BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain kausal, yaitu penelitian untuk menganalisa pengaruh variabel bebas (budaya organisasi dan komunikasi interpersonal) terhadap variabel terikat (kinerja guru). (Umar,2008:93). Metode penelitian dengan cross sectional, yaitu dengan cara mempelajari objek penelitian dalam suatu waktu tertentu saja (Umar, 2013:9). 4.2. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah terbatas pada bidang budaya organisasi, komunikasi interpersonal, dan kinerja guru yang dilakukan pada SMA Yuppentek 1. Pembatasan ini dilakukan agar penelitian lebih fokus dan mendapatkan hasil yang lebih tepat. 4.3. Lokasi Penelitian Penelitian pengaruh
budaya organisasi dan komunikasi interpersonal
terhadap kinerja guru. Tempat : SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang Provinsi : Banten Alamat : Jalan Perintis Kemerdekaan I No.1 Kota Tangerang 4.4. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat
45
46 (Arikunto 2006: 12) yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. 4.5. Variable Penelitian 4.5.1 Budaya Organisasi a. Definisi Konseptual Budaya organisasi merupakan suatu penilaian anggota di dalam organisasi terkait pada peraturan, norma-norma, dan nilai-nilai, yang membentuk sikap dan perilaku para pegawai dalam mencapai keberhasilan bersama.
b. Definisi Operasional Harrison dan Stokes (1992:14-22) membedakan budaya organisasi menjadi 4 (empat) dimensi yang merupakan orientasi budaya yang dipersepsikan oleh para anggotanya yaitu: 1. The Power Orientation (Orientasi pada Kekuasaan), 2. The Role Orientation (Orientasi pada Peran), 3. The Achievement Orientation (Orientasi pada Prestasi), 4. The Support Orientation (Orientasi pada Dukungan)
Tabel 4.1 Variabel Budaya Organisasi, Dimensi dan Indikator Instrumen Penelitian Nomor Variabel Dimensi Indikator Item Pernyataan Kepala sekolah 1,2,3 menyampaikan kewenangan Budaya Organisasi dan keinginannya kepada The Power (X1) guru Orientation Kepala sekolah melakukan 4 pengawasan yang ketat terhadap guru
47 Tabel 4.1. Lanjutan Variabel
Dimensi The Role Orientation
Budaya Organisasi (X1) The Achievement Orientation
The Support Orientation
Indikator Struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan jelas Status guru jelas sesuai dengan hak dan kewajibannya Guru berusaha membuat metode yang menarik sesuai dengan kemampuannya. Guru dan sekolah merupakan team work dalam mencapai prestasi sekolah. Sekolah memfasilitasi kegiatan guru Membangun kerjasama dan saling menghargai
Nomor Item Pernyataan 5,6 7,8 9,10
11,12
13 14,15,16
4.5.2. Komunikasi interpersonal a. Definisi konsep Komunikasi interpersonal adalah suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. b. Definisi operasional Kemampuan dalam memperoleh pesan secara menyeluruh (getting the message across) maka pengirim harus belajar untuk berempati dengan penerima, mengulang pesan, memilih waktu yang tepat untuk percakapan, dan bersikap deskriptif dari pada evaluasi. (McShane, 2008:328-329). Berdasarkan teori diatas maka kompetensi komunikasi interpersonal dapat dikelompokan menjadi empat dimensi, yaitu : Menyampaikan pesan dengan jelas, mendengarkan, menerima dan memberi umpan balik, serta menangani interaksi emosional.
48 Tabel 4.2 Variabel Komunikasi Interpersonal, Dimensi dan Indikator Instrumen Penelitian Nomor Item Variabel Dimensi Indikator Pernyataan Pesan yang disampaikan 1,2,3,4, Menyampaikan sesuai dengan harapan Pesan dengan 5,6,7,8 Dalam menyampaikan Jelas pesan memperhatikan lawan bicara 9,10,11 Memberikan kesempatan pada lawan bicara untuk menyampaikan pesan 12 Memperhatikan pesan yang disampaiakan lawan bicara Mendengarkan Mengklarifikasi pesan 13 yang disampaikan lawan bicara sebelum menanggapinya Mendengar dengan 14,15,16 efektif apa yang Komunikasi disampaikan Interpersonal Berusaha menerima apa 17,18 (X2) yang disampaikan Memperhatikan respon 19 Menerima dan lawan bicara terhadap pesan yang disampaikan Memberi 20 Umpan Balik Berempati dengan berusaha mengetahui perasaan lawan bicara Tidak bertentangan 21 dengan lawan bicara Memperhatikan ekpresi 22 lawan bicara Menyampaikan perasaan 23,24 terhadap lawan bicara Memperhatikan respon 25,26 lawan bicara Focus pada pesan yang 27,28 disampaikan Menangani Menunjukkan rasa empati 29,30,31 Interaksi pada lawan bicara Emosional Pesan yang disampaikan 32 pada waktu yang tepat
49 4.5.3. Kinerja guru a. Definisi konsep Kinerja guru adalah suatu bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa tampilan fisik, maupun gagasan mulai dari proses kegiatan sampai dengan hasil belajar sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. b. Definisi operasional Dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu : 1)Kompetensi pedagogik
yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan
pesertadidik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2)Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3)Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif
50 dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 4)Kompetensi
profesional
merupakan
kemampuan
penguasaan
materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan seharihari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
Tabel 4.3 Variabel Kinerja Guru, Dimensi dan Indikator Instrumen Penelitian Variabel Dimensi Indikator Nomor Item Pernyataan (a) pemahaman wawasan atau 1, 2,3, landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ Kompetensi silabus; (d) perancangan Pedagogik pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik (a) mantap; (b) stabil; (c) 4,5,6 dewasa; (d) arif dan Kinerja bijaksana; Guru (Y) (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; Kompetensi (g) menjadi teladan bagi Kepribadian peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.
