BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sekaran (2010) menyatakan bahwa desain penelitian di dalamnya melibatkan sebuah urutan pilihan pengambilan keputusan. Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel secara langsung dari populasi. Cooper dan Schindler (2003) mengungkapkan bahwa penelitian yang mendasarkan pada teori atau hipotesis yang akan dipergunakan untuk menguji suatu fenomena yang terjadi digolongkan pada jenis penelitian eksplanatori (penjelasan). Penelitian eksplanatori melakukan studi terhadap hubungan antara dua atau lebih variabel, kemudian berusaha untuk menjelaskan fenomena yang terjadi 3.2. Populasi dan Sampel Menurut Veciana, et al (2005) mahasiswa adalah sumberdaya yang paling diharapkan untuk dapat menjadi wirausahawan, atau perguruan tinggi adalah tempat yang bagus untuk mengembangkan ide dan kreatifitas sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusannya menjadi wirausahawan baru. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 fakultas ekonomi yang sedang kuliah di Jogjakarta. Dari populasi tersebut diambil sejumlah sampel untuk penelitian. Metode yang digunakan dalam dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Purposive sampling yaitu metode yang sengaja digunakan karena informasi yang diambil berasal dari
41
sumber yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yaitu mahasiswa S1, fakultas ekonomi semester V yang berasal dari universitas yang ada di Jogjakarta hal ini dilakukan mahasiswa tersebut kenal tentang kewirausahaan. Penentuan besaran sampel 5 dikalikan jumlah indikator (Haeir and Black, 2006). Jumlah indikator dalam penelitian ini sebanyak 55 indikator, sehingga jumlah sampel yang ditargetkan sebesar 275. Jumlah tersebut dianggap mencukupi jika dikaitkan dengan persyaratan pengujian menggunakan SEM. Pada penelitian ini mengambil sampel sebanyak 400 responden, semuanya merupakan mahasiswa fakultas ekonomi dari universitas yang ada di kota Yogyakarta. Setelah dilakukan penyaringan berdasarkan jawaban responden, dari 400 kuesioner yang disebar terdapat 346 kuesioner yang dapat digunakan dalam analisis, dan terdapat 54 kuisioner yang tidak dapat digunakan dalam analisis lebih lanjut. 3.3. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulkan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data tersebut diperoleh dari peneyebaran kusioner pada mahasiswa fakultas ekonomi dari perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden yang secara langsung. Hal ini dilakukan karena mempermudah responden untuk menjawab setiap pertanyaan yang tersedia Sekaran (2010) menyatakan Tahapan yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Persiapan. Pada tahap ini aktivitas yang dilakukan adalah mengurus perijinan, mempersiapkan daftar pertanyaan. Pada tahap ini daftar pertanyaan
42
dipersiapkan sebanyak 100 eksemplar untuk kepentingan uji coba kelayakan isntrumen penelitian. 2. Uji coba dan pelaksanaan. Penelitian pendahuluan ini dimaksudkan untuk menentukan kejelasan dan kemampuan instrumen untuk difahami oleh responden, dan diuji kemampuan validitas dan reliabilitas. Setelah melaksanakan evaluasi dan perbaikan yang diperlukan atas hasil uji coba, maka dilakukan pengumpulan data dengan isnstrumen yang sudah di revisi, sehinggan mencapai jumlah sample yang ditentukan 3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.4.1. Keinginan yang dirasakan untuk menjadi wirausaha: Shapero (1983) mendefinisikan keinginan sebagai daya tarik pribadi untuk memulai bisnis. Variabel keinginan menjadi wirausaha diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sekali, sampai dengan poin 7 yang menyatakan sangat setuju sekali. Variabel keinginan yang dirasakan diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan yang diadaptasi dari penelitian Marina et al. (2012) 3.4.2. Sikap untuk menjadi wirausaha: Ajzen (1991) mendefinisikan sikap terhadap perilaku merupakan evaluasi perilaku bahwa berwirausaha menguntungkan atau merugikan. Variabel sikap diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sekali, sampai dengan poin 7 yang menyatakan sangat setuju sekali. Variabel sikap diukur dengan menggunakan 9 item pertanyaan yang diadaptasi dari penelitian Linan dan Chen (2009).
