BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis Kota Palangka Raya Palangkaraya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Kota ini memiliki luas wilayah 2.400 km² dan berpenduduk sebanyak 220.962 jiwa dengan kepadatan penduduk ratarata 92.067 jiwa tiap km² (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Sebelum otonomi daerah pada tahun 2001, Kota Palangka Raya hanya memiliki 2 (dua) kecamatan, yaitu: Pahandut dan Bukit Batu. Kini secara administratif, Kota Palangka Raya terdiri atas 5 (lima) kecamatan, yakni: Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sebangau, dan Rakumpit. a. Sebelah Utara: Kabupaten Gunung Mas b. Sebelah Timur: Kabupaten Gunung Mas c. Sebelah Selatan: Kabupaten Pulang Pisau d. Sebelah Barat: Kabupaten Katingan Kota ini dibangun pada tahun 1957 (UU Darurat No. 10/1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah) dari hutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di tepi Sungai Kahayan. 1
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palangka_Raya
50
51
2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dari penulis dalam penelitian strategi seniman kaligrafi dalam membuat hiasan mushaf di kota Palangkaraya ini hanya memfokuskan pada kecamatan Pahandut. Hal tersebut dilatarbelakangi dengan adanya para seniman mushaf, serta menurut hemat penulis cukup mewakili dari kecamatan-kecamatan lainnya seperti Jekan Raya, Sebangau, Bukit Batu dan Rakumpit. Selain itu juga akan lebih efektif dari segi waktu, jarak tempuh dalam mencapai keabsahan data. Adapun sejarah serta kondisi geografis kecamatan Pahandut yaitu: a. Kecamatan Pahandut 1) Geografi (Keadaan daerah) Kecamatan Pahandut Kecamatan Pahandut adalah salah satu diantara 5 (lima) kecamatan yang ada di kota Palangka Raya dengan luas wilayah 117,25 Km2 dengan topografi terdiri dari tanah datar, berawa-rawa dan dilintasi oleh sungai Kahayan. Yang secara administrasi berbatasan dengan: a) Sebelah Utara
: Berbatasan dengan kecamatan Kahayan
Tengah b) Sebelah Timur : Berbatasan dengan kecamatan Sebangau c) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kecamatan Sebangau d) Sebelah Barat
: Berbatasan dengan kecamatan Jekan Raya
52
2) Pemerintahan Pemerintahan kota Palangka Raya sebelumnya terdiri daris 2 (dua) kecamatan, 21 (dua puluh satu) kelurahan. Pada tahun 2002 dimekarkan menjadi 5 (lima) kecamatan dan 30 (tiga puluh) kelurahan sementara itu dikecamatan Pahandut yang sebelumnya terdiri dari 1 (satu) kecamatan dan 11 (sebelas) kelurahan, dalam rangka mempercepat pelayanan kepada masyarakat, maka pada tahun 2002 dimekarkan menjadi 3 (tiga) kecamatan, 16 (enam belas) kelurahan, dan kecamatan Pahandut terdiri dari 6 (enam) kelurahan yaitu: 1) Kelurahan pahandut (lama) 2) Kelurahan Panarung (lama) 3) Kelurahan langkai (lama) 4) Kelurahan Tumbang Rungan (lama) 5) Kelurahan Pahandut Sekarang (baru) 6) Kelurahan Tanjung Pinang (baru) Pemerintahan di Kecamatan Pahandut sebagai pelaksana pemerintah umum yang membawahi 6 (enam) kelurahan, dalam melaksanakan tugasnya adalah Camat yang mempunyai kedudukan sebagai Kepala Wilayah yang memimpin penyelenggaraan pemerintah di Tingkat Kecamatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota.
