BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Terbentuknya Kesenian Hadro Untuk mengungkap secara pasti kapan kesenian Hadro diciptakan dan siapa penciptanya, sampai saat itu peneliti belum menemukan bukti-bukti otentik baik dalam bentuk tulisan maupun bukti-bukti lainnya. Oleh sebab itu latar belakang kesenian Hadro yang akan penulis kemukakan dalam penelitian ini pada dasarnya merupakan informasi dari para seniman kesenian Hadro yang berada di Desa Bojong Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Menurut keterangan Bapak Hasanudin Ketua Lingkung Seni Hadro Panca Mustika, lahir dan berkembangnya kesenian Hadro tidak lepas dari tumbuh dan berkembangnya syiar agama Islam. Kesenian Hadro digunakan sebagai media kesenian untuk menarik perhatian masyarakat agar berminat dan berkeinginan untuk memeluk agama Islam. Yang pertama kali memperkenalkan kesenian Hadro ini adalah seorang KH. Ahmad Sayuti yang dibantu oleh Pak Sura dan Pak Sastra yang berasal dari Kampung Tanjung Singuru Kecamatan Samarang Kabupaten Garut pada tahun 1917. Kesenian Hadro yang diperkenalkan oleh KH. Ahmad Sayuti kepada masyarakat Desa Bojong Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut, bertujuan untuk dapat menarik perhatian anggota masyarakat setempat terhadap ajaran agama Islam. Hal itu disebabkan oleh alasan bahwa masyarakat Desa Bojong pada saat itu masih kuat menganut kepercayaan animisme dan dinamisme yang
26
27
bertentangan dengan ajaran agama Islam. Meskipun diantara mereka banyak yang telah menganut agama Islam, namun pada kenyataannya masih mencampuradukan antara ajaran agama Islam dengan kepercayaan yang dianutnya. Dalam rangka mengatasi hal tersebut di atas, KH. Ahmad Sayuti, Pak Sura dan Pak Sastra memanfaatkan kesenian Hadro sebagai media penyebaran agama Islam. Hal itu dimaksudkan agar masyarakat setempat lebih mendalami ajaran agama Islam sambil menikmati hiburan yang disajikan melalui kesenian Hadro. Dengan harapan bahwa setiap orang yang merasa tertarik terhadap kesenian yang disajikan akan dapat menyimak berbagai ajaran yang diungkapkan melalui syairsyair lagu pada kesenian tersebut yang diambil dari Kitab Al-Barjanji atau yang biasa disebut Kitab Maulud. Apabila melihat pendapat di atas, sebagai perwujudan gagasan KH. Ahmad Sayuti, Pak Sura dan Pak Sastra, maka kesenian Hadrolah yang dijadikan sebagai media kesenian untuk bisa diterima oleh masyarakatnya. Dengan demikian mereka akan bisa melihat, mendengar, dan merasakan kesenian Hadro tersebut, sehingga mereka tertarik untuk mempelajari agama Islam.
B. Proses Penyajian Kesenian Hadro Pada Acara Mauludan Pada
umumnya
setiap
kesenian
tradisional
dalam
penyajiannya
mempunyai tata cara tersendiri. Hal ini berkaitan erat dengan kebiasaan serta adat istiadat daerah setempat. Begitu pula dalam kesenian Hadro yang ada di Desa Bojong
Kecamatan
Bungbulang
Kabupaten
Garut,
dalam
mengalami tata cara tersendiri yang akan dijelaskan sebagai berikut:
penyajiannya
28
1. Persiapan Sebelum Pertunjukan Berdasarkan data yang dapat peneliti kumpulkan di lapangan, diperoleh keterangan bahwa penyajian kesenian Hadro pada awalnya hanya dilakukan di halaman atau di dalam rumah. Dengan kata lain belum menggunakan panggung. Namun dengan berkembangnya zaman dan pola pikir masyarakat melalui pengaruh yang datang dari luar, maka pertunjukan kesenian Hadro pun mengalami perubahan, yang semula hanya dilakukan di halaman atau di dalam rumah, kini pertunjukan kesenian Hadro bisa dipertunjukan di atas panggung. Bahkan sering pula dipertunjukan dalam bentuk helaran atau arak-arakan. Waktu pertunjukan kesenian Hadro tidak terikat, artinya kesenian Hadro bisa dipertunjukan pada pagi hari, sore hari, bahkan bisa pula dipertunjukan pada malam hari. Begitu pula lamanya pertunjukan tidak memiliki ukuran waktu yang baku, dalam arti lama tidaknya pertunjukan kesenian Hadro tergantung dengan kebutuhan. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Hasanudin, bahwa lama pertunjukan kesenian Hadro yang dipimpinnya ada satu jam, dua jam, tiga jam bahkan adapula yang meminta semalam suntuk. Ini menunjukan bahwa lamanya pertunjukan kesenian Hadro tergantung pada kebutuhan. Kesenian Hadro pada acara mauludun ini dipertunjukkan di sebuah ruangan GOR Desa Bojong pada waktu siang hari dengan lamanya pertunjukkan 1 jam.
