BAB IV METODE PENELITIAN
4.1.
Desain Penelitian Penelitian dikatakan sebagai kegiatan ilmiah apabila mempunyai
karakteristik “Sistematis, dimana seluruh proses terstrukutur; logis, yaitu bisa dipenuhi validitas internal secara relatif; empiris, dapat diinderai secara objektif; replicable dan transmitable, yaitu dapat diulangi untuk mengecek kebenarannya dan mampu memecahkan masalah sehingga dapat berguna bagi pihak lain.” (Sugiyono,1998:7) Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif (quantitative method), yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis. Jenis penelitiannya adalah deskriptif eksplanatori yang didasarkan pada pengamatan (survey) terhadap akibat yang terjadi (minat pembelian ulang) dan mengetahui faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya (ekuitas merek,kepuasan pelanggan dan resonansi merek) melalui pengumpulan data dan informasi diambil dari populasi yang menjadi objek penelitian atau menarik sampel dari populasi yang ada dengan menggunakan daftar pertanyaan (questioner), kemudian dianalisa untuk mendapatkan data yang akurat tentang fakta-fakta serta hubungan antara variabel penelitian.
71
4.2.
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi variabel bebas (X)
(independent variable), dan variabel terikat (Y) (dependent variable). Variabel bebas kejadiannya adalah mendahului variabel terikat. Menurut Ngadino (2012) Variabel independen merupakan variabel yang menentukan atau mempengaruhi variabel dependen yang nilainya dapat mempengaruhi atau menentukan variabel dependen. Sementara variabel dependen merupakan variabel yang nilainya dapat berubah dikarenakan adanya perubahan variabel yang lain atau ditentukan oleh variabel independen, keterkaitan variabel independen dan dependen ditunjukan pada model persamaan fungsi atau model persamaan matematika tertentu yang menggambarkan hubungan sebab akibat. Berdasarkan telaah pustaka dan rumusan hipotesis terkandung dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable), yaitu; Ekuitas merek (X1), Kepuasan Pelanggan (X2), dan Resonansi Merek (X3). Sementara variabel terikat (dependent variable) yaitu Minat Pembelian Ulang (Y).
4.3.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Operasional variabel penelitian merupakan penjabaran variabel-variabel
menjadi dimensi, indikator, yang selanjutnya menjadi item pertanyaan yang akan diukur. Operasionalisasi variabel penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
72
Tabel 4.1 Operasional Varibel Penelitian Variabel Penelitian Ekuitas Merek (X1)
Kepuasan Pelanggan (X2)
Resonansi Merek (X3)
Konsep/ Teori Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dari cara berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan. Kotler dan Keller (2009:263),
Kepuasan pelanggan adalah batasan antara pelayanan standard yang diharapkan dan pelayanan standar yang aktual dan respon emosional berdasakan batasan ini. Tzeng (2009)
Resonansi merek adalah hubungan antara konsumen dan merek, atau sejauh mana konsumen merasakan merek tersebut, dan ada perbedaan dalam potensi emosional konsumen dengan resonansi merek, yang dapat dibagi kedalam empat level yaitu attachment, behavioral loyalty, sense of community, dan active engagement. Keller (2001)
Dimensi Kesadaran Merek (X1.1)
Persepsi Kualitas (X1.2)
Indikator 1. Ingatan Mrek 2. Pengenalan Merek 3. Hubungan Simbol dengan merek
1. 2. 3. 4. 5.
Kinerja Ketahanan Kehandalan Karakteristik Produk Kesesuaian dengan spesifikasi
Asosiasi Merek (X1.3)
1. Strenght 2. Favorable 3. Uniqueness
Loyalitas Merek (X1.4)
1.Struktur Keyakinan (kognitif) 2.Struktur Sikap (afektif) 3.Struktur Niat (konaktif)
Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (X2.1)
1. Pelayanan 2. Kualitas Produk
Konfirmasi harapan (X2.2)
1. 2. 3.
