BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kuantitatif. Menurut Masyuri dan Zainuddin (2008) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang tidak terlalu menitikberatkan kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak – banyaknya dari populasi yang luas dan pemecahan masalahnya didominassi oleh peran statistik. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data atau mengukur variabel yang diteliti. Jadi dalam penelitian kuantitatif dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis (Sugiyono, 2009).
4.2. Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana pada 38 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai lokasi. Alasan pemilihan lokasi penelitian : 1) Sejak diimplementasikan dari tahun 2007 sampai dengan saat ini, belum pernah dilakukan penelitian / kajian / evaluasi terhadap efektivitas Sistem aplikasi / Software akuntansi yang digunakan untuk membantu pengelolaan keuangan daerah dalam rangka penyelenggaraan SIKD Pemerintah Kabupaten Jembrana. 2) Pemerintah Kabupaten Jembrana satu – satunya entitas Pemerintah Daerah Provinsi Bali yang menggunakan Sistem Aplikasi/Software Akuntansi Siadinda/
32
33
Simakda untuk membantu pengelolaan keuangan daerah dalam rangka penyelenggaraan SIKD. 4.2.2 Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini dilakukan terhadap efektifitas SIKD Pemerintah Kabupaten Jembrana. Pengukuran dilakukan dari dimensi Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kualitas
Pelayanan,
Kepuasan
Pengguna,
Motivasi
Manajemen
dan
Manfaat/Keuntungan Sistem bagi Organisasi. 4.2.3
Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tahun 2014. Pengumpulan data dilaksanakan
pada bulan Desember 2014.
4.3. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk menganalisis efektivitas SIKD Pemerintah Kabupaten Jembrana, penelitian ini mencakup 6 variabel laten yaitu variabel yang tidak dapat diukur langsung, tetapi diukur melalui suatu dimensi atau indikator dari masing-masing variabel. 4.3.1 Variabel eksogen/independen Variabel eksogen/independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain dalam model. Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel eksogen/independen yaitu : 1) X1 = Kualitas Sistem (KS) 2) X2 = Kualitas Informasi (KI) 3) X3 = Kualitas Pelayanan (KL) 4) X4 = Motivasi Manajemen (MM)
34
4.3.2 Variabel endogen/dependen Variabel endogen/dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain
dalam
model.
Dalam
penelitaian
ini
terdapat
2
variabel
endogen/dependen yaitu : 1) Y1 = Kepuasan Pengguna (KP) 2) Y2 = Keuntungan / Manfaat Sistem Informasi bagi Organisasi (MO)
4.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional dan indikator masing – masing variabel diuraikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Indikator Masing- masing Variabel Variabel Definisi operasional Indikator X1 = Kualitas Keseuaian dengan 1. Kemudahan penggunaan Sistem (KS) spesifikasi pelanggan 2. Keandalan 3. Waktu Respon 4. Terintegrasi 5. Aksesbilitas X2 = Kualitas Dapat mendukung 1. Lengkap Informasi (KI) pengambilan 2. Akurat keputusan 3. Andal 4. Tepat Waktu 5. Relevan 6. Mudah dipahami X3 = Kualitas Penyampaian jasa 1. Wujud / Tangibel Pelayanan (KL) yang sama atau 2. Keandalan / Reliability melebihi tingkat 3. Tanggap / Responsiveness kepentingan 4. Kepastian /Assurance pelanggan 5. Kepedulian / Empathy X4 = Motivasi Kondisi dinamis 1. Fisiologis Manajemen kebutuhan pegawai 2. Keamanan (MM) dalam bekerja dan 3. Berkelompok melaksanakan tugas 4. Penghargaan 5. Aktualisasi diri Y1 = Kepuasan Tingkat perasaan 1. Kepuasan secara menyeluruh Pengguna (KP) sesorang setelah terhadap kualitas sistem
35
Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Indikator Masing- masing Variabel (Lanjutan) Variabel Definisi operasional Indikator Variabel membandingkan 2. Kepuasan secara menyeluruh kinerja produk (hasil) terhadap kualitas informasi yang dirasakan 3. Kepuasan secara menyeluruh dengan harapannya. terhadap kualitas pelayanan Y2 = Manfaat Tujuan Pengelolaan 1. Efisien Sistem bagi Keuangan Daerah 2. Efektif Organisasi yang baik 3. Akuntabel (MO) JUMLAH : 27
4.5. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menurut sifatnya (Riduwan, 2009) adalah data kualitatif yaitu data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka melainkan informasi – informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian dan data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka atau bilangan yang dapat diolah atau dianalisa dengan menggunakan tehnik perhitungan matematika atau statistika. Menurut sumbernya, jenis data yang dikumpulkan dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder (Riduwan, 2009). Untuk menggambarkan keadaan dan kondisi yang sebenarnya maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang didapat langsung dari pihak pertama dan diolah oleh peneliti, dalam hal ini hasil/tanggapan kuisioner dari responden, serta menggunakan data sekunder yaitu data yang diolah terlebih dahulu ataupun telah diolah oleh orang lain. Data sekunder diperoleh dari buku, majalah, koran, jurnal dan sumber tertulis lainnya yang terkait dengan SIKD.
