BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis/Desain Penelitian Metodologi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu pemecahan masalah dengan menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan kondisi aktual/lapangan. Alasan pemilihan metode deskriptif pada penelitian ini dikarenakan penelitian ini akan mencoba menyelesaikan masalahmasalah aktual yang terjadi di proses produksi berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan sehingga didapatkan perbandingan dan analisis hasil sebelum dan setelah penerapan Six Sigma dengan pendekatan DMAIC. Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini mempunyai tahapan-tahapan yang jelas dan disusun secara sistematis. Setiap tahapan merupakan rangkaian atau bagian yang menentukan tahapan selanjutnya sehingga harus dilalui dengan tepat dan benar.
4.2. Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini yaitu produktivitas dan kesesuaian (conformance) produk, variabel-variabel ini merupakan faktor yang menjadi dasar tercapainya target produksi di Blast Furnace Plant dengan produk yang sesuai sesuai standar perusahaan yang nantinya akan dilakukan lanjutan proses di Steel Making Plant. Penerapan pendekatan Six Sigma diharapkan dapat memecahkan masalah yang ada saat ini.
54 http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
4.2. 1. Definisi Konsep Penelitian ini fokus pada penerapan dan analisis dengan menggunakan konsep Six Sigma dimana secara konsep, metode ini bertujuan untuk meningkatkan kesesuaian produk (conformance) dan memperlancar proses produksi sehingga nantinya diharapkan dapat mencapai target produksi setiap bulannya.
4.2. 2. Definisi Operasional Variabel penelitian ini adalah pada metode six sigma yang dimensi dan indikatornya tertuang pada tabel 4.1 berikut:
Variabel Conformance
Tabel 4.1. Variabel Operasional Dimensi Indikator Fisika
Hot Metal Temperature
Kimia
Kandungan : Si dan P
Sumber: Analisis Penulis (2016) 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tingkat produksi perbulan dalam waktu tiga bulan dan data kesesuaian produk (conformance) berdasarkan sifat kimia dan fisiknya. Populasi penelitian sama dengan sampel penelitian yaitu data yang diambil secara terus menerus dalam kurun waktu tiga bulan pada proses produksi peleburan baja di Blast Furnace Plant dari periode 01 Juli – 30 September 2015 adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
1. Total produksi sebanyak 695.641 Ton (Target 738.500 Ton) 2. Data produksi berdasarkan kesesuaian produk (conformance)
4.4. Jenis dan Sumber Data Data-data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini terdiri dari : kondisi dan lingkungan tempat kerja. Data-data sekunder pada penelitian ini adalah data produk yang diproduksi, proses produksi sebagai sampel pengamatan dilakukan pada proses produksi di Blast Furnace Plant mulai dari bahan baku sampai didapatkan produk yang nantinnya akan menjadi bahan baku di tahapan selanjutnya (Steel Making Plant). Data produk yang diproduksi meliputi total produksi per hari dan kualitas produk berdasarkan conformance yang diinginkan yaitu dimensi kimia dan fisika. Data sekunder berasal dari manual report, daily report, sytem report, dan monthly report di Blast Furnace Plant.
4.5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa
cara
yaitu
dengan
menggunakan metode-metode sebagai berikut: 1. Pengamatan langsung, dari hasil pengamatan terhadap kejadian aktual di lapangan, termasuk pengambilan data dalam periode tertentu. 2. Wawancara yang mendalam (depth interview) dengan pihak-pihak unit kerja di lapangan termasuk dengan manager, engineer,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
supervisor (Section Leader Shift dan Non-Shift), Foreman (Group Leader Shift dan Non-Shift), dan karyawan pelaksana (operator). 3. Pengambilan data historis yang dibutuhkan untuk menentukan dan mengukur kondisi awal dari proses perbaikan Six Sigma yang akan dilakukan. 4. Analisis dan rekomendasi sistem baru untuk optimalisasi konsep Six Sigma
4.6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa penyelesaian masalah menggunakan Six Sigma
dengan
menggunakan metode DMAIC dengan tahapan-tahapan serta dengan alat-alat yang (tools) yang dipakai untuk setiap tahapan. Setelah dilakukan analisis akan didapatkan kesimpulan dan pada akhirnya memunculkan rekomendasi perbaikan terhadap proses produksi sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja sehingga target produksi dapat dicapai dengan kualitas yang sesuai standar. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Define (Tahapan Perumusan) Langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemahaman terhadap produk yang akan diteliti, secara aliran proses dari produk tersebut melalui diagram alir (flow chart). Langkah selanjutnya adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
membentuk tim Six Sigma dalam peningkatan proses produksi dan kesesuaian produk.
2. Measure (Tahapan Pengukuran) Pada tahapan ini, dilakukan pendefinisian CTQ (critical to quality), peta kontrol, proses kerja, perhitungan DPMO dan nilai Six Sigma dari proses untuk data atribut. Selanjutnya membuat control chart yang bertujuan untuk
mengendalikan
tingkat
kelancaran/kestabilan
proses
dan
mengendalikan tingkat kesesuaian produk agar berada dalam batas sepesifikasi. Pada tahapan ini juga dilakukan perhitungan COPQ (cost of poor quality).
3. Analyze (Tahapan Analisis) Pada tahap ini akan dianalisis hasil dari perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya. Langkah selanjutnya dapat dilakukan analisis terhadap akar masalah terhadap ketidaklancaran proses produksi dan ketidaksesuaian produk dengan menggunakan diagram fish bone sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
4. Improve (Tahapan Perbaikan) Pada tahapan ini diambil tindakan untuk mendiskusikan ide-ide untuk memperbaiki sistem berdasarkan hasil analisis. Langkah perbaikan (improvement) dimaksudkan untuk menyelesaikan permasalahan yang telah didefinisikan dalam langkah define, measure, analyze. Metode Six
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Sigma diharapkan dapat diterapkan pada seluruh proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kinerja proses bisnis di perusahaan.
5. Control (Tahapan Pengendalian) Setelah dilakukan perbaikan (improvement) terhadap permasalahan yang ada, maka langkah selanjutnya adalah tahapan pengontrolan. Pada tahapan ini dilakukan pengawasan (monitroning) terhadap proses bisnis agar kondisi perbaikan (improvement) yang telah dilakukan tidak kembali ke kondisi awal sebelum perbaikan. Hal utama yang perlu diawasi adalah proses produksi di dalam Blast Furnace. Teknik analisis data pada penelitian ini seperti yang sudah dijelaskan di atas dengan penyelesaian masalah menggunakan Six Sigma
dengan
menggunakan metode DMAIC. Langkah-langkah tersebut dapat disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2. Tahapan Metode Six Sigma Penelitian Define Tahapan proses produksi di Blast Furnace Plant Measure
Tingkat Level Sigma
-
Biaya Conformance Produk
-
Pengaruh Conformance pada proses selanjutnya.
Metode Six Sigma
-
Analyze
Penyebab utama ketidaksesuaian antara hasil produksi dengan target yang telah ditentukan oleh perusahaan
Improve
Usulan Perbaikan Proses Produksi
Control
Pengendalian dan Monitoring Proses
Sumber: Analisis Penulis (2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/