27
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang baik perlu dirancang aktivitas dan sumber dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien dan efektif (Jogiyanto, 2004). Rancangan penelitian memberikan alur penelitian dari mempersiapkan data penelitian, menguji hipotesis yang pada akhirnya memberikan kesimpulan. Pengujian statistik dilakukan setelah penentuan sampel, sumber datanya, dan metode pengumpulan datanya. Hasil analisis kemudian diinterprestasikan untuk menjawab permasalahan yang ada. Untuk lebih jelasnya rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.
27
28
Kajian Teoritis
Pengaruh Keadilan Distributif dan Penegakan
Kajian Empiris
Sanksi pada Kepatuhan Wajib Pajak Hotel dan Pajak Restoran dengan Kepuasaan Wajib Pajak sebagai Variabel Pemoderasi
Rumusan Masalah
Hipotesis
Variabel Penelitian : Keadilan Distributif, Penegakan Sanksi, Kepuasaan Wajib Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak Hotel dan Restoran Pengolahan Data Pembahasan Hasil Penelitian Simpulan dan Saran
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tabanan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada wajib pajak hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Tabanan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015.
29
4.3 Penentuan Sumber Data 4.3.1 Jenis Data Data yang digunakan untuk mendukung dalam penelitian ini adalah data yang berupa data kualitatif yang dikuantitatifkan. Menurut Sugiyono (2012), data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Data ini diperoleh dari hasil jawaban kuesioner yang disebarkan kemudian diangkakan. 4.3.2 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yaitu wajib pajak hotel dan restoran. Responden penelitian ini adalah pemilik dari hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Tabanan. Untuk hotel dan restoran yang kepemilikannya ditentukan oleh jumlah saham yang dimiliki maka yang menjadi respondennya adalah Direktur Keuangan atau Direktur Akunting. 4.3.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu dengan melakukan sedikit modifikasi dan alternatif jawaban dirubah dari skala likert lima tingkatan menjadi skala numerik 10. Skala ini menggunakan dua buah nilai ekstrim dan subyek penelitian diminta memberikan responsnya diantara dua nilai tersebut dengan memilih angka-angka numerik yang disediakan dari 1 sampai dengan 10. Skala sepuluh poin dipergunakan untuk memberikan kesempatan
30
kepada responden agar dapat memilih keinginan jawaban mereka secara lebih spesifik (Blerkom, 2009 ; 154). Penelitian ini akan menggunakan regresi sebagai alat analisis yang membutuhkan data dalam bentuk data interval, sehingga perlu dilakukan perubahan data ordinal menjadi data interval. Sarwono (2013 ; 250) menyarankan mengubah data ordinal menjadi data interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mengubah data berskala ordinal menjadi data berskala interval yaitu : 1) Menghitung frekuensi. 2) Menghitung proporsi. 3) Menghitung proporsi kumulatif. 4) Menghitung nilai z. 5) Menghitung nilai densitas fungsi z. 6) Menghitung scale value. 7) Menghitung penskalaan. Mengubah data ordinal menjadi data interval dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program tambahan Excel dengan nama file stat97.xla.
4.3.4 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh wajib pajak hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Tabanan. Berdasarkan data dari Dispenda Kabupaten Tabanan, pada tahun 2014 jumlah kategori hotel dan restoran yang dikenakan pajak hotel dan pajak restoran sejumlah 310 buah. Dalam menentukan sampel penelitian
31
harus dapat memenuhi validitas eksternal sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi dengan baik. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling dengan memperhatikan saran Roscoe dalam Sugiyono (2012) yang menyatakan syarat ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Dan bila penelitian menggunakan analisis multivariat (seperti analisis regresi berganda), ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar daripada jumlah variabel bebas (minimal 10 kali). Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Sevilla ; 2007), sebagai berikut: N n
= 1+Ne2
Dimana : n
= jumlah sampel
N
= jumlah populasi
e
= batas toleransi kesalahan (error tolerance) Penelitian ini menetapkan batas toleransi kesalahan pengambilan sampel
sebesar 10% yang berarti tingkat akurasi pengambilan sampel sebesar 90%. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini jika dihitung dengan rumus Slovin : 310 n
= 1+310(0,1)2
n
= 75, 61 = 76
32
Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 76 wajib pajak hotel dan restoran. Jumlah sampel ini sudah melebihi jumlah sampel minimal yang harus diambil berdasarkan syarat yang ditetapkan oleh Roscoe.
