BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis/Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti. (Kountur, 2007 : 108-109) Penelitian deskriptif Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu, (2) menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu persatu, dan (3) variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan (treatment). Pada umumnya penelitian deskriptif menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data melalui survei mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) informasi diperoleh dari sekumpulan orang; (2) informasi yang diperoleh dari sekumpulan orang tersebut merupakan sampel, dan (3) informasi diperoleh melalui bertanya dan beberapa pertanyaan. Penelitian ini bersifat survei, yaitu: cross-sectional survey. Cross-sectional survey adalah metode pengumpulan data (yang juga merupakan salah satu metode penelitian deskriptif) di mana informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu.Yang dimaksud pengumpulan data pada satu saat bukan hanya pada suatu hari saja, namun bisa dilakukan dalam beberapa hari atau bahkan beberapa minggu oleh karena situasi misalnya masalah transportasi atau kesediaan
56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
responden dan bukan disengaja untuk mengumpulkan data pada waktu-waktu yang berbeda. (Kountur, 2007 : 108-109). 4.2 Variabel Penelitian Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang menjadi sebab atau merubah/mempengaruhi variabel lain (variabel dependent). Juga sering disebut dengan variabel bebas, predictor, stimulus, eksogen atau antecendent. Sedangkan variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas) (Syofian Siregar, 2013 : 10). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu: a) Variabel bebas yaitu Peran Kepemimpinan (X1) b) Variabel bebas yaitu Disiplin (X2) c) Variabel bebas yaitu Motivasi kerja (X3) d) Variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai (Y) 4.3 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 4.3.1 Definisi Konseptual Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam mengoperasionalkannya di lapangan. Untuk memahami dan memudahkan dalam menafsirkan banyak teori yang ada dalam penelitian ini, maka akan ditentukan beberapa definisi konseptual yang berhubungan dengan yang akan diteliti, antara lain:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
a. Peran Kepemimpinan Menurut Gary Yukl (2010 : 3) definisi kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan didalam kelompok atau organisasi. Adapun indikator dari peran kepemimpinan pada penelitian ini adalah berdasarkan teori Ralph (2009 : 342) , yaitu: Autocratic, Consultative, Facilitative, Delegative, Initiating Structure, Consideration, Transactional dan Transformational. b. Disiplin kerja Menurut Rivai (2006 : 444) Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Adapun indikator dari disiplin kerja pada penelitian ini adalah berdasarkan teori Veithzal Rivai (2011 : 444), yaitu : Frekuensi kehadiran, Ketaatan pada standar kerja, Ketaatan pada peraturan dan Etika kerja. c. Motivasi kerja Menurut Robbins dan Coulter (2007 : 214) Motivasi adalah kesediaan melakukan yang terbaik untuk mencapai sasaran organisasi, dan untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu
yang kompleks. Motivasi akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Adapun indikator dari motivasi kerja pada penelitian ini adalah berdasarkan teori Robbins dan Coulter (2007 : 427-428), yaitu : Pengawasan, Kebijakan perusahaan, Hubungan dengan pengawas, Kondisi kerja, Gaji/upah, Hubungan dengan rekan dan Kehidupan pribadi. d. Kinerja karyawan. Mathis & Jackson (2006 : 65) Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Adapun indikator dari kinerja pada penelitian ini adalah berdasarkan teori Mitchel dalam Sedarmayanti (2009 : 319), yaitu : Quality of
Work
(Kualitas Kerja) , Promptness (Ketepatan Waktu), Initiative (Inisiatif), Capability (Kemampuan) dan Communication (Komunikasi). 4.3.2 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional berisikan indikator-indikator dari suatu variabel, yang memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang relevan untuk variabel tcrsebut. Variabel-variabel tersebut terukur dalam skala pengukuran ordinal, yaitu skala dengan urutan bertingkat. Semakin tinggi nilai variabel itu berarti semakin tinggi pengaruhnya. Nilai skala bertingkat tersebut adalah sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