53
Dalam melaksanakan tugasnya, camat juga mempunyai tugas menetapkan pelaksanaan serta penyelenggaraan segala urusan pemerintah,
pembangunan
dan
pembinaan
masyarakat
di
kecamatan. B. Gambaran Umum Subjek Penelitian Sehubungan mengenai identitas subjek penelitian sebagaimana yang telah disebutkan pada bab III, bahwa penelitian ini mengambil subjek sebanyak 3 (tiga) orang sesuai dengan penentuan subjek penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu memilih subjek penelitian untuk dijadikan sebagai sumber daya dalam pengambilan data yang ada di lapangan berdasarkan pada latarbelakang subjek yang benar-benar memiliki kemampuan di dalam membuat hiasan mushaf serta memiliki prestasi dan benar-benar dapat dikatakan sebagai seniman kaligrafi pada golongan hiasan mushaf. Untuk mempermudah maka penulis mencantumkannya dalam sebuah tabel berikut ini2:
TABEL 1 IDENTITAS SUBJEK PENELITIAN Jenis Usia Pendidikan Terakhir Kelamin 1 I AM Lk 25 MA Hidayatul Insan Palangka Raya 2 II AI Pr 29 D-2 PGAI-SD STAIN Palangka Raya 3 III SY Lk 34 D-3 Kehutanan UNPAR Sumber: Pada Observasi Awal Penelitian No Subjek Nama
2
Pekerjaan Swasta PNS PNS
Observasi awal penelitian (27 juni 2013 dan wawancara tambahan 3 November 2013)
54
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa terlihat ada variasi dari ketiga subjek yang penulis dapatkan dalam penelitian ini. Variasi yang penulis maksudkan adalah jenis kelamin yang berbeda, karena menurut
penulis
bahwa
antara
laki-laki
dan
perempuan
memiliki
kecenderungan yang berbeda dalam membuat hiasan mushaf dan tentu keduanya juga memiliki strategi yang berbeda. C. Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada pelaksanaan penelitian yang penulis lakukan dari hasil observasi, wawancara serta diadakannya langsung praktik dalam membuat hiasan mushaf oleh subjek, dengan tujuan agar memperkuat kevalidan data yang di dapat bahwa penelitian ini benar-benar dilakukan. Adapun hasil dari observasi, wawancara dan praktik yang dilakukan, maka dapat penulis uraikan sebagai berikut: 1. Faktor yang mendukung dalam membuat Hiasan Mushaf disaat lomba Dalam orientasi membuat hiasan mushaf disaat lomba, tentu ada faktor-faktor yang mendukung baik dari faktor Psikis (Kejiwaan) dan faktor Fisik (Jasmani). Psikis dan Fisik merupakan satu kesatuan yang seharusnya diselaraskan dalam setiap fungsinya. Pada pembahasan ini, penulis akan memaparkan kedua faktor tersebut melalui pernyataan-pernyataan kedua subjek dari wasil wawancara serta dilakukannya praktik dalam membuat hiasan mushaf. Tujuannya adalah, agar apa yang disampaikan dari hasil observasi dan wawancara serta
55
didukung dengan dilakukannya praktik secara langsung, maka penulis lebih mudah menjabarkannya dalam penelitian ini. a. Faktor apa saja yang paling mendukung dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba dalam faktor psikis ? Psikis merupakan jiwa manusia. Psikis adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat secara kasat mata karena merupakan bagian dalam pada diri seseorang. Membuat hiasan mushaf di saat lomba, bahwa faktor psikis memiliki pengaruh besar, karena apabila psikis seseorang terganggu maka akan berdampak pada kondisi fisiknya. Dari hasil wawancara, menurut AM faktor psikis yang mendukung dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba yaitu: “Karena kita orang muslim, intinya dari segi ibadah harus diutamakan dan dijaga juga kesucian lahir bathin, puasa senin dan kamis dan juga ditambah dengan shalat hajat dan shalat lainnya”.3 Dari penyataan AM dapat dapat disimpulkan, bahwa faktor yang mendukung dalam membuat hiasan mushaf disaat lomba, untuk faktor psikis yaitu memperkuat spritual diri kita kepada Allah SAW. Faktor ini dapat kita lakukan dengan menjaga kesempurnaan shalat 5 (lima) waktu, kesucian lahir dan bathin baik berwudhu maupun menjaga dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, Melakukan puasa Sunnah yang di anjurkan Rasulullah dan meningkatkan amalan sunnah seperti Shalat Tahajud, Shalat Hajat dan Shalat Sunnat lainnya.
3
Wawancara dengan AM di rumah AI Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
56
Dari pernyataan AI mengenai faktor psikis yaitu “Mental ini yang perlu disiapkan, mood kita lagi baik, ibadah kita juga utama, dan sebelum membuatnyakan kita harus suci lahir dan bathin”. 4 Bahwa faktor pendukung dalam membuat hiasan pada saat lomba dari faktor psikis yaitu; menjaga mood atau suasana hati yang baik, kemudian Ibadah shalat 5 waktu dan diri kita harus terjaga lahir dan bathin. Adapun dari hasil wawancara pernyataan SY mengenai faktor psikis yaitu: “ Yang pasti sehat, terus mental. Jadi, lomba itu lebih sering kita lomba lebih siap kita untuk mengikuti lomba itu, walaupun tulisannya bagus tetapi pasti rasa grogi jadi seharusnya garis itu lurus tetapi karena grogi bisa saja miring.” 5 Dapat di simpulkan pernyataan dari SY bahwa, faktor psikis yang mempengaruhi di saat lomba yaitu sehat dari kejiwaan kita dan mental kita yang sudah siap untuk mengikuti lomba. Jadi, dapat di simpulkan bahwa faktor yang mendukung dari faktor psikis yaitu menjaga kesucian diri baik lahir maupun bathin, menjaga Ibadah yang wajib disertai ibadah yang sunnah, menjaga kondisi perasaan hati kita untuk nyaman dan tenang dan mental yang siap untuk mengikuti lomba.