4.6.
Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel
4.6.1 Populasi
36
Menurut Simamora (2004) populasi merupakan kumpulan dari seluruh elemen (unit atau individu) sejenis yang dapat dibedakan menjadi objek penyelidikan/penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah 38 SKPD Pemerintah Kabupaten Jembrana. Manajemen pengelolaan keuangan daerah pada masing – masing SKPD secara umum adalah Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penatausaan Keuangan (PPK–SKPD), Bendahara, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Kasubag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. 4.6.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian atau bagian kecil dari populasi yang hendak diteliti karakteristiknya. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana yang berjumlah 38 SKPD sebagaimana disajikan pada lampiran 2 ( halaman 106). Dari masing – masing SKPD dipilih 3 orang pegawai untuk dijadikan responden yaitu pegawai yang terlibat dalam Pengelolaan Keuangan Daerah dan menggunakan langsung Sistem Informasi Keuangan Daerah yaitu Pegawai yang membidangi perencanaan (Kasubag Perencanaan,
Evaluasi
penatausahaan/pelaksanaan
dan
Pelaporan),
(Bendahara)
dan
Pegawai
yang
membidangi
Pegawai
yang
membidangi
pelaporan/pertanggungjawaban (Pejabat Penatausahaan Keuangan/PPK-SKPD), sehingga jumlah total responden adalah 114 orang. 4.6.3 Penentuan sampel Tehnik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010), sampling jenuh merupakan tehnik
37
penentuan sampel apabila seluruh anggota dari populasi dijadikan sampel. SKPD yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana adalah sebanyak 38 SKPD dan seluruhnya dijadikan sampel. Mengingat SIKD diselenggarakan untuk mendukung Pemerintah Daerah dalam menyusun anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan pengelolaan keuangan daerah maka pada masing – masing SKPD ditentukan 3 orang untuk dijadikan responden. Pegawai yang dijadikan responden adalah pegawai yang langsung terlibat dalam pengelolaan keuangan daerah dan menggunakan sistem aplikasi yang digunakan untuk membantu pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Jembrana baik dibidang perencanaan/penganggaran, penatausahaan/pelaksanaan
maupun
dibidang
pelaporan/pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan daerah.
4.7. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan : 1) Observasi yaitu dengan pengamatan langsung terhadap implementasi Sistem informasi keuangan daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana 2) Metode Survey/Penyebaran kuisioner yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada responden yang dijadikan sampel. Kuisioner menggunakan Skala Likert dengan lima alternatif pilihan yang sudah dimodifikasi yaitu Sangat Kurang Setuju = 1, Kurang Setuju = 2, Cukup Setuju = 3, Setuju = 4, Sangat Setuju = 5. 3) Wawancara mendalam dengan melakukan tanya jawab kepada informan kunci dari unsur perencanaan (Bapeda), unsur pengelola (SKPKD) dan unsur
38
pengawas (Inspektorat) Kabupaten Jembrana, untuk memperoleh data penunjang argumentasi penelitian. 4) Dokumentasi dengan mencatat hal – hal yang dianggap penting dan bermanfaat dalam penyusunan laporan penelitian.
4.8. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. 1) Uji validitas Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid adalah instrumen yang benar – benar tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner, diuji validitasnya dengan menggunakan Rumus Korelasi Pearson Product Moment yaitu :
2) Uji reliabilitas Uji reliabilitas berguna untuk mengetahui konsistensi alat pengukuran / instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen dikatakan reliabel apabila sudah digunakan dua kali atau lebih untuk mengukur gejala yang sama dan hasil yang didapatkan relatif konsisten.
