BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah desain kausal, yaitu untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variable dengan variable lainnya atau bagaimana suatu variable mempengaruhi variable lainnya (Umar, 2001:63). B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2007:75). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang mengajukan permohonan kredit modal kerja ke PT. Bank Sumut selama tahun 2009 yaitu sebanyak 237 perusahaan. Pada penelitian ini metode pengambilan sample yang digunakan oleh peneliti adalah metode simple random sampling (random sederhana). Menurut Erlina (2007:80) “dalam simple random sampling setiap elemen populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sample penelitian.” Berdasarkan metode tersebut peneliti mengambil 30 sample dari 237 perusahaan yang mengajukan permohonan kredit modal kerja ke PT. Bank Sumut. C. Teknik Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
Pengumpulan data diperlukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian langsung pada objek yang hendak diteliti.
Penelitian ini diperlukan untuk memperoleh data mengenai
laporan keuangan debitur, struktur organisasi perusahaan, standar operasional prosedur perusahaan khususnya mengenai proses pemberian dan analisis kredit. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) adalah penelitian yang merupakan dasar atau landasan untuk digunakan dalam penelitian lapangan dan untuk mendapatkan data pendukung. D. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, seperti melalui kuesioner dan hasil wawancara dengan pihak account officer yang menangani bagian kredit untuk memberikan keterangan dan penjelasan mengenai analisis kredit. 2. Data skunder, yaitu data yang sudah diolah dan bersumber dari perusahaan yang diteliti, buku-buku, literature dan sumber kepustakaan lainnya yang mendukung pembahasan yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
E. Operasionalisasi Variabel Variabel
Indikator
Independen Analisis Laporan Keuangan
1. Terdapatnya proses Perhitungan rasio analisis laporan keuangan keuangan a. Rasio likuiditas b. rasio leverage d. Rasio aktivitas e. Rasio rentabilitas
2.Terdapatnya prinsip-prinsip analisis kredit
Sub Indikator
Analisis 5C - Character - Capacity - Capital - Collateral - Condition of
Skala pengukuran laporan Rasio
Ordinal
Economy
Dependen Efektivitas Terdapatnya prosedur - Permohonan Kredit Ordinal pemberian pemberian kredit - Pengumpulan data usaha dan kredit modal peninjauan jaminan - Analisis kredit kerja - Penyusunan proposal kredit - Pengumpulan data pelengkap - Pengikatan kredit dan pengikatan jaminan - Administrasi pinjaman - Pencairan dana dan pembukaan fasilitas Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi: 1. Uji Normalitas Menurut Erlina (2007:102) “uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.
Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara ntuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik dan uji statistik. 2. Uji Multikolinearitas Menurut Erlina (2007:105), “ uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen”. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi di antara variabel independent. Jika VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel independent. 3. Uji Heterokedastisitas Menurut Erlina (2007:106) “uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
Universitas Sumatera Utara
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas”. G. Pengujian Hipotesis Menurut Umar (2001:89), “Untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variable independen yang jumlahnya lebih dari dua variabel dikenal dengan analisis regresi berganda”. Bentuk umum persamaan regresi untuk k variabel independen dapat dirumuskan sebagai berikut : Y1 = a + b1x1 +b2x2 + b3x3 + ….. bkxk. “ Maka bentuk persamaan regresi untuk 6 variabel independen adalah : Y1 = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 di mana : Y1 = Pemberian kredit x1 = Current Ratio x2 = Debt to Equity Ratio x3 = AssetTurn Over x4 = Net Profit Margin x5 = Return on Investment x6 = Return on Equity a = Konstanta b1, b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien regresi Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t-test dan F-test. a. Uji signifikansi simultan (F-test)
Universitas Sumatera Utara
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. b. Uji signifikansi partial (t-test) Uji t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk pengukuran efektivitas pemberian kredit, peneliti melakukan pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada pihak bank khususnya analis kredit. Dengan data yang diperoleh dari kuesioner, kemudian peneliti melakukan analisis menggunakan metode persentase Champion untuk mengukur peranan analisis laporan keuangan dalam efektivitas pemberian kredit modal kerja. Adapun prosedur untuk mengukur efektivitas pemberian kredit adalah : 1.
Memisahkan tiap-tiap jawaban responden sesuai dengan jawaban “ya” dan “tidak”.
2. Menjumlahkan berapa banyak jawaban “ya” dan “tidak”. 3. Dari semua jawaban “ya” dibagi dengan semua jawaban kuesioner kemudian dikali 100%. Persentase hasil penelitian diklasifikasikan menurut ketentuan yang dikemukakan oleh Champion dalam bukunya Basic Statistic for Social Research (1990:31) yaitu : 1. 0% - 25% 2. 26% - 50% 3. 51% - 75%
No association or low association (weak association) Moderately low association (moderately association) Moderately high association (moderately strong association)
Universitas Sumatera Utara
4. 76% - 100%
High association (strong association) up to perfect association
Dari ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan dengan penjelasan sebagai berikut: 1. 0% - 25% Hasil analisis laporan keuangan tidak berperan dalam efektivitas pemberian kredit 2. 26% - 50% Hasil analisis laporan keuangan sedikit berperan dalam efektivitas pemberian kredit 3. 51% - 75% Hasil analisis laporan keuangan cukup berperan dalam efektivitas pemberian kredit 4. 76% - 100% Hasil analisis laporan keuangan sangat berperan dalam efektivitas pemberian kredit Persentase kuesioner :
H. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut : Tahapan penelitian Pengajuan Proposal Skripsi
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Universitas Sumatera Utara
Bimbingan Proposal Seminar proposal Pengumpulan dan pengolahan data Penyelesaian skripsi
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1.