Ordinal
Personel need Janji Pelayanan secara eksplisit Janji Pelayanan Secara Implisit
Behavioral Loyalty (X3.1)
1. Repeat purchase
Emotional Loyalty (X3.2)
1. WOM 2. Feedback Positif
73
Skala Ukur Ordinal
Ordinal
Minat Pembelian Ulang (Y)
Minat pembelian ulang merupakan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atau jasa berdasarkan apa yan telah diperoleh dari perusahaan yang sama, melakukan pengeluaran untuk memperoleh barang dan jasa tersebut dan ada kecenderungan dilakukan secara berkala. Helier et al (2003)
Minat Transaksional (Y1.1)
1. Minat Membeli produk
Minat Eksploratif (Y1.2)
1. Minat Mencari informasi
Minat Preferensial (Y1.3)
1. Memiliki preferensi utama pada produk tersebut
Minat Referensial (Y1.4)
1. Minat mereferensikan produk
Ordinal
kepada oranglain
Sumber: Diolah oleh penulis (2014)
Alat ukur penelitian yang digunakan berbentuk daftar pertanyaan (quistioner) melalui angket. Kuesioner/angket merupakan salah satu alat ukur yang dirancang dalam bentuk pertanyaan. Jawaban yang diharapkan bersifat tertutup, artinya pada setiap pertanyaan sudah diberikan pilihan-pilihan untuk menjawabnya. Tingkat pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikonstruksi dalam bentuk skala bertingkat (rating scale) dengan menggunakan skala Likert, yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan masalah dan variabel penelitian. Responden diminta untuk memberikan jawaban terhadap setiap pertanyaan mengenai tingkat kesesuaian. Jawaban pada item terdiri atas lima alternatif sebagaimana tersaji dalam tabel 4.2. Data yang diperoleh dari responden akan terbentang dalam suatu kontinum negatif sampai dengan positif (Friendenberg dalam Sugiyono 2008:197).
74
Tabel 4.2 Lima Alternatif Jawaban Responden Kategori Jawaban (+) Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-Ragu (R) Tidak Setuju (ST) Sangat Tidak Setuju (STS)
4.4.
Kategori Jawaban (-) Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-Ragu (R) Tidak Setuju (ST) Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 5 4 3 2 1
Skor 1 2 3 4 5
Jenis dan Sumber Data Sumber data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1) Sumber data primer, merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari responden penelitian dalam hal ini adalah konsumen sepatu keselamatan kerja merek King’s. 2) Dokumentasi atau arsip perusahaan, merupakan sumber data dalam bentuk informasi dan dokumen yang diperoleh dalam bentuk surat-surat, catatan atau laporan yang terkait dengan masalah penelitian yang telah tersusun dalam arsip pada PT. King’s Safetywear.
4.5.
Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, penggunakan teknik pengumpulan data
dilakukan melalui teknik sebagai berikut: 1) Angket/Kuesioner, yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan secara tertutup dalam bentuk daftar pertanyaan tentang masalah penelitian yang harus diisi oleh reponden tanpa kehadiran peneliti.
75
Untuk
menghasilkan jawaban yang diharapkan, maka dalam angket diberikan panduan pengisian, bahasa yang sederhana, dan item pertanyaan sesuai dengan permasalahan kajian. 2) Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dari sumber laporan, arsip, petunjuk yang berkaitan dengan objek/masalah penelitian.
4.6.
Populasi dan Sampel
4.6.1 Populasi Populasi adalah kumpulan individu atau obyek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang ditetapkan. Berdasarkan ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau obyek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Menurut Oei (2010), populasi merupakan jumlah keseluruhan anggota yang diteliti dalam suatu penelitian. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan pengguna sepatu keselamatan kerja merek King’s di Indonesia atau customer King’s yang berjumlah 730 perusahaan.
4.6.2 Sampel Sampel adalah anggota populasi yang memberi keterangan yang hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan dari populasi (Danang Sunyoto, 2011). Menurut Sugiyono (2006:73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan kata lain, sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi dalam suatu penelitian. Sedangkan
76
menurut Ridwan dan Kuncoro (2012:48), apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% 25% atau lebih. Menurut Hair et al., (2005) dan Ghozali (2008) metodenya adalah jumlah sampel yang ideal dan representative dikalikan 5 sampai 10. Dengan demikian dalam penelitian ini, yang dijadikan sampel adalah dengan perhitungan sebagai berikut: Sampel = Jumlah Indikator x 5 = 27 x 5 = 135; dibulatkan menjadi 170 responden. Maka objek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 170 perusahaan pelanggan dari PT. King’s Safetywear.
4.7.