51 Tabel 4.3.Lanjutan Variabel Dimensi
Kompetensi Sosial Kinerja Guru (Y)
Kompetensi Profesional
Indikator (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/ teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi
Nomor Item Pernyataan 7,8,9,
10,11,12
4.6. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini guru SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang. Jumlah populasi sebanyak 69 guru. Tabel 4.4 Data Jumlah Guru SMA Yuppentek 1 No Guru Jumlah 1. Guru Tetap Yayasan 39 orang 2. Guru Negeri Yang Diperbantukan 12 orang 3. Guru Tidak Tetap 18 orang Jumlah 69 orang Sumber: Tata Usaha SMA Yuppentek 1
52 Menurut Nawawi (2007:153) penggunaan seluruh populasi sebagai sumber data, disebut penelitian populasi atau penelitian dengan sampel total. Dikarenakan penelitian ini ukuran populasinya kecil, maka yang terbaik dilakukan sensus. 4.7. Jenis dan Sumber Data 4.7.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Data kuntitatif yaitu data dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data kuantitatif adalah data jumlah Guru Tidak Tetap. Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Dalam penelitian ini yang termasuk data kualitatif adalah lokasi penelitian, struktur organisasi dan gambaran umum sekolahan. 4.7.2 Sumber Data Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan dari sumber berikut. 1. Data primer, adalah data yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan penelitian yang sedang ditangani (Umar,2008:99). Data ini dikumpulkan secara langsung dari lapangan, yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan, survei serta wawancara atau memberi daftar pernyataan yaitu: budaya organisasi, komunikasi interpersonal, dan kinerja guru. 2. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri penelitiannya, seperti masa kerja, jumlah guru GTT (Guru Tidak Tetap), DPK (Diperbantukan Kesekolah), GTY (Guru Tetap Yayasan) yang mengajar di SMA Yuppentek 1 Tangerang dan struktur organisasi sekolah tersebut.
53 4.8
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dibuat dalam bentuk kuesioner disusun dengan
memilih salah satu jawaban diantara lima jawaban yang tersedia yaitu : sangat setuju, setuju,ragu-ragu,
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jawaban yang
diberikan akan mendapatkan skor sesuai dengan pernyataan positif dengan bobot : Sangat setuju=5, setuju= 4, ragu-ragu=3, tidak setuju=2, dan sangat tidak setuju = 1. Atau sebaliknya dengan pernyataan negatif. Kisi-kisi kuesioner
budaya
organisasi, kuesioner komunikasi interpersonal, dan kuesioner kinerja guru pada lampiran. Instrumen penelitian yang digunakan sebelum digunakan mengalami beberapa perlakuan, yaitu ajustment dari Ahli dan kemudian diuji Validitas dan reliabilitasnya agar diketahui dengan pasti bahwa instrumen tersebut absah atau mengukur apa yang hendak diukur serta dapat digunakan pada berbagai keadaan atau memiliki keterandalan. Dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu : 1. Instrumen Kuesioner untuk budaya organisasi 2. Instrumen Kuesioner untuk komunikasi interpersonal dan 3. Instrumen Kuesioner untuk kinerja guru 4.9 1.
Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah bagian dari statistik yang digunakan untuk
manggambarkan atau mendeskripsikan data tanpa bermaksud menggenaralisir atau membuat kesimpulan tapi hanya menjelaskan kelompok data itu saja,
54 misalnya:
mencari harga rata-rata,
simpangan baku, median dan modus
kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. 2. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif adalah analisis data dalam bentuk angka-angka yang pembahasannya, melalui penghitungan statistik berdasarkan jawaban kuesioner dari responden. Hasil penghitungan dari skor atau nilai tersebut kemudian dalam analisis statistik yang dilakukan dengan bantuan program SPSS untuk membuktikan hubungan dan pengaruh antara variabel - variabel penelitian, dengan melakukan uji data sebagai berikut: 1) Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a. Uji Validitas Menurut Suharjo (2008:35), korelasi pearson menggambarkan kekuatan hubungan dari data-data yang bertipe skala (interval atau rasio). Perhitungan koefisien korelasi person dilakukan dengan perumusan sebagai berikut:
……………………………………… 4.1 Keterangan : r = Keeratan hubungan (korelasi) x = Jumlah skor pertanyaan y= Jumlah sekor total pertanyaan n= Jumlah sampel yang akan diuji Kriteria putusan: r hitung > r tabel dan sig, < 0.05 maka instrument yang digunakan adalah valid
55 r hitung < r tabel dan sig, > 0.05 maka instrument yang digunakan adalah tidak valid dan harus dikeluarkan.(Sulistyo,2010:44) Uji coba instrument dimaksudkan untuk mengetahui validitas item dari instrument penelitian. Suatu item dikatakan valid apabila ada dukungan yang besar terhadap skor total dengan kata lain terdapat kesejajaran antara skor item dan skor total. Uji coba diberikan kepada subjek penelitian non responden untuk melihat independesi instrumen. Validitas item soal hitung pada penelitian ini menggunakan bantuan dari program SPSS . b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan suatu tes yang apabila diteskan dapat mengukur hasil yang sama untuk semua subyek yang mempunyai kemampuan tidak jauh berbeda. Uyanto (2006), menyatakan suatu instrument pengukuran (misal kuesioner) dikatakan reliabel bila memberikan hasil score yang konsisten pada setiap pengukuran. Suatu pengukuran mungkin reliabel tapi tidak valid, tetapi suatu pengukuran tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel. Uji reliabilitas menggunakan rumus korelasi Alpha Cronbach. (Uyanto, 2006) digunakan rumus sebagai berikut :
……………….………………………… 4.2 Keterangan : k= Jumlah butir dalam skala pengukuran = Ragam (variance) dari butir ke-i = Ragam (variance) dari skor total
56 Instrumen dapat dikatakan reliabel bila memiliki koefisien kehandalan reliabilitas sebesar 0,7 atau lebih. (Umar,2013:60). Perhitungan instrument penelitian (validitas dan reliabilitas), menggunakan alat bantu program statistika SPSS 2) Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi
kuat,
terdapat
masalah
multikolinieritas
yang
harus
diatasi
(Umar,2013:80). Gejala multikolinieritas adalah gejala korelasi antar variabel independen. Gejala ini ditunjukan dengan korelasi yang signifikan antar variabel independen. Apabila terjadi gejala multikolinieritas, salah satu cara untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan variabel dari model regresi, sehingga bisa dipilih model yang paling baik. Untuk melihat gejala multikolinieritas, dapat dilihat dari hasil Collinearity Statistic. Purwoto (2007:97), menyatakan
jika nilai VIF kurang dari 10
menunjukan tidak adanya gejala multikolinieritas dan nilai tolerance mendekati 1tidak ada gejala multikolinieritas. Untuk uji ini peneliti menggunakan program SPSS. b. Uji heterokedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi , terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
57 model yang heteroskedastisitas (Umar,2013:82). Selanjutnya Sunyoto (2007:94), menjelaskan bahwa: (1).Heteroskedastisitas tidak terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data ZEPRED dan SPRED menyebar dibawah dan diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola tertentu/teratur. (2).Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik (data) mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang. c. Uji Normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat normal atau tidak. Apabila data yang dipakai normal maka dipakai uji statistika parametric sebaliknya kalau data tidak normal maka alat uji yang dipakai statistika nonparametrik. (Umar,2013:77). Pengujian normalitas data akan digunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov dengan program SPSS. Data mempunyai distribusi normal apabila nilai signifikansinya diatas 0,05 . Rumus yang digunakan secara manual adalah: D = maksimum [ Sn1(X) – Sn2 (X)] Keterangan : D = nilai kritis Sn1 = standar deviasi fungsi distribusi empiris Sn2 =standar deviasi fungsi distribusi kumulatif Ketentuan dalam pengambilan keputusan adalah : (1) Jika nilai probabilitas atau nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05, maka suatu variabel berdistribusi normal.