Sejarah PT. Bank Sumut
Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1955 merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia, dimana dinyatakan bahwa di daerah-daerah Provinsi dapat didirikan Bank Pembangunan Daerah. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akte Notaris Rusli No. 22 dalam bentuk perseroan Terbatas berdasarkan Pada awal pendirian BPDSU ini pengelolahan dilakukan dengan sederhana dan dilengkapi dengan badan-badan seperti dewan pengurus yang diketuai langsung oleh Gubernur Kepala Daerah Sumatera Utara dan direksi adalah para wakil pemegang saham pemerintah dan swasta. Berdasarkan undang-undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, maka pada tanggal 23 September 1965 Bank
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan Daerah Sumatera Utara merubah status dari bentuk Perseroan Terbatas menjadi Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, dengan pengertian sahamnya 100% dimiliki oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara, dan Seluruh modal/saham pihak swasta dikembalikan sebagaiman mestinya. Dimana Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 1965 menetapkan besarnya modal dasar yang dimiliki sebesar Rp 100.000.000,- dan saham dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat
II Sumatera Utara. Dalam perkembangan
selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan, terjadi beberapa kali perubahan peraturan pemerintah daerah untuk meningkatkan modal disetor. Pada tanggal 16 April 1999 bentuk Badan Hukum diubah kembali menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan Akte Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 38 Tahun 1999 Notaris Alina Nasution, S.H. yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C-8224 HT.01.01 Tahun 1999 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 Tanggal 6 Juli 1999, dengan modal dasar Rp 400.000.000.000,- .Dasar perubahan bentuk hokum dan modal dasar sebelumnya telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 1999. Sesuai dengan kebutuhan dan perkemabngan selanjutnya dengan Akte Nomor 31 Tanggal 15 Desember 1999 modal dasar ditingkatkan menjadi Rp 500.000.000.000,Dalam pelaksanaan operasionalnya, nama Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPDSU) yang disingkat menjadi PT BANK SUMUT Pada Tanggal 16 April 1999 tercatat pernah menempati kantor di Jl. Palang Merah Medan, kemudian
Universitas Sumatera Utara
dipindahkan ke Jl. Imam Bonjol Nomor 7 Medan. Pada Tanggal 20 April 1989. Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri yang menjabat pada saat itu berkenan meresmikan pemakaian gedung kantor baru yang cukup megah yang terletak di jantung bisnis kota Medan tepatnya di Jl. Imam Bonjol Nomor 18 Medan yang ditempati hingga saat ini. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, maka kini PT Bank SUMUT telah memiliki unit kerja yang berjumlah 23 Kantor Cabang yang terdiri dari 20 Kantor Cabang Konvensional dan 3 Kantor Cabang Syariah, 60 Kantor Cabang Pemabantu, 2 Payment point yang berfungsi unutuk melayani pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (pkb), 2 Kas Mobil, dengan 61 Mesin ATM. 2. Jenis-jenis Kredit yang Disalurkan oleh Bank 1. Kredit Umum Kredit umum adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada masyarakat pedesaan dan umumnya digunakan untuk pengembangan usaha-usaha mikro. 2. Kredit SPK Kredit SPK (Surat Perintah Kerja) yaitu kredit modal kerja dalam bentuk Rekening Koran untuk membantu pengusaha yang mendapatkan kontrak kerja pemborongan/pengadaan barang atau jasa dari instansi pemerintah maupun perusahaan swasta yang bonafid menurut penilaian bank. Kredit ini
mendukung
modal
kerja
Kontraktor/Supplier
untuk
dapat
menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Kredit Pensiunan Kredit Pensiunan adalah produk kredit PT.Bank Sumut yang diberikan secara perseorangan kepada para penerima pensiun yang terdiri dari para pensiun sendiri dan pensiunan janda atau duda yang uang pensiunnya dikelola dan disalurkan oleh PT. Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (PT. Taspen). Pengembalian Kredit Pensiun dilakukan dengan pembayaran angsuran pokok dan bunga setiap bulan dari uang pensiun yang diterima sesuai dengan daftar angsuran. 4. Kredit Angsuran Lainnya Kredit Angsuran Lainnya (KAL) merupakan kredit yang membantu keperluan modal kerja maupun investasi untuk badan usaha produktif (sector perdagangan, industry, jasa dan sector lainnya yang menurut Bank layak dan dapat dipertanggungjawabkan) maupun untuk perorangan (pegawai negeri, swasta, BUMN/BUMD yang mempunyai penghasilan sendiri). 5. Kredit Multi Guna Kredit Multi Guna adalah kredit angsuran yang diberikan kepada pegawai Dinas/Instansi/Lembaga Pemerintah, BUMN,
BUMD dan Swasta
Nasional (yang layak menurut penilaian bank) baik yang pembayaran gajinya melalui maupun tidak melalui Bank Sumut. Kredit Multi Guna dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan (seperti : biaya sekolah anak,
Universitas Sumatera Utara
biaya perbaikan rumah, biaya pengobatan, dll) maupun untuk membuka usaha sampingan. 6. Kredit Peduli Usaha Mikro KPUM ( Kredit Peduli Usaha Mikro) merupakan kredit tanpa agunan dengan angsuran tetap yang diberikan kepada pemilik usaha mikro dalam rangka meningkatkan kemampuannya untuk mengembangkan usaha. 7. Kredit Program Pemerintah Salah satu bentuk Kredit Program Pemerintah adalah Kredit Pembiayaan Pengusaha Nias (KPP-Nias) yang telah berdomisili dan/atau telah melakukan kegiatan usaha diwilayah bencana alam, gempa dan tsunami pada Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. 8. Kredit Kepemilikan Rumah Kredit Kepemilikan Rumah merupakan kredit yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan masa kerja minimal 1 tahun yang belum memiliki rumah serta berpenghasilan tetap dan mapu membayar angsuran. 9. Kredit Bersubsidi Kredit Bersubsidi merupakan fasilitas kredit yang diberikan Bank Sumut disertai dengan bantuan dari Pemerintah. 10. Kredit Konstruksi Kredit konstruksi merupakan fasilitas kredit yang diberikan Bank Sumut kepada pihak-pihak yang bergerak dalam bidang konstruksi.
Universitas Sumatera Utara
11. Kredit Kepemilikan Sepeda Motor Kredit kepemilikan sepeda motor adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai pembelian sepeda motor bagi karywan Bank Sumut. 12. Kredit Investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai. 13. Kredit Sindikasi Kredit sindikasi ialah pinjaman yang diberikan oleh beberapa kreditur sindikasi, yang biasanya terdiri dari bank-bank dan/atau lembaga-lembaga keuangan lainnya kepada seorang debitur, yang biasanya berbentuk badan hukum untuk membiayai satu atau beberapa proyek (pembangunan gedung atau pabrik) milik debitur. Pinjaman tersebut diberikan secara sindikasi mengingat jumlah yang dibutuhkan untuk membiayai proyek tersebut sangat besar, sehingga tidak mungkin dibiayai oleh kreditur tunggal.
14. Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja disebut juga dengan Kredit Rekening Koran yaitu kredit yang menambah modal kerja pengusaha untuk memperlancar usaha. 3. Prosedur Pemberian Kredit Bank
Universitas Sumatera Utara
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda, yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak pada dokumen persyaratan dan ukuran-ukuran penilaian yang diterapkan oleh bank dengan pertimbngan masing-masing.
Adapun prosedur pemberian kredit yang diterapkan oleh
bank Sumut adalah : 1.
Permohonan Kredit Sebelum Calon Debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus
melalui tahapan-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit, dokumen-dokumen yang diperlukan, analisis kredit sampai kredit dicairkan. Untuk memperoleh fasilitas kredit oleh bank maka tahap pertama pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam bentuk proposal. Proposal kredit harus dilampirkan bersama dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan.