29
Gambar 4.1 Ruangan Pertunjukkan Kesenian Hadro (Dokumen Pribadi, 2010)
Sebelum pertunjukan kesenian Hadro dimulai, biasanya terlebih dahulu mempersiapkan segala hal yang diperlukan. Persiapan tersebut meliputi alat atau waditra pengiring, koreografi, tata rias dan busana. a. Koreografi Koreografi dalam kesenian Hadro bersumber pada gerak-gerak pencak silat yang sudah distilir. Sehingga gerak-gerak yang diperagakan tersebut tidak sama persis dengan gerak pencak silat yang aslinya.
Gambar 4.2 Gerakan Pada Kesenian Hadro (Dokumen Pribadi, 2010)
30
b. Tata Rias dan Busana Tata rias berfungsi untuk memperkuat ekspresi, perwatakan dan pembentukan wajah. Tetapi dalam hal ini tata rias yang digunakan dalam kesenian Hadro tidak terlalu menonjol. Bahkan bisa disebut sangat sederhana sekali. Karena tata rias yang digunakan adalah tata rias yang digunakan adalah tata rias dalam kehidupan sehari-hari. Adapun busana yang dipakai dalam kesenian Hadro, yaitu: •
Iket Kain yang berbentuk segitiga dengan cara pemakaiannya dililitkan terlebih
dahulu lalu dipasangkan di kepala, ikatannya berbentuk silang atau disebut juga dengan sebutan iket parengkos nangka. •
Baju Kampret Baju berlengan panjang dengan warna putih dan memiliki kancing tengah.
•
Selendang Kain yang panjangnya kurang lebih satu meter berwarna merah. Cara
pemakaian selendang dililitkan didepan dada pada baju warna putih. •
Celana Pangsi Celana panjang yang menggunakan warna putih atau hitam.
31
Iket Selendang
Baju kampret
Celana pangsi
Gambar 4.3 Busana Kesenian Hadro (Dokumen Pribadi, 2010)
c. Waditra Pengiring Dalam suatu pertunjukan kesenian Hadro waditra pengiring menjadi unsur yang penting untuk menghidupkan suasana. Pengertian waditra adalah sebutan untuk alat musik tradisional. Adapun waditra-waditra yang digunakan dalam kesenian Hadro adalah: a. Terebang Menurut Kamus Bahasa Sunda, terebang nyaeta ngaran tatabeuhan make kulit saperti dog-dog ngan ceper, ilahar dipake mirig lalaguan make bahasa Arab atawa pasantren (LBSS, 1981:584), artinya terebang adalah nama alat musik yang memakai kulit seperti dog-dog hanya berbentuk pipih, biasanya dipakai untuk mengiringi lagu-lagu dalam bahasa Arab atau lagu-lagu pesantren.
32
Terebang yang digunakan dalam kesenian Hadro jumlahnya terdiri dari empat buah. Keempat buah terebang tersebut mempunyai nama masing-masing yaitu: 1. Terebang Talingtit Waditra terkecil yang berperan sebagai pembawa pangkat pada suatu pergelaran. Bahan: •
Kayu nangka
•
Kulit kambing/biri-biri
•
Rotan
•
Kayu untuk paseuk
Ukuran: •
Panjang diameter : 22 cm
•
Ketebalan
: 12 cm
•
Paseuk
: 26 buah
•
Sebuah bengker
: 68 cm
•
Lebar
: 10 cm
Gambar 4.4 Terebang Talingtit Pada Kesenian Hadro (Dokumen Pribadi, 2010)
33
2. Terebang Kempring Waditra ini berperan untuk menentukan tempo, cepat atau lambatnya permainan. Bahan: •
Kayu nangka
•
Kulit kambing/biri-biri
•
Rotan
•
Kayu untuk paseuk
Ukuran: •
Panjang diameter : 29 cm
•
Ketebalan
: 15 cm
•
Paseuk
: 29 buah
•
Sebuah bengker
: 89 cm
•
Lebar
: 11 cm
Gambar 4.5 Terebang Kempring Pada Kesenian Hadro (Dokumen Pribadi, 2010)
34
3. Terebang Kompeang Waditra ini berperan sebagai jenglong untuk mengiringi irama kempring. Bahan: •
Kayu nangka
•
Kulit kambing/biri-biri
•
Rotan
•
Kayu untuk paseuk
Ukuran: •
Panjang diameter : 34cm
•
Ketebalan
: 18 cm
•
Paseuk
: 37 buah
•
Sebuah bengker
: 104 cm
•
Lebar
: 11 cm
Gambar 4.6 Terebang Kompeang Pada Kesenian Hadro (Dokumen Pribadi, 2010)
35
4
Terebang Bangsing Waditra ini berperan sebagai goong kecil atau kempul.
Bahan: • Kayu nangka • Kulit kambing/biri-biri • Rotan • Kayu untuk paseuk Ukuran: •
Panjang diameter : 45 cm
•
Ketebalan
: 23 cm
•
Paseuk
: 44 buah
•
Sebuah bengker
: 137 cm
•
Lebar
: 16 cm
Gambar 4.7 Terebang Bangsing Pada Kesenian Hadro (Dokumen Pribadi, 2010)
Bunyi-bunyi yang dihasilkan dari setiap waditra yang ada, sangat bergantung pada teknik tabuhan yang diperagakan oleh setiap penabuhnya.