4
Wawancara dengan AI di rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
5
Wawancara dengan SY di rumah Jl. Cempaka Palagka Raya, 03 November 2013
57
b. Faktor apa saja yang paling mendukung dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba dalam faktor fisik ? Fisik adalah tubuh manusia yang kasat dan memiliki panca indra. Faktor fisik sangat memiliki pengaruh besar untuk tingkat keberhasilan dalam membuat hiasan mushaf disaat lomba, karena pengaruh fisik juga mempengaruhi faktor psikis. Seseorang yang menderita fisik, maka akan mempengaruhi kondisi psikisnya. Misalkan, menyebabkan stress, putus asa dan konsenstrasinya juga terganggu. Adapun pernyataan AM dari hasil wawancara mengenai faktor fisik, sebagai faktor pendukung dalam menghadapi lomba: “Kalau faktor fisik, atau kesehatan, kalau kita sering begadang atau tidur larut malam paling ngga dikurangin, terus asupan makanan dan minuman harus dijaga yaitu empat sehat lima sempurna”.6 Adapun faktor fisik yang AM lakukan dalam kegiatan menghadapi lomba yaitu untuk menjaga kesehatan dan asupan makanan yang bergizi. Faktor kesehatan sangat penting, karena apabila kondisi fisik saat lomba kurang sehat maka konsentrasi juga akan berkurang dan ini akan menyebabkan hasil yang diinginkan tidak sempurna. Pernyataan yang sama dari AI dari faktor fisik yaitu: “Kalau faktor fisik yang harus kita jaga yaitu istirahat, makanan, kesehatan, jangan sampai kita begadang semalaman”.7
6
Wawancara dengan AM di rumah AI Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
7
Wawancara dengan AI di Rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
58
Adapun pernyataan SY mengenai faktor fisik yaitu: “Kalau faktor fisik, sama kita mau perang kita harus mempersiapkan senjata maksudnya yaitu kita harus menyiapkan kondisi kesehatan, banyak istirahat, menyiapkan peralatan-peralatan untuk lomba.”8 Sehingga dapat di simpulkan dari pernyataan ketiganya, bahwa faktor fisik yang harus di jaga dalam lomba pada golongan hiasan mushaf yaitu menjaga kesehatan, dengan dengan istirahat dan makan yang teratur, peralatan sudah kita siapkan agar tidak ada lagi sibuk menyiapkan alat-alat ketika mau lomba. Karena apabila kondisi badan tidak fit maka konsentrasi juga akan berpengaruh, dan tentu hasil yang di inginkan juga akan berpengaruh. 2. Kesulitan yang dihadapi Seniman dalam membuat Hiasan mushaf di saat lomba Dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba tentu ada kesulitan yang dihadapi para seniman atau peserta lomba. Adapun pernyataan AM mengenai kesulitan yang dihadapi dalam membuat hiasan mushaf disaat lomba: “Intinya kalau kesulitan itu biasanya kurang persiapan, misalkan dari persiapan kurang pembuatan mal atau motif. Misalkan, karena sibuk kerja, jadi persiapan kita kurang matang. Sehingga biasa sering ketinggalan kalau disaat lomba. Itu dari versi saya”.9
8
Wawancara dengan SY di Rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 03 November 2013
9
Wawancara dengan AM di rumah AI Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
59
Dari pernyataan AM dapat disimpulkan, bahwa kesulitan yang dihadapi para peserta disaat lomba yaitu kurangnya persiapan baik dari pembuatan mal atau pembuatan motif yang masih belum dipelajari terlebih dahulu. Adapun pernyataan AI mengenai kesulitan tersebut dari hasil wawancara dengan penulis: “Kalau kesulitan itu yang pasti penyusunan ayat, karena kita juga harus tahu kiadah-kiadah ayat, gimana caranya susunan ayat itu pas dengan kolom ayat dan penyusunan ayat itu juga menyita waktu, karena sekarangkan ayat itu disediakan disaat lomba kalau dulukan ayatnya dikasih, waktu malamnya sebelum bsok lomba. Kemudian lis nya kurang rapi dan kencang, karena mengejar waktu dan bunganya juga harus rapi”.10 Dapat di simpulkan dari pernyataan AI, bahwa kesulitan yang biasa dihadapi AI yaitu; 1) Penyusunan Ayat; Dalam
penyusunan ayat,
para
seniman
harus
melakukan
pengukuran dan membuat garis untuk mempermudah dalam menulis ayat. Bahkan, sebelum membuat ayat tersebut dengan handam dan tinta maka terlebih dahulu ditulis pensil, dengan tujuan agar susunan ayat lebih rapi dan tertata dengan baik dengan kolom tersebut. Adapun kesalahan dalam pemotongan ayat, maka akan berdampak fatal dalam penilaian.