Adapun dokumen-dokumen yang harus dilampirkan oleh
Calon Debitur adalah : a. Surat Permohonan Kredit b. Foto Copy KTP (Pemohon dan Penjamin) c. Izin-izin usaha seperti SITU (Surat Izin Tempat Usaha) d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) e. Akte Pendirian dan Perubahannya f. Pengesahan/Legalitas g. Laporan Keuangan dan Proyeksi Keuangan
Universitas Sumatera Utara
h. Susunan Pemegang Saham i.
Susunan Pengurus / Direksi
j.
Agunan
k. Tanda Terima Dokumen Permohonan Kredit 2. Prosedur Pengumpulan Data Analis Kredit lalu memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumendokumen calon debitur untuk diverifikasi. Calon debitur akan diwawancarai untuk pertama kalinya untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
Analis Kredit juga menyiapkan rencana kunjungan ke
Calon Debitur untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan dan juga diupayakan untuk melakukan kunjungan dadakan. Kunjungan ke Calon Debitur dilengkapi dengan Surat Tugas dan dilakukan oleh dua petugas, selain berusaha untuk mengenal lebih dekat dan memperoleh data tambahan yang diperlukan, juga memperoleh pemahaman langsung mengenai kondisi lingkungan dan manajemen perusahaan. Pada tahap ini data yang dikumpulkan lebih terinci dari tahap-tahap sebelumnya. Pemotretan atas barang-barang jaminan juga dapat dilakukan sebagai dokumentasi. 3. Analisis Kredit Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah Calon Debitur memiliki kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan ketentuan yang disepakati, sehingga kredit macet dapat diminimalis. Analisis kredit dilakukan dengan pendekatan prinsip-prinsip 5C untuk kriteria Calon Debitur yang layak menerima pinjaman kredit, yaitu : •
Character
Prinsip karakter yaitu penilaian terhadap personalitas Calon Debitur, bagaimana sifatnya, kejujurannya, rajin, pergaulannya di masyarakat, pendapat masyarakat mengenai Calon Debitur, dll. Watak Calon Debitur juga dapat diketahui dengan melihat kelancaran pembayaran kredit di masa lalu jika ada. •
Capacity
Prinsip capacity yaitu penilaian terhadap kemampuan Calon Debitur untuk membayar, di mana diteliti mengenai pendidikan dan pengalaman usahanya, reputasi perusahaan, riwayat uasahanya, keahliannya dalam bidang usaha tersebut sehingga bank mempunyai keyakinan bahwa suatu usaha yang dibiayai oleh kredit tersebut dikelola oleh orang-orang yang tepat. Analisis yang dilakukan Analis Kredit seperti kemampuan Calon Debitur mencetak laba, kemampuan membiayai kegiatan operasional sehari-hari, memenuhi kewajiban kredit, dll. •
Capital
Prinsip capital yaitu penilaian terhadap besar kecilnya modal dan bagaimana pendistribusian modal, apakah ada modal yang cukup untuk menggerakkan
Universitas Sumatera Utara
sumber daya secara efektif, apakah pengaturan modal kerja baik sehingga perusahaan berjalan lancar, berapa besar modal kerja, dll. dan dapat dilihat di Neraca Calon Debitur. •
Collateral
Prinsip Collateral yaitu jaminan yang diberikan Calon Debitur akan dianalisis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang ditentukan bank. Nilai jaminan yang harus dipenuhi (Liquid Value) adalah 70% dari nilai jaminan (Nilai Pasar) sedangkan pemberian kredit akan dipertimbangkan jika Cover Ratio di atas 100%. Cover ratio =
Liquid Value x 100% Permohonan Kredit
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis jaminan antra lain adalah jaminan mempunyai nilai ekonomis secara umum dan barang jaminan tersebut mudah dipasarkan, tidak cepat rusak, serta kondisi dan lokasi jaminan yang cukup baik. •
Condition
Kondisi ekonomi secara umum dan khusus menyangkut fleksibilitas sector usaha calon cebitur dalam menghadapi perubahan di masa yang akan datang yang perlu diteliti dengan maksud agar bank dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul oleh situasi ekonomi. Setelah data-data yang dibutuhkan untuk proses analisis dianggap cukup dari berbagai aspek mengenai kelengkapan Calon Debitur maka dilakukan
Universitas Sumatera Utara
anlisis kredit.
Pada tahap ini, analis kredit harus lebih banyak berdiskusi
dengan rekan sejawat, Kasi/Kabag Pemasaran/ Kasi Kredit/ Kepala Cabang agar diperoleh hasil analisis yang tepat, efektif dan teruji. Analis Kredit lalu menyiapkan analisa pembahasan kredit secara umum yang menyangkut : •
Aspek hukum Analisis aspek hukum menekankan pada penelitian status yuridis badan usaha, yaitu mengutamakan pembahasan calon debitur dari segi hukum, mencakup : a. Keabsahan akte pendirian dimana ditetapkan bahwa akte tersebut harus mendapatkan pengesahan dari Departemen Kehakiman. b. Surat-surat izin perusahaan, seperti: SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi), dll. c. Legalitas barang-barang jaminan yang diajukan sebagai jaminan.
•
Aspek manajemen Titik berat analisis ini diarahkan kepada : a. Riwayat perusahaan, mencakup bentuk/status perusahaan serta sejarah singkat perusahaan, gambaran mengenai struktur organisasi serta pembagian wewenang, gambaran pengalaman usaha dalam bisnisnya dan susunan pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
b. Performance pengurus/ pemilik/ pemohon, yang perlu diperhatikan adalah latar belakang pendidikan serta pengalaman pengurus dalam mengelola perusahaan. •
Aspek keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang paling penting dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Cara yang digunakan oleh Bank Sumut untuk meneliti keadaan keuangan calon debitur adalah melalui analisis laporan keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan, yang meliputi rasio likuiditas, raso leverage, rasio coverage, rasio aktivitas dan rasio rentabilitas.
•
Aspek teknis Aspek ini menekankan kelayakan dari segi proses produksi, dalam arti bahwa proses produksi dapat berjalan dengan baik dan dengan biaya yang efisien sehingga dapat diharapkan mampu menunjang pemasaran porduk.
•
Aspek pemasaran Pemasaran yang berhasil merupakan sumber penggerak utama dari proses perkembangan perusahaan secara keseluruhan dan merupakan sumber utama untuk pengembalian kredit.
