BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanankan di industri tahu Djadi Sari Kayumanis, Bogor Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja). Lokasi penelitian berada di perumahan-perumahan karena konsumen tahu Djadi Sari tinggal di perumahan. Serta perusahaan Tahu Djadi Sari memang tidak menjual tahu ke pasar karena harga tahunya yang cukup mahal. Perusahaan ini berani mengambil kembali tahu yang tidak terjual namun tetap dapat memperkirakan keuntungan. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Mei.
4.2 Metode Penentuan Responden Metode penentuan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling, dimana setiap konsumen tahu Djadi Sari tidak mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel atau responden dalam penelitian ini. Teknik sampling yang dipakai dari metode non-probability sampling ini adalah teknik convenience sampling. Menurut Umar (2003) bahwa teknik convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana peneliti mempunyai kebebasan dalam memilih atau menentukan sampel. Pemilihan teknik ini didasarkan oleh penelitian yang membutuhkan sampel yang banyak dengan kondisi populasi tahu Djadi Sari yang tidak diketahui pasti. Sampel yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini adalah responden yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peneliti agar tidak terjadi atau mengurangi bias penelitian. Sampel yang dijadikan responden adalah konsumen yang bersedia untuk diwawancarai dengan panduan kusioner. Konsumen minimal harus melakukan pembelian dan mengonsumsi tahu Djadi sari sebanyak dua kali dalam satu bulan terakhir. Hal ini dimaksudkan agar konsumen dapat mengingat (recall) dalam memberikan penilaian terhadap pembelian yang dilakukan. Responden juga sudah berusia lebih atau sama dengan 17 tahun
35
dimana responden dinilai telah mengerti pertanyaan yang ada dan telah memiliki wewenang dalam menentukan keputusan pembelian. Jumlah sampel yang digunakan sebagai responden adalah 50 orang. Menurut Walpole RE (1995) menyatakan bahwa jumlah sampel sebanyak 30 orang telah menyebar normal. Penentuan sampel minimal 30 orang secara empiris sudah memiliki distribusi peluang rata-rata yang akan mengikuti distribusi normal dan sampel tersebut sudah besar. Selain itu penentuan jumlah sampel ini juga berdasarkan penelitian terdahulu yang telah mencukupi syarat responden pembelian tahu.
4.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan perusahaan dan wawancara dengan panduan kuesioner dengan konsumen yang menjadi responden. Data sekunder yang digunakan berupa data statistik produksi kedelai, konsumsi kedelai dan turunannya, data UMKM Jawa Barat dan data perusahaan. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), literatur dari internet, artikel, buku, jurnal dan buku profil perusahaan Djadi Sari. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengetahui karakteristik, proses pengambilan keputusan dan penilaian atribut oleh responden.
4.4 Idetifikasi Atribut Produk Tahu Djadi Sari Atribut merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk perilaku konsumen khususnya untuk kepuasan konsumen. Atribut-atribut yang melekat pada suatu produk akan menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam menentukan pembelian
dan
kepuasan
konsumen.
Atribut-atribut
tersebut
ditentukan
berdasarkan wawancara dengan perusahaan dan konsumen. Selain itu atributatribut juga diperoleh dari data sekunder seperti penelitian terdahulu, internet, dan buku. Adapun atribut yang digunakan sebagai acuan dimensi produk tahu Djadi sari adalah:
36
1. Rasa 2. Harga 3. Bentuk 4. Warna 5. Volume 6. Kemasan 7. Merek 8. Label halal, Izin BPOM dan tgl kadarluarsa 9. Iklan atau Promosi 10. Pelayanan
4.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Survei berisi pertanyaan yang ada dalam kuesioner yang telah disiapkan. Menurut Freddy Rangkuti (1997) metode survei yaitu pengumpulan data primer dengan melakukan tanya jawab atau wawancara kepada konsumen. Pertanyaan yang disiapkan dalam kuesioner tersebut merupakan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan yang sudah memiliki atau sudah tersedia alternatif jawabannya. Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan dimana konsumen memiliki kebebasan untuk menjawabnya. Pengumpulan data dilakukan selama dua bulan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan mengamati secara langsung kegiatan yang ada di perusahaan Djadi Sari. Pengumpulan data dilakukan pada hari kerja mulai hari senin sampai minggu dan pada pukul 06.00 WIB hingga 15.00 WIB. Pemilihan waktu tersebut karena penjualan tahu ini dilakukan setiap hari mulai pagi hingga siang, sehingga diharapkan dapat bertemu langsung konsumen yang sedang membeli tahu Djadi Sari. Selain itu setiap hari pembelian berbeda-beda sehingga diharapkan hasil yang diperoleh dapat mewakili kondisi konsumen setiap hari.