10
Wawancara dengan AI di rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
60
2) Pembuatan lis dan pembuatan gambar bunga Adapun kesulitan lainnya, yaitu dalam membuat lis dan gambar bunga. Adapun dari pernyataan SY, bahwa kesulitan dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba yaitu: “Semakin rumitnya motif maka semakin sulit membuatnya, itu pada intinya dan itu di luar dari persiapan. Tetapi, kalau persiapan itu sudah siap, baik dari cat mal nya maka tidak ada lagi kesulitannya.” 11 Dapat di simpulkan dari pernyataan SY bahwa, dalam membuat hiasan mushaf itu sebenarnya tidak ada kesulitan apabila persiapan kita telah matang. Tetapi, kalau dari segi pembuatan kesulitannya yaitu pada motif kalau motif yang kita buat sangat rumit. Jadi, dapat di simpulkan dari pernyataan AM, AI dan SY, bahwa faktor kesulitan dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba yaitu kurangnya persiapan atau latihan, kesulitan dalam menyusun ayat, kesulitan dalam membuat lis, dan gambar bunga dan membuat motif yang bentuknya rumit. Pada pengamatan yang penulis lakukan pada saat praktik yang dilakukan kedua subjek, bahwa kesulitannya dalam menyusun ayat, dalam membuat lis agar kencang dan rapi serta membuat motif gambar bunga, karena dalam hiasan mushaf motif gambar sangat kecil dibandingkan pada golongan dekorasi dan dalam pembuatannya sangat
11
Wawancara dengan SY di Rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 03 November 2013
61
rumit dan perlu kesabaran, sehingga perlu waktu yang banyak dalam membuatnya. 3. Strategi Seniman Kaligrafi dalam Membuat Hiasan Mushaf di saat Lomba a. Apa saja persiapan yang harus anda lakukan dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba? Kegiatan
Musabaqah
Khattil
Qur’an
(MKQ)
yang
di
selenggarakan setiap Tahunnya, menjadi perhatian bagi seluruh seniman
kaligrafi
mempersiapkan
di
segala
Kota macam
Palangka peralatan
Raya. dan
Para strategi
seniman untuk
menghadapi lomba dan salah satunya para seniman kaligrafi dalam golongan hiasan mushaf. Adapun persiapan yang dilakukan dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba, menurut AM yaitu: “Menurut saya setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda, namun pada dasarnya tujuannya sama, kalau saya mencakup 4 hal yaitu: orangnya; baik dari kejiwaannya, tinta; yang pastinya warna hitam yang digunakan, kalau dari segi merk terserah bagaimana yang menurut anda enak untuk menggunakannya, kalam; pena/andam dalam penulisannya dan ini mudah saja didapat, baik dari bamboo, kayu, atau juga dengan logam mata penanya, media; kalau untuk hiasan mushaf biasanya kertas putih atau manila/karton”.12
Dari hasil wawancara tersebut, bahwa persiapan yang dilakukan dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba, terdapat 4 (empat) unsur yang harus disiapkan yaitu: 12
Wawancara dengan AM di rumah AI Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
62
1) Penulis/Khattat (Orangnya) Penulis harus benar-benar siap dari segi psikis dalam menghadapi lomba, agar di saat lomba nantinya dapat melakukan dengan semaksimal mungkin. 2) Tinta Tinta yang digunakan haruslah berwarna hitam, dari segi merk tidak
ditentukan
yang
jelas
mudah
bagi
kita
dalam
menggunakannya. 3) Kalam/Pena Untuk kalam/pena yang biasa disebut dengan handam13, yang terbuat dari bamboo, kayu, atau juga dengan logam mata penanya. 4) Media Untuk hiasan mushaf, biasanya media yang digunakan kertas putih atau karton manila. Dari keempat hal inilah persiapan AM dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba, bahwa persiapan yang dilakukan tidak hanya didukung dari peralatan yang lengkap dan berkualitas tetapi juga faktor psikis yang harus disiapkan. Adapun bernyataan dari AI, persiapan dalam membuat hiasan mushaf disaat lomba: “Menurut saya biasanya persiapan awal dalam menghadapi lomba yaitu kita membuat mal terlebih dahulu, misalnya 13
Handam adalah salah satu jenis pena khas Indonesia yang cukup digemari oleh kaligrafer dalam dan luar negeri.
63
membuat motif terbaru dari karya terbaru yang dari luar, biasanya dari Jawa yang juara. Jadi karya itu diikuti mana yang baik kemudian diambil motif itu, tidak semuanya diambil tetapi dimotif kembali. Kemudian mengaplos warna, jadi yang digunakan bukan warna mentah, warna itukan ada 3 yang dasarnya yaitu warna biru, kuning dan merah. Kemudian kita amplos warna ketiganya tersebut menjadi warna umum, misalkan warna ungu. Kalau bisa warna itu bukan lagi warna primer tetapi warna spesial. Setelah mengaplos warna, kemudian kita coba dengan membuat motif tersebut sebelum lomba. Jadi apakah waktu yang digunakan itu pas dengan motif yang kita gunakan ini, karenakan hiasan mushaf ini rumit dalam membuatnya, hiashiasannya sangat kecil, bunga-bunganya kecil-kecil, tulisannya juga dan pembuatannya sangat rumit”.14 Adapun yang dimaksudkan dari AI dalam persiapan yang dilakukan yaitu: 1) Membuat mal atau motif terbaru dari karya yang baru Persiapan awal yang dilakukan oleh subjek adalah membuat mal untuk mempermudah dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba. Kemudian subjek membuat motif dengan meniru motif karya terbaru dari luar daerah yang juara pada hiasan mushaf, dan biasanya dari Pulau Jawa. Di bawah ini ada contoh mal yang dibuat dari subjek AI dalam kegiatan praktik yang dilakukan dalam proses penelitian yang penulis lakukan.