•
Aspek jaminan
Universitas Sumatera Utara
Dalam menilai aspek ini pihak bank secara langsung memperhatikan apakah jaminan yang diberikan oleh calon debitur memiliki bukti kepemilikan yang sah dan tidak dalam perebutan kekuasaan apapun. •
Aspek sosiologi, ekonomi dan lingkungan Dalam
menilai
aspek
ini,
pihak
bank
secara
langsung
harus
memperhatikan apakah usaha yang dijalankan calon debitur dapat diterima masyarakat umum, terutama yang menyangkut norma agama, adat istiadat, undang-undang serta lingkungan masyarakat setempat. 4. Tahap Keputusan Kredit Setelah itu, Analis Kredit merumuskan kesimpulan dan saran atas hasil analisa pembahasan kredit yang meliputi : plafond, jangka waktu kredit, suku bunga, provisi biaya, dll. Jika telah diyakini pada suatu kesimpulan bahwa permohonan kredit terebut layak untuk diajukan maka hasil analisa dan usulan kredit dibuat dalam Formulir Memorandum Pengusulan Kredit (FMPK). Memorandum ini pada dasarnya merupakan proposal kredit yang berisi identitas Calon Debitur dan hasil analisa kredit serta kesimpulan dari analisis kredit terhadap permohonan kredit yang diajukan Calon Debitur. Memorandum Pengusulan Kredit berisi : a. Identitas Pemohon b. Uraian permohonan kredit c. Uraian jaminan kredit
Universitas Sumatera Utara
d. Data umum tentang Calon Debitur e. Aspek-aspek yang dianalisa f. Hasil/kesimpulan atas analisa yang dilakukan Setelah itu, MPK diserahkan ke KPK (Kelompok Pemutus Kredit) untuk mendapatkan keputusan. Lalu KPK membuat keputusan dalam memorandum KPK dan menyerahkannya kembali ke Analis Kredit. Apabila permohonan kredit disetujui maka dilaksanakanlah penandatanganan akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan hipotik atau surat perjanjian yang dianggap perlu. Setelah akad kredit ditandatangani maka langkah selanjutnya adalah merealisasikan kredit. Namun apabila analis kredit merekomendasikan penolakan permohonan terhadap kredit tersebut, cukup dibuat memo penolakan kredit yang isinya sebagai berikut : a. Pertimbangan-prtimbangan/
alasan-alasan
kuat
unutk
menolak
permohonan kredit tersebut. b. Laporan aspek-aspek penilaian c. Laporan kunjungan setempat Setiap permohonan kredit yang ditolak wajib dibuatkan surat keputusan kredit dan segera disampaikan kepada Calon Debitur beserta alasan/ pertimbangan penolakannya. B. Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini adalah berupa informasi-informasi keuangan yang berasal dari laporan keuangan perusahaan debitur tahun 2009.
Berikut penulis
Universitas Sumatera Utara
membuat deskripsi rasio-rasio keuangan dan kebutuhan modal kerja perusahaan debitur yang menjadi sample dalam penelitian ini : DEBITUR A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD
KMK 275000000 200000000 400000000 500000000 150000000 210000000 300000000 200000000 190000000 100000000 300000000 300000000 400000000 125000000 500000000 100000000 300000000 75000000 500000000 250000000 60000000 500000000 200000000 85000000 150000000 70000000 200000000 100000000 250000000 250000000
CR 2.246 1.453 1.327 1.450 1.667 2.215 3.022 3.361 2.971 1.186 3.015 2.573 2.175 3.933 3.509 2.694 2.841 2.215 2.116 1.686 6.239 2.138 3.994 2.830 2.677 1.591 2.048 1.925 3.709 2.266
DER ATO 0.388 0.786 0.357 1.633 0.619 0.788 0.275 0.474 0.195 0.051 0.348 0.694 0.252 0.627 0.146 0.527 0.289 0.912 0.478 3.724 0.238 0.813 0.310 0.583 0.283 1.268 0.193 1.047 0.518 0.530 0.162 0.496 0.244 0.403 0.326 1.318 0.397 1.734 0.106 0.459 0.132 1.223 0.377 0.655 0.204 0.748 0.027 1.740 0.267 0.856 0.246 2.005 0.305 0.584 0.301 1.823 0.236 0.303 0.286 0.195 Tabel 4.1.
NPM 0.201 0.161 0.097 0.362 5.376 0.147 0.084 0.171 0.157 0.121 0.158 0.16 0.204 0.154 0.647 0.140 0.115 0.077 0.162 0.121 0.193 0.151 0.207 0.214 0.142 0.185 0.207 0.122 0.135 0.154
ROI 0.158 0.263 0.076 0.172 0.276 0.102 0.084 0.090 0.143 0.450 0.129 0.093 0.255 0.162 1.220 0.070 0.046 0.102 1.541 0.055 0.236 0.099 0.155 0.373 0.122 0.372 0.121 0.222 0.041 0.030
ROE 0.219 0.357 0.138 0.174 0.330 0.137 0.105 0.090 0.185 0.450 0.129 0.122 0.171 0.193 1.638 0.070 0.057 0.135 0.932 0.015 0.267 0.136 0.194 0.191 0.152 0.285 0.157 0.302 0.050 0.039
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Kelayakan Model Sebelum
melakukan
analisis
sttaistik,
penulis
terlebih
dahulu
mengevaluasi model, sehingga model tersebut dapat dikatakan layak untuk pengujian hipotesis. a.
Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2005:91) “multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan (2) variance inflation factor (VIF).” Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variable independen manakah yang dijelaskan oleh variable independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinearitas yang dapat ditolerir misalnya nilai tolerance 0,1 sama dengan tingkat kolinearitas 0,95.
Coefficientsa
Universitas Sumatera Utara
Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error
1 (Constant)
2.697E8
1.005E8
-2.456E7
2.111E7
DER
4.781E8
ATO
Coefficients Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
2.683
.013
-.185
-1.164
.256
.579
1.728
1.981E8
.426
2.413
.024
.469
2.134
-1.344E8
2.673E7
-.712
-5.029
.000
.730
1.370
NPM
-3.635E7
2.027E7
-.252
-1.794
.086
.738
1.355
ROI
3.294E8
1.276E8
.789
2.582
.017
.156
6.392
ROE
-1.527E8
1.478E8
-.347
-1.033
.312
.129
7.733
CR
a. Dependent Variable: KMK
Tabel 4.2. Berdasarkan data pada lampiran 2 Correlations, hasil besaran korelasi antar variable independen tampak bahwa hanya variable ROE yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variable ROI dengan tingkat korelasi sebesar -0, 896 atau sekitar 89,6% (<95%) maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas yang serius. Berdasarkan pada table 4.2., hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variable independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antara variable independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa tidak ada satupun variable independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variable independen dalam model regresi.
Universitas Sumatera Utara
b.
Uji Heterokedastisitas Menurut Ghozali (2005:105) “deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.” Dasar analisis untuk mengetahui gejala heterokedastisitas : 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang
menyempit),
teratur
(bergelombang,
maka
mengindikasikan
melebar telah
kemudian terjadi
heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasisitas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Dari grafik scatterplots pada gambar 4.1. terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai. c.
Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005:110) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistrius normal atau tidak yaitu dengan anakisis grafik dan uji statistic. 1.
Analisis Grafik Pada prinsipnya, normalitas dapat didetksi dengan melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar analisis untuk menguji normalitas : •
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regreis memenuhi asumsi normalitas.