37
4.6 Metode Pengolahan Data Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini diolah dan dianalsis secara kualitatif dan kuantitatif. Data karakteristik umum konsumen dan proses keputusan pembelian oleh konsumen diolah dan dianalisis dengan analisis deskriptif. Sedangkan untuk kepuasan konsumen diolah dengan mengunakan importance performance analysis dan customer satisfaction index. 4.6.1 Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif menurut Husein Umar 2003 bertujuan untuk menggambarkan sesuatu sifat yang sedang berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab yang ada dari gejala tertentu. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan dari karakteristik umum konsumen Tahu Djadi Sari berdasakan fakta yang terjadi. Analisis deskriptif dilakukan dengan melihat hasil kuesioner yang disebar kepada responden. Analisis proses keputusan pembelian oleh konsumen juga dilakukan dengan analisis deskriftif melalui atribut-atribut yang tersedia dalam kuesioner. Hasil yang diperoleh memberikan alternatif bauran pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk lebih berkembang. 4.6.2
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner yang telah dipersiapkan kemungkinan akan mengasilkan data
yang tidak berguna atau tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Kuesioner harus dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dahulu agar hasil yang diinginkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berikut ini merupakan pembahasan dari konsep uji validitas dan uji reliabilitas. 4.6.2.1 Uji Validitas Menurut Umar (2003) bahwa uji validitas digunakan untuk menyatakan sejauh mana data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas yang rendah dapat disebabkan oleh keadaan responden dan pewawancara. Bila sewaktu menjawab kuesioner ternyata responden merasa tertekan, takut dan cemas maka kemungkinan reponden akan memberikan jawaban yang tidak benar. Begitu juga saat pewawancara kurang memperhatikan
38
responden saat menjawab atau pewawancara tidak mengikuti petunjuk kuesioner dengan baik maka akan mengurangi validitas. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16,0. Atribut-atribut dikatakan valid atau tidak dapat dilihat dari nilai Corrected ItemTotal Correlation. Menurut Nugroho (2005), bila Corrected Item-Total Correlation > 0,3 maka atribut dikatakan valid sedangkan saat Corrected ItemTotal Correlation < 0,3 maka atribut dikatakan tidak valid. Atribut yang tidak valid harus dihilangkan pada saat pengambilan data penelitian dan tidak bisa dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian. 4.6.2.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulangkali. Ada banyak teknik untuk mengukur reliabilitas, dalam Umar (2003) dipaparkan enam teknik pengukuran reliabilitas: 1. teknik Test-Retest 2. teknik Spearman-Brown 3. teknik K-R 20 4. teknik K-R 21 5. teknik Cronbach 6. teknik Obsevasi Dala penelitian ini pengukuran reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronbach. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan software SPSS 16,0 dan reliabilitas atribut dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Reliability Statistic. Nilai Alpha menunjukkan reliabel atau tidaknya masingmasing atribut. Indikator reliabilitas atribut-atribut adalah sebagai berikut (Nugroho 2005): a. Alpha 0,00-0,20 = tidak reliabel b. Alpha 0,21-0,50 = kurang reliabel c. Alpha 0,51-0,60 = cukup reliabel d. Alpha 0,61-0,80 = reliabel e. Alpha 0,81-1,00 = sangat reliabel.
39
Jika tidak reliabel maka atribut yang memiliki nilai Cronbachβs Alpha if Item Deleted terbesar harus dihilangkan dan tidak dinyatakan pada responden saat pengambilan data dalam penelitian. 4.6.3
Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index Tingkat kepuasan konsumen dapat dianalisis dengan beberapa alat analisis
yaitu Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), Structural Equation Modeling (SEM), Customer Loyalty Index (CLI). Dalam penelitian ini tidak menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan Customer Loyalty Index (CLI) karena ruang lingkup terbatas pada kajian kepuasan, tidak seperti CLI yang membahas secara mendalam tentang loyalitas konsumen dan penggunaan SEM membutuhkan responden β₯ 100 orang sementara penelitian ini hanya menggunakan 50 responden. 4.6.3.1 Importance Performance Analysis (IPA) Pengukuran terhadap kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan Importance Performance Analysis (IPA). Pengukuran kepuasan dengan Importance Performance Analysis (IPA) dikembangkan oleh Martilla dan James (1997). Importance Performance Analysis (IPA) menggambarkan rata-rata dari tingkat kepentingan dan kinerja dari suatu produk yang dituangkan dalam sebuah diagram yang menunjukkan kombinasi atribut-atribut dan berdampak pada kepuasan
konsumen.
