BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif (Jogiyanto, 2004). Menurut Indriyanto dan Supomo (2002), desain penelitian dapat meliputi beberapa elemen, yaitu sebagai berikut.
1. Tujuan Studi Tujuan studi ini adalah pengujian hipotesis, yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelatihan kerja pada komitmen organisasional.
2. Tipe Hubungan Variabel Tipe hubungan variabel dalam penelitian ini adalah hubungan sebab-akibat (kausal). Dalam penelitian ini, hubungan sebab-akibat ditunjukan oleh arah hubungan antara pelatihan kerja sebagai variabel independen dan komitmen organisasional sebagai variabel dependen.
3. Lingkungan Penelitian Lingkungan penelitian ini adalah lingkungan yang natural, yaitu dengan mengambil subyek penelitian karyawan frontliner Bank BTN Solo.
4. Unit analisis Unit analisis penelitian ini adalah tingkat individual, yaitu data yang dianalisis berasal dari setiap individu (karyawan frontliner Bank BTN Solo).
5. Horison waktu Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode pengembangan yang digunakan adalah cross-sectional. Menurut Uma Sekaran (2006: 315), penelitian cross-sectional adalah penelitian dimana data dikumpulkan
hanya sekali (yang dilakukan selama periode hari, minggu, atau bulan) untuk menjawab pertanyaan penelitian.
6. Pengukuran konstruk Pengukuran konstruk dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert dengan angka 1 sampai 5, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), kurang setuju (KS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). 3.2. Populasi, Sampel, dan Sampling 3.2.1. Populasi merupakan keseluruhan obyek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik yang terbatas (finite) maupun tidak terbatas (infinite) (Murti dan Salamah, 2006). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan frontliner Bank BTN Cabang Solosebanyak 91 karyawan, dimana karyawan frontliner tersebut meliputi, customer service, teller, loan service, dan security. 3.2.2. Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Murti dan Salamah, 2006). Menurut Roscoe dalam Sekaran (2006), ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian. Sehingga dilihat dari populasi yang ada, maka sampel yang dipakai adalah seluruh karyawan frontliner Bank BTN Cabang Solo yaitu sebanyak 91 karyawan. Jumlah sampel tersebut dirasa sudah cukup layak untuk digunakan dalam penelitian ini. 3.2.3. Sampling atau teknik pengambilan sampel ini adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Sekaran, 2006). Teknik pengambilan sampel secara umum terbagi dua yaitu probability
sampling
dan
non
probability
sampling.
Peneliti
menggunakan
nonprobability samplingdimana pengambilan sampel tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012:95).
Teknik pengambilan sampel karyawan menggunakan teknik sampling sensus yaitu adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012:96). 3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel a. Kemudahan Akses yang Dirasakan ke Pelatihan (perceived accessbility to training) : Kemudahan akses yang dirasakan ke
pelatihan didefinisikan sebagai
kesempatan karyawan yang diberikan untuk mengikuti program pelatihan, tanpa memperhatikan kelayakan, termasuk dukungan dari manajer, kriteria yang adil untuk dipilih dalam program atau mengikuti proses formal dalam pemilihan untuk pelatihan. Kemudahan akses yang dirasakan ke pelatihan diukur dengan 3 item pengukuran yang dikembangkan oleh Bartlett (2001). Penelitian ini menggunakan skala standar dan diukur dengan 5 poin skala Likert, dengan ukuran 1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju. b. Manfaat yang Dirasakan dari Pelatihan (perceived benefits from training): Didefinisikan sebagai manfaat yang akan dirasakan karyawan dari pelatihan untuk diri mereka sendiri dan juga organisasi. Manfaat ini akan menjadi sebuah kesempatan bagi mereka untuk menggunakan apa yang diperoleh dari pelatihan tersebut dalam bekerja. Sehinga tingkat kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam pelatihan organisasi di masa depan, dan hasil dari pelatihannya, cenderung akan lebih besar. Manfaat yang dirasakan dari pelatihan diukur dengan 12 item pengukuran yang di adopsi dari studi Bulut dan Culha (2010) yang secara original diambil dari studi Noe dan Wilk (1993). c. Dukungan yang Dirasakan dalam Pelatihan (perceived support for training): Dukungan yang dirasakan untuk pelatihan dapat didefinisikan sebagai adanya dukungan yang dirasakan karyawan dari organisasi untuk mengembangkan keterampilan mereka, berlatih cara baru melakukan pekerjaan mereka dan