•
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.2.
Gambar 4.3. Dari hasil output SPSS pada gambar 4.2., dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
Universitas Sumatera Utara
diagonal. Dari histogram yang ada pada gambar 4.3. juga dapat dilihat bahwa bentuk kurva memiliki kemiringan yang seimbang di sisi kiri dan kanan.
Dari output SPSS Normal P-Plot dan
histogram dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hatihati. Menurut Ghozali (2005:113) “uji statistic sederhana dapat dilihat melalui nilai kurtosis dan skewnes dari residual.
Pada
tingkat signifikansi 0.05 nilai Ztabel = 1.96 . Jika nilai Zhitung > Ztabel, maka distribusi tidak normal.” Nilai Zskewness dapat dihitung dengan rumus : Zskewness =
Skewness 6 N
Nilai Zkurtosis dapat dihitung dengan rumus : Zkurtosis =
Kurtosis 24 N Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic
Statistic
Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
.800
Kurtosis
Std. Error
Statistic
.427
.716
Std. Error .833
Tabel 4.3.
Universitas Sumatera Utara
Dari table 4.3. Descrptive Statistics dapat dilihat bahwa nilai Skewness adalah 0.800 dan nilai kurtosis adalah 0.716. Maka : Zskewness hitung =
Zkurtosis hitung =
0.800 6 30 0.716 24 30
= 1.78 (lebih kecil dari 1.96)
= 0.80 ( lebih kecil dari 1.96)
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Selain itu, normalitas juga dapat diuji dengan menggunakan uji statistic non parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Menurut Alhusin (2003:262) “jika probabilitas > 0,05 berarti data memiliki distribusi normal”. Berdasarkan hasil output pada table 4.4., dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.882 dan signifikansi adalah 0.418.
Jadi
probabilitas (Sig.) 0.418 > 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data ini memiliki distribusi normal, sesuai dengan uji-uji sebelumnya. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
30 .0000000 7.97196024E7 .161 .161 -.083 .882
Universitas Sumatera Utara
Asymp. Sig. (2-tailed) sa. Test distribution is Normal.
.418
Tabel 4.4. 2. Pengujian Hipotesis Menurut Ghozali (2005:81) “hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variable independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variable dengan suatu persamaan.” Model Summaryb
Model 1
R
R Square
.815a
.664
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .576
8.952E7
a. Predictors: (Constant), ROE, CR, NPM, ATO, DER, ROI b. Dependent Variable: KMK
Tabel 4.5. Dari tampilan output SPSS pada table 4.5. Model Summary besarnya adjusted R2 adalah 0.576, hal ini berarti 57.6% variasi Kredit Modal Kerja dapat dijelaskan oleh variasi dari keenam variable independen yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset Turn Over, Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity. Sedangkan sisanya (100%-57.6% = 42.4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Standard Error of Estimate (SEE) sebesar 8.952.
Semakin kecil SEE akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variable dependen. Dari data pada table 4.2., maka persamaan regresi linier yang diperoleh adalah :
Universitas Sumatera Utara
KMK = 2.697 – 2.456CR + 4.781DER – 1.344ATO – 3.635NPM
+
3.294ROI – 1.527ROE Keterangan : 1. Konstanta sebesar 2.697 menunjukkan bahwa jika variable independen dianggap konstan, maka jumlah kredit modal kerja adalah 2.697 2. Koefisien regresi CR sebesar 2.456 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan sebesar satu satuan untuk current ratio akan mengurangi kredit modal kerja sebesar 2.456 3. Koefisien regresi DER 4.781 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan sebesar satu satuan untuk debt to equity ratio akan meningkatkan kredit modal kerja sebesar 4.781 4. Koefisien regresi NPM sebesar 3.635 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan sebesar satu satuan untuk net profit margin akan mengurangi kredit modal kerja sebesar 3.635 5. Koefisien regresi ATO sebesar 1.344 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan sebesar satu satuan untuk asset turn over akan mengurangi kredit modal kerja sebesar 1.344 6. Koefisien regresi ROI sebesar 3.294 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan sebesar satu satuan untuk return on investment akan mengurangi kredit modal kerja sebesar 3.294
Universitas Sumatera Utara
7. Koefisien regresi ROE sebesar 1.527 menunjukkan bahwa setiap adanya peningkatan sebesar satu satuan untuk return on equity akan meningkatkan kredit modal kerja sebesar 1.527 Model di atas mengisyaratkan jawaban akan hipotesis, namun untuk lebih jelasnya penulis melakukan uji pengaruh simultan dari variable independen terhadap variable dependen dan uji pengaruh parsial dari masing-masing independen terhadap variable dependen sebagai berikut : a. UJi Signifikansi Simultan (Uji Statistic F) Uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen/terikat. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H0 = CR, DER, ATO, NPM, ROI, ROE tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ha = CR, DER, ATO, NPM, ROI, ROE berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ketentuan apakah Ho diolak atau diterima yaitu melalui : Perbandingan F hitung dengan F table (α, k-1, n-k) •
Jika statistik F hitung > statistik F table, maka Ho ditolak
•
Jika statistik F hitung < statistik F table, maka Ho diterima
Nilai probabilitas (tingkat signifikansi)
Universitas Sumatera Utara
•
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
•
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima ANOVAb
Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
3.637E17
6
6.062E16
Residual
1.843E17
23
8.013E15
Total
5.480E17
29
F 7.566
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), ROE, CR, NPM, ATO, DER, ROI b. Dependent Variable: KMK
Table 4.6. Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 7.566 dengan probabilitas 0.000. Bila k = 7 variabel, dan n = 30, maka k-1 = 6 dan n-k = 23 dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh f table 2.53. Hasil uji : •
t hitung (7.566) > t table (2.048)
•
tingkat signifikansi adalah 0.000 < 0.05
•
Ho ditolak ( CR, DER, ATO, NPM, ROI, ROE secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja) Karena probabilitas < 0.05 dan F hitung (7.566) > F table (2.53) maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Kredit Modal Kerja atau dapat dikatakan bahwa H0 ditolak yang artinya CR, DER, ATO, NPM, ROI dan ROE secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji signifikansi partial (uji t) Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh varabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen/terikat. Hipotesis yang diajukan adalah : H0 = koefisein regresi tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ha = koefisien regresi berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ada 2 cara dalam menentukan apakah Ho ditolak atau diterima, yaitu : Perbandingan t hitung dengan t table (
α 2
, n-2)
• Jika statistic t hitung > statistic t table, maka Ho ditolak • Jika statistic t hitung < statistic t table, maka Ho diterima Nilai probabilitas (tingkat signifikansi)
1.