IPA
menggambarkan
tingkat
kepentingan
bukan
menunjukkan harapan konsumen terhadap kinerja yang dirasakan. Rangkuti (2006) menyatakan bahwa istilah expectation diganti dengan istilah importance atau tingkat kepentingan berdasarkan persepsi konsumen. Konsep harapan menjadi tidak jelas dan kurang berkaitan dengan tujuan perusahaan karena perusahan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Konsep IPA menggambarkan tingkat kinerja yang menunjukkan atribut aktual yang dirasakan oleh konsumen. Serta tingkat kepentingan atribut yang menunjukkan seberapa penting atribut tersebut bagi konsumen. Penilaian tingkat kinerja dan tingkat kepentingan konsumen digunakan skor yang ditunjukkan pada Tabel 7.
40
Tabel 7. Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan Skor
Kinerja
Kepentingan
Skor 1
Sangat Tidak Baik
Sangat Tidak Penting
Skor 2
Tidak Baik
Tidak Penting
Skor 3
Cukup Baik
Cukup Penting
Skor 4
Baik
Penting
Skor 5
Sangat Baik
Sangat Penting
Sumber : Supranto (1997)
Menurut Supranto (1997) menyatakan total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor penilaian yang diberikan oleh responden. Kemudian hasil perhitungan tersebut digambar dalam diagram IPA. Atribut-atribut tersebut diposisikan berdasarkan skor rata-rata dimana skor rata-rata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X. Sedangkan atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan (Y). Adapun rumus yang dipakai adalah :
π=
π π=1 X π
π=
n
π π=1 Y π
n
Keterangan : X = Skor rata-rata tingkat kinerja Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden Diagram IPA merupakan suatu ruang yang dibagi atas empat bagian dan masing-masing bagian dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (a,b). Titik tersebut diperoleh dari rumus :
a=
Xi k
b=
Yi k
Keterangan : a = Batas sumbu X (tingkat kinerja) b = Batas sumbu Y (tingkat kepentingan) k = Banyaknya atribut yang diteliti
41
Hubungan antara tingkat kinerja (X) dan kepentingan (Y) yang diperoleh dari responden dapat diinterpretasikan oleh diagram Importance Performance Analysis yang ditunjukkan pada gambar 3.
Penting
I
II
Prioritas Utama
Pertahankan Prestasi
III
IV
Kepentingan
Kurang
Prioritas Rendah
Berlebihan
Penting
Kurang Baik
Kinerja
Baik
Gambar 3. Diagram Importance and Performance Analysis Sumber : Rangkuti (2006)
Masing-masing kuadran pada gambar menunukkan suatu keadaan yang berbeda, yaitu: 1. Kuadran I (Prioritas Utama) Kuadran I membuat atribut-atribut yang dianggap penting namun kinerja atribut yang dirasakan masih rendah. Kuadran ini menunjukkan tingkat kepuasan konsumen masih rendah sehingga prioritas utama bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dari atribut produknya. 2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Kuadran II membuat atribut yang dianggap penting dan kinerja atribut sesuai dengan yang dirasakan konsumen. Kuadran ini menunjukkan tingkat kepuasan konsumen relatif tinggi sehingga perusahaan perlu mempertahankan prestasi dari atribut produknya. 3. Kuadran III (Prioritas Rendah) Kuadran III membuat atribut yang kurang penting dengan pelaksanaan yang tidak baik. Kuadran ini menunjukkan bahwa perlu memperhatikan atribut-
42
atribut yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan perlu untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 4. Kuadran IV (Berlebihan) Kuadran IV membuat atribut yang dianggap kurang penting pengaruhya bagi kepuasan kosumen namun kinerjanya dinilai berlebihan. Perusahaan perlu mengurangi atribut yang tidak terlalu berpengaruh sehingga akan menghemat biaya. 4.6.3.2 Customer Satisfaction Index (CSI) Menurut Irawan (2003) bahwa metode Customer Satisfaction Index merupakan metode untuk menentukan tingkat kepuasan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur. Menurut Stratford (2004) dalam Putri (2009), metode pengukuran CSI meliputi tahapan sebagai berikut: 1. Menetukan Mean Importance Score (MIS), nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan tiap responden. MIS =
π π=1
ππ
π
Keterangan : n = Jumlah responden Yπ = Nilai kepentingan atribut Y ke-i 2. Membuat Weight Factors (WF) yaitu fungsi dari Mean Importance Score (MIS) atau nilai dari rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) per atribut teradap total MIS seluruh atribut yang diuji. Dimana p merupakan atribut kepentingan ke-p. WF =
ππΌπ π π π=1
ππΌπ π
x 100%
3. Membuat Weight Score (WS) yaitu perkalian antara Weight Factor (WF) dengan rata-rata tingkat kepuasan atau Mean Satisfaction Score (MSS). WS = MSS x WF 4. Membuat Weight Average Total (WAT) yaitu fungsi dari total Weight Score (WS) atribut ke-1 (Ξ±1) hingga atribut ke-n (Ξ±n).