36
Adapun teknik menabuh setiap waditra tersebut, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: •
Bunyi Pong Dihasilkan dengan cara memukul atau menepuk bagian pinggir terebang dengan sebagian jari tangan dan menepuknya dilepas. Bunyi pong dapat ditulis dengan notasi θ.
•
Bunyi Pang Dihasilkan dengan cara menepuk bagian pinggir terebang tetapi lebih tengah sedikit dari cara menabuh pong, dengan sebagian telapak tangan dan menepuknya dilepas. Bunyi pang dapat ditulis dengan notasi ρ.
37
•
Bunyi Ping Dihasilkan dengan cara menepuk bagian bibir terebang dengan menggunakan beberapa ujung jari tangan dan menepuknya dilepas. Bunyi ping dapat ditulis dengan notasi b.
•
Bunyi Pak Dihasilkan dengan cara menepuk bagian pinggir atau bagian tengah terebang dengan menggunakan telapak tangan penuh dan menepuknya agak ditekan. Bunyi pak dapat ditulis dengan notasi x.
38
b. Bajidor Bajidor berbentuk bulat seperti bedug dengan diameter 60 cm. Cara pemakaiannya dipukul dengan pemukul khusus yang terbuat dari kayu. Bajidor berfungsi sebagai alat komando untuk mengawali dan mengakhiri lagu pada kesenian Hadro.
Gambar 4.8 Bajidor Pada Kesenian Hadro (Dokumen Pribadi, 2010)
c. Tarompet
39
Tarompet berfungsi sebagai pembawa melodi, pemberi ornamen pada lagu dan dapat memperkuat suasana khas dalam pertunjukan kesenian Hadro. Laras yang digunakan pada waditra tarompet adalah laras salendro/nyalendro dan laras mataraman. Batok (penyangga pipi) Beuheung(palet)
Liang tengkepan (lubang nada) Badan lara Lawang (pengeras suara)
Gambar 4.9 Tarompet Pada Kesenian Hadro (Dokumen Pribadi, 2010)
2. Jalannya Pertunjukan
40
Setelah melaksanakan tahapan persiapan di atas, selanjutnya sebagai jalannya penyajian kesenian Hadro pada acara Mauludan yang dilaksanakan di dalam ruangan diawali dengan masuknya penari kemudian disusul oleh para penabuh sambil membawa alat musik masing-masing. Biasanya penari berjajar di depan, sedangkan para penabuh berada di belakang penari.
Gambar 4.10 Pertunjukan Kesenian Hadro (Dokumen Pribadi, 2010) Lagu-lagu kesenian Hadro yang biasa disajikan pada acara mauludan ini terdapat delapan lagu. Lagu-lagu tersebut adalah lagu Bismillah,
Assalamu,
Sholawat, Nawaetu, Taqoballah, Alfasallu, Hayu Badan dan lagu Sholu Robbuna. Penyajian lagu-lagu pada kesenian Hadro memiliki urutan yang baku seperti pada urutan lagu-lagu diatas. Hal tersebut disesuaikan dengan makna syair yang terkandung dalam lagu-lagu tersebut. Lagu-lagu itu dinyanyikan oleh para penabuh terebang, mereka menggunakan gaya bernyanyi seperti orang yang sedang pupujian di mesjid menjelang waktu sholat. Pelaku kesenian Hadro tersebut
tidak
memfokuskan
pada
teknik
vocal,
mengedepankan makna dari syair lagu yang dibawakan.
tetapi
mereka
lebih
41
Dari delapan lagu-lagu tersebut diantaranya memiliki melodi yang sama yaitu lagu Assalamu dengan lagu Shalawat,dan lagu nawaetu. Tetapi syair lagu yang dibawakan
berbeda dan disajikan secara berulang-ulang sesuai dengan
kebutuhan.
3. Akhir Pertunjukan Setelah selesai menyajikan lagu-lagu, pertunjukan kesenian Hadro biasanya diakhiri dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh pimpinan rombongan. Hal ini dilakukan sebagai ucapan syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam proses pertujukan.
4. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian di lapangan yang dilaksanakan melalui wawancara serta observasi, maka diperoleh data-data berupa lisan dan tulisan yang sangat berharga dan berguna untuk tercapainya tujuan penelitian ini. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka pada bagian ini dikemukakan pembahasan hasil penelitian, diharapkan dapat mewujudkan tujuan penelitian tersebut. Agar pembahasan lebih terarah, maka dalam bagian ini akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
•
Penyajian lagu-lagu Kesenian Hadro
•
Pola Tabuh Instrumen pada Kesenian Hadro
1. Penyajian Lagu-lagu Pada Kesenian Hadro a. Penyajian Lagu
42
Lagu-lagu yang biasa disajikan pada kesenian Hadro memiliki pola irama lagu yang sederhana dan statis. Selain itu lagu-lagu pada kesenian Hadro pada umumnya memiliki melodi lagu yang pendek, tetapi memiliki syair yang banyak. Sehingga pada setiap penyajiannya, setiap lagu yang disajikan diulang berkali-kali dengan menggunakan syair lagu yang berbeda. Apabila dilihat dari ragamnya, lagu dalam kesenian Hadro terdiri dari delapan jenis lagu, yaitu lagu Bismillah, lagu Assalamu, lagu Solawat, lagu Nawaetu, lagu Taqoballahu, lagu Al-Fasallu, lagu Hayu Badan dan lagu Sholu Robbuna. Mengawali pertunjukan, disajikan lagu Bismillah sebagai lagu pembuka. Lagu tersebut dinyanyikan oleh seorang pimpinan pertunjukan yang biasa disebut ngahadi. Istilah Ngahadi dalam kesenian Hadro berbeda dengan istilah pada umumnya, ngahadi dalam karawitan Sunda disebut anggana sekar. Sedangkan menyanyikan lagu yang dilakukan oleh dua orang atau lebih disebut saur. Dalam istilah karawitan Sunda biasa juga disebut dengan istilah rampak sekar. Orang yang menyanyikan lagu ngahadi mempunyai peranan sebagai pengatur atau komando dalam membawakan suatu lagu. Pada pelaksanaannya ngahadi menyanyikan lagu satu kali putaran, kemudian lagu tersebut dinyanyikan kembali secara saur. Setelah penyajian lagu Bismillah tersebut selesai, secara berurutan dilanjutkan
dengan
menyanyikan
lagu
Assalamu,
Sholawat,
Nawaetu,
Taqoballahu, Al-Fassalu, Hayu Badan, dan lagu Sholu Robbuna. Setelah lagu Sholu Robbuna selesai disajikan, maka penyajian lagu-lagu kembali dilakukan
43
dari lagu pertama yaitu Bismillah sampai lagu Sholu Robbuna. Perputaran lagulagu tersebut dilkukan secara berulang-ulang sesuai dengan waktu yang dikehendaki. Adapun notasi lagu-lagu tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Lagu Bismillah pada pola tabuh Banten
Laras / lagam : Salendro / Nyalendro Surupan
: 1= Tugu
Gerakan
: Sedang
Pangkat 0
0
X
0
0
0
0
X
x
x
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
0
0 t
t
t
D G
0
t 0
j0j k23 j3j k.4 k3k2k.2 j4j jk.3 j5j jk.3 j2j jk12 3 Bismillah too ha sa a nna a li I llah Pj j j B j0jjjj j j B P B jPj j j B j0j jj I j B P B P B P B P B P B x x x x x x x x II Pj j j B jBj j j B P jBj j j B jjjPj j j B jBj j j B P jBj j j B III 0j j j D j0j j j D 0 D j0j j j D j0j j j D IV 0 D bj
44
0 j0j k23 j3j k.4 k3k2k.2 j4j jk.3 j5j jk.3 j2j jk12 3 Bismillah too ha sa a nna a li I llah Pj j j B 0 B B jPj j j B 0 B BI j0j j j P j0j j j P j0j j j P j0j j j P j0j j j P j0j j j P j0j j j P j0j j j P II x x x x x x x x jPj j j P B B B jPj j j P B III B B j0j j j D 0 D D j0j j j D 0 IV 0 D bj
0 j0j jk21 j1j k1t jtj k12 j2j k23 j4j k43 j2j k23 4 Awwa la yao min bil lah awa lla yao min’al lim 0 P 0 j0j j j P 0 P j0j j j P I0 P 0 P 0 P 0 P 0 j0 j j x j0j j j x 0 x j0j j j x j0j j j II x 0 x jPj j j P j0j j j P P jPj j j P j0j j j P 0 III j0j jj j P P _ _ _ _ _ _ _ D IV
bj b.
