37
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini ditentukan sebagai desain deskriptif kausal. Desain deskriptif kausal merupakan kombinasi desain deskriptif dan desain kausal Umar (2010). Desain desktiptif, yaitu desain untuk penelitian yang tujuannya bersifat suatu paparan pada variabel-variabel yang diteliti, misalnya tentang siapa, yang mana, kapan, dan dimana, maupun ketergantungan variabel pada sub-sub variabelnya. Desain kausal, yaitu desain untuk penelitian yang tujuannya untuk mengukur hubungan antara variabel penelitian atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.
4.2 Variabel Penelitian Sebagaimana telah disebutkan dalam bab sebelumnya, terdapat empat variabel yang akan dianalisa dalam penelitian ini, yaitu whistle blowing system, disiplin karyawan, kinerja karyawan dan kepercayaan publik di DJP. Variabel whistle blowing system dalam penelitian ini diperlakukan sebagai variabel independen. Variabel disiplin, kinerja serta kepercayaan publik diperlakukan sebagai variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Masing-masing variabel tersebut diuraikan menjadi dimensi-dimensi dan indikator-indikator sebagaimana ditunjukkan dalam tabel-tabel operasionalisasi variable berikut ini
Dimensi Prevention
Early Detection
Proper Investigation
Tabel 4.1 Variabel Whistleblowing Indikator Kampanye Peraturan Pengawasan antara atasan dan bawahan Ancaman hukuman Kerahasian Pelapor Perlindungan Pelaporan Penindaklanjutan pelaporan Reward Konsistensi penanganan pelaporan Memprioritaskan tindakan pidana fiskal terhadap pegawai DJP Melanjutkan pelaporan ke penegak hukum Update tindak lanjutan aduan dikomunikasikan dengan pelapor Pencegahan fitnah
Skala Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Sumber : http://www.pajak.go.id/content/article/mengintip-WhistleBlowing-System-dan-gerakananti-korupsi-di-pajak
Dimensi Retributif
Korektif
Perspektif hak-hak individu Perspektif utilitarian
Tabel 4.2 Variabel Disiplin Indikator Mengerti dan memahami peraturan dan SOP organisasi Kesediaan mentaati peraturan dan SOP organisasi Partisipasi dalam pengawasan kedisiplinan Melaporkan apabila terjadi pelanggaran disiplin Kesiapan menerima sanksi Sanksi yang diterima mengandung makna Pemberitahuan atas sanksi yang diterima Keputusan yang adil Adanya usaha organisasi dalam memperhatikan hak para pegawai Adanya upaya perusahaan dalam melindungi hak-hak para pegawai Menetapkan sanksi yang tegas (pemecatan) kepada pegawai yang tetap melakukan indisipliner Memberikan sanksi sesuai kesalahan pegawai
Sumber : Veithzal Rivai (2004)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
39
Tabel 4.3 Variabel Kinerja Dimensi Efektivitas & Efisiensi
Tanggung Jawab
Inisiatif
Indikator Penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan Rencana Kerja Hasil kerja sesuai dengan yang direncanakan Hasil pencapaian pekerjaan yang dilakukan sesuai target Efisiensi dalam melakukan pekerjaan Kemampuan untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan kepada atasan Tanggung jawab terhadap kualitas pekerjaan dan kuantitas pekerjaan Tanggung jawab terhadap ketepatan waktu pekerjaan Memiliki inisiatif dalam menjalankan tugas atau pekerjaan yang relatif baru Memiliki kreatifitas dalam menyelesaikan masalah
Sumber : Prawirosentono (2008)
Skala Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Tabel 4.4 Variabel Kepercayaan dalam Perspektif Pegawai DJP Dimensi Indikator Kompetensi Pengetahuan wajib pajak tentang Whistle Blowing System DJP Integritas pegawai DJP Kemampuan DJP dalam mencapai target penerimaan Motivasi Fairness Kerahasiaan identitas pelapor Kejelasan prosedur yang ada di DJP Transparansi DJP Akuntabilitas DJP Sumber : Prawirosentono (2008)
Skala Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penyebaran atau penyerahaan kuesioner, peneliti menggunakan metode sensus atau sampel jenuh, yaitu menggunakan seluruh anggota populasi sebagai responden yaitu sebanyak 300 responden. Namun demikian, peneliti akan memberikan batasan definisi dengan yang dimaksud dengan pegawai DJP Kanwil Jakarta Selatan sebagai populasi target, yaitu pegawai yang memiliki hubungan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
atau komunikasi langsung dengan para wajib pajak sehingga dianggap memiliki potensi yang besar untuk melakukan fraud. Berikut adalah table sampel penelitian.