Metode Analisis Data Jika data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka langkah berikutnya
adalah melakukan pengolahan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dan regresi linier berganda karena penelitian ini dirancang untuk melihat apakah faktor ekuitas merek, kepuasan pelanggan, dan resonansi merek yang merupakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap minat pembelian ulang sebagai variabel terikatnya. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berskala ordinal karena pengambilan data yang dilakukan melalui survey kepada responden menggunakan skala Likert 1-5. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi dan regeresi linier ganda, sehingga terlebih dahulu data harus diuji dengan uji persyaratan analisis, antara lain bahwa sekurang-kurangnya data yang dianalisis adalah berskala interval. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah skor 77
mentah menjadi skor baku atau menaikkan data ordinal menjadi data interval (Ridwan,2006:189). Apabila variabel-variabel penelitian tersebut diukur dalam bentuk skala interval, maka telah memenuhi salah satu syarat awal menggunakan analisis statistic parametrik (Ridwan,2006:189). Perhitunan-perhitungan yang dilakukan dalam statistik parametrik tidak hanya sekedar menghitung berapa besarnya frekuensi, seringnya sesuatu terjadi dan yang sejenisnya, akan tetapi lebih dari itu, yaitu dilakukan juga penjumahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Data yang dapat dijumlahkan, dikurangkan, dikalikan dan dibagi hanyalah data yang minimal berskala interval (Sudarmanto,2005:101). Rumus menaikkan data ordinal menjadi data interval (Ridwan,2006:189): Ti = 50 + 10 (Xi – X) S
Keterangan: Ti : Skor baku (data interval) Xi : Skor mentah (data ordinal) X : Rata-rata (mean) S : Standar deviasi Jika data telah berskala interval, maka dilanjutkan dengan melakukan pengujian persyaratan analisis terhadap asumsi-asumsi bahwa data harus normalitas, homogenitas dan linieritas. Ini dimaksudkan untuk dapat memenuhi beberapa unsur akurasi daya penduga parameter yang tidak bias, untuk melihat tingkat ketelitian yang akan mencerminkan tingkat efisien hasil analisis dan
78
keajegan (konsisten) hasil yang diperoleh sehingga regresi yang dihasilkan benarbenar dapat dipercaya untuk memprediksi (Sudarmanto,2005:103).
4.7.1.
Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
4.7.1.1. Uji Validitas Uji kualitas terhadap instrument yang dipakai untuk mengukur variabel penelitian perlu dilakukan sebelum melakukan analisis terhadap pokok masalah. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesalahan suatu alat ukur (Ridwan,2005:109). Validitas dilakukan dengan menganalisis hasil pretest untuk melihat nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy), Bartlett’s Test of Sphericity, Anti-image Matrices dan factor Loading of Componen Matrics. Penjelasan tentang pengukuran-pengukuran nilai tersebut dijelaskan pada table berikut: (Ghozali, Imam, 2005:45) : •
Nilai KMO MSA diatas 0.500 menunjukkan bahwa faktor analisis dapat digunakan
•
Nilai Barlett’s Test of Sphericity kurang dari 0.05 menunjukkan hubungan yang signifikan antar variable, merupakan nilai yang diharapkan
4.7.1.2. Uji Reliabilitas Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reabilitas alat ukur tersebut diuji. Reabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
79
yang tidak bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Sudarmanto,2005:89). Menurut Malhotra (1999:282), jika koefisien alfa >0.600 mengindikasikan konsistensi internal reliabilitas untuk menilai konsistensi internal kumpulan butir ketika beberapa butir dijumlahkan sehingga menghasilkan total nilai (skor) untuk pengukuran (Malhotra,1999:282). Untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bentuk skala 1-5 menggunakan teknik dari Cronbach dalam penelitian ini menggunakan alat bantu pengolah data SPSS.