14
Wawancara dengan AI di Rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
64
Gambar 1. Mal yang dibuat dari Subjek AI
2) Mengaplos warna (memadukan warna) Pada lomba MKQ, panitia hanya menyiapkan karton atau media untuk membuat hiasan mushaf. Peralatan yang lain, semua disiapkan oleh peserta lomba, termasuk cat untuk perwarnaan. Adapun persiapan yang dilakukan dari subjek AI, ialah melakukan pembuatan
warna
dengan
mencapuradukkan
warna
untuk
praktik
untuk
mendapatkan warna yang berbeda. 3) Mempraktikkan mal yang dibuat dan motif terbaru Dalam
persiapan
ini,
subjek
melakukan
menyesuaikan waktu yang telah ditentukan oleh panitia dan mencocokkan motif yang telah dibuat dalam bentuk mal. Dibawah ini prosesi subjek AI dalam mempraktikkan mal tersebut dalam membuat hiasan mushaf.15
15
Praktik AI dalam membuat Hiasan Mushaf di rumah AI, Jl. Cempaka
65
Cat Pilok Warna Silver
Gambar 2 . Subjek AI menempelkan mal ke karton kosong dalam proses membuat blok
Adapun pernyataan subjek SY mengenai persiapan yang harus dilakukan yaitu: “Persiapannya yang kita bahas di awal tadi, yaitu dari segi peralatan, bahan, mental, fisik dan jangan bsok lomba malamnya begadang itu akan mengurangi stamina.”16 Dapati di simpulkan dari pernyataan SY, bahwa persiapan yang harus di siapkan yaitu: 1) Peralatan; Peralatan yang di maksudkan adalah alat-alat seperti cat handam itu sudah di siapkan, catnya sudah di oplos kemudian handamnya sudah di raut dengan menyiapkan 7-10 bentuk mata handamnya. 2) Bahan; Bahan yang di maksudkan adalah mal yang sudah dibuat untuk di pakai saat lomba.
16
Wawancara dengan SY di Rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 03 November 2013
66
3) Mental; dan Mental yang di maksudkan adalah dengan memperbanyak latihan dan mengikuti lomba hiasan mushaf, maka itu akan membantu untuk menguatkan mental. 4) Fisik. Memperbanyak istrahat agar menjaga stamina di saat lomba, karena pada saat lomba stamina sangat di perlukan untuk menguatkan konsenstrasi. Dari hasil wawancara yang di lakukan dari subjek AM, AI dan SY, maka dapat di simpulkan bahwa persiapan dalam membuat hiasan mushaf yaitu faktor psikis, peralatan yang lengkap, latihan secara rutin dengan membuat mal dengan motif terbaru dari karya terbaru dan mempraktikkannya. Dengan tujuan, agar hasil tersebut apakah dapat digunakan pada saat lomba dan mengukur durasi waktu yang tersedia di saat lomba. b. Apa saja perlengkapan yang disiapkan dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba? Dalam kegiatan lomba, perlengkapan dalam membuat hiasan mushaf, biasanya disiapkan dari peserta lomba kecuali media tulis (karton). Adapun pernyataan dari AM dari hasil wawancara yang penulis lakukan, perlengkapan yang harus disiapkan: “Menurut saya, kalau dari perlengkapan yang pasti kita menyiapkan peralatan seperti pensil, penanya, penghapus juga
67
perlu, tinta, cat yang warna warni yang telah kita oplos sehingga ada warna terang gelapnya. Kemudian menyiapkan malnya atau cetakan untuk ditempatkan ke media yang kosong, agar memudahkan kita dalam mengerjakannya.”17 Dari penjelasan subjek AM bahwa perlengkapan yang perlu disiapkan yaitu: 1) Pensil; dalam kegiatan praktik yang penulis lakukan dengan AM bahwa, kegunaan pensil yaitu untuk mempermudah dalam mengukur jarak khat didalam blok dan membuat penulisan khat sebelum ditulis dengan handam dan pensil juga mudah untuk dihapus. 2) Pena; pena yang dimaksudkan dari AM adalah kalam atau yang sering disebut handam untuk menulis khat didalam blok mushaf. 3) Tinta; yaitu tintah hitam untuk menulis khat. 4) Cat warna-warni; cat yang dimaksudkan oleh AM adalah cat yang sudah dioplos dari cat dasar, ketika pelaksanaan praktik dalam pembuatan mushaf. Cat tersebut dalam 1 bok ada 20 dan untuk lomba biasanya mereka menyiapkan 3 bok cat agar perwarnaannya sempurna. 5) Mal; yaitu cetakan dari dasar mushaf yang telah dibuat terlebih dahulu untuk memudahkan dalam membuat mushaf tersebut. Mal tersebut dibuat dari subjek sendiri dengan memadukan motif-motif terbaru dan pemikiran sendiri.
17
Wawancara dengan AM di rumah AI Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
68
Di bawah ini adalah contoh mal yang dibuat AM dalam praktik membuat mal hiasan mushaf. 18
Gambar 3. Proses subjek AM dalam membuat Mal
Pada gambar tersebut, terlihat jelas bahwa dalam membuat mal perlu kreatifitas, keuletan dan kesabaran. Motif-motifnya hiasan mushaf sangatlah kecil dan perlu kehatian dalam membuatnya. Adapun cara dalam membuat mal, dapat penulis gambarkan dari hasil praktik dengan AM yaitu: a) Buatlah gambar mushaf di karton yang kosong dengan pensil, gambar dan motif dapat diambil dari mushaf-mushaf yang sudah jadi, tetapi dipadukan dengan mushaf yang lain atau dengan pemikiran kita sendiri. b) Selanjutnya, potonglah gambar tersebut dengan hati-hati seperti gambar (3) dengan memotong bagian tengahnya menggunakan alat kater atau alat lainnya.