43
WAT = WS Ξ±1 + WS Ξ±2 +β¦+ WS Ξ±n 5. Selanjutnya menghitung Customer Satisfactin Index yaitu jumlah Weight Average (WA) dibagi dengan Highest Scale (HS) atau yang dinyatakan dalam bentuk persen. Skala maksimum diperoleh dari ukuran skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka penelitian ini menggunakan skala yang maksimum lima.
CSI = Indeks
kepuasan
pelanggan
ππ΄ π»π
x 100%
menggunakan
rentang
skala
untuk
menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk. Rentang skala kepuasan pelanggan berkisar antara 0 β 100 persen. Rumus rentang skala yang digunakan adalah sebagai berikut : RS =
(π βπ) π
Keterangan : RS = rentang skala m = skor tertinggi n
= skor terendah
b
= jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima)
Tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen berdasarkan panduan survei kepuasan pelanggan pada tabel 8.
Tabel 8. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index Angka Indeks
Interpretasi
0,00 - 0,35
Sangat tidak puas
0,36 - 0,50
Tidak puas
0,51 - 0,65
Cukup puas
0,66 - 0,80
Puas
0,81 - 1,00
Sangat puas
Sumber : Santoso (2006) dalam Sianturi (2010)
44
4.7 Defenisi Operasional 1. Konsumen adalah orang yang melakukan pembelian tahu di industri tahu Djadi Sari. 2. Responden adalah konsumen tahu Djadi Sari yang sudah berusia sama dengan atau lebih dari 17 tahun dimana konsumen sedang melakukan pembelian dan bersedia mengisi kuesioner. 3. Atribut produk adalah variabel yang melekat pada produk sehingga dapat menunjukkan keunikan produk seperti rasa, aroma, harga, kemasan dan lainnya. 4. Rasa tahu adalah karakteristik tahu yang dirasakan oleh indera pengecap berupa rasa asam dan hambar yang dipersepsikan konsumen. 5. Harga adalah nilai uang yang dikeluarkan responden untuk mendapatkan manfaat dari tahu Djadi Sari. 6. Bentuk tahu yaitu rupa tahu yang dapat dilihat secara langsung seperti kotak, kotak tidak besudut, kotak kecil dan besar. 7. Warna adalah atribut yang dapat dilihat oleh indera penglihatan sehingga menimbulkan ketertarikan. 8. Volume adalah bobot tahu yang menggambarkan kesesuaian dengan harga dan kebutuhan responden. 9. Kemasan adalah bentuk penutup yang dimiliki tahu yang berfungsi sebagai pelindung dan menjadi pembanding dengan produk yang lainnya. 10. Merek adalah nama, simbol, tanda, desain, atau kombinasi semua yang digunakan
untuk
mengidentifikasi
produk
sehingga
dapat
dijadikan
pembanding bagi konsumen dan image bagi perusahaan. 11. Label adalah informasi yang tersedia berupa tanggal produksi, komposisi, kadarluarsa, izin BPOM, label halal, dan manfaat khusus dari tahu. 12. Iklan atau promosi adalah serangkaian cara dan media yang digunakan untuk mengenalkan dan memasarkan tahu Djadi Sari agar konsumen tertarik untuk membeli. 13. Manfaat adalah nilai yang diperoleh responden setelah mengonsumsi tahu dengan biaya yang telah dikeluarkan.
45