Sangat Tidak Setuju dengan nilai 1 Tidak Setuju dengan nilai 2 Ragu-ragu dengan nilai 3 Setuju dengan nilai 4 Sangat Setuju dengan nilai 5 Rincian variabel, dimensi dan masing-masing indikator serta skala ukuran dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Indikator Variabel Peran Kepemimpinan Variabel
Dimensi
Peran Kepemimpinan (X1) (Ralph, 2009 : 342)
Autocratic
Consultative
Facilitative
Delegative
Initiating Structure
Indikator-Indikator Pemimpin membuat keputusan sendiri tanpa perlu meminta pendapat dari pengikutnya. Pemimpin akan meminta pendapat atau saran dari pengikut, namun akan mengambil keputusan sendiri. Pemimpin dan para Pegawai membahas persoalan yang dihadapi dan membuat keputusan bersama; Pemimpin bertindak sebagai fasilitator, Pemimpin tidak memiliki kelebihan dalam membuat keputusan. Pemimpin mendelegasikan kepada para Pegawai yang mampu dan dapat dipercaya sebagian dari kewenangannya. Pemimpin secara aktif mengarahkan dan mengawasi kegiatan Pegawai; merencanakan; berbagi gagasan baru; menekankan pentingnya memenuhi jadwal; menjelaskan standar unjuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
61
Tabel 4.1 (Lanjutan) Variabel
Dimensi
Consideration
Transactional
Transformatio nal
Indikator-Indikator kerja; meminta para Pegawai untuk melakukan kegiatan sesuai prosedur formal, dan menegur Pegawai hasil kerjanya tidak memenuhi sasaran. Pemimpin sehari-harinya menciptakan iklim kerja yang nyaman dan hubungan kerja yang bersifat saling percaya, adanya komunikaasi timbal balik, menghargai pendapat dan saran para Pegawai, serta mempertimbangkan perasaan Pegawai. Pemimpin fokus pada penjelasan apa peranan Pegawai dan apa keperluan untuk melakukan tugasnya, memberikan kepada Pegawai dengan penghargaan atau denda tergantung dari unjuk kerjanya. Pemimpin mampu memberikan ilham dan motivasi untuk meraih sasaran yang lebih tinggi dari yang diharapkan; memperlihatkan kemauannya dengan mencontohkan selfsacrifice; memberikan perhatian secara pribadi untuk menciptakan iklim saling percaya dan respek; kesetiaan, kebanggaan, mampu menterjemahkan visi untuk dimengerti oleh Pegawai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
62
Tabel 4.2 Indikator Variabel Disiplin Kerja Variabel Disiplin Kerja (X2) (Veithzal Rivai, 2011:444)
Dimensi
Indikator-Indikator
Frekuensi kehadiran
Absensi Kehadiran Ketaatan pada standar Bekerja sesuai jam kerja kerja Waktu penyelesaian pekerjaan Ketaatan pada Ketaatan pada peraturan peraturan Pemberian hukuman dan sanksi Etika kerja Pembinaan etika kerja Perilaku dalam bekerja
Skala Ordinal Ordinal
Ordinal
Ordinal
Tabel 4.3 Indikator Variabel Motivasi kerja Variabel Motivasi Kerja (X3) (Robbins dan Coulter, 2007:427-428)
Dimensi
Indikator-Indikator
Teguran atasan yang membuat malas bekerja Pemberian kepercayaan penuh dari atasan atas pekerjaan. Kebijakan Peraturan perusahaan perusahaan yang mendukung pegawai dalam bekerja. Motivasi pekerjaan dengan tanggung jawab yang lebih besar. Hubungan dengan Pemberian perhatian dan pengawas bantuan yang sama besarnya kepada semua pegawai. Hubungan kekeluargaan yang harmonis dengan atasan. Kondisi kerja Lingkungan kerja yang nyaman.
Skala
Pengawasan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
63
Tabel 4.3 (Lanjutan) Variabel
Dimensi
Indikator-Indikator
Tanggung jawab pekerjaan untuk memperoleh hasil yang baik. Tanggung jawab Pekerjaan yang monoton. Gaji/upah Peningkatan upah/gaji dalam rangka meningkatkan semangat kerja. Kesesuain tunjangan dengan tanggungan keluarga. Program simpanan pegawai. Hubungan dengan Kerjasama yang baik rekan antar Pegawai dalam meningkatkan motivasi kerja saya. Komunikasi yang baik dengan rekan kerja dalam meningkatkan semangat bekerja. Kehidupan pribadi Dukungan keluarga dan orang terdekat dalam meningkatkan semangat bekerja. Kebutuhan rekreasi dalam meningkatkan motivasi kerja.