58 (2) Jika nilai probabilitas atau nilai signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05, maka suatu varibel berdistribusi tidak normal. d. Uji Autokorelasi Ukuran yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya autokerelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dikatakan bahwa pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi, dalam hal sebaliknya maka terdapat autokorelasi. (Sudarmanto, 2005:143) 3)
Pengujian Hipotesis Analisa yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa regresi
linear berganda. Regresi linear adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model pengaruh antara variabel terikat (dependent; respon; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (independent; predictor; X). analisis regresi setidaktidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi dari fenommena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol, serta untuk tujuan prediksi. Regresi mampu mendiskripsikan fenomemna data melalui terbentuknya suatu model hubungan yang bersifat numerik. Regresi juga dapat digunakan untuk melakukan pengendalian terhadap suatu kasus atau hal-hal yang sedang diamati melalui penggunaan model regresi yang diperoleh (Kurniawan, 2008). Data untuk variabel independent X pada analisis regresi linear bisa merupakan data pengamatan yang tidak ditetapkan sebelumnya oleh peneliti (observational data) maupun data yang telah ditetapkan (dikontrol) oleh peneliti sebelumnya (experimental of fixed data). Perbedaanya adalah bahwa dengan menggunakan fixed data. Perbedaanya adalah bahwa dengan menggunakan fixed
59 data, informasi yang diperoleh lebih kuat dalam menjelaskan hubungan sebab akaibat antara variabel X dan variabel Y. Sedangkan, pada observational data, informasi yang diperoleh belum tentu merupakan hubungan sebab – akibat. Untuk fixed data, peneliti sebelumnya telah memiliki beberapa nilai variabel X yang ingin diteliti. Sedangkan, pada observational data, variabel X yang diamati bisa berapa aja, tergantung keadaan lapangan. Biasanya, fixed data diperoleh dari percobaan labaratorium, dan observational data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan penjelasan diatas, penggunaan regresi linear berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memprediksi bagaimanakah budaya organisasi dan komunikasi interpersonal mempengaruhi kinerja guru SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang dengan menggunakan observational data dari hasil penyebaran kuesioner. Selain itu, penggunaan regresi linear berganda digunakan juga untuk menjawab pernyataan hipotesis yang telah dirumuskan dengan merujuk pada uji F uji t. Rumus regresi linear berganda dua predictor (Sugiono, 2007:210) yaitu : …………………………..…………………… 4.3
Keterangan : Y
= Kinerja Guru
X1
= Budaya Organisasi
X2
= Komunikasi Interpersonal = Koefisien = Nilai Konstanta
60 Hasil perhitungan regresi linier berganda dalam penelitian ini akan menghasilkan jawaban atas pernyataan hipotesis dan melihat besarnya nilai pengaruh seluruh variable bebas terhadap variable terikat. Untuk menjawab hipotesis 1 dan 2 digunakan uji t- parsial, sedangkan hipotesis 3 digunakan uji Fsimulatan, dan untuk melihat besarnya nilai pengaruh seluruh variable bebas terhadap variable terikat digunakan nilai koefisien determinasi (R-Square). a.
Uji t – Parsial Uji t – parsial digunakan untuk menguji apakah sebuah variabel bebas benar
memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam pengujian ini ingin diketahui apakah jika secara terpisah, suatu variabel independen masih memberikan kontribusi secara signifikan terhadap variabel terikat. Rumus uji tparsial (Cooper dan Schindler, 2006 : 281) adalah :
…………….………………………………………………………… 4.4
Keterangan : th
= Nilai t hitung
β
= Koefisien Regresi
SE
= Standar error Koefisien Regresi
Hipotesis statistik uji t dinyatakan dengan : a. Apabila nilai t
hitung
>t
table,
dan signifikan < 0,05, berarti H0 ditolak dan H1
dan H2 diterima. Artinya Budaya Organisasi dan Komunikasi Interpersonal berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja guru SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang.
61 b. Apabila nilai t hitung < t tabel, H0 dan signifikan > 0,05, berarti H0 diterima dan H1 dan H2 ditolak. Artinya Budaya Organisasi dan Komunikasi Interpersonal tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap
kinerja guru SMA
Yuppentek 1 Kota Tangerang. b. Uji F – Simultan Pada konsep regresi linier, uji F merupakan uji simultan (keseluruhan, bersama-sama) dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan rumus uji F sebagai berikut:
…………………….………………………… 4.5 Keterangan : F
= F-hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F-tabel
k
= Jumlah variable independent
R
= Koefisien korelasi ganda yang telah ditentukan
N
= jumlah sampel
Hasil perhitungan untuk uji F dapat ditemui pada tabel ANOVA (Analisys of Variance) dari output SPSS. Dalam tabel ANOVA akan ditemui nilai statistik F hitung untuk menjawab pernyataan hipotesis 1 yaitu : Apabila nilai F hitung > F tabel, dan signifikan < 0,05, maka H0 ditolak dan H3 diterima yang berarti Budaya Organisasi dan Komunikasi Interpersonal berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja guru SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang pada tingkat keyakinan tertentu.
62 Apabila nilai F hitung < F tabel, H0 dan signifikan > 0,05, maka H0 diterima dan H3 ditolak yang berarti budaya organisasi dan komunikasi interpersonal tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja guru SMA Yuppentek 1 Kota Tangerang pada tingkat keyakinan tertentu.