Tabel 4.5 Sampel Penelitian Jabatan Jumlah Account Representative 120 Penelaah Keberatan 30 Juru Sita 30 Fungsional 120 Total 300
4.4 Jenis Data 4.7.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya (dari tangan pertama). Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Tehnik yang digunakan peneliti untuk mnegumpulkan data primer adalah : 1. Kuesioner Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data yamg dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Kuesioner dikembangkan berdasarkan konsep dan teori yang relevan sehingga dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Karena isi dari pertanyaan atau pernyataan yang diajukan kepada responden bertujuan untuk mengukur variabel penelitian ini, maka jawaban
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
responden akan berpedoman pada skala peringkat, yang dalam hal ii digunakan sakal Ordinal. Dalam skala Ordinal, pada responden diminta memberikan jawaban yang menunjukkan sejauh mana mereka merasa positif atau megatif terhadap suatu topik Masud (2004). Bentuk jawaban skala Ordinal yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Nilai 1 : Sangat tidak setuju Nilai 2 : Tidak setuju Nilai 3 : Ragu-ragu Nilai 4 : Setuju Nilai 5 : Sangat setuju Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner akan disesuaikan dengan kemampuan responden. Peneliti menyusun pertanyaan atau pernyataan dengan menggunakan kata-kata dan penulisan kalimat yang sederhana, mudah, dan sekiranya bisa dipahami oleh semua responden tanpa mengurangi makna dan tujuan dari tiap kuesioner tersebut. Pertanyaan atau pernyataan akan diberikan hanya dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan tertutup, yaitu bahwa responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan saja.
4.5 Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode multivariat. Analisi multivariat merupakan perkembangan dari analisi bivariat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
yang berguna untuk melakukan kajian pada lebih dari dua variabel, baik untuk mengetahui hubungan dan pengaruh secara simultan antarvariabel, termasuk analisis faktor-faktor pembentuk variabel Umar (2010) 4.5.1 Metode SEM Metode statistik yang diterapkan dalam peneliatian ini adalah Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modelling = SEM) Model Persamaan Struktural adalah metode analisis dara multivariat yang bertujuan menguji model pengukuran yang hubungan antara indikator dengan variabel laten, dan model struktural variabel laten, yaitu hubungan antara konstruk independen dan dependen Ghozali dan Fuad (2005); Kusnendi, (2008). Dari batasan tersebut dapat diidentifikasi tiga karakteristik utama SEM sebagai berikut: 1.
SEM merupakan kobinasi tehnik analisis data multivariat interdependensi dan dependensi, yaitu analisis faktor konfirmantori dan analisis jalur
2.
Variabel
yang dianalisis adalah variabel laten
(konstruk), yaitu variabel yang tidak dapat diobservasi langsung (unobservable) tetapi dukur melalui indikator-indikator terukur atau variabel manifes. 3.