39
Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian yang berupa kuisioner, digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu:
Keterangan : r K ∑S i 2 St2
= = = =
Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach Jumlah item pertanyaan yang akan diuji Jumlah varian butir Total varian (seluruh item K)
Kriteria reliabililitas jika nilai α di atas 0,7 (cukup baik/reliabel) dan jika nilai α di bawah 0,5 reliabilitasnya rendah. Dalam penelitian ini variabel yang diamati, diadopsi dari penelitian DeLone and McLean (2003) sebagai model dasar yaitu system quality, information quality, service quality, intention to use, use, user satisfaction dan net benefits
dan
dimodifikasi dengan menghilangkan variabel intensitas penggunaan (Intention to use) dan penggunaan (use) serta ditambahkan variabel motivasi manajemen sebagai variabel eksogen terhadap kepuasan pengguna dan manfaat sistem informasi bagi organisasi. Jadi variabel yang diamati meliputi: kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas
pelayanan,
kepuasan
pengguna,
motivasi
manajemen
dan
keuntungan/manfaat sistem bagi organisasi. Skala Pengukuran yang digunakan adalah skala interval 5 (lima) poin yaitu dari sangat kurang setuju dengan sampai sangat setuju. Penelitian ini menggunakan kisi-kisi kuesioner dan terdapat sejumlah indikator yang digunakan untuk mengukur variabel laten. Adapun daftar kisi-kisi kuesioner dapat disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut:
40
Tabel 4.2 Kisi – kisi Kuesioner Penelitian Variabel X1 = Kualitas Sistem (KS)
X2 = Kualitas Informasi (KI)
X3 = Kualitas Pelayanan (KL)
X4 = Motivasi Manajemen (MM)
Y1 = Kepuasan Pengguna (KP)
Y2 = Keuntungan/ Manfaat Sistem bagi organisasi (MO) JUMLAH
Indikator Kemudahan Penggunaan Keandalan Waktu Respon Terintegrasi Aksesbilitas Akurat Konsisten Tepat Waktu Relevan Mudah dipahami Kelengkapan Wujud Andal Tanggap Kepastian Empati Fisiologis Keamanan Penghargaan Kerjasama Aktualisasi diri Kepuasan secara menyeluruh terhadap Kualitas Sistem Kepuasan secara menyeluruh terhadap Kualitas Informasi Kepuasan secara menyeluruh terhadap Kualitas Pelayanan Efisien Efektif Akuntabel
Jumlah Pernyataan 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27
30
1 1 1 2 1
4.9. Tehnik Analisis Data Efektivitas berasal dari kata efektif. Batasan konsep ini sulit untuk diperinci, karena masing‐masing disiplin ilmu memberikan pengertian sendiri. Bagi seorang ahli ekonomi atau analis keuangan, efektivitas semakna dengan keuntungan, atau laba investasi Bagi seorang manajer produksi, efektivitas seringkali berarti kuantitas
41
keluaran (output) barang atau jasa. Bagi sejumlah sarjana ilmu sosial efektivitas sering kali ditinjau dari sudut kualitas kehidupan bekerja/Kepuasan Kerja (Steers, 1980). Analisis efektivitas sistem informasi keuangan daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Jembrana perpedoman kepada
Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Pengukuran dilakukan dengan menganalisis data berdasarkan persepsi pengguna sistem yang diperoleh dari kuisioner. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator yang dijadikan dasar untuk menyusun instrumen pengukuran/kuesioner yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Pengukuran dilakukan dengan Skala Likert yang dimodifikasi dengan interval 5 poin. Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban responden diberikan nilai persepsi sebagai berikut : 1) Sangat Setuju (SS) diberi nilai persepsi 5 2) Setuju (S) diberi nilai persepsi 4 3) Cukup Setuju (CS) diberi nilai persepsi 3 4) Kurang Setuju (KS) diberi nilai persepsi 2 5) Sangat Kurang setuju diberi nilai persepsi 1 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2007). Efektivitas sistem informasi keuangan daerah dihitung menggunakan nilai rata – rata tertimbang dari masing – masing unsur/indikator variabel yang dituangkan
42
dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan
sebagai instrumen penelitian. Dalam