4.7.2. Uji Asumsi Klasik 4.7.2.1. Uji Normalitas Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis parametric yaitu uji normalitas data populasi (Umar,2003:144). Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan menggunakan statistic Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini bisa disebut dengan uji K-S yang tersedia dalam program SPSS dengan menggunakan fungsi Explore. Uji normalitas sampel baik yang menggunakan rumus KolmogorovSmirnov maupun Shapiro-Wilk menghasilkan besaran statistic dan taraf kepercayaan (Significance Level). Jika ditemukan besaran 0.000 atau jauh lebih kecil dari taraf kepercayaan yang ditentukan, misalnya 0.05, maka besaran ini menunjukan bahwa data sampel berdistribusi normal (Amir,2006:22)
80
4.7.2.2. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel pengganggu dengan variabel independennya. Untuk semua
pengamatan
pada
model
regresi
menghendaki
tidak
adanya
heteroskedastisitas karena akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menggunakan grafik plot antara nilai vaiabel dependen dan nilai residualnya, dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan X adalah residual. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Apabila tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.7.2.3 Uji Multikolinieritas Asumsi tidak adanya hubungan yang linier (multikolinieritas) ini hanya berlaku untuk analisis regresi yang modelnya mempunyai fungsi linier ganda (Umar,2003:186). Uji asumsi tentang multikolinieritas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen) yang lainnya (Sudarmanto,2005:136). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas, yaitu:
81
1)
Melihat besaran proporsi variabilitas pada sebuah variabel yang tidak dijelaskan oleh variabel lain (1-R2) yang disebut Tolerance. Nilai Tolerance yang sangat kecil atau yang mendekati nilai 0.01, memberikan makna
adanya
multikolinieritas
atau
interkorelasi antar
variabel
independen. Bila mendekati 0.99, maka tidak ditemukan adanya multikolinieritas. Adanya multikolinieritas akan mengganggu perumusan koefisien regresi, khususnya bila R2 besar, dan bila koefisien regresi pada masing-masing variabel tidak signifikan. 2)
Melihat nilai Variance Inflaction Factor (VIF) untuk masing-masing variabel pada setiap model regresi yang bernilai rendah. Indikasinya adanya interkorelasi antar variabel independen bila nilai VIP lebih dari 10 (Amir,2006:174-175).
4.7.3. Uji Linieritas Garis Regresi Uji linieritas garis regresi ini digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih model regresi yang akan digunakan. Banyak model regresi yang dapat dipilih, antara lain model linier, model kuadratik, model kubik, dan lainlain. Jika yang akan dipilih adalah model regresi linier, maka lebih dahulu perlu dilakukan uji linieritas gaaris regresinya. Uji asumsi linieritas garis regresi ini berkaitan dengan suatu pembuktian apakah model garis linier yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaannya ataukah tidak (Sudarmanto,2005:125).
82
Sebagaimana pengujian-pengujian sebelumnya, untuk melakukan uji linieritas garis regresi juga diperlukan hipotesis. Hipotesis yang digunakan untuk menguji linieritas garis regresi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: Ho
: Model regresi berbentuk linier
Ha
: Model regresi berbentuk non-linier
Untuk menyatakan apakah garis regresi tersebut linier atau tidak linier atau menerima atau menolak Ho, menurut Sudarmanto (2005:135), ada dua alternatif ukuran yang dapat digunakan. Kedua ukuran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)
Menggunakan harga koefisien signifikansi. Apabila nilai signifikansi yang digunakan untuk menolak atau menerima Ho, maka nilai koefisiensi signifikansi tersebut harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang dipilih oleh penelitii (5% atau 1%). Simpulan yang harus diambil yaitu Ho akan diterima jika nilai signifikansi dari Deviation from Linearity > dari alpha yang ditetapkan (missal, 5%) dan sebaliknya, Ho akan ditolak jika mempunyai nilai yang lainnya. Deviation from Linearity ini diperoleh dari Tabel ANOVA dengan menggunakan program SPSS.
2)
Menggunakan harga koefisien F. Yang dimaksud dengan koefisien F dalam analisis ini adalah harga koefisien F pada baris Deviation from Linearity
atau
harga
F
tuna
cocok
(Sudjana,1983
dalam
Sudarmanto,2005:135) yang tercantum dalam ANOVA table dari outout yang dihasilkan oleh program SPSS.