SEM bertujuan bukan untuk menghasilkan model melainkan mneguji dan mnegkonfirmasikan model berbasis teori, yaitu model pengukuran dan model struktural. Dengan demikian, paling tidak ada dua masalah penelitian yang hendak dijawab melalui SEM sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
1.Masalah
penelitian
deskriptif,
berkenaan
dengan
deskripsi
atau
mengkonfirmasikan secara empiris kesesuaian model konstruk atau "theoretical or hypothetical construct"dilihat menurut indikator-indikator yang dikonsepsikan sebagai manifest dari konstruk tersebut. Masalah pertama ini disebut model pengukuran, atau disebut juga sebagai model analisis faktor konfirmatory. 2. Masalah penelitian eksplanasi, menjelaskan hubungan kausal antar variabel laten. Masalah kedua ini disebut model struktural. Yang dianalisis SEM adalah hubungan kausal antara variabel laten (unobserved variable) dan bukan antara variabel manifes atau antar variabel indikator (observed variable) 4.5.2 Jenis variabel SEM Jenis variabel dalam SEM dibedakan menjadi dua kleompok sebagai berikut : 1.
Variable Laten Eksogen (exogenous latent variable), yaitu semua variabel penyebab yang tidak dapat diobservasi langsung (unobserved). Pengamatan terhadap variabel tersebut dilakukan melalui variabel manifesnya. Variabel manifes eksogen (exogenous manifest variables) adalah indikator-indikator terukur yang dapat diobservasi langsung (observed) untuk mengukur variabel laten eksogen. Variabel eksogen diperlakukan sebagai variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel laten eksogen adalah Pengaruh Implementasi Whistleblowing
2.
Variabel Laten Endogen (endogenous latent variable), yaitu semua variabel akibat yang tidak dapat diobervasi langsung. Pengamatan terhadap variabel tersebut dilakukan melalui variabel manifes endogen. Varibael
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
manifes endogen (endogenous manifest variable) adalah indikator-indikator variabel laten endogen yang dapat diobservasi langsung. Dalam penelitian ini variabel laten endogen adalah Kinerja, Disiplin, dan Kepercayaan Publik Selanjutnya, variabel laten endogen juga dibedakan menjadi variabel laten endogen yang diberlakukan sebagai variabel antara dan variabellaten endogn yang diberlakukan sebagai variabel dependen Kusnendi (2008). 4.5.3 Pengujian Instrumen Pengukuran terhadap variabel yang diteliti pada umunya tidak dapat dilakukan secara langsung tetapi diukur melalui indikator-indikator (observed indicator) sebagai refleksi atau manifes dari konstruk atau konsep yang hendak diukur. Namun demikian, semua konstruk atau konsep tidak dapat bebas dari kekeliruan as, maka pengujian unidimensionalitas, validitas. dan reliabilitas merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian kuantitatif Kusnendi (2008) 1. Unidimensionalitas, yaitu bahwa suatu model dikatakan memiliki sifat unidimensional apabila modelnya fit dengan data serta indikator-indikatornya hanya mengukur satu variabel laten. Dengan kata lain, secara empiris modelnya merupakan congeneric model, yaitu model yang memiliki validitas konstruk dan konsisten dengan praktik pengukuran yang baik dalam Kusnendi (2008). Dengan demikian sifat unidimensionalitas baru bisa diketahui setelah dilakukan pengujian kesesuaian model. 2. Validitas, yaitu bahwa secara empiris masing-masing indikator tepat mengukur variabel yang diukur. Pada umumnya para peneliti biasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
menggunakan korelasi item-total (item-total correlation) dan atau korelasi item total dikoreksi (corrected item-total correlation) sebagai statistik uji validitas. 3. Reliabilitas, yaitu bahwa secara komposit indikator-indikator yang digunakan konsisten dalam mengukur variabel yang diukur. Koefisien alpha Cronbach merupakan statistik uji yang paling umum digunakan para peneliti untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Dilihat menurut statistik Alpha Cronbach, suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien aplha Cronbach lebih benar atau sama dengan 0,70. Dalam konteks ini koefisien alpha Cronbach (Co) didefinisikan sebagai berikut : k ∑Si2 Cα= (------) (1- -----) k-1 S t2 dimana : k = jumlah item St2= jumlah varoiansi setiap item dari St2= variansi skor total Menurut Kusnendi (2008), metode statistik lain yang dipandang lebih akurat dalam menguji validitas dan reliabilitas adalah analisis faktor konfirmatory (confirmatory factor analysis, CFA). Sayangnya, prosedur komputasi statistik CFA pada umumnya dilakukan secara iteratif yang sulit dilakukan secara manual. Oleh sebab itu, diperlukan program komputer yang dirancang khusus untuk itu, diantaranya adalah LISREL.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
4.5.4 Uji Model Pengukuran Model pengukuran adalah bagian dari suatu model SEM yang berhubungan dengan variabel-variabel laten dan indikator-indikatornya. Model pengukuran murni disebut model analisis faktor konfirmatori atau Confirmatory Factor Analysis (CFA) dimana terdapat kovarian yang tidak terukur antara masing-masing pasangan variable-variabel yang memungkinkan. Terdapat anak panah lurus dari variabel-variabel laten kearah indikator-indikator masing-masing. Terdapat anak panah - anak panah lurus dari faktor kesalahan dan gangguan (eror and
disturbance
turn)
kearah
variabel-variabel
masing-masing.