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Tabel 4.4 Indikator Variabel Kinerja Pegawai Variabel
Dimensi
Kinerja Pegawai (Y) Quality of Work (Kualitas Kerja) (Mitchel dalam Sedarmayanti, 2009 : 319)
Indikator-Indikator Hasil kerja pegawai memiliki tingkat daya guna dan hasil guna yang memadai Volume kerja yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Skala Ordinal Ordinal
64
Tabel 4.3 (Lanjutan) Variabel
Dimensi
Promptness (Ketepatan Waktu) Initiative (Inisiatif)
Capability (Kemampuan)
Communication (Komunikasi)
Indikator-Indikator dihasilkan dalam kondisi yang sesuai dengan batas waktu dan jadwal yang telah ditentukan. Ketaatan pada peraturan dan waktu kehadiran. Ketepatan waktu dan kehadiran. Inisiatif Pegawai dalam mengambil keputusan, seperti apakah acuh tak acuh atau mendukungdalam setiap pengambilan keputusan. Inisiatif Pegawai dalam memberi saran yang bermanfaat. Kesungguhan Pegawai dalam melaksanakan tugas atau perintah atasan. Keterampilan dan kecakapan pegawai dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan Dapat bekerjasama dengan sesama karyawan. Dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien.
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Sumber : Berbagai pustaka (2017)
4.4 Populasi Dan Sampel Penelitian 4.4.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Populasi penelitian adalah seluruh Pegawai Sekretariat Daerah Kota Serang - Banten yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
berjumlah 144 orang. Sampel terdiri atas subyek penelitian (responden) yang menjadi sumber data yang terpilih dari hasil pekerjaan teknik penyampelan (teknik sampling). Teknik sampling untuk memperoleh responden atau sumber data yang representatif dalam penelitian terdapat beberapa teknik diantaranya yaitu probability sampling dan non probability sampling. Adapun data pegawai Sekretariat Daerah
Kota Serang sebagai berikut: Tabel 4.5 Jumlah Pegawai Kantor Sekretariat Daerah Kota Serang No 1 2 3 4
Nama Unit Kerja Jumlah Staf Asisten Daerah 3 Kepala Bagian 10 Kepala Sub Bagian 30 Staf Pelaksana 101 Total 144 Sumber: Data Kepegawaian Kantor Setda Kota Serang (2014)
4.4.2
Sampel Penelitian Sampel menurut Sugiyono (2013:116) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, simpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Metode pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah Probability Sampling Design yaitu penarikan sampel yang didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
maka untuk menjadi sampel, unit populasi harus di random atau acak (Bungin, 2009:106). Besarnya sampel yang digunakan mengacu pada rumus dari Slovin yaitu:
n
N 1 Ne 2
Dengan keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = standard error atau kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi, misalnya 10%.
