64
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1.
Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini
adalah metode
sensus,
menurut Arikunto (1996:115) populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannya merupakan populasi studi atau juga disebut populasi studi sensus. Dalam penelitian ini, Penulis melakukan sensus terhadap sumberdaya manusia sebagai karyawan di PT Primarajuli Sukses Tangerang. Objek yang diteliti adalah motivasi kerja baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik dan kinerja kerja karyawan PT Primarajuli Sukses Tangerang.
4.2.
Variabel dan Operasionalisasinya.
4.2.1. Definisi Variabel Menurut Sugiyono (2004:31), variabel penelitian pada dasarnya adalah merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan judul yang telah ditetapkan penulis yaitu ”Hubungan Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja
Karyawan
65
Bagian
Produksi Spinning PT Primarajuli Sukses Tangerang”, maka
penulis menetapkan variabel penelitian sebagai berikut : -
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah : variabel motivasi intrinsik ( X1 ), dan variabel motivasi ekstrinsik (X2).
-
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah Kinerja kerja karyawan.
4.2.2. Operasionalisasi Variabel Definisi operasional variabel adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operational variable berisikan indikator-indikator dari suatu variabel, yang memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang relevan untuk variable tersebut. Dalam penelitian ini. Operational variable adalah sebagai berikut : 4.2.2.1. Motivasi Intrinsik yang diukur Motivasi Instrinsik yang dijadikan sebagai instrument penelitian adalah : Tabel 4.1 Instrument Penelitian Motivasi Intrinsik Variabel
Konsep Teori Menurut Herzberg faktor
MOTIVASI INTRINSIK
motivation/intrinsic factor merupakan faktor yang mendorong semangat guna
Indikator 1. Prestasi/Keberhasilan (achievement)
No. Item Kuesioner 1,2
2. Pengakuan orang lain (recognition)
3,4
3. Pekerjaan itu sendiri
5,6
66
mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan terhadap kebutuhan tingkat tinggi (faktor motivasi) lebih memungkinkan seseorang
(the work it self) 4. Tanggung jawab (responsible)
7,8
5. Pengembangan (advancement )
9,10
untuk berforma tinggi daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah (hygienis).Leidecker dan Hall (dalam Timpe, 1999 : 13). Sumber : Diadaptasi dari Leidecker dan Hall (dalam Timpe, 1999 : 13) 4.2.2.2. Motivasi Ekstrinsik yang diukur Motivasi Ekstrinsik yang dijadikan sebagai instrument penelitian adalah : Tabel 4.2 Instrument Penelitian Motivasi Ekstrinsik Variabel
Konsep Teori Menurut Herzberg faktor hygienis/extrinsic factor tidak
Indikator 1.Kebijakan Perusahaan
No. Item Kuesioner 11,12
2. Supervisi
13
3. Gaji/Upah
14,15
4. Hubungan kerja
16,17
akan mendorong minat para pegawai untuk berforma baik, tetapi jika faktor-faktor ini MOTIVASI EKSTRINSIK
dianggap tidak dapat
5. Kondisi kerja
memuaskan dalam berbagai hal dapat menjadi sumber ketidakpuasan potensial (Cushway & Lodge, 1995 : 139). Sumber : Diadaptasi dari (Cushway & Lodge, 1995 : 139), dan sumber lain yang relevan
18
67
4.2.2.3. Kinerja yang diukur Kinerja yang dijadikan sebagai instrument penelitian adalah : Tabel 4.3 Instrument Penelitian Kinerja Variabel
Konsep Teori
Indikator
Maier (dalam As'ad, 1998)
1. Kualitas kerja,
menyatakan pada umumnya
2. Kuantitas hasil kerja
kinerja diberi batasan sebagai
3. Tanggung jawab
kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. KINERJA
No. Item Kuesioner 19
21,22
terhadap pekerjaan, 4. Kerjasama
Yang dimaksud kinerja adalah
dengan
23
rekan kerja,
hasil yang dicapai oleh
5. Kecelakaan kerja
24
seseorang menurut ukuran
6.
25
yang berlaku untuk pekerjaan
Ketepatan dalam pekerjaan
yang bersangkutan. Sumber : Diadaptasi dari Maier (dalam As'ad, 1998) dan sumber lain yang relevan
4.3.
20
Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004:8990). Maka untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang akan diambil, dikatakan bahwa : ”sebuah sampel yang diambil dari populasi haruslah benarbenar representatif atau mewakili” (Sugiyono, 2004:72-73).
