreatif , artinya anak-anak diperbolehkan untuk melakukan gerak imajinasi dan spontanitasnya tanpa larangan tapi tetap diarahkan oleh guru tari. Musik yang diberikan jenis ritmik, nusantara dan musik gerak dan lagu.
Gambar 4.11. Menari Untuk Moment Pelepasan Murid TK
88
Proses dari pembelajaran tari kreatif di TK Tunas Krida Nusantara dibagi dua macam, bila kebutuhan tari itu untuk mengikuti perlombaan maka dengan cepat guru tari dan kepala sekolah memilih anak-anak berbakat di kelas minat bakat tari. Misalnya tari yang akan diajarkan adalah tari bebek maka anak-anak berbakat ini di latih tari bebek dengan cara mengenal terlebih dahulu tari bebek yang akan dipelajari. Pada pertemuan pertama anak-anak diharuskan mengapresiasi guru tari yang menarikan tari bebek secara utuh dari awal sampai akhir, setelah itu barulah anak-anak diajak untuk olah tubuh atau pemanasan gerak yang mendekati gerakgerak tari bebek, itulah akhir dari pertemuan pertama. Pertemuan kedua barulah anak diberi tahapan gerak demi gerak yang dibagi menjadi tiga kelompok. Gerak pertama yaitu gerak bebek mengepakan sayap atau gerak bebek terbang, setelah anak menguasai gerak tersebut barulah diperkenalkan dengan musik pengiring tari bebek. Pertemuan ketiga dan keempat anak diberikan kembali gerak kedua dan ketiga yaitu gerakan bebek berebut makanan dan gerakan bebek berenang, yang diakhiri dengan menggabungkan antara musik dan gerak tari . Yang terakhir adalah dengan menambahkan pola lantai tariannya. Tapi lain halnya bila tari yang diberikan di kelas minat dan bakat, dikelas ini tari tidak ditentukan oleh guru tapi anak-anak diberi kebebasan untuk bergerak sesuai dengan kemampuan motoriknya. Diawali dengan menstimulus anak dengan mendengarkan musik yang akan dijadikan iringan tari, contoh saat itu diputarkan lagu dengan judul petik teh, setelah itu guru menceritakan atau bercakap-cakap dengan anak tentang petani
89
pemetik teh seperti gerak tubuhnya, cara memetik, cara berjalan, bakul tempat menampung teh bahkan diperlihatkan gambar pemetik teh. Kemudian setelah itu barulah guru memutar kembali iringan lagu pemetik teh dan anak-anak diajak untuk bergerak sesuai degan iringan tarinya. Sehingga kemampuan motorik anak yang muncul sangat beragam tergantung imajinasi dan kreatifitas setiap anak terhadap gerak tari atau motoriknya. disini tari lebih bebas artinya anak-anak lebih bebas berekspresi menggerakkan gerak sesuai keinginannya, sehingga menuntut anak untuk lebih kreatif dalam membuat gerakgerak tari. Rata-rata anak yang memiliki bakat akan lebih banyak melakukan gerak badan motorik kasar dan halus atau lebih kreatif dalam membuat gerak bahkan gerakannya diikuti oleh anak lainnya yang tidak memiliki bakat tapi suka menari. Hal positif yang dapat diambil yaitu lama-lama anak yang kurang berbakat dapat juga membuat gerakan sendiri walaupun dengan sangat sederhana. Fungsi guru di sini hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi anak-anak yang belum punya keberanian untuk bergerak. Rangsang yang digunakan di TK Tunas Krida Nusantara hanya menggunakan rangsang kinestetik karena untuk kebutuhan pengelompokan anak berbakat dan tidak berbakat tapi tetap memiliki minat belajar menari.