Lagu Assalamu pada pola tabuh Cirebon
Laras / lagam : Salendro / Nyalendro Surupan
: 1=tugu
Gerakan
: Sedang
Pangkat 0
0
X
0
0
0
0
X
x
x
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
45
0
0
X
0
0
0
0
0
0 t
t
j0j k1t jjjrj krt k4k.k42 j.jj k34 5 Asa la mua lai ku jPj j j B j0j j j B I B P B P B P B x x x x II jPj j j B jPj j j P jBj j j III j j B P j0j j j D j0j j j D D IV D 0 bj j0j k1t jjjrj krt k4k.k42 j.jj k34 5 Asa la mua lai ku jPj j j B j0j j j B I B P B P B P B x x x x II jPj j j B jPj j j P jBj j j III j j B P j0j j j D j0j j j D D IV D 0
0 0
t 0
0
X
t
D G
k.k1ktr j2j k.3 m lai P
P B 0
B
la ihi roba kum j Pj j j B j0j j j
P B x x jBj j j B D
k4k.k45
P
x x jPj j j B jBj
j0j j j D j0j j j
k.k1ktr j2j k.3 m lai P
P B 0
B
k4k.k45
la ihi roba kum j Pj j j B j0j j j
P B x x jBj j j B D
B
P
B x x jPj j j B jBj
j0j j j D j0j j j
bj
k2k.k35 j1j k21 j5j k34 4 k2k.k35 j1j k21 j5j k34 j4j k.4 A sa la manda i man A sala man da i man i j0j j P j0jjj jj P P 0 P jPj k0P jPj I jjjjj P B j0j j P 0 P j0j j P jPj j P jPj k0P jPj j P B II x x x x x x x x P B jPj j j P B jPj j P jBj j P jBjjj j III P B IV bj
46
0
0
0
D
D
jDjj k0D jDj j D D
jjjj1j k.t j4j jk.t j1j jkt1 la i hi yao mi din j0j j P j0jjj jj P P 0 I j0j j P 0 P j0j j P x x x x II P B jPj j j P B 0 0 0 D III
1
IV bj
C. Lagu Shalawat pada pola tabuh Cirebon
Laras / lagam : Salendro / Nyalendro Surupan
: 1=tugu
Gerakan
: Sedang
Pangkat 0
0
X
0
0
0
0
X
x
x
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
0
0 t
t
0
t 0
t
D G
j0j k1t jjjrj krt k.k1ktr j2j k.3 k4k.k42 j.jj k34 5 sola wat tu llah dai man aba jPj j j B j0j j j B P B P B P B P B x x x x II jPj j j B jPj j j P P jBj j j B III j j B P I
IV bj
B
k4k.k45 da
j Pj j j B j0j j j
P B x x jBj j j B
P B x x jPj j j B jBj
47
j0j j j D j0j j j D 0 D 0 D
D
j0j j j D j0j j j
j0j k1t jjjrj krt k.k1ktr j2j k.3 k4k.k42 j.jj k34 5 sola wat tu llah dai man aba jPj B P P x II jPj III j j j0j IV D 0 I
j j B j0j j B B P x x j j B jPj j B P jBj j j D j0j j D
j B P B x j P P j j B j D 0
B
k4k.k45 da
j Pj j j B j0j j j
P B x x jBj j j B D
P
B
x x jPj j j B jBj
j0j j j D j0j j j
bj k2k.k35 j1j k21 j5j k34 4 k34 j4j k.4 A lloh ya muhammad A lloh j0j j P j0jjj jj P P 0 I jjjjj P B
k2k.k35 j1j k21 j5j ya muhammad wa P jPj k0P jPj
j0j j P 0 P j0j j P jPj j P jPj k0P jPj j P B II x x x x x x x x P B jPj j j P B jPj j P jBj j P jBjjj j III P B 0 0 D D jDjj k0D jDj j D D IV 0 bj
I II III IV
jjjj1j k.t j4j jk.t j1j jkt1 la i hi yao mi din j0j j P j0jjj jj P P 0 j0j j P 0 P j0j j P x x x x
1
48
P 0
B 0
jPj j j P B 0 D
d. Lagu Nawaetu Laras / lagam : Salendro / Nyalendro Surupan
: 1=tugu
Gerakan
: Sedang
Pangkat 0
0
X
0
0
0
0
X
x
x
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
0
0 t
t
0
t 0
t
D G
j0j k1t jjjrj krt k.k1ktr j2j k.3 k4k.k45 k4k.k42 j.jj k34 5 huli dal habi bu wa duhu mu ta wari du jPj j j B j0j j j B P B j Pj j j B j0j j j I B P B P B P B P B P B x x x x x x x x II jPj j j B jPj j j P P jBj j j B jPj j j B jBj jBj j j B III j j B P j0j j j D j0j j j D 0 D j0j j j D j0j j j D 0 D IV bj
49
j0j k1t jjjrj krt k.k1ktr j2j k.3 k4k.k42 j.jj k34 5 huli dal habi bu wa duhu mu ta wari jPj B P P x II jPj III j j j0j IV D 0 I
j j B j0j j B B P x x j j B jPj j B P jBj j j D j0j j D
j B P B x j P P j j B j D 0
B
k4k.k45 du
j Pj j j B j0j j j
P B x x jBj j j B D
P
B
x x jPj j j B jBj
j0j j j D j0j j j
bj k2k.k35 j1j k21 j5j k34 4 k34 j4j k.4 A lloh ya muhammad A lloh j0j j P j0jjj jj P P 0 I jjjjj P B
k2k.k35 j1j k21 j5j ya muhammad wa P jPj k0P jPj