Model
pengukuran dievaluasi sebagaimana model SEM lainnya dengan menggunakan pengukuran uji keselarasan. Proses analisis hanya dapat dilanjutkan jika model pengukuran valid Juliansyah (2014) Kedisiplinan Whistle Blowing System
Kinerja Pegawai Kepercayaan dalam Perspektif Pegawai DJP
Gambar 4.1Model Pengukuran Variabel Laten Eksogen
Kedisiplinan
Preventif Korektif
Gambar 4.2 Model Pengukuran Laten Endogen Kedisiplinan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Efektifitas & Efisiensi Kinerja
Tanggung Jawab Inisiatif
Gambar 4.3 Model Pengukuran Laten Endogen Kinerja
Kompetensi Kepercayaan dalam Perspektif Pegawai DJP
Fairness
Gambar 4.4 Model Pengukuran Laten Endogen Kepercayaan dalam Perspektif Pegawai DJP
4.5.5 Uji Model Struktural Berdasarkan konseptualisasi model penelitian dalam bab sebelumnya dan penjelasan tersebut diatas mengenai variable dalam SEM, maka model penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : 1. Persamaan Struktural η1=γ1ξ1+γ12ξ2+ς1 η2= γ2ξ2+γ22ξ2+ β1η1+ξ2 Dimana : η = Eta, lambang mengatakan variabel laten endogen γ = Gamma,koefisien jalur variabel laten eksogen terhadap variabel laten Endogen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
4.5.6 Korelasi Dimensi Untuk mengetahui hubungan antar dimensi variabel bebas dengan variabel terikat, diperlukan analisis Korelasi dimensi sebagaimana tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Matrix Korelasi Dimensi Variabel Whistle Blowing System (X1) Dengan Disiplin (Z). Z
VARIABLE
X1
Z1
Z2
Z3
Z4
X1.1
RX1.1.Z1
RX1.1.Z2
RX1.1.Z3
RX1.1.Z4
X1.2
RX1.2.Z1
RX1.2.Z2
RX1.2.Z3
RX1.2.Z4
X1.3
RX1.3.Z1
RX1.3.Z2
RX1.3.Z3
RX1.3.Z4
Tabel 4.7 Matrix Korelasi Dimensi Variabel Whistle Blowing System (X1) Dengan Kinerja (Y). Y
VARIABLE
X1
Y1
Y2
Y3
X1.1
RX1.1.Y1
RX1.1.Y2
RX1.1.Y3
X1.2
RX1.2.Y1
RX1.2.Y2
RX1.2.Y3
X1.3
RX1.3.Y1
RX1.3.Y2
RX1.3.Y3
Tabel 4.8 Matrix Korelasi Dimensi Variabel Whistle Blowing System (X1) Dengan Kepercayaan dalam Perspektif Pegawai DJP (W). W
VARIABLE
X1
W1
W2
X1.1
RX1.1.W1
RX1.1.W2
X1.2
RX1.2.W1
RX1.2.W2
X1.3
RX1.3.W1
RX1.3.W2
http://digilib.mercubuana.ac.id/