penghitungan efektifitas sitem informasi terhadap instrumen penelitian diberikan bobot penimbang yang sama, dengan catatan jumlah bobot seluruh unsur tetap 1, diperoleh dengan formulasi sebagai berikut :
Sumber : Kepmenpan Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 Untuk memperoleh nilai
efektivitas sistem informasi keuangan daerah
digunakan pendekatan nilai rata – rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut : Total dari Nilai Persepsi Per Unsur Efektivitas =
X Nilai Penimbang ……….. (4) Total Unsur yang terisi
Sumber : Kepmenpan Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 Untuk memudahkan iterpretasi terhadap penilaian efektivitas SIKD yaitu antara 20 – 100, maka hasil penilaian tersebut dikonversikan dengan nilai dasar 20, dengan formulasi sebagai berikut : Efektivitas X 20…………………………………………………………………… (5) Sumber : Kepmenpan Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 Kriteria ukuran nilai efektivitas sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 disajikan pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Kriteria Ukuran Nilai Efektivitas Nilai Nilai Interval Interval Nilai Konversi Persepsi Efektivitas Efektivitas 1 1,00 – 1,80 20,00 – 36,00 2 1,81 – 2,60 36,01 – 52,00 3 2,61 – 3,40 52,01 – 68,00 4 3,41 – 4,20 68,01 – 84,00 5 4,21 – 5,00 84,01 – 100,00 Sumber : Kepmenpan Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004
Iterpretasi Efektivitas SIKD Sangat Kurang Efektif Kurang Efektif Cukup Efektif Efektif Sangat Efektif
43
Tehnik analisis data untuk mengetahui pengaruh variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu pengaruh Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kualitas Pelayanan dan Motivasi Manajemen terhadap Kepuasan Pengguna SIKD di Kabupaten Jembrana dan untuk mengetahui pengaruh Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kualitas Pelayanan, Motivasi Manajemen dan Kepuasan Pengguna terhadap
Keuntungan/manfaat SIKD Pemerintah Kabupaten Jembrana
adalah
dengan menggunakan analisis Partial Least Square (PLS). Tehnik analisis Partial Least Squere (PLS) dipilih karena selain untuk mengkonfirmasi teori, PLS dapat pula digunakan untuk menjelaskan ada atau tidak hubungan antar variabel laten. Langkah – langkah yang dilakukan dalam analisis data (Ghozali, 2008) adalah : 1.
Merancang model struktural (inner model). Membuat model struktural yang fungsinya menghubungkan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.
2.
Merancang model pengukuran (outer model). Membuat model pengukuran yang fungsinya mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya.
3.
Mengkonstruksi diagram jalur. Model persamaan struktural yang menunjukan hubungan variabel dengan variabel lainnya. Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan maka dapat
dikonstruksi diagram jalur seperti Gambar 4.1 :
44
Gambar 4.1 Diagram Jalur Analisis Efektivitas Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Pemerintah Kabupaten Jembrana 4.
Mengkonversi diagram jalur ke dalam sistem persamaan Diagram jalur analisis efektivitas SIKD yang sudah disusun selanjutnya
dikonversi ke dalam sistem persamaan yaitu : 1) Model Struktural (Inner Model) (1) Variabel laten endogen Kepuasan Pengguna: 𝜂𝜂1 = 𝛾𝛾1𝜉𝜉1 + 𝛾𝛾2𝜉𝜉2 + 𝛾𝛾3𝜉𝜉3 + 𝛾𝛾4𝜉𝜉4 ..................................................................(6) + 𝜍𝜍1
Keterangan : : Variabel endogen kepuasan pengguna (KP) 𝜂𝜂1 : Koefisien pengaruh variabel eksogen kualitas sistem informasi 𝛾𝛾1 terhadap variabel endogen kepuasan pengguna : Koefisien pengaruh variabel eksogen kualitas informasi terhadap 𝛾𝛾2 variabel endogen kepuasan pengguna : Koefisien pengaruh variabel eksogen kualitas pelayanan terhadap 𝛾𝛾3 variabel endogen kepuasan pengguna : Koefisien pengaruh variabel eksogen motivasi manajemen 𝛾𝛾4
45
𝜍𝜍1
terhadap variabel endogen kepuasan pengguna : Galat model
(2) Variabel endogen Manfaat/Keuntungan Sistem Informasi bagi Organisasi : ..............................................................(7) 𝜂𝜂2 = 𝛽𝛽1 𝜂𝜂1 + 𝛾𝛾5𝜉𝜉1 + 𝛾𝛾6𝜉𝜉2 + 𝛾𝛾7𝜉𝜉3 + 𝛾𝛾8𝜉𝜉4 + 𝛾𝛾4𝜉𝜉4 + 𝜍𝜍2