4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Identifikasi Variabel Menurut Sugiyono (2012) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dan variabel moderasi (moderating variable) atau (VMO) adalah suatu variabel independen lainnya yang dimasukan ke dalam model karena mempunyai efek kontinjensi dari hubungan variabel dependen dan variabel independen sebelumnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak dan variabel independennya yaitu keadilan distributif, penegakan sanksi, kepuasan wajib pajak. Pada saat melakukan moderated regression analysis (MRA), keadilan distributif dan penegakan sanksi bertindak sebagai variabel independen dan kepuasan wajib pajak sebagai variabel moderasi.
4.4.2 Definisi Operasional Pengoperasionalan konsep adalah menjelaskan karakteristik dari objek kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan di dalam riset (Jogiyanto, 2004).
33
1) Kepatuhan wajib pajak Kepatuhan wajib pajak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepatuhan pada aturan administratif. Indikator kepatuhan wajib pajak yaitu kepatuhan penyerahan SPT (filing compliance), kepatuhan pembayaran (payment compliance) dan kepatuhan pelaporan (reporting compliance). Indikator ini menggunakan indikator penelitian dari Mustikasari (2007), yang menggunakan tujuh pertanyaan dan tujuh skala jawaban. Penelitian ini mengembangkan pertanyaan menjadi 10 pertanyaan dengan metode skala numerik 10 poin. 2) Keadilan distributif Keadilan distributif didefinisikan sebagai persepsi dan atau pandangan dan penilaian seseorang atas outcome atau hasil yang diterima wajib pajak dari pelaksanaan kewajibannya untuk membayar pajak. Indikator keadilan distributif yaitu keadilan dalam membayar pajak/ setiap orang adil membayar pajak yang dikembangkan dari Verbon dan Dijke (2007). Verbon dan Dijke (2007) menggunakan lima pertanyaan dengan skala lima poin. Penelitian ini mengadopsi pertanyaan yang dikembangkan Verbon dan Dijke (2007) dengan melakukan penyesuaian kalimat dan perubahan skala menjadi skala numerik 10 poin. 3) Penegakan sanksi Penegakan sanksi dalam penelitian ini adalah pelaksanaan sanksi terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya dan pelanggaran terhadap ketentuan pajak hotel dan restoran. Indikatornya adalah
34
sanksi denda dan sanksi terhadap pelanggaran. Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh
Jatmiko (2006) yang menggunakan
empat pertanyaan dengan lima poin skala Likert. Empat pertanyaan tersebut dimodifikasi dan pengukuran menggunakan skala numerik 10 poin dalam penelitian ini. 4) Kepuasan Wajib Pajak Kepuasan wajib pajak adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap pelayanan Pajak Hotel dan Restoran. Kepuasan wajib pajak dalam penelitian ini diukur menggunakan salah satu dimensi kualitas pelayanan yaitu responsiveness (daya tanggap). Respon yang cepat terhadap keluhan wajib pajak diperlukan karena sebagai pelaku bisnis waktu menjadi hal yang sangat penting. Indikator dimensi responsiveness yaitu pelayanan cepat, respon komplain, respon permintaan informasi, respon pembayaran. Instrumen yang digunakan merupakan pengembangan dari instrumen Novelia (2009) dan Simamora (2006), yang menggunakan lima pertanyaan dengan menggunakan skala Likert lima poin. Penelitian ini menggunakan empat pertanyaan dengan menggunakan skala numerik 10 poin.
4.5 Analisis Data 4.5.1 Pengujian Instrumen Penelitian ini menggunakan data primer yang dihimpun menggunakan kuesioner. Untuk mengetahui baik tidaknya suatu instrumen perlu diuji dengan
35
menyebarkan kuesioner pada 30 orang wajib pajak hotel dan restoran yang akan dipergunakan sebagai sampel penelitian, kemudian melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. 1) Uji Validitas Instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid. Uji validitas digunakan mengetahui kevalidan setiap pertanyaan dalam kuesioner. Uji ini merupakan uji validitas internal dengan menggunakan korelasi Product Moment. Jogiyanto (2004) menyatakan bahwa instrumen valid bila koefisien korelasi (r) ≥ 0,3 dan bila (r) < 0,3 tidak valid. 2) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui suatu instrumen dapat dipercaya, handal dan akurat. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan formula koefisien Alpha Cronbach. Instrumen disebut reliabel jika ri > 0,6 dan tidak reliabel jika ri < 0,6 (Ghozali, 2013).