•
Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
•
Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
Pengaruh likuiditas terhadap pemberian kredit
Berdasarkan teori likuiditas, rasio ini berguna untuk mengetahui berapa kemampuan suatu manajemen bisnis perbankan dalam melunasi utang-utang jangka pendek yang dilakukan perusahaan itu dengan aktiva jangka pendek yang dimilikinya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Current Ratio (CR) sebagai wakil dari rasio likuiditas.
Universitas Sumatera Utara
Untuk
mengetahui pengaruh
CR
terhadap
pemberian
kredit
maka
dikemukakan hipotesis sebagai berikut : Ho = CR tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ha = CR berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Berdasarkan table Coefficients variable CR mempunyai nilai t hitung = 1.164, sedangkan t table adalah t(0.025;28) = 2.048. Hasil uji : •
t hitung (1.164) < t table (2.048)
•
tingkat signifikansi CR adalah 0.256 > 0.05
•
Ho diterima ( current ratio tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja)
2. Pengaruh leverage terhadap pemberian kredit modal kerja Berdasarkan teori, rasio leverage mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua utang jangka pendek atau pun jangka panjangnya. Dalam penelitian ini, untuk mewakili rasio leverage peneliti menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Untuk mengetahui pengaruh DER terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H0 = DER tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ha = DER berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan table Coefficients, variable DER memiliki t hitung 2.413 sedangkan t table adalah t(0.025;28) = 2.048. Hasil uji : •
t hitung (2.413) > t table (2.048)
•
tingkat signifikansi DER adalah 0.024 < 0.05
•
Ho ditolak (debt toequity ratio berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja)
3. Pengaruh rasio aktivitas terhadap pemberian kredit modal kerja Berdasarkan teori, rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Asset Turn Over (ATO) sebagai wakil dari rasio aktivitas. Untuk mengetahui pengaruh ATO terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H0 = ATO tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ha = ATO berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Berdasarkan table Coefficients variable ATO memiliki t hitung 5.029 sedangkan t table adalah t(0.025;28) = 2.048. Hasil uji : •
t hitung (5.029) > t table (2.048)
•
tingkat signifikansi ATO adalah 0.000 < 0.05
Universitas Sumatera Utara
•
Ho ditolak (asset turn over berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja)
4. Pengaruh rasio rentabilitas terhadap pemberian kredit modal kerja Berdasarkan teori, rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba untuk para pemegang saham. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan NPM, ROI, dan ROE sebagai wakil dari rasio rentabilitas. a. Untuk mengetahui pengaruh NPM terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H0 = NPM tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit Ha = NPM berpengaruh terhadap pemberian kredit Berdasarkan table Coefficients variable NPM memiliki t hitung 1.794 sedangkan t table adalah t(0.025;28) = 2.048. Hasil uji : •
t hitung (1.794) < t table (2.048)
•
tingkat signifikansi NPM adalah 0.86 > 0.05
•
Ho diterima (net profit margin tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja)
b. Untuk mengetahui pengaruh ROI terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H0 = ROI tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit Ha = ROI berpengaruh terhadap pemberian kredit
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan table Coefficients variable ROI memiliki t hitung 2.582 sedangkan t table adalah t(0.025;28) = 2.048. Hasil uji : •
t hitung (2.582) > t table (2.048)
•
tingkat signifikansi NPM adalah 0.017 < 0.05
•
Ho ditolak (return on investments berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja)
c. Untuk mengetahui pengaruh ROE terhadap pemberian kredit maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut : H0 = ROE tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Ha = ROE berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja Berdasarkan table Coefficients variable ROE memiliki t hitung 1.033 sedangkan t table adalah t(0.025;28) = 2.048. Hasil uji : •
t hitung (1.033) < t table (2.048)
•
tingkat signifikansi NPM adalah 0.312 > 0.05
•
Ho diterima (return on equity berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja
C. Pembahasan Hasil Statistik
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis di atas, peneliti mencoba menguraikan hah-hal yang dapat dikemukakan mengenai peranan analisis laporan keuangan dalam pemberian kredit modal kerja. 1.
Pengaruh current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment, dan return on equity secara bersama-sama terhadap pemberian kredit modal kerja. Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa seluruh variable independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment, dan return on equity secara menyeluruh berpengaruh terhadap variable dependen yaitu pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Sumut. Ini bermakna bahwa kreditur harus memperhatikan seluruh aspek kondisi keuangan debitur melalui analisis rasio keuangan debitur karena memiliki pengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja, atau dengan kata lain turut berperan dalam mencegah resiko timbulnya kredit macet.
2.
Pengaruh current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment, dan return on equity secara individu (parsial) terhadap pemberian kredit modal kerja. a. Current ratio secara individu tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit. Ini berarti kondisi likuiditas debitur yang tercermin dalam current ratio tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit pada PT. Bank Sumut. Rasio lancar yang merupakan angka perbandingan antara nilai aktiva lancar dengan nilai hutang lancar, sangat lazim digunakan untuk mengukur
Universitas Sumatera Utara
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dalam literatur banyak disebut-sebut bahwa dari sudut pandangan kreditur jangka pendek, rasio lancar setinggi 2,0 yang dipelihara atau dimiliki oleh debitur merupakan angka minimum yang bisa diterima. Adapun penalarannya ialah bahwa apabila debitur menjumpai kesulitan dalam melunasi kewajibannya yang sudah jatuh tempo dan terpaksa harus menguangkan beberapa jenis aktiva lancarnya secara tergesa-gesa dengan harga jual yang pada umumnya terpaksa lebih rendah dibandingkan dengan harga bukunya, maka penurunan harga aktiva lancar yang dicairkan tersebut pada umumnya masih cukup untuk melunasi seluruh kewajiban jangka pendek perusahaan yang ada, yaitu selama tingginya rasio lancar dalam keadaan semula tidak lebih rendah dari pada dua. Terhadap rasio keuangan ini hendaknya diingat bahwa pemberian kredit jangka pendek, baik bank yang memberikan kredit jangka pendek, leveransir ataupun pihak lain, akan langsung menyebabkan menurunnya nilai rasio lancar tersebut. Rasio lancar mempunyai sifat tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Begitu perusahaan memperoleh kredit dari bank atau dari leveransir, rasio lancar seketika itu juga menurun.
Sebaliknya, sesaat perusahaan
membayar angsuran atau pelunasan hutang jangka pendeknya, rasio lancar nilainya meningkat. Sekalipun, di dalam kedua kejadian tersebut, nilai modal kerja netonya sama sekali tidak mengalami perubahan. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
dapat dikatakan bahwa pola perubahan kegiatan yang sifatnya musiman berpengaruh terhadap naik-turunnya rasio lancar perusahaan. Sebagai contoh, ambil saja toko sepatu. Pada beberapa minggu, atau sebulan dua bulan menjelang hari raya ldul Fitri, hari raya Natal dan hari-hari dimulainya tahun akademik baru, permintaan akan sepatu mulai meningkat kemudian menurun dengan mencapai titik terendah pada hari-hari raya tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko sepatu perlu menaikkan besarnya persediaan.