Keterangan : : Variabel endogen manfaat/keuntungan sistem bagi organisasi 𝜂𝜂2 (MO) : Koefisien pengaruh variabel endogen kepuasan penguna terhadap 𝛽𝛽1 variabel endogen manfaat sistem bagi organisasi : Koefisien pengaruh variabel eksogen kualitas sistem informasi 𝛾𝛾5 terhadap variabel endogen manfaat/keuntungan sistem bagi organisasi : Koefisien pengaruh variabel eksogen kualitas informasi terhadap 𝛾𝛾6 variabel endogen manfaat/keuntungan sistem bagi organisasi : Koefisien pengaruh variabel eksogen kualitas pelayanan terhadap 𝛾𝛾7 variabel endogen manfaat/keuntungan sistem bagi organisasi Koefisien pengaruh variabel eksogen motivasi manajemen : 𝛾𝛾8 terhadap variabel endogen manfaat/keuntungan sistem bagi organisasi : Galat model 𝜍𝜍1 2) Model Pengukuran (Outer Model) (1) Variabel laten eksogen Kualitas Sistem informasi (KS) X 1.1 = λX 1 KS + δ1 X 1.2 = λX 2 KS + δ2 X 1.3 = λX 3 KS + δ3 X 1.4 = λX 4 KS + δ4 X 1.5 = λX 5 KS + δ5 X 1.6 = λX 6 KS + δ6 X 1.7 = λX 7 KS + δ7 (2) Variabel eksogen Kualitas Informasi (KI) X 2.1 = λX 8 KI + δ8
46
X 2.2 = λX 9 KI + δ9 X 2.3 = λX 10 KI + δ10 X 2.4 = λX 11 KI + δ11 X 2.5 = λX 12 KI + δ12 X 2.6 = λX 13 KS + δ13 (3) Variabel eksogen Kualitas Pelayanan (KL) X 3.1 = λX 14 KL + δ14 X 3.2 = λX 15 KL + δ15 X 3.3 = λX 16 KL + δ16 X 3.4 = λX 17 KL + δ17 X 3.5 = λX 18 KL + δ18 (4) Variabel motivasi manajemen (MM) X 4.1 = λX 19 KL + δ19 X 4.2 = λX 20 KL + δ20 X 4.3 = λX 21 KL + δ21 X 4.4 = λX 22 KL + δ22 X 4.5 = λX 23 KL + δ23 (5) Variabel Endogen Kepuasan Pengguna (KP) Y 1.1 = λY 1 KP + 𝜀𝜀1
Y 1.2 = λY 2 KP + 𝜀𝜀2 Y 1.3 = λY 3 KP + 𝜀𝜀3
(6) Variabel endogen Keuntungan/Manfaat Sisitem bagi Organisasai (MO) Y 2.1 = λY 4 MO + 𝜀𝜀4
47
Y 2.2 = λY 5 MO + 𝜀𝜀5 Y 2.3 = λY 6 MO + 𝜀𝜀6
5.
Y 2.4 = λY 7 KL + 𝜀𝜀7
Pendugaan parameter (estimasi) Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode
kuadrat terkecil. Proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen. Pendugaan paremeter dalam PLS meliputi 3 hal yaitu : 1)
Weight estimate digunakan untuk menciptakan skor variabel laten.
2)
Path Estimate (Estimasi jalur) yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.
3)
Means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi, intersep) untuk indikator dan variabel laten.
6.
Evaluasi Goodness of Fit model PLS Evaluasi Goodness of Fit Model PLS dilakukan dengan mengevaluasi
outer model dan inner model. 1)
Outer model. Evaluasi outer model dilakukan terkait dengan : Convergen validity (loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup pada jumlah indikator per konstruk tidak besar, berkisar 3 - 7 indikator); Discriminant validity (direkomendasikan nilai pengukuran harus lebih besar dari 0,50) dan Coposite reliability (variabel memiliki reabilitas komposit yang baik jika memiliki Composite reliability ≥ 0,7).
48
2)
Inner model. Goodness of Fit Model pada inner model diukur menggunakan : (1)
R Square (R2). Nilai R Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen. Menurut Chin (1998), nilai R square sebesar 0.67 (kuat), 0.33 (moderat) dan 0.19 (lemah).
(2)
Q Square (Q2). Predictive relevance untuk model struktural, mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.
Perhitungan Q Square dilakukan dengan rumus yang
dikembangkan oleh Stone dan Geisser dalam Jaya dan Sumertajaya (2008) : (1 – R 1 2) (1 – R 2 2)....(1 – R i 2) ..............................…..(8)
Q2 = 1 – Besaran Q2
memiliki nilai dengan rentang 0 ≤ Q2 ≤
1, apabila
nilai Q2 > 0 menunjukkan bahwa model memiliki predictive relevance dan jika
nilai Q2 ≤ 0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki
predictive relevance. Menurut Stone dan Geisser dalam Jaya dan Sumertajaya (2008) nilai Q2 : 0,02 (kecil); 0,15 (sedang); dan 0,35 (besar) 7.
Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis (β, γ, dan λ) dilakukan dengan metode resampling
bootstrap yang dikembangkan oleh Geiser dan Stone. Statistik uji yang digunakan adalah statistik t atau uji t.
49