j0j j P 0 P j0j j P jPj j P jPj k0P jPj j P B II x x x x x x x x P B jPj j j P B jPj j P jBj j P jBjjj j III P B 0 0 D D jDjj k0D jDj j D D IV 0 jjjj1j k.t j4j jk.t j1j jkt1 bj a li hi wa soh bi hi j0j j P j0jjj jj P P 0 I j0j j P 0 P j0j j P x x x x II P B jPj j j P B 0 0 0 D III IV bj
1
50
e. Lagu Taqoballahu pada pola tabuh kincar Laras / lagam : Salendro / Nyalendro Surupan
: 1=tugu
Gerakan
: Sedang
Pangkat
0
0
0
X
0
0
0
0
X
x
x
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
0
0 t
t
0
t 0
t
D G
j2j j 1 jtj jk12 j2j jk25 j1j jk34 jk31 j2j jk34 4 Taqo ba lla lah allah hu A llah la a la kum jPj j j B j0j j j B P B jPj j j B j0j I B P B P B P B P B P B x x x x x x x II x jPj j j B jBj j j B P jBj j j B jPj j j B j j B P jBj j j B III j0j j j D j0j j j D 0 D j0j jjjjjjjj j0j j j D 0 D IV
j4j
j j
jBj j D
bj 0 j2j j 1 jtj jk12 j2j jk25 j1j jk34 j4j jk31 j2j jk34 4 Taqo ba lla lah allah hu A llah la a la kum jPj j j B j0j j j B P B jPj j j B j0j j j I B P B P B P B P B P B x x x x x x x x II III IV bj
51
jPj j j j0j j0j
j B j j
j B jBj j j B P P jBj j j B j D j0j j j D 0 j D 0 D
jBj j j B D
jPj j j B jBj j0j jjjjjjjj j D
jembatan menuju laras madenda 0
P
0
j0j j j P
0
P
j0j j j
P I0 II III
P 0 P 0 j0 j j x j0j j j x 0 x 0 x jPj j j P j0j j j P P j0j jj j P P 0 _ _ _ _
P x
0 P 0 j0j j j x j0j j j
jPj j j P _
_
j0j j j P _
D
IV
bj Laras / lagam : Madenda Surupan
: 5= Galimer
0
0 j0j jk15 j4jjj jk.4 j3jj jk.5 j4jjj j3j jk.5 4 Dai man al lah hu wa a la i na jPj j j B j0j j j B P B jPj j j B j0j j j I B P B P B P B P B P B x x x x x x x x II jPj j j B jBj j j B P jBj j j B jPj j j B jBj j j B P jBj j j B III j0j j j D j0j j j D 0 D jDjj jj k0D j0j j IV kDD jDj j D D
jk.4
bj
0 jk.4
0 j0j jk15 j3j jk.5 4
j4jjj jk.4
j3jj
jk.5
j4jjj
52
jPj I B P P x II jPj j j III j0j IV kDD
j j B B B x j j B B P j j D jDj j
bj 0 jk43 5
0
jPj I B P P x II jPj j j III j0j IV kDD
j j B B B x j j B B P j j D jDj j
Dai man al j0j j j B P
lah hu a B
P B x x jBj j j B P jBj j j B j0j j j D 0 D D
P B P B x x x x jBj j j B jPj j j B jBj
j0j jk43
2
llah hu a llah jPj j j B j0j j j
D
j4j jk34
jDjj jj k0D j0j j
j5jjj jk43
j3j
Wanuru bi j0j j j B P
wa jana ti hi muta waridu B jPj j j B j0j j j
P B x x jBj j j B P jBj j j B j0j j j D 0 D D
P B P B x x x x jBj j j B jPj j j B jBj D
jDjj jj k0D j0j j
bj 0 jk43
0
jPj I B P P x II jPj j j III j0j IV kDD bj
j0j jk43
2
j4j jk34
j5jjj jk43
j3j
5 j j B B B x j j B B P j j D jDj j
Wanuru bi j0j j j B P
wa jana ti hi ya tawa kol bu B jPj j j B j0j j j
P B x x jBj j j B P jBj j j B j0j j j D 0 D D
P B P B x x x x jBj j j B jPj j j B jBj D
jDjj jj k0D j0j j
53
f. Lagu Al-fasallu pada pola tabuh kincar Laras / lagam : Madenda Surupan
: 5= Galimer
Gerakan
: Sedang
Pangkat 0
0
X
0
0
0
0
X
x
x
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
0
0 t
t
0
t 0
t
D G
k.k5k43 2 k.k5k43 2 k.k2k12 3 k4k3k43 5 alfasallu alannabi alanna bi khotimurosul jPj j j B j0j j j B P B jPj j j B j0j j j I B P B P B P B P B P B x x x x x x x x II jPj j j B jBj j j B P jBj j j B jPj j j B jBj j j B P jBj j j B III j0j j j D j0j j j D 0 D j0j jjjjjjjj j D D IV j0j j j D 0 bj k.k5k43 2 k.k5k43 2 k.k2k12 3 k4k3k43 5 alfasallu alannabi alanna bi khotimurosul jPj j j B j0j j j B P B jPj j j B j0j j j I B P B P B P B P B P B x x x x x x x II x jPj j j B jBj j j B P jBj j j B jPj j j B jBj j j B P jBj j j B III IV bj
54
j0j j j D j0j j j D 0 j0j j j D 0 D
D
j0j jjjjjjjj j D
g. Lagu Shollu Robbuna pada pola tabuh bingbruk Laras : Mataraman Surupan
: 3=Tugu
Gerakan
: Sedang
Pangkat
0 j3j j 2
0
0
X
0
0
0
0
X
x
x
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
0