Jumlah populasi yang disesuaikan dengan batasan sampel tersebut dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10%, maka dengan menggunakan rumus Slovin di atas diperoleh sampel sebesar : n
=
144 1 + 144 (0.1)²
=
144 2,44
=
59,017
= (60)
Hasil penghitungan di atas, maka penulis memutuskan untuk mengambil sampel sebanyak 60 pegawai di kantor Sekretariat Daerah Kota Serang. Pengambilan sampel berdasarkan teknik stratified random sampling, merupakan teknik menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional Adapun rincian
dalam menentukan jumlah penyebaran sampel berdasarkan Unit Kerja sebagai berikut: Tabel 4.6 Populasi dan Sampel Pegawai Sekretariat Daerah Kota Serang No 1 2 3 4
Nama Unit Kerja Asisten Daerah Kepala Bagian Kepala Sub Bagian Staf Pelaksana Jumlah Sumber: Hasil olah data (2017)
Populasi 3 10 30 101 144
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sampel 1 4 13 42 60
67
Rumus yang digunakan dalam menentukan jumlah sampel masing – masing unit kerja adalah sebagai berikut : n
=
Jumlah Populasi per Unit Kerja Jumlah Populasi
X Jumlah Sampel hasil rumus Slovin
Keterangan: n = Ukuran Sampel Perhitungan menggunakan rumus di atas diperoleh jumlah sampel untuk masing-masing unit kerja sebesar: a. Unit kerja Asisten Daerah n
=
3 144
X 60
=
1,25 = 1
=
4,17 = 4
=
12,5 = 13
=
42,08 = 42
b. Unit kerja Kepala Bagian n
=
10 144
X 60
c. Unit kerja Kepala Sub Bagian n
=
30 144
X 60
d. Unit kerja Staf Pelaksana n
=
101 144
X 60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
4.5 Jenis Dan Sumber Data Sumber –sumber data dalam penelitian ini adalah: 1) Data Primer Adalah data asli yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Jenis data ini diperoleh secara langsung dari sumbernya, yaitu Sekretariat Daerah Kota Serang. 2) Data sekunder Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, melalui dokumen-dokumen atau catatan tertulis. Data sekunder cenderung siap “pakai”, artinya siap diolah dan dianalisis oleh pelaku peneliti. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui literature-literatur, jurnal-jurnal, penelitian terdahulu, dokumen yang diperoleh dari organisasi yang berhubungan dengan penelitian ini. 3) Sumber Data Data yang diperoleh untuk penelitian ini diperoleh secara langsung dari hasil jawaban kuesioner yang disebarkan kepada Pegawai Sekretariat Daerah Kota Serang. 4.6 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data Primer dan data Sekunder maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
1) Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikatorindikator dari variabel penelitian yang harus direspon oleh responden. Teknik ini dipilih semata-mata karena responen atau subyek adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan interpretasi subyek tentang pertanyaan / pernyataan yang diajukan kepada subyek adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam untuk dijadikan sampel dalam perumusan data penelitian. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui secara pasti data atau informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan tersebut diukur. Dekomposisi variabel penelitian menjadi salah satu dimensi dan butir penelitian dengan hatihati. Berkaitan dengan model kuesioner penelitian, jenis pertanyaan dalam kuesioner dibagi menjadi dua yakni pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Kadangkala pertanyaan yang disajikan dalam bentuk kuesioner secara terbuka sekaligus tertutup. 2) Dokumentasi
dengan
mengumpulkan
berbagi
informasi
yang
berhubungan dengan objek penelitian yang diperoleh dari Pegawai Sekretariat Daerah Kota Serang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
4.7 Metode Analisa Data Dalam penelitian ini, data diolah dengan menggunakan metode statistic melalui SPSS 22.0 for Windows.Statistik nonparametris digunakan terutama karena menganalisis data nominal, ordinal, dan populasi yang bebas distribusi (tidak berdistribusi normal). Analisis dilakukan dengan metode berikut ini. 4.7.1 Statistik Deskriptif Variabel Statistik deskriptif adalah cabang dari statistik yang berhubungan dengan penggambaran atau peringkatan data penelitian sehingga data tersebut mudah dipahami. Penggambaran data ini berguna untuk memberikan petunjuk yang lebih baik atas data penelitian. Ukuran-ukuran yang ada pada statistik deskriptif meliputi ukuran pemusatan yang merupakan ukuran pemusatan data di sekitar pusat data. Ukuran ini terdiri dari rata-rata, median, dan modus. Sedangkan ukuran yang lain adalah ukuran penyebaran yang merupakan ukuran penyebaran data dari pusat data atau rata-rata. Ukuran penyebaran ini meliputi varians, deviasi standar, range, mean absolute deviation (MAD), mean absolute percentage error (MAPE). 4.7.2
Uji Validitas Instrumen Uji validitas instrument dilakukan untuk melihat sejauhmana ketepatan
dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji Validitas Item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Untuk proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
masing-masing item yang ada di dalam variabel X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut. Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel ≥ 0,30. r tabel yaitu item yang punya r hitung < 0,30 akan disingkirkan akibat mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak memiliki
kontribusi
dengan
pengukuran
seseorang
jika
bukan
malah
mengacaukan. Rumus Korelasi Pearson Product Moment korelasi sebagia berikut : R xy =
n ∑ XY – (∑X) (∑Y) [n ∑ X2 - (∑ X) 2 ] [n ∑ Y2 - (∑ Y) 2 ]
Keterangan : n
: Jumlah subyek
X
: Skor setiap item
Y
: Skor total
(∑ X)2 : Kuadrat jumlah skor item ∑ X2 : Jumlah kuadrat skor item ∑ Y2 : Jumlah kuadrat skor total (∑ Y)2 : Kuadrat jumlah skor total r xy
: Koefisien korelasi
4.7.3 Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas, yaitu uji untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
Dalam uji reliabilitas ini banyak cara yang dapat dilakukan, tetapi dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach, yang dikerjakan dengan mengunakan program paket statistik SPSS Versi 22. Apabila koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 maka instrumen penelitian reliabel. 4.7.4 Pengujian Asumsi Klasik Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi sederhana. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 22 for windows. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas dan Uji Heterokedastisitas. a. Uji Normalitas Uji Asumsi Normalitas menguji apakah pada model regresi, variable dependen, variabel independent, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah disiribusi data normal atau mendekati normal. Kriteria normalitas Skewness dan Kurtosis < 2 (Ghozali, 2007 : 91) b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi yang tinggi maka hal ini dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Kriteria VIF > 10 (Ghozali, 2007 : 91).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya ketidaksamaan varian dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Menurut White (dalam Kuncoro, 2006:113 ), apabila jumlah observasi (n) dikalikan R2 yang diperoleh dari regresi auxiliary secara asimetris akan mengikuti distribusi Chisquare dengan derajat kebebasan sama dengan jumlah variabel bebas ternyata tidak
signifikan,
maka
model
yang
digunakan
lolos
dan
heteroskedastisitas. 4.7.5 Pengujian Hipotesis Penelitian 4.7.5.1 Metode Regresi Linier Berganda a. Persamaan Regresi Ganda Regresi berasal dari kata regress artinya bergerak menuju sifat-sifat populasinya atau induknya (Setiaji, 2006: 6). Model regresi secara sederhana dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Model: Y= b0 + blX1+ b2X2 + b3X3 + e Dimana : Y b0 X1 X2 X3 b1,b2,b3 e
: Kinerja Pegawai : Konstanta : Peran Kepemimpinan : Disiplin : Motivasi kerja : Koefisien Regresi : Error
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
b. Ketepatan Parameter Penduga (Uji-t) Uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2006: 97 ). Uji-t ini digunakan statistik yang dihitung dengan formula sebagai berikut: Rumus t =
b-β
Keterangan :
sb
t
: t hitung
β
: Nilai 0
sb
: Standard error of regression coefficient
b
: Koefisien regresi Jika nilai t-hitung lebih besar daripada t-tabel, maka Ha diterima, demikian
pula sebaliknya. c. Ketepatan Model 1) Uji-F Uji statistik F ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2006: 98). Adapun, uji-F ini dilakukan dengan melakukan perhitungan nilai statistik F dengan menggunakan formula sebagai berikut : F=
R2 /(k -1) (1- R2 )(n - k)
(Setiaji, 2006 : 22).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
Keterangan : R2 k n
: koefisien determinasi : jumlah variabel bebas : jumlah sampel Jika nila F hasil perhitungkan lebih besar daripada nilai F tabel maka
hipotesis alternatif diterima sehingga model dikatakan baik atau tepat. 2) Koefisien Determinasi (R2 ) Menurut Hasanah (2013 : 6) Koefisien Determinasi (R2) diartikan sebagai proporsi variasi tanggapan yang diterangkan oleh regresor (variabel bebas/X) dalam model. Dengan demikian, jika R2 = 1 akan mempunyai arti bahwa model yang sesuai menerangkan semua variabilitas dalam variabel Y. jika R2= 0 akan mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor (X) dengan variabel Y. Dalam kasus misalnya jika R2= 0,8 mempunyai arti bahwa sebesar 80% variasi dari variabel Y (variabel tergantung / response) dapat diterangkan dengan variabel X (variabel beba s/ explanatory) sedang sisanya 0,2 berasal dari variabel-variabel yang tidak diketahui atau variabilitas yang inheren. Besar kecilnya sumbangan nilai variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
Koefisien Determinasi = r2 x 100%
http://digilib.mercubuana.ac.id/