Kalau peningkatan persediaan barang
dagangan tersebut dibiayai dengan cara mengurangi uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak mengalami perubahan, sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva lancarnya saja yang mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan nilai total hutang lancarnya sama sekali tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancar pun tidak mengalami perubahan juga. Akan tetapi penumpukan persediaan yang dilaksanakan dengan hanya dibiayai dari uang tunai yang ada pada umumnya sangat terbatas dan jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan untuk menghadapi meningkatnya permintaan yang bersifat musiman tersebut.
Untuk mengatasinya, pada umumnya
perusahaan memanfaatkan sumber pembiayaan dari leveransir dan atau dari bank berupa kredit jangka pendek. Kalau demikian halnya, maka pada bulanbulan atau minggu-minggu menjelang melangitnya volume penjualan, rasio lancar perusahaan pada umumnya rendah karena bertambah besarnya hutang
Universitas Sumatera Utara
jangka pendek baik dari leveransir maupun dari bank, yang dibarengi oleh meningkatnya nilai aktiva lancar (dengan jumlah yang sama), tentu mengakibatkan menurunnya rasio lancar. Adanya pengaruh perubahan aktiva lancar dan hutang lancar yang disebabkan oleh perubahan kondisi ekonomi seperti tingkat permintaan ini lah yang mempengaruhi naik turunnya rasio lancar. Menurut pendapat peneliti, tidak semua perusahaan yang menjadi sampel mampu memenuhi standar 2,0 yang telah menjadi ketetapan umum untuk current ratio tetapi tetap menerima kredit modal kerja yang diajukan ke Bank Sumut. Pihak bank pastinya telah mempunyai pertimbangan khusus untuk menerima permohonan kredit dari aspek-aspek lain yang dipertimbangkan. Dari keterangan ini dapat diperoleh penjelasan mengapa current ratio tidak berpengaruh secara individual terhadap pemberian kredit modal kerja. b. Debt to equity ratio secara individu berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Ini berarti kondisi aktivitas debitur yang tercermin dalam rasio hutang terhadap ekuitas berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit modal kerja. Semain kecil nilai DER berarti semakin besar kemungkinan permohonan kredit akan disetujui. Sebab, apabila nilai DER semakin kecil berarti perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas semakin kecil, yang berarti bahwa nilai hutang masih dapat dipenuhi oleh nilai ekuitas dan menunjukkan bahwa tingkat aktivitas perusahaan semakin baik yang juga
Universitas Sumatera Utara
akan meningkatkan nilai laba yang akan dicapai. Kondisi seperti ini akan menguntungkan bagi pihak bank, karena tingkat resiko kredit macet dapat diminimalisir. c. Asset turn over secara individu berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Ini berarti kondisi aktivitas debitur yang tercermin dalam perputaran aktivanya berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit modal kerja. Semakin tinggi ATO maka tingkat aktivitas perusahaan semakin baik, karena tingginya ATO sejalan dengan peningkatan penjualan yang nantinya akan berdampak positif dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Meningkatnya laba yang dihasilkan perusahaan akan meminimalisir resiko kredit macet. d. Net Profit Margin secara individu tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Ini berarti kondisi aktivitas debitur yang tercermin dalam rentabilitasnya tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit modal kerja. Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Sama halnya dengan current ratio, net profit margin juga mengalami perubahan-perubahan musiman yang akan berdampak pada naik turunnya margin laba bersih perusahaan-perusahaan debitur. Seperti contoh pada kasus rasio lancar, pada saat menjelang Lebaran atau tahun akademik, maka tingkat penjualan akan semakin meningkat.
Untuk menghadapi peningkatan
Universitas Sumatera Utara
permintaan tersebut maka perusahaan akan menambah persediaan.
Akan
tetapi penumpukan persediaan yang dilaksanakan dengan hanya dibiayai dari uang tunai yang ada pada umumnya sangat terbatas dan jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan untuk menghadapi meningkatnya permintaan yang bersifat musiman tersebut.
Kalau demikian halnya, maka pada bulan-bulan atau
minggu-minggu menjelang melangitnya volume penjualan, bersih
perusahaan pada umumnya rendah.
dipahami,
margin laba
Hal mana kiranya mudah
karena bertambah besarnya hutang jangka pendek baik dari
leveransir maupun dari bank akan memaksa perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya sehingga laba yang diperoleh semakin berkurang sedangkan penjualan dalam jumlah yang real terjadi. Menurut pendapat peneliti, semakin tinggi nilai net profit margin maka semakin baik perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba.
Dari hasil
penelitian dapat dilihat bahwa nilai net profit margin perusahaan debitur yang menjadi sampel adalah sangat rendah dan hanya satu debitur yang memiliki nilai NPM yang tinggi. Meskipun demikian, pihak bank tetap memenuhi permohonan kredit modal kerja yang diajukan oleh debitur berdasarkan pertimbangan-pertimbangan lain yang memperbolehkan permohonan kredit untuk disetujui oleh bank, misalnya analisis 5C dan aspek-aspek lainnya. e. Return on Investment secara individu berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja.
Universitas Sumatera Utara
Ini berarti kondisi aktivitas debitur yang tercermin dalam rentabilitasnya berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit modal kerja. ROI menunjukkan sejauh mana laba yang dapat dihasilkan oleh perusahaan atas sejumlah investasi yang dilakukan.
Semakin besar laba yang dihasilkan
berarti semakin besar pula dividen yang akan diperoleh oleh investor. Kondisi seperti ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga lebih menjamin keberlangsungan perusahaan (going concern).
Bagi pihak bank yang menjadi kreditur hal ini akan
menguntungkan karena akan mengurangi resiko kredit macet yang dapat ditanggulangi dengan baiknya kondisi keuangan perusahaan. f. Return on Equity secara individu tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Ini berarti kondisi aktivitas debitur yang tercermin dalam rentabilitasnya tidak berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit modal kerja. Seperti halnya pada penjelasan current ratio dan net profit margin, return on equity juga dipengaruhi oleh factor-faktor ekonomi. Misal pada kasus yang sama, apabila laba yang diperoleh perusahaan digunakan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, maka jumlah laba akan semakin berkurang sedangkan nilai ekuitas tetap, maka nilai ROE akan semakin kecil.