90
4.12. Hasil Pengamatan Kegiatan Rangsang auditif, visual, kinestetik, gagasan dan peraba untuk memotivasi minat seni tari petik teh
No 01
02 03 04
Kegiatan Tanya Jawab : Coba anak-anak jawab, apabila manusia itu hidup dipegunungan kira-kira mata pencahariannya apa ya ? Tanya Jawab : Sekarang siapa yang tahu kalau pemetik itu kegiatannya gimana dan apa perlengkapannya ? Praktek : Sekarang tirukan orang yang sedang memetik teh dan sedang menjemur teh. Musik : Sekarang gerakan sedang memetik teh itu kita tarikan menggunakan musik
Rangsang Auditif
Visual
Kinestetik
Gagasan
V
v
peraba
V
V V
V
V
v
v
V
V
V
v
v
91
Gambar 4.13. untuk minat bakat anak-anak disatukan dari semua kelas.
4.14. Anak-anak berimajinasi memperagakan memetik teh
92
C.
Hasil pembelajaran tari kreatif di TK Darul Hikam dan TK Krida Nusantara Hasil yang ingin dicapai oleh kedua sekolah tersebut adalah menghasilkan
anak-anak yang memiliki bakat masing-masing sesuai dengan kemampuannya, sehingga masing-masing sekolah menciptakan karakter anak yang berbeda hal ini terjadi bergantung kepada sumber ajar serta visi misi di masing-masing sekolah. Di TK Darul Hikam lebih diarahkan kepada tema yang diusung dari setiap semester yang bernuansa modern kreatif dan islami dengan mengembangkan kecerdasan multiple intellegensi dan media tari anak secara lengkap meliputi pengembangan afektif, kognitif, psikomotor, sedangkan di TK Tunas Krida Nusantara lebih diarahkan kepada tari kreatif Nusantara atau tari kreatif tradisi dengan lebih mengembangkan kecerdasan psikomotor dan kognitif anak didik dan menggunakan alat media yang bersumber pada akar tradisi. Upaya Guru Tari untuk melakukan kreativitas pengajaran Tari di Taman Kanak-Kanak Darul Hikam danTunas Kirda Nusantara Bandung mengacu pada perkembangan kebutuhan pendidikan secara Nasional maupun kebutuhan tuntutan globalisasi, serta mengacu pada fungsi tari untuk kesenangan dan keasyikan anak berkreasi serta meningkatkan rangsang auditif, visual, kinesteik, gagasan dan peraba untuk untuk mengembangkan berbagai kecerdasan siswa di TK Darul Hikam dan TK Tunas Krida Nusantara. Maka temuan yang didapat saat melakukan penelitian di TK Darul Hikam penulis menemukan guru tari yang berlatar belakang seniman alam, bahkan kurikulum tari yang digunakan di TK
93
tersebut merupakan hasil guru tari yang disesuaikan dengan tema setiap semester di TK, yang mengacu pada kurkulum TK Darul Hikam. Adanya kebebasan guru tari dalam membuat kurikulum tari sendiri, sehingga membuat guru tersebut dapat mencurahkan segala kreativitas dan ideidenya pada kegiatan belajar mengajar tari. Dalam proses kreativitas guru tari di TK Darul Hikam diharuskan mengajukan kurikulum yang akan diajarkan pada setiap semester, sehingga kurikulum tari diketahui oleh Kepala Sekolah dan kemudian disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Lain halnya dengan TK Tunas Krida Nusantara, di TK tersebut guru berasal dari guru pendamping siswa ABK tetapi memiliki latar belakang seni tari yang didapatkannya dari sanggar. Adapun kurikulum tari yang digunakan merupakan kurikulum yang telah ada di sekolah dengan muatan ekstrakulikuler tari. Sehingga guru tari kurang dapat mengembangkan kreativitasnya, karena kurang adanya kebebasan dalam menuangkan ide-ide dalam proses belajar mengajar. Kelebihan dari proses belajar mengajar tari di TK Tunas Krida Nusantara lebih terarah karena Kepala Sekolah ikut menentukan materi dan materi sudah tertuang dalam SKM, SKH sehingga guru lebih terikat dengan perencanaan kurikulum. Keseluruhan upaya fungsi tari untuk kesenangan dan keasyikan anak berkreasi serta meningkatkan rangsang auditif, visual, kinesteik, gagasan dan peraba untuk untuk mengembangkan berbagai kecerdasan siswa di TK Darul Hikam dan Tk Tunas Krida Nusantara bertumpu pada Ideologi visi dan misi