memecahkan masalah yang terkait dengan pekerjaan melalui pendekatan baru, sehingga dapat mendorong karyawan untuk melakukan kewajiban psikologis untuk mengembangkan diri mereka dalam melakukan pekerjaan. Dukungan yang dirasakan dalam pelatihan diukur dengan 6 item pengukuran yang dimodifikasi oleh Bulut dan Culha (2010) berdasarkan skala dari Bartlett (2001) dan Wilk (1993). d. Komitmen
organisasionalonal(organizational
commitment):
Komitmen
organisasional didefinisikan sebagai kekuatan relatif dari identifikasi karyawan dan keterlibatannya dengan organisasi tertentu. Salah satu komponen variabel komitmen organisasionalonal yang digunakan sebagai skala pengukuran adalah komitmen afektif, dengan 6 item pengukuran yang dikembangkan oleh Meyer, Allen, and Smith (1993). e. Variabel Kontrol: Penelitian ini menggunakan dua variabel kontrol, yaitu umur dan jenis kelamin. Umur merupakan usia dari responden karyawan ketika mengisi kuesioner. Jenis kelamin digunakan sebagai skala dummy dengan coding: pria = 0 dan wanita = 1. 3.4. Sumber Data Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sumber data primer, dimana sumber data primer adalah sumber data yang didapat langsung dari responden oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, 2006). Data primer tersebut didapat dari hasil kuesioner yang disebarkan ke karyawan bank sebagai responden. 3.5. Metode Pengumpulkan data Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006). Kuesioner tersebut dibagikan ke karyawan Bank BTN wilayah Solo.
3.6.
Metode Analisis
3.6.1 Uji Instrumen Dalam menganalisis data dalam penelitian ini digunakanSPSS 16 for windows. Metode confirmatory factor analysis (CFA) dan Cronbach’s Alphadigunakan untuk memverifikasi kecocokan dari semua skala pengukuran. a.
Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk mengetahui seberapa tepat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument dikatakan valid jika instrument tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, jika instrument tidak valid maka tidak akan berguna dalam penelitian. Semakin tinggi validitas suatu fungsi ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini digunakan analisis confirmatory factor analysis (CFA) untuk menguji seberapa baik variabel terukur mewakili konstruk. Untuk melihat nilai loading significant dari CFA, dapat dilihat dari nilai kritis (critical ratio) yang dihasilkan. Nilai kritis merupakan sebuah nilai dari uji statistik (t-test dan F-test) yang menunjukkan sebuah tingkat signifikan tertentu. Apabila nilai kritis lebih besar dari ± 1,96, maka terdapat signifikansi dengan tingkat kepercayaan 95% (Hair et al., 2010: 441). Bila CFA menunjukkan signifikansi pada batasan yang ada, maka validitas konverjen tercapai (Hair et al., 2010: 441).
b.
Uji Reliabilitas Keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen (Sekaran, 2006). Untuk menguji realibilitas dalam penelitian ini, digunakan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Menurut Sekaran (2006), Cronbach’s Alpha adalah koefisien keandalan
yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Cronbach’s Alpha dihitung dalam hal rata-rata interkorelasi antar-item yang mengukur konsep. Semakin dekat Cronbach’s Alpha dengan 1, semakin tinggi keandalan konsistensi internal. 3.6.2. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan denganmenggunakan uji analisis regresi hirarikis (Hierarchical Regression Analysis) dengan bantuan software SPSS 16 for windows. Analisis regresi hirarkis merupakan metode statistik yang diperkirakan mampu untuk menjawab permasalahan penelitian yang dirumuskan, analisis regresi yang dilakukan bertahap dengan komposisi variabel yang berbeda-beda, mungkin ditambah atau dikurangi, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruhnya dalam setiap langkah pengujian (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, analisis regresi hirarkis digunakan untuk mengetahui pengaruh hubungan kemudahan akses yang dirasakan ke pelatihan, dukungan yang dirasakan dalam pelatihan, dan manfaat yang dirasakan dari pelatihan pada komitmen organisasional.