D. Efektivitas Pemberian Kredit
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengukur apakah analisis laporan keuangan berpengaruh dalam efektivitas pemberian kredit, maka dilakukan penilaian melalui kuesioner yang dibagikan kepada 5 responden yang berkaitan dengan bidang kredit. Jawaban kuesioner Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan dalam Efektivitas Pemberian Kredit Modal Kerja, yaitu : • Jumlah jawaban “ya”
=
184
• Jumlah jawaban “tidak”
=
21
• Jumlah jawaban kuesioner
=
205
• Hasil Perhitungan
=
184 x100% = 90% 205
Berdasarkaan perhitungan persentase jawaban kuesioner di atas, yaitu sebesar 90% maka peneliti berkesimpulan bahwa analisis laporan keuangan sangat berperan dalam efektivitas pemberian kredit atau dengan kata lain analisis laporan keuangan yang diwakili oleh current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment, dan return on equity sangat berperan dalam efektivitas pengambilan keputusn pemberian kredit modal kerja pada PT. bank Sumut.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada PT.
Bank Sumut mengenai pengaruh rasio keuangan (dalam penelitian ini adalah current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment, dan return on equity) sebagai bahan pertimbangan dalam efektivitas pemberian kredit modal kerja, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada tahun 2009 rasio-rasio keuangan khususnya current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment, dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Ini bermakna bahwa kreditur harus memperhatikan seluruh aspek kondisi keuangan debitur melalui analisis rasio keuangan debitur karena memiliki pengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja, atau dengan kata lain turut berperan dalam mencegah resiko timbulnya kredit macet. 2. Jika diteliti lebih jauh, ternyata tidak semua rasio keuangan berpengaruh secara parsial (individu) terhadap pemberian kredit modal kerja.
Di antara enam
variabel independen, hanya debt to equity ratio, asset turn over, dan return on investment yang berpengaruh secara individu terhadap pemberian kredit modal kerja.
Artinya, masing-masing variable merupakan penjelas yang sangat
signifikan terhadap pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Sumut.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan current ratio, net profit margin dan return on equity tidak berpengaruh secara individu terhadap pemberian kredit modal kerja. 3. Pengaruh rasio keuangan (baik secara individu maupun secara simultan) terhadap pemberian kredit tidaklah sama setiap waktu.
Unsur-unsur rasio keuangan
tersebut dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi, misalnya naik turunnya permintaan barang, harga Bahan Bakar Minyak, inflasi, dll. Adakalanya suatu rasio dinyatakan memiliki pengaruh signifikan ataupun tidak terhadap pemberian kredit tergantung pada bagaimana kondisi perusahaan debitur pada saat mengajukan permohonan kredit. Perusahaan debitur yang bermasalah dalam hal rasio keuangan (tidak memenuhi standar yang diinginkan bank) tidak langsung ditolak, namun pihak bank mempertimbangkan unsur-unsur lainnya seperti analisis 5C, aspek non keuangan, net working capital, nilai agunan yang diajukan, dll. Berdasarkan hasil pertimbangan tersebut barulah bank memutuskan untuk menolak atau menyetujui permohonan kredit yang diajukan debitur. 4. PT. Bank Sumut telah melaksanakan analisis rasio laporan keuangan debitur dengan memadai, hal ini didukung oleh : a. Diperolehnya data laporan keuangan yang andal dalam proses analisis laporan keuangan debitur.
Untuk memperoleh data tersebut PT. Bank Sumut
melakukan : 1) Kunjungan langsung ke tempat usaha Calon Debitur (on the spot inspection) 2) Meminta informasi dai bank lain (bank to bank confirmation)
Universitas Sumatera Utara
3) Meminta informasi dari pihak lain yang memiliki hubungan bisnis dengan Calon Debitur (trade checking) b. Adanya analisis laporan keuangan, seperti : 1) Rasio Likuiditas, terdiri dari Current Ratio dan Quick Ratio 2) Rasio Leverage, terdiri dari Debt to Equity Ratio dan Total Debt to Total Asset Ratio 3) Rasio Coverage, terdiri dari Times Interest Earned Ratio/ EBIT Coverage Ratio 4) Rasio Aktivitas, terdiri dari Inventory Turn Over dan Account Receivable Turn Over 5) Rasio Rentabilitas, terdiri dari Net Profit margin, Return on Investment dan Return on Equity 5. Pengambilan keputusan pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut telah dilaksanakan secara efektif, hal tersebut ditandai dengan terdapatnya prosedur pemberian kredit yang memadai untuk setiap permohonan kredit yang diajukan. Adapun prosedur tersebut terdiri dari: a. Tahap permohonan kredit, yaitu mengenai tata cara pengajuan permohonan kredit yang harus dilaksanakan dan dilengkapi oleh Calon Debitur. b. Tahap analisis kredit, terdiri dari : 1) Analisis terhadap prinsip-prinsip pemberian kredit, yaitu prinsip
5C
(Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy)
Universitas Sumatera Utara
2)
Analisis terhadap aspek-aspek pokok dalam pemberian kredit, meliputi aspek hukum, aspek manajemen, aspek teknis, aspek pemasaran, aspek social ekonomi dan aspek keuangan.
c. Tahap keputusan kredit, merupakan keputusan final yang akan ditentukan oleh pimpinan cabang mengenai diterima atau ditolaknya suatu permohonan kredit, di mana keputusan ini diperoleh dari KPK (Komite Pemutus Kredit). 6. Point lima juga didukung oleh perhitungan persentase jawaban kuesioner, yaitu sebesar 90% maka peneliti berkesimpulan bahwa analisis laporan keuangan sangat berperan dalam efektivitas pemberian kredit modl kerja atau dengan kata lain analisis laporan keuangan yang diwakili oleh current ratio, debt to equity ratio, asset turn over, net profit margin, return on investment, dan return on equity sangat berperan dalam efektivitas pengambilan keputusan pemberian kredit modal kerja pada PT. bank Sumut. B.
Saran Setelah mengadakan penelitian dan pembahasan, maka peneliti akan mencoba
memberikan saran untuk perbaikan dan peningkatan kualitas terhadap pelaksanaan analisis laporan keuangan dan pengambilan kreputusan pemberian kredit modal kerja di PT Bank Sumut yang mungkin dapat dipergunakan sebagai pertimbangan yaitu : 1.
Sebaiknya PT. Bank Sumut menyatakan bahwa Laporan Keuangan yang dilampirkan oleh calon debitur adalah laporan keuangan yang sudah diaudit oleh Akuntan Publik, terutama bagi perusahaan yang berbadan hukum dan pengajuan kreditnya lebih besar.
Hal ini dilakukan unutk mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
kepastian bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum. 2.
Sebaiknya analis kredit menetapkan secara umum rasio-rasio yang akan digunakan dalam analisis laporan keuangan debitur, sehingga terdapat kesamaan dalam bentuk hasil analisis kredit yang dicantumkan dalam dokumendokumen untuk kredit.
3.
Mengingat keterbatasan penelitian yang dilakukan peneliti, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk memperluas sampel penelitian dan menggunakan variable ataupun bentuk uji statistic lainnya, sehingga didapatkan hasil yang lebih baik lagi.
Universitas Sumatera Utara