0 t
t
0 0 j1j j 2
j1j j 2
0
t 0
t
D G
j3j jk23
j4j jk.4
So lu ro bu na ya allah so lu jPj j j B j0j j j B P B jPj j j B j0j j j I B P B P jPj j j P P 0 P jPj j j P P 0 II x x x x x x x x jPj j j o jPj j j o jPj j j o 0 jPj j j o jPj III j j o jPj j j o 0 D j0j j j D jj0j IV j0j j j D jj0j jj j D 0 jj j D 0 D Bj
55
j3j I II III IV
j3j jk23 j4j jk.4 j3j j k21 1 ro bu na ya allah so lu jPjj j j P P j0j jj j0j jj j P 0 jPj j j P P P 0 x x x x jPj j j o jPj j j o jPj j j o jPj j j o 0 0 j0j j j D 0 D
2
j1j j 2
too ha j P 0 0
j5j+j 1 2
ma ya sir jPjj
j
j
jPj j j P P
x x j j o 0 D
P
P P
x x jPj j j o jPj 0
j0j j j D 0
bj
h. Lagu Hayu Badan pada pola tabuh bingbruk Laras / lagam : Salendro Surupan
:1=Tugu
Gerakan
: Sedang
Pangkat 0
0
X
0
0
0
0
X
x
x
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
X
0
0
0
0
X
0
0
0
0 t
t
0
t 0
t
D G
j0jj j 2 j1j k.5 j4j k.5 j1j k.5 j4j k.5 j3j k.4 j3j k23 j3j k.2 ha yu ba dan ha yu ba dan ha yu ba dan urang mu I II III
jPj j j B j0j j j B P B P B
B
j1j k.2 lang ka
jPj j j B j0j j j
56
P jPj j j P P 0 P 0 x x x x x x jPj j j o jPj j j o jPj j j o 0 j j o jPj j j o 0 j0j j j D jj0j jj j D 0 D jj j D 0 D
jPj j j P P x x jPj j j o jPj j0j j j D jj0j
j2j k.2 j2j k.2 j2j k.3 j1j k.4 j4j k.4 j1j k.5 k1k.kt1 1 ma na nya u rang mu lang ka i tu ka roh ma tullah jPjj j j P P j0j jj j P 0 jPjj j j P P I j0j jj j P 0 jPj j j P P P 0 jPj j j P P P 0 II x x x x x x x x jPj j j o jPj j j o jPj j j o 0 jPj j j o jPj III j j o jPj j j o 0 j0j j j D 0 D 0 j0j j j D 0 IV 0 D bj Berdasarkan hasil analisis lagu di atas dapat dijelaskan bahwa: 1. Lagu-lagu pada kesenian Hadro menggunakan laras salendro/nyalendro, mataraman dan laras madenda. 2. Terdapat kesamaan melodi pada lagu Assalamu, Sholawat dan Nawaetu. 3. Terdapat perpindahan laras pada lagu Taqoballahu dari laras salendro/ nyalendro menjadi laras madenda.
b. Syair Syair lagu-lagu kesenian Hadro berisi tentang ajaran agama Islam. Syair lagu pada setiap lagunya memiliki makna-makna tersendiri, yaitu sebagai berikut: a. Lagu Bismillah Makna yang terkandung dalam lagu Bismillah adalah setiap kita akan melakukan sesuatu pekerjaan harus diawali dengan mengucapkan Bismillah.
57
b. Lagu Assalamu Makna yang terkandung pada lagu Assalamu adalah bahwa setiap kita bertemu dengan sesama makhluk ciptaan Allah SWT diwajibkan untuk selalu mengucapkan salam karena salam itu merupakan keselamatan bagi semua hamba Allah. c. Lagu Shalawat Shalawat dan salam selalu kita limpahkan pada Nabi Muhammad saw dan sahabatnya, artinya kita harus selalu mensyukuri segala nikmat dan rizqi yang telah diberikan oleh-Nya. d. Lagu Nawaetu Makna yang terkandung dalam lagu Nawaetu adalah bahwa setiap manusia yang akan masuk agama Islam pertama-tama dia harus mengucapkan dua kalimat syahadat yang menerangkan bahwa Allah SWT itu satu, tiada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah SWT. e. Lagu Taqoballah Adapun makna yang terkandung pada lagu Taqoballahu adalah mengaku adanya Allah SWT dengan segala ciptaan-Nya. f. Lagu Al-Fasallu Pada lagu ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw sebagai penutup Nabi (Nabi yang terakhir). g. Lagu Hayu Badan
58
Lagu Hayu Badan ini diambil dari bahasa Sunda, dan makna yang terkandung dalam lagu Hayu Badan adalah jangan ada sesuatu yang ditinggalkan dan semua amalan harus dibawa menghadap ke rahmat Allah SWT. h. Lagu Sholu Robbuna Lagu ini mempunyai makna yang dikandung yaitu bahwa Allah SWT telah menciptakan kita. Jalan hidup kita dan mati pun ditentukan oleh-Nya dan kepadaNyalah kita akan dikembalikan.