83
Apabila menggunakan koefisisn F DFL (Defiation from Linearity) atau F tuna cocok, maka harus dibandingkan dengan harga koefisien F table untuk dk pembilang dan dk penyebut bersesuaian dengan alpha yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria yang digunakan yaitu terima Ho, jika koefisien F hitung ≤ F table dan tolak Ho, jika F hitung memiliki harga lainnya. Melalui bentuk chart yang ditampilkan juga dapat diterjemahkan untuk melihat normalitas sampel, linieritas, keterhubungan dan kesamaan variansi; suatu persyaratan awal yang harus dipenuhi untuk penggunaan analisis regresi (Amir,2006:157). Untuk mengetahui persyaratan linieritas dan kesamaan variansi, dapat membuat plot antara nilai residu (ZRESID) daengan nilai prediksi (ZPRED). Hubungan regresi berbentuk linier dan variansi dapat ditetapkan homogeny bila nilai residu dan nilai prediksi tidak ditemukan adanya hubungan. Pada diagram pencar, keterhubunganantara dua garis variabel ditandai dengan adanya garis lurus yang beraturan (Amir,2006:157).
4.7.4. Uji Hipotesis 4.7.4.1.Uji Statistik F Untuk menguji secara bersama-sama (simultan) antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan melihat nilai F hitung pada tingkat signifikansi yang dipilih. Langkah-langkah pengujiannya adalah: 1) Membuat hipotesis. Hipotesis yang diuji adalah: Ho : β1 , β2 , β3 = 0
84
Artinya secara bersama-sama semua variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Ho : β1 ,≠ β2, ≠ β3 ≠ 0 Artinya secara bersama-sama semua variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). 2) Menentukan tingkat kepercayaan (taraf nyata) yang dipilih, dalam penelitian ini digunakan taraf nyata 5%. 3) Menghitung nilai F, untuk menghitung nilai F digunakan rumus :
Keterangan: R
: Koefisien korelasi ganda
Fh
: F-hitung
k
: Jumlah variabel bebas
N
: Jumlah sampel yang dipakai
4) Menentukan nilai kritis (F-tabel) Dengan tingkat signifikansi adalah 5% (α = 0,05), sedangkan degree of freedom (df) pembilang sebesar k-2 dan df untuk penyebut sebesar n-k dimana k adalah jumlah variable bebas dan n adalah jumlah sampel maka akan diperoleh nilai F-tabel. 5) Kriteria Pengambilan keputusan Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel pada tingkat kepercayaan 5% atau nilai probabilitas signifikan lebih besar dari 0,05
85
Ho ditolak bila F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 5% atau nilai probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05.
4.7.4.2.Uji Statistik t Uji t dimaksudkan untuk menguji apakah secara individu ada pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian secara parsial untuk setiap koefisien regresi diuji untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat pada tingkat signifikansi yang dipilih. Langkah-langkah pengujiannya adalah. 1) Membuat hipotesis. Hipotesis yang diuji adalah : Ho : βi = 0 Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Ho : βi ≠ 0 Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). 2) Menentukan tingkat kepercayaan (taraf nyata) yang dipilih. 3) Mehitung nilai t. untuk menghitung nilai t digunakan formula:
Keterangan: th
: t hitung.
86
Β
: Parameter yang diestimasi
b
: Koefisien regresi
Se
: Standard error
4) Menentukan t tabel (nilai kritis) Dengan tingkat signifikansi adalah 5% (α = 0,05), sedangkan degree of freedom (df) sebesar n – 2 dimana n adalah jumlah sampel maka akan diperoleh nilai t-table. 5) Kriteria pengambilan keputusan Ho diterima bila t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 5% atau nilai probabilitas signifikan lebih besar dari 0,05. Ho ditolak bila t hitung > t tabel pada tingkat kepercayaan 5% atau nilai probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05.
Nilai t hitung masing–masing koefisiensi regresi dapat diketahui dari perhitungan komputer yang menggunakan program SPSS. Penyajian hipotesis terhadap koofisien regresi dapat ditentukan dengan memperhatikan tingkat singnifikan (α) dan banyaknya sampel yang digunakan untuk penelitian ini tingkat signifikan yang digunakan 5 persen untuk penentuan t tabel digunakan sampel (n) =100 responden.
4.8.
Koefisien Determinasi Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya variasi dari
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model.