18
Agustus 2013
Praktik membuat hiasan mushaf di rumah AI Jl. Cempaka Palangka Raya, 11
69
Ini adalah cara singkat yang penulis paparkan dalam membuat mal hiasan mushaf, dari hasil praktik yang dilakukan AM ketika mempraktikkan dalam pembuatan mal sebelum mempraktikkan membuat hiasan mushaf. Adapun pernyataan dari AI, dari hasil wawancara yang penulis lakukan, bahwa perlengkapan yang harus disiapkan yaitu: “Menurut saya biasanya perlengkapan yang digunakan, tinta, handam yang digunakan dari bamboo, kemudian karton, pewarna, penghapus, penggaris, mal karena hiasan mushaf boleh menggunakan mal kecuali naskah yang tidak boleh menggunakan mal. Tetapi mal itu mal motif, kalau mal tulisan tidak boleh.”19 Adapun perlengkapan yang di maksudkan AI yaitu: 1) Tinta; yaitu tintah hitam untuk menulis khat. 2) Handam; handam yang dimaksudkan dari AI adalah kalam atau yang sering kita kenal dengan pena yang terbuat dari bamboo. 3) Pewarna; pewarna yang dimaksudkan oleh AI adalah cat yang sudah dioplos dari cat dasar. 4) Alat pendukung lainnya, seperti: pensil, penghapus, penggaris dll. 5) Mal; yaitu cetakan dari dasar mushaf yang telah dibuat terlebih dahulu untuk memudahkan dalam membuat mushaf tersebut. Adapun pernyataan subjek SY pada wawancara, peralatan yang harus di siapkan yaitu: “Yang jelas untuk peralatan itu penghapus, pensil, penggaris, terus handam, kater, gunting dan penintaan. Untuk handam jangan kita menyiapkan handam satu atau dua tetapi disiapkan dengan berbagai macam ukuran, jangan pada saat lomba kita 19
Wawancara dengan AI di Rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
70
meraut-raut handam. Kemudian untuk bahan, seperti cat itu harus sudah disiapkan jadi tidak ada lagi pada saat lomba kita mencampur-campur cat, jadi cat itu harus tertata walaupun warna tersebut hanya beda tipis sedikit tapi harus kita siapkan.”20 Jadi, dapat di simpulkan peralatan yang harus disiapkan dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba yaitu seperti pensil, penghapus, penggaris, tinta hitam, cat warna-warni yang telah di oplos, handam dengan beberapa ukuran mata handamnya. c. Apakah ada strategi pembagian waktu dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba ? Secara umum, durasi waktu dalam lomba Musabaqah Khattil Qur’an, bahwa durasi waktu yang disediakan yaitu 8 (delapan) jam, diantaranya 7 (tujuh) jam waktu lomba dan 1(satu) jam untuk Istirahat atau Ishoma (Istrhat, Shalat dan Makan). Adapun pernyataan AM, terkait dengan durasi waktu lomba yaitu: “untuk mushaf biasanya 8 (delapan) jam, 8 jam itu termasuk ishoma (istirhat, shalat dan makan), berarti 7 jam waktu normalnya dan 1 jam waktu istirahatnya.”21 Jadi, jelas bahwa waktu dalam lomba ada 8 jam, yaitu 7 jam waktu lomba dan 1 jam untuk ishoma. Kemudian, pada waktu yang tersedia dalam lomba membuat hiasan mushaf, tentu ada strategi pembagian waktu dengan tujuan agar hiasan mushaf yang dibuat tepat pada waktu yang disediakan. 20
21
Wawancara dengan SY di Rumah Jl. Cempaka Palangka Raya,03 November 2013 Wawancara dengan AM di rumah AI Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
71
Adapun strategi pembagian waktu AM, dari hasil wawancara yaitu: “Untuk pewarnaan atau pemblokkan kita lakukan misalnya 2 jam, terus untuk menulis ayat 1 jam, kemudian membuat lis sekitar 2 jam, terus bunga atau motif bisa 1 atau 11/2 jam, terus finishing kurang lebih ½ jam. Finishing itu adalah penyempurnaan waktu akhir lomba, misalkan ada yang huruf alif ketinggalan, atomotis kita bisa menambahkan, atau bunga disini masih kurang jadi kita bisa menambahkan kalau waktunya masih mencukupi.”22 Adapun strategi AM dalam pembagian waktu yaitu: 1) Pewarnaan dan Pemblokkan; 2 (dua) jam
Gambar 4. Proses Subjek AM dalam membuat Blok Hiasan Mushaf
Gambar 5. Proses Subjek AM dalam melakukan pewarnan
22
Ibid.