4.5.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dimaksudkan agar uji regresi linier dapat dijadikan model yang bermanfaat untuk prediksi, karena penelitian ini menguji hipotesis dan menggunakan metode ordinary least squares (OLS) dalam analisisnya. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
36
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data residual terdistribusi normal apabila nilai signifikansi dari Kolmogorov-Smirnov > 0,05 (Ghozali, 2013). 2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2013). Pengujian ini dilakukan dengan uji Glejser yakni dengan cara meregresi nilai absolute residual dari model yang diestimasi terhadap variabel independen. Jika tidak ada satupun variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap nilai absolute residual atau nilai signifikansinya di atas 5%, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika terdapat korelasi berarti variabel tersebut tidak otogonal yaitu variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2013). Pengujian multikolinearitas pada model regresi dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10. Selanjutnya data yang telah memenuhi syarat uji asumsi klasik dipetakan dan diklasifikasikan menurut variabel masing-masing dengan langkah sebagai berikut :
37
1) Menghitung jangkauan data terbesar dan terkecil. 2) Menghitung kelas interval kedalam lima kelas interval untuk mengetahui posisi rata-rata jawaban responden pada masing-masing variabel. 3) Panjang kelas interval diperoleh melalui pembagian jangkauan dengan jumlah kelas.
4.5.3 Uji Kelayakan Model Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan goodness of fit, yaitu melalui nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan t. Perhitungan statistik disebut signifikan jika berada pada daerah kritis (H0 ditolak) dan sebaliknya tidak signifikan bila berada pada daerah H0 diterima. 1) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 atau Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2013). 2) Uji Statistik F Uji ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2013). 3) Uji Statistik t Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2013).
38
4.5.4 Analisis Regresi Moderasian (Moderated Regression Analysis/ MRA) dan Uji Hipotesis Interaksi antara variabel bebas dan variabel terikat tidak saja terjadi secara langsung, namun interaksi tersebut dapat dipengaruhi oleh variabel lain berupa variabel moderasi. Terdapat beberapa metode dalam analisis regresi yang menggunakan variabel moderasi yaitu : 1) Uji Interaksi Uji ini sering disebut dengan MRA yang merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda. Persamaan regresinya mengandung unsur interaksi yaitu perkalian dua atau lebih variabel independen. 2) Uji Nilai Selisih Mutlak Uji ini dilakukan dengan mencari selisih mutlak variabel independen. 3) Uji Residual Uji ini dilakukan dengan menguji pengaruh deviasi/ penyimpangan dari suatu model dan fokusnya adalah ketidakcocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan antar variabel independen. Pengujian pengaruh keadilan distributif, penegakan sanksi dan kepuasan wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak menggunakan analisis regresi berganda, sedangkan untuk menguji pengaruh interaksi variabel moderasi digunakan moderated regression analysis (MRA) dengan uji nilai selisih mutlak. Uji ini digunakan dengan pertimbangan dapat mengurangi dampak multikolinearitas dan untuk memperoleh pengaruh yang lebih baik dari variabel independen pada variabel dependen (Frucot dan Shearon,1991, dalam Ghozali, 2013; 235).
39
Model regresi berganda untuk menguji hipotesis 1, 2 dan 3 yaitu : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
(1)
Hipotesis 1, 2 dan 3 ditolak apabila nilai probabilitas signifikansi t lebih besar dari 0,05. Pengujian hipotesis 4 dan 5 menggunakan persamaan berikut : Y = α + β1ZX1 + β2ZX2 + β3ZX3 + β4|ZX1 - ZX3| + β5 |ZX2 - ZX3 | + e
(2)
Keterangan : Y
= Kepatuhan Wajib Pajak,
X1
= Keadilan Distributif,
X2
= Penegakan Sanksi,
X3
= Kepuasan Wajib Pajak,
α
= konstanta,
β
= koefisien regresi,
ZX1
= Keadilan Distributif standardized,
ZX2
= Penegakan Sanksi standardized,
ZX3
= Kepuasan Wajib Pajak standardized,
|ZX1 - ZX3| = Interaksi yang diukur dengan nilai absolut perbedaan ZX1 dan ZX3, |ZX2 - ZX3| = Interaksi yang diukur dengan nilai absolut perbedaan ZX2 dan ZX3, e
= error term yaitu faktor kesalahan dalam penelitian. Hipotesis 4 dan 5 diterima apabila koefisien β4, β5 signifikan pada 0,05.