43
3.4.3. Norma Subjektif: Ajzen (1991) mendefinisikan norma subyektif adalah dukungan keluarga, teman, ataupun mentor. Variabel norma subjektif diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sekali, sampai dengan poin 7 yang menyatakan sangat setuju sekali. Variabel norma subjektif diukur dengan menggunakan 10 item pertanyaan yang diadaptasi dari penelitian Linan dan Chen (2009). 3.4.4. Self Efficacy: Bandura (1986) mendefinisikan self efficacy adalah keyakinan individu pada kemampuannya untuk berhasil melakukan tugas tertentu. Variabel self efficacy diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sekali, sampai dengan poin 7 yang menyatakan sangat setuju sekali. Variabel niat diukur dengan menggunakan 10 item pertanyaan yang diadaptasi dari Linan dan Chen (2009). 3.4.5. Akses Mendapatkan Modal: Indarti dan Rosiana (2008) mendefinisikan akses mendapatkan model adalah sumber untuk mendapatkan modal. Variabel akses mendapatkan modal diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sekali, sampai dengan poin 7 yang menyatakan sangat setuju sekali. Variabelakses mendapatkan modal dengan menggunakan 10 item pertanyaan yang diadaptasi dari Indarti dan Rosiana (2008). 3.4.6. Niat Untuk berwirausaha: Ajzen (1991) mendefinisikan niat adalah kesediaan indivdu untuk melakukan perilaku. Variabel niat diukur menggunakan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan sangat tidak setuju sekali, sampai dengan
44
poin 7 yang menyatakan sangat setuju sekali. Variabel niat diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan yang diadaptasi dari Linan dan Chen (2009). Agar lebih jelas definisi operasi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
Variabel Keinginan Sikap
Norma Subjektif
Akses modal Self efficacy
Niat
Definisi Operasi
Pengukuran
daya tarik pribadi 7 Skala Likert, 8 untuk memulai bisnis item pertanyaan evaluasi perilaku 7 Skala Likert, 9 bahwa berwirausaha item pertanyaan menguntungkan atau merugikan. persepsi individu 7 Skala Likert, 10 dari tekanan sosial item pertanyaan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku Sumber untuk 7 Skala Likert, 10 mendapatkan modal item pertanyaan keyakinan individu 7 Skala Likert, 10 pada kemampuannya item pertanyaan untuk berhasil melakukan tugas tertentu. kesediaan indivdu 7 Skala Likert, 8 untuk berwirausaha item pertanyaan
Sumber Pertanyaan Marina et al., 2012, Linan dan Chen, 2009 Linan dan Chen, 2009
Linan dan Chen, 2009
Indarti dan Rosiana, 2008 Linan dan Chen, 2009
Linan dan Chen, 2009
Sumber: Linan Francisco, and Yi‐Wen Chen. 2009; Marina, Solesvik, P. Westhead, L. Kolvereid, H. Matley. 2012; Indarti dan Rostiana, 2008
3.5. Pengujian validitas dan reliabilitas Meskipun alat pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini telah terbangun dengan baik (well-established) dan telah digunakan pada studi-studi terdahulu, namun kehandalan, unidimensionalitas dan validitasnya akan tetap diuji untuk memverifikasi kualitas alat ukur tersebut.
45
3.5.1. Pengujian Validitas. Validitas merupakan kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur (Cooper dan Schindler, 2003). Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar. Untuk menguji validitas dari masing-masing skala, digunakan confirmatory factor analysis (CFA) sehingga dapat menggambarkan validitas konstruk. Hair et. al. (2006) menyatakan factor loading > 0,3 telah memenuhi tingkat minimal, namun sangat disarankan besarnya nilai factor loading + 0,5 atau lebih besar dianggap sangat signifikan. Cut-off value yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,5, sehingga hanya item pertanyaan yang memiliki factor loading lebih besar dari 0,5 yang tetap dipertahankan. 3.5.2. Pengujian Reliabilitas. Reliabilitas sangat penting dalam suatu penelitian. Uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian (kuesioner) merupakan salah satu penentu keandalan suatu hasil penelitian. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi instrument penelitian. Instrumen yang andal dapat bekerja dengan baik pada waktu dan kondisi yang berbeda (Cooper dan Schindler, 2003). Reliabilitas masing-masing skala akan diukur dengan nilai koefisien cronbach’s alpha. Konsistensi jawaban ditunjukkan oleh rule of thumb atau tingginya cronbach’s alpha, dengan nilai alpha antara 0,6 sampai 0,79 dikategorikan reliabilitas diterima (Sekaran, 1992; Hair et al., 1998).
46
3.6. Uji Hipotesis Structural Equation Modeling (SEM) dilakukan untuk menguji semua hipotesis. Teknik SEM tepat digunakan dalam studi ini karena teknik tersebut merupakan perluasan dari beberapa teknik multivariate, khususnya regresi berganda dan analisis faktor, dan mampu menguji serangkaian hubungan ketergantungan secara simultan (Hair et. al., 2006). Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian model struktural dengan SEM adalah: 1. Asumsi kecukupan sampel Sampel harus dipenuhi dalam pemodelan ini minimum berjumlah 150 – 400 atau 5 kali jumlah estimated parameter (Hair et. al., 2006). 2. Asumsi normalitas Teknik estimasi dalam SEM yang menggunakan maximum likehood estimation mensyaratkan sebaiknya asumsi normalitas pada data terpenuhi (Hair et al., 2006). Nilai statistik untuk menguji normalitas disebut P-value
dari Skewness dan
Kurtosiss. Bila nilai P-value lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data tidak normal. Nilai kritis ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi kurang lebih 5 % yaitu kurang lebih 1,96 (Hair et. al., 2006). 3. Evaluasi kriteria Goodness of Fit Dalam analisis SEM, tidak ada alat uji statistik tunggal untuk menguji hipotesis mengenai model (Ghozali dan Fuad, 2008). Terdapat beberapa fit index yang digunakanuntuk mengukur derajat kesesuaian antara model dan data. Fit index yangdigunakan meliputi: Chi Square df NCP RMSEA NFI CFI IFI RFI.
47
Tabel 3.2 Kriteria Goodness Of Fit Goodness of fit Indicet
Cutt off Value
Chi Square
Kecil
X2/df
5
NCP
136.160-250.463
RMSEA
0.05
NFI
≥ 0,9
CFI
0,90-1
IFI
0,90
RFI
0-1
Sumber: Ghozali dan Fuad (2008)
48