72
2) Membuat Lis; 2 (dua) jam Dari pengamatan yang di lakukan pada saat praktik, bahwa dalam membuat lis sangat memerlukan konsentrasi. Agar penyusunan ayat terlihat rapi dan baik, maka bagian lis harus rapi dan kencang 3) Menulis Ayat; 2 (dua) jam
Khat Tsulus
Khat Diwani Jali
Handam
Tinta Gambar 4. Proses Subjek AM dalam menulis Ayat atau Khat
4) Membuat gambar bunga atau motif; 1 atau 11/2 jam
Gambar Bunga
Gambar 5. Proses subjek AM dalam membuat Motif
73
5) Finishing; + ½ jam
Gambar 6. Subjek AM dalam melakukan Finishing
Finishing yang dimaksudkan di sini adalah untuk penyempurnaan akhir dari pembuatan hiasan mushaf apabila waktu yang tersisa masih ada. Sehingga dilakukan pengecekkan kembali agar hasil yang buat sempurna, karena setiap lomba para peserta ada saja yang ketinggalan baik dari penulisannya atau ada bercak-bercak cat yang tertingal. Adapun strategi pembagian waktu dari AI, melalui pernyataannya dalam wawancara yang penulis lakukan yaitu: “Kalau saya kan yang pertama menempel mal itu kkarton yang kosong, kemudian diwarna, terutama dibagian tengah biar cepat kering, kemudian menyebar kebagian ruangnya hingga kebagian tepinya, blog itu maksimal 1 jam harus selesai, belum dikasih lis, belum dikasih bunga, maksimallah 1 ½ jam. Kalau sudah selesaikan gampang untuk membuat motif-motif, bunga dan kita kasih lis, karena melis itu juga sangat rumit. Setelah selsai memblog, baru membuat tulisannya. Kalau saya biasanya menulis ayat setelah istirahat, karena kondisi kita kan jadi bersih setelah shalat, biasa setelah shalat baru saya menulis ayat. Karena setelah istirahat itukan semua perwarnaan sudah kering jadi kalau kita menulis itu enak, sebelum istirahat itu kita gunakan apa yang perlu, misalkan membuat bunga atau motif. Waktu menulis yaitu 1 jam, sisa waktunya membuat bunga-bunga atau mengisi yang kosong-kosong, karenakan hiasan mushaf itu kecil-kecil
74
motifnya. Biasanya itu ditulisan, tulisan itu harus dimantapkan. Penyisihan itukan biasa pakai khat naskhi. Kalau masuk finalkan kita usahakan tulisan utslus atau diwani, atau khat farisi. Dan kita mantapkan lagi kaidahnya.”23 Adapun strategi dalam pembagian waktu yang subjek AI lakukan yaitu: 1) Waktu 1 jam atau 1 ½ jam memblok yaitu; -
Menempel Mal
Gambar 7. Subjek AI menempel mal ke karton kosong dalam proses membuat blok
-
Mewarnai; terutama dibagian tengah dengan alasan agar cepat kering, kemudian kebagian ruangnya hingga kebagian tepinya.
Cat yang diaplos Gambar 8. Subjek AI dalam melakukan praktik proses pewarnaan 23
Wawancara dengan AI di Rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
75
2) Waktu 1 jam Membuat Motif
Gambar 9. Hiasan Mushaf dari subjek AI
3) Waktu 1 jam Membuat tulisannya;
Khat Naskhi
Gambar 10. Subjek AI dalam membuat tulisan dengan Khat Naskhi
Dalam membuat tulisan (Khat) subjek AI membuatnya setelah istirahat, dengan alasan karena kondisi kita bersih setelah shalat baik jasmani maupun rohani, dan semua blok yang dicat sudah kering jadi mudah untuk menulis Khat tersebut.
76
4) Sisa waktunya + 3 ½ membuat bunga-bunga atau mengisi yang kosong-kosong, sebab hiasan mushaf itu motifnya kecil-kecil.