94
kedua lembaga ini untuk menjadi bagian tak terpisahkan dan concern keluarga. Untuk
membantu
orang
tua
di
dalam
upaya
mengembangkan
dan
mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan sosial, emosi, fisik, kognitif dengan nilai-nilai Islam sesuai dengan kemampuan tiap anak. Pelaksanaan Visi dan Misi Taman Kanak-Kanak ini senantiasa dievaluasi untuk menyelaraskan berbagai kepentingan sesuai harapan (expectatiton) masyarakat
dengan meningkatkan
profesionalisme di semua lini, terutama peningkatan profesionalisme guru tari yang dikembangkan sebagai pembelajar (learning workers),
menyesuaikan
dengan karakter anak didik. Hasil pendidikan tari di TK Darul Hikam dan Tk Tunas Krida Nusantara menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang diberikan pada anak-anak Taman kanak-Kanak melalui gerka tarian dapat membetuk perilaku positif ; interaksi yang baik dengan gurunya, kemampuan mengelola emosi, percaya diri, kemampuan berinteraksi sosial dengan kawannya, termasuk kemampuan mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan sosial, emosi, fisik, kognitif. Keseluruhan upaya fungsi tari untuk kesenangan dan keasyikan anak berkreasi serta meningkatkan rangsang auditif, visual, kinesteik, gagasan dan peraba untuk untuk mengembangkan berbagai kecerdasan siswa akan membentuk karakter anak-anak dapat mengerti ekspresi emosi baik positif maupun negatif. Tarian yang memasukkan program kecerdasan emosi atau pendidikan karakkter, akan dapat mencerdaskan emosinya, yaitu mengerti akan perasaannya sendiri, dan perasaan orang lain.
95
Hasil dari penelitian yang dilakukan untuk mengukur efektifitas program pendidikan tari di dalam upaya mengembangkan dan mengoptimalkan aspekaspek perkembangan sosial, emosi, fisik, kognitif dengan nilai-nilai Islam sesuai dengan kemampuan tiap anak di TK Darul Hikam dan TK Tunas Krida Nusantara menunjukkan hasil sebagai berikut :
Keinginan untuk meningkatkan kemampuan kognitif meningkat
Berani untuk mengekspresikan emosinya secara gerak fisik
Mengerjakan tugasnya dengan mandiri dan percaya diri
Mengajukan pertanyaan kepada guru tari ketika tidak mengerti
Memperbaiki kegagalan dengan cara yang positif
Berani melontarkan ide-ide kreatif untuk aktifitas kelompok
Bisa mengambil keputusan dan menentukan tujuannya
Berperilaku seperti seorang pemimpin di dalam kelompoknya. Perbandingan keduanya dapat dilihat dari perbedaan dan persamaan kedua
TK tersebut, dalam persamaan kedua TK menggunakan tari kreatif sebagai salah satu sistem pembelajaran. Sedangkan perbedaannya terletak pada : 1. Kurikulum yang dipergunakan di TK Darul Hikam merupakan kurikulum sekolah yang digabungkan dengan kurikulum tari sehingga guru dapat mengembangkan tari lebih kreatif. Sedangkan di TK Tunas Krida Nusantara kurikulum tari telah menyatu dengan kurikulum sekolah sehingga guru hanya tinggal melaksanakan materi yang termuat dalam kurikulum saja. 2. Sarana dan prasarana di TK Darul Hikam lebih memadai.
96
3. Latar belakang guru pengajar memiliki latar belakang yang berbeda antara guru ti TK Darul Hikam dan guru di TK Tunas Krida Nusantara. 4. Strategi pembelajaran yang berbeda, di TK Darul Hikam guru lebih menggunakan sistem kontekstual learning, sedang di TK Tunas Krida Nusantara lebih menggunakan sistem demontrasi atau peniruaan yang bersumber dari tari-tari tradisi dam nusantara. 5. Masing-masing TK mengembangkan tari kreatif sebagai sarana tari pendidikan untuk menciptakan karakter siswa yang sesuai dengan visi dan misi sekolah.
97