68
4.4.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik Pengambilan Sampel dilakukan dengan metode Sampling
jenuh, yakni populasi yang akan diamati digunakan sebagai sampel dalam Sugiyono (2007:61). Karena dalam penelitian ini jumlah karyawan bagian spinning di PT Primarajuli Sukses Tangerang sebanyak 70 orang, dan penelitian ini dilakukan dengan sensus (tidak dengan sampel) dengan alasan jumlah populasi yang relatif sedikit.
4.5.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang diperoleh oleh penulis meliputi :
1. Riset Lapangan (Field Research), Penelitian lapangan dilakukan melalui : a. Wawancara,
yaitu
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu secara tertulis maupun lisan mengenai masalah-masalah yang akan diteliti yakni hal-hal yang berhubungan dengan faktor intrinsik dan ekstrinsik dengan kinerja karyawan bagian spinning PT Primarajuli Sukses Tangerang. b. Kuisioner, yaitu seperangkat pertanyaan yang diberikan penulis secara langsung kepada karyawan berdasarkan indikator-indikator motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan indikator kinerja karyawan Bagian spinning PT Primarajuli Sukses Tangerang. 2.
Riset Kepustakaan (Library Research), upaya untuk memperoleh data yang dilakukan oleh perusahaan melalui buku-buku sebagai landasan teori dalam penelitian, dokumen-dokumen perusahaan, maupun gambaran
69
umum PT Primarajuli Sukses Tangerang. Sedangkan data-data yang dikumpulkan bersumber pada : 1.Data Primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari objek penelitian, adapun data tersebut diperoleh dengan cara memantau langsung terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan, seperti : wawancara dan menyebarkan kuisioner. 2. Data Sekunder, yaitu data-data yang didapatkan dari buku-buku, serta catatan kuliah yang dipergunakan sebagai landasan teori yang berkaitan dengan teori motivasi.
4.5.1. Instrumen Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian berupa kuesioner. Kuesioner yang digunakan berisi beberapa butir pertanyaan mengenai motivasi Intrinsik, motivasi ekstrinsik dan kinerja kerja karyawan PT Primarajuli Sukses Tangerang. Kegiatan yang dilakukan dalam mendesain angket penelitian adalah menentukan skala pengukuran terhadap variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian, yang harus disesuaikan dengan cara analisa yang digunakan. Dalam penelitian skala yang digunakan adalah skala Likert. Tipe skala ini biasa digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Menurut Supranto (1997: 115), skala Likert merupakan salah satu alat pengukuran yang sering digunakan untuk mengukur atribut-atribut objek penelitian yang sifatnya kualitatif. Dengan skala Likert maka variabel dijabarkan ke dalam indikator-indikator, kemudian disusun
70
item-item
instrumen yang bisa berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban
(isian) setiap item instrumen memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk kepentingan analisis kuantitatif, maka jawaban gradasi kualitatif tersebut dikonversikan ke dalam skor angka. Skala ini terdiri dari 5 butir kategori, yaitu : Sangat setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak setuju dan Sangat Tidak Setuju. Adapun bobot penilaiannya adalah sebagai berikut : Sangat Setuju
diberi skor 5
Setuju
diberi skor 4
Ragu-ragu
diberi skor 3
Tidak Setuju
diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju
diberi skor 1
Jawaban
yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap
responden guna dijadikan skor penilaian terhadap variabel-variabel yang diteliti.
4.5.2. Uji Validitas Instrumen Istilah valid atau validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan alat ukur dalam
melakukan fungsi
ukurnya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrument kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuisioner benarbenar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang diteliti. Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan
71
untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Cara yang dilakukan adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment (Sugiyono, 2004).
r xy = koefisien korelasi Product Moment Pearson n
= Jumlah sampel yang akan diteliti
X
= variabel bebas
Y
= variabel tidak bebas
Lebih lanjut, Sugiyono (2004), menyatakan biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r > 0,3. Jadi apabila korelasi antara butir- butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Apabila nilai rxy < rtabel maka item pertanyaan tersebut tidak valid, sedangkan jika rxy ≥rtabel maka item pertanyaan tersebut valid. Pedoman Interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2007) adalah : 0,00-0,199
= Sangat rendah
72
0,20-0,399
= Rendah
0,40-0,599
= Cukup
0,60-0,799
= Kuat
0,80-1,000
= Sangat kuat
4.5.3. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berasal dari kata rely dan ability. Reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperolah hasil yang relative sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik. Sebaliknya, apabila diperoleh suatu hasil yang berbeda-beda dengan subjek yang sama, maka dikatakan inkonsistensi. Suatu alat ukur yang reliable adalah alat ukur yang mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi, secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas (cronbach alpha) yang berkisar antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliable alat ukur tersebut. Rumus Cronbach ( alpha ) : 2 item N 1 2 N 1 total
73
Keterangan;
α= Cronbach’s Alpha/ Reliabilitas kuesioner N = banyaknya pertanyaan δ2item = variance dari pertanyaan δ2total = variance dari skor
4.6.