Khat Tsulus
Motif gambar Bunga
Gambar 11. Hasil Hiasan Mushaf yang dibuat AI
Adapun strategi dari subjek SY dalam pembagian waktu yaitu: “Biasanya mulai dari jam 08.00, jam 12.00 sampai jam 13.00 istrahat. Jadi dari jam 08.00 itu ada 4 jam sampai istrahat jam 12.00, di usahakan selama 4 jam itu mencat dasar sudah selesai dalam pembagiannya begini 2 jam mencat dasar, 1 jamnya membuat lis, dan 1 jamnya lagi untuk menulis khat. Karena ketika waktu istiharat itu kita bisa mengoreksi tulisan, karena sehebat apapun dia menulis kalau tanpa ada koreksi pasti ada ketinggalan baik dommahnya, tasydidnya. Setelah istirahat baru finishing dalam artian mengoreksi hasil karya yang kita buat sebelum lomba berakhir.”24 Dapat di simpulkan dari pernyataan SY, dalam pembagian waktu di saat lomba yaitu 2 jam mencat bagian dasar, 1 jamnya untuk membuat lis dan 1 jamnya untuk menulis khat. Subjek SY lebih mengutamakan tulisan khat yang di selesaikan sebelum istirahat dengan alasan agar pada waktu istirahat tulisan dapat di koreksi, dan penilaian yang tertinggi adalah pada penulisan. Sisa waktu 3 jam
24
Wawancara dengan SY di Rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 03 November 2013
77
selesai istrahat baru dilakukan untuk finishing, yaitu menyempurnakan bagian-bagian yang masih belum sempurna. 4. Strategi dalam membuat Hiasan Mushaf di saat lomba Dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba, tentu para peserta memiliki strategi masing-masing. Strategi yang dilakukan tidak hanya dari pembagian waktu saja, tetapi juga ada strategi lain untuk hasil yang dibuat jauh lebih baik dari yang lain dan mendapat penilaian yang lebih dari dewan hakim. Adapun strategi yang dimiliki AM, dari hasil wawancara dengan penulis yaitu: “Kalau strategi saya, kita harus memahami kriteria yang disukai dewan hakim, biasanya kan selera orang beda-beda. Katanya: “aku suka warna merah”. Otomatis kita memahami dia kan untuk menggunakan warna merah. Kemudian yang satunya aku suka tulisannya yang seperti ini, paling gak kita rangkum dan kita masuki satu persatu dan juga kita tambah dengan pemikiran kita. Terus juga persiapan kita harus matang, intinya kita harus latihan sebelum menghadapi lomba, satu minggu, dua minggu, satu bulan atau beberapa bulan sebelum menghadapi lomba. Intinya kalau kita ingin lebih baik, maka latihannya harus lebih banyak, persiapan kita harus lebih matang, dari segi mental otomatis kita tidak masalah.”25 Dari pernyataan AM, maka dapat penulis simpulkan bahwa strategi yang digunakan oleh subjek AM yaitu mensiasati karakteristik Dewan Hakim, dengan kata lain memahami kesukaan, kegemaran para Dewan Hakim. Kemudian, latihan terus-menerus untuk kematangan sebelum menghadapi lomba minimal 1 minggu dan lebih baiknya lagi beberapa
25
Wawancara dengan AM di rumah AI Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
78
bulan sebelum lomba berlangsung dengan tujuan agar mental kita sudah siap untuk bertanding. Adapun strategi yang digunakan AI, dari pernyataannya kepada penulis melalui wawancara yaitu: “Biasanya itu ditulisan, tulisan itu harus dimantapkan. Penyisihan itukan biasa pakai khat naskhi. Kalau masuk finalkan kita usahakan tulisan stulus atau khat farisi. Dan kita mantapkan lagi kaidahnya. Biasa alat yang dgunakan yang bagus itukan forilek, kalau alat yang lain tidak terlalu, biasa dicampur dengan fitnes sebagian supaya lebih tajam kalau bisa tintah cina kemudian andam yang dari pelampung. Tetapi yang lebih baik penanya itu buatan dari lampung penanya.” 26 Adapun yang dimaksudkan AI, bahwa strategi dalam membuat Hiasan Mushaf disaat lomba yaitu lebih mengutamakan kaidah penulisan (khat). Karena sepengetahuan penulis mengenai lomba hiasan mushaf yaitu penilaian yang tertinggi adalah pada khatnya. Sehingga, AM lebih menekankan kepada kaidah penulisannya agar hasil yang dibuat jauh lebih baik. Adapun dari segi alat yang digunakan yaitu Forilek27 dicampur dengan fitnes dengan tujuan agar tintanya lebih tajam, dan tintah yang digunakan yaitu tintah cina. Untuk andam (alat tulis) yang baik terbuat dari bamboo dan lebih baiknya lagi buatan dari kota Lampung. Adapun pernyataan subjek SY, mengenai strategi dalam membuat hiasan mushaf di saat lomba yaitu: “Yang jelas untuk saya sendiri yaitu shalat Tahajjud, karena bukan saja tangan kita yang menulis tapi hati kita juga ikut 26
Wawancara dengan AI di rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 20 Juli 2013
27
Forilek, nama merk tinta
79
menulis, dan pada saat lomba kita harus suci lahir dan bathin. Dan pada saat lomba kita harus siap baik dari alat, bahan dan mental dengan memperbanyak latihan karena pada dasarnya pada saat lomba kita hanya memindah hasil karya yang sudah kita latih.28 Jadi dapat di simpulkan, bahwa strategi SY dalam menghadapi lomba antara lain adalah mendekatkan diri kepada Allah dalam melaksanakan shalat Sunnah Tahajjud, menyiapkan seluruh peralatan, dan memperbanyak latihan. Adapun mengenai motif, subjek SY mengatakan bahwa “motif yang di ambil perpaduan dari Timur Tengah, Alam dan Khas Daerah tersebut”29. Motif-motif tersebut biasanya berbentuk Geometris, karena Timur Tengah terkenal dengan penghitungan Geomtrisnya dan di padukan dengan Alam seperti gambar bunga dangan filosofinya adalah keindahan, ciri khas pada daerah tersebut tetapi tetap harus mengarah dari makna yang Islami.
28
29
Wawancara dengan SY di Rumah Jl. Cempaka Palangka Raya, 03 November 2013 Ibid,. 03 November 2013