1
Pola Tabuh Instrumen Kesenian Hadro Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan,
pola tabuh yang biasa digunakan baik dalam mengiringi lagu maupun tarian dapat di klasifikasikan ke dalam beberapa bentuk pola tabuh. Dari pengamatan yang peneliti lakukan, pola tabuh yang digunakan pada penyajian kesenian Hadro terdiri dari empaat macam yaitu pola tabuh Banten, pola tabuh Cirebon, pola tabuh Bingbruk, pola tabu Kincar. Secara rinci pola tabuh-pola tabuh tersebut di atas dapat dilihat pada notasi berikut: a. Pola Tabuh Banten Pj j jj I j B P P x II Pj j jBj III j j B 0j j D IV 0 D
j B j0jjjj j j B P B jPj j j B j0j B B P B P B P B x x x x x x x j B jBj j j B P jBj j j B jjjPj j j B P jBj j j B j D j0j j j D 0 D j0j j j D j0j j j
Pj j j B 0 B Ibj II III IV
B
B
jPj j j B 0
B
59
j0j j j P j0j j j P j0j j j P j0j j j P j0j j j P j0j j j P j0j j j P j0j j j P x x x x x x x x B jPj j j P B B B jPj j j P B B 0 j0j j j D 0 D D j0j j j D 0 D 0
P
0
j0j j j P
0
P
j0j j j
P I0 II III
P 0 P 0 j0 j j x j0j j j x 0 x 0 x jPj j j P j0j j j P P j0j jj j P P 0 _ _ _ _
P x
0 P 0 j0j j j x j0j j j
jPj j j P _
_
j0j j j P _
D
IV b. Pola Tabuh Cirebon jPj bj I B P P x II jPj III j j j0j IV D 0 bjI
j j B j0j j B B P x x j j B jPj j B P jBj j j D j0j j D
j B P B x j P P j j B j D 0
j0j j P j0jjj jj P P jjjjj P B
B
j Pj j j B j0j j j
P B x x jBj j j B D
0
P B x x jPj j j B jBj
j0j j j D j0j j j
P
jPj k0P jPj
j0j j P 0 P j0j j P jPj j P jPj k0P jPj j P B II x x x x x x x x P B jPj j j P B jPj j P jBj j P jBjjj j III P B 0 0 D D jDjj k0D jDj j D D IV 0 c. Pola Tabuh Bingbruk bj I
jPj j j B j0j j j B P B jPj j j B j0j j j B P B P jPj j j P P 0 P jPj j j P P II 0 x x x x x x x x jPj j j o jPj III jPj j j o jPj j j o jPj j j o 0 j j o jPj j j o 0 IV bj
60
j0j j j D jj0j jj j D 0 jj j D 0 D
D
jPjj j j P P j0j jj j0j jj j P 0 jPj j j P P P 0 II x x x x jPj j j o jPj j j o jPj III j j o jPj j j o 0 j0j j j D 0 IV 0 D
j P 0
j0j j j D jj0j
jPjj
j
j
P
P
I
0
jPj j j P P
x x j j o 0 D
P
x x jPj j j o jPj 0
j0j j j D 0
d.bj Pola Tabuh Kincar jPj B P P II x jPj j j III j0j IV j0j
j j B B B x j j B B P j j D j j D
jPj bjI B P P x II jPj j j III j0j IV kDD
j j B B B x j j B B P j j D jDj j
I
j0j j j B P P B x x jBj j j B P jBj j j B j0j j j D 0 0 D j0j j j B P P B x x jBj j j B P jBj j j B j0j j j D 0 D D
bj Keterangan : I
: terebang I
II
: terebang II
III
: terebang III
IV
: terebang IV
Bj
: bajidor
B
jPj j j B j0j j j
P B x x jBj j j B D
B
j0j jjjjjjjj j D
jPj j j B j0j j j
P B x x jBj j j B D
P B x x jPj j j B jBj
P B x x jPj j j B jBj
jDjj jj k0D j0j j
61
P B o
: dibaca pang : dibaca ping : dibaca pong
x
: dibaca pak
D
: dibaca dug Dari hasil analisis notasi di atas, dapat dijelaskan bahwa:
1. Pola tabuh Banten dan pola tabuh Cirebon pada bar pertama dan kedua memiliki pola ritmik yang sama. 2. Bar kelima dan keenam pada pola tabuh Banten memiliki perbedaan pola ritmik yang berbeda dari pola tabuh yang lain. 3. Terebang satu memiliki kesamaan pola ritmik antar lagu. Kesamaan tersebut terutama pada bar pertama dan kedua, sedangkan pada bar ketiga dan keempat memiliki perbedaan antar lagu. 4. Terebang dua, bar pola pertama dan kedua pada pola tabuh Banten dan Cirebon, bar satu sampai empat pada pola tabuh kincar memiliki pola ritmik yang sama. Sedangkan pada bar ketiga dan keempat pada pola tabuh Banten juga pola tabuh Cirebon memiliki pola ritmik yang berbeda. Pola ritmik terebang dua pada pola tabuh bingbruk memiliki perbedaan dari pola tabuh yang lain 5. Terebang tiga, bar pertama sampai empat memiliki kesamaan pola ritmik antar lagu. 6. Terebang empat, bar pertama dan kedua pada pola tabuh Banten dan Cirebon, bar pertama sampai bar keempat pada pola tabuh kincar memiliki pola ritmik yang sama. Sedangkan bar ketiga dan keempat pada tabuh Banten dan
62
Cirebon memiliki pola ritmik yang berbeda. Terebang empat pada pola tabuh bingbruk memiliki perbedaan pola ritmik dari yang lain. 7. Bajidor, pola ritmik bar kedua pada pola tabuh Banten, Cirebon, Bingbruk memiliki kesamaan pola ritmik dengan pola tabuh kincar pada bar pertama sampai ketiga. Sedangkan bar ketiga dan keempat pada pola tabuh Banten, Cirebon, Bingbruk, bar keempat pada pola tabuh kincar memiliki pola ritmik yang berbeda.