Rancangan Uji Hipotesis Hipotesis adalah suatu dugaan yang belum tentu kebenarannya dan
untuk mengetahuinya perlu diadakan suatu pengujian hipotesis dengan formulasi hipotesis sebagai berikut : 4.6.1. Formulasi hipotesis 1 dan 2 dengan menggunakan analisa regresi Linear berganda. Analisis
regresi
linear
berganda
digunakan
untuk
mengetahui
hubungan/pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan kinerja karyawan bagian Spinning PT Primarajuli Sukses Untuk menentukan persamaan linier menggunakan program komputerisasi yaitu SPSS 17. Model statistik yang akan digunakan adalah regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + b1 x1 + b2 x2 Y = Variabel Terikat, X1 = Motivasi Intrinsik, X2 = Motivasi Ekstrinsik, a = Konstanta, b = Koefisien
74
Hipotesis 1 : Ho : b1 =0 H1 : b1 >0 Kriteria keputusan: Thitung >t tabel, Ho ditolak, H1 diterima. Ada pengaruh positif signifikan motivasi intrinsik dengan kinerja kerja Thitung
0 Uji signifikansi : Pengujian dengan t hitung adalah sebagai berikut : T hitung =
βi Se (βi)
Dimana Se (βi) adalah standar error parameter dugaaan βi Kriteria keputusan : Thitung>t tabel, Ho ditolak, H1 diterima. Ada pengaruh positif signifikan motivasi ekstrinsik dengan kinerja kerja Thitung
75
Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai t-hitung adalah sebagai berikut :
dengan dk = n - 2 t = Nilai thitung r = Nilai korelasi n = Jumlah sampel Setelah didapatkan nilai thitung melalui rumus diatas, maka untuk Untuk mengetahui t tabel digunakan ketentuan n-2 pada level of significance (α) sebesar 5% (tingkat kesalahan 5% atau 0,05) atau taraf keyakinan 95% atau 0,95. Jadi
apabila
tingkat
kesalahan
suatu
variabel
lebih
dari
5% berarti
variabel tersebut tidak signifikan. 4.6.2. Formulasi hipotesis motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik secara bersama-sama dengan kinerja kerja (hipotesis 3) Hipotesis 3 : Ho : R²=0 H1 : R²>0 uji signifikansi : Uji hipotesis dengan F test digunakan untuk menguji hubungan dua variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat. Rumusnya adalah
76
sebagai berikut :
Setelah didapatkan nilai Fhitung melalui rumus diatas, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut: • Jika F hitung ≥F tabel dan Sig (p) < 0,05 : H0 ditolak, dan H1 diterima (Terdapat pengaruh) • Jika F hitung ≥F tabel dan Sig (p) > 0,05 : H0 diterima, H1 ditolak (Tidak terdapat pengaruh) Untuk mengetahui nilai F tabel digunakan derajat kebebasan (df ) = n- k - 1 pada level of significance (a) sebesar 5% (tingkat kesalahan 5% atau 0,05) atau taraf keyakinan 95% atau 0,95. Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari 5% berarti variabel tersebut tidak signifikan. Untuk menghasilkan derajat ketepatan terhadap pengujian dan analisis data maka penulis menggunakan alat bantu SPSS (Software Statistic Product Service Solution) versi 17.00. Untuk
mengukur
seberapa
besar
variabel-variabel
bebas
dapat
menjelaskan variabel terikat, digunakan koefisien determinasi (R2).
(ryx 1)2 (ryx 2 ) 2 2.(ryx1).(ryx 2 ).(rx1x 2 ) 2 R 1 (rx1x 2 )2 Koefisien ini menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel terikat
77
yang dijelaskan oleh model regresi. Nilai R2 berada pada interval 0 ≤R2 ≤1. Secara logika, makin baik estimasi model dalam menggambarkan data, maka makin dekat nilai R2 ke nilai 1 (satu), sehingga semakin besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.