87
Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. Apabila R2 mendekati 1, ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen secara bersama-sama dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Sebaliknya jika R2 mendekati 0, maka variasi dari variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen Apabila data yang diperoleh telah memenuhi persyaratan analisis regresi, selanjutnya dapat ditentukan persamaan garis regresi yang diinginkan yaitu: 1) Rumus persamaan regresi sederhana : Y = a + bn 2) Rumus persamaan regresi ganda
: Y = a + b1X1 = b2X2
3) Rumus Korelasi Pearson Product Moment (PPM): n (∑ XY) – (∑ X) . (∑ Y)
Rhitung =
{n . ∑X2 – (∑X)2} . {n . ∑Y2 – (∑Y)2}
Keterangan: rhitung : Koefisien korelasi X
: Variabel bebas
Y
: Variabel terikat
N
: Jumlah responden Menurut Trihendradi (2005:77) analisis korelasi akan mencari derajat
keeratan hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi berada dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negative menunjukkan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah perubahan yang sama. Jika satu variabel naik, variabel yang lain juga naik, sedangkan tanda negative menunjukkan arah perubahan yang berlawanan. Jika satu variabel naik, variabel
88
yang lain malah turun (Trihendradi,2005:77). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negative sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = +1 berarti korelasinya sangat kuat (Riduwan,2006:280). Arti harga r akan dikonsultasikan dengan table dibawah. Interpretasi nilai r sebagai berikut:
Tabel 4.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.80 – 1.000
Sangat kuat
0.60 – 0.799
Kuat
0.40 – 0.599
Cukup kuat
0.20 – 0.399
Rendah
0.00 – 0.199
Sangat rendah
Sumber: Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Hal:280
4.8.1 Analisis Korelasi Dimensi Analisis ini merupakan analisis dari masing-masing dimensi dari variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Analisis ini dilakukan dengan bantuan software tools SPSS 22. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antar dimensi serta melihat dimensi mana yang memiliki hubungan yang paling erat. Hal tersebut nanti akan dikaitkan dengan pemberian saran terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Untuk melihat hubungan tersebut, maka peneliti membuat alat bantu berupa matrix korelasi dimensi antar variabel. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3.
89
Tabel 4.3 Korelasi Dimensi Variabel Dependent
Variabel Dimensi
Minat Transaksional
(Y1.1)
Ekuitas Merek (X1)
Independent
Kepuasan Pelanggan (X2)
Resonansi Merek (X3)
4.9.
Kesadaran Merek (X1.1) Persepsi Kualitas (X1.2) Asosiasi Merek (X1.3) Loyalitas Merek (X1.4) Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (X2.1) Konfirmasi harapan (X2.2) Behavioral Loyalty (X3.1) Emotional Loyalty (X3.2)
rX rX rX rX
Minat Pembelian Ulang (Y) Minat Minat Eksploratif Preferensial (Y1.2) (Y1.3)
1.4 Y1.1
rX rX rX rX
rX rX rX rX
rX
2.1 Y1.1
rX
rX
2.2 Y1.1
rX rX
Minat Referensia l (Y1.4)
1.4 Y1.3
rX rX rX rX
rX
2.1 Y1.3
rX
2.1 Y1.4
rX
rX
2.2 Y1.3
rX
2.2 Y1.4
3.1 Y1.1
rX
rX
3.1 Y1.3
rX
3.1 Y1.4
3.2 Y1.1
rX
rX
3.2 Y1.3
rX
3.2 Y1.4
1.1 Y1.1
1.2 Y1.1
1.3 Y1.1
1.1 Y1.2
1.2 Y1.2
1.3 Y1.2
1.4 Y1.2
2.1 Y1.2
2.2 Y1.2
3.1 Y1.2
3.2 Y1.2
1.1 Y1.3
1.2 Y1.3
1.3 Y1.3
Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Tesis Jadwal dan langkah-langkah penelitian serta bimbingan penulisan Karya
Akhir ini diuraikan secara rinci dalam bentuk tabel sebagai berikut:
90
1.1 Y1.4
1.2 Y1.4
1.3 Y1.4
1.4 Y1.4
Tabel 4.5 Jadwal dan Langkah-Langkah Penyusunan Tesis No
Tahun 2014
Kegiatan
1.
Tahap persiapan/studi literatur
2.
Seminar proposal
3.
Penyusunan instrument
4.
Pengumpulan data/kegiatan lapangan
5.
Pengolahan data
6.
Penulisan laporan Karya Akhir
7.
Ujian sidang Karya Akhir
8.
Perbaikan Karya Akhir, penggandaan, pengesahan dan penyerahan Karya Akhir
4
91
5
6
7
8
10 11 12