62
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Palangka Raya merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, kota Palangka Raya terletak pada 113030’-114 007’ Bujur Timur dan 1035’- 2024’ Lintang Selatan dengan topografi terdiri dari tanah datar, berawa-rawa dan berbukit dengan kemiringan kurang dari 40%. Lapisan tanah yang ada di wilayah Palangka Raya terdiri atas tanah mineral dan tanah gambut. Tabel 1. Statistik geografi dan iklim Kota Palangka Raya Uraian Luas Suhu (rata-rata) Kecepatan Angin Ketinggian Jumlah hari hujan Curah Hujan Kelembapan Udara
Satuan Km2 0 C m/s M Hari Mm %
2011 2.678,51 26,5-28,3 2-3 16-75 218 286,3 79-89
Wilayah administrasi kota Palangka Raya terdiri dari 5 (lima) wilayah kecamatan yaitu terdiri dari Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sebangau, Bukit Batu, dan Rakumpit yang terdiri dari 30 Desa/Kelurahan dengan batas-batas sebagai berikut: 1. Sebelah utara
: Kabupaten Gunung Mas
2. Sebelah timur
: Kabupaten Gunung Mas
3. Sebelah selatan
: Kabupaten Pulang Pisau
4. Sebelah barat
: Kabupaten Katingan
Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2011 sebanyak 224.663 jiwa. Angka ini sedikit meningkat dari tahun 2010, sehingga tingkat pertumbuhan
62
63
hanya naik sekitar 1,67%. Berdasarkan luas wilayah di banding dengan jumlah penduduk yang ada, kepadatan penduduk Palangka Raya hanya sekitar 84 orang/Km2 pada tahun 2011. Angka sex ratio dari tahun 2010 ke tahun 2011 nilainya tidak berubah yaitu 104,68, dapat diartikan bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki. Artinya jumlah penduduk laki-laki lebih banuak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Tabel 2. Indikator Kependudukan Kota Palangka Raya. Uraian
Satuan
2009
2010
2011
Jumlah Penduduk
Jiwa
200.998
220.962
224.663
Pertumbuhan Penduduk
Persen
5,23
9,93
1,67
Kepadatan Penduduk
Jiwa/Km2
75
82
84
Jumlah Penduduk Laki-Laki
Jiwa
99.038
113.005
114.898
Jumlah Penduduk Perempuan
Jiwa
101.960
107.957
109.765
Sex Ratio (L/P)
Persen
97,13
104,68
104,68
Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dibagi ke dalam 5 kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sebangau, Bukit Batu, dan Rakumpit dengan luas masing-masing 117,25 Km”, 352,62 Km”, 583, 50 Km”, 572,00 Km” dan 1.053,14 Km”. Luas wilayah sebesar 2.678,51 Km” dapat dirinci sebagai berikut: 1. Kawasan hutan
: 2485,75 Km”
2. Tanah pertanian
: 12,65 Km”
3. Perkampungan
: 45,54 Km’
64
4. Areal perkebunan
: 22,30 Km”
5. Sungai dan danau
: 42,86 Km”
6. Lain-lain
: 69,41 Km”1
Tabel 3 : Nama Kecamatan dan Kelurahan, Jumlah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) 2011.2 Kecamatan Pahandut
Kelurahan
Rukun Warga (RW)
Rukun Tetangga (RT)
Pahandut
96
26
Panarung
48
14
Langkai
68
17
Tumbang Rungan
2
1
Tanjung Pinang
9
4
Pahandut Seberang
9
2
232
64
Kereng Bangkirai
16
3
Sabaru
13
3
Kalampangan
30
5
Kameloh Baru
4
1
Bereng Bengkel
6
1
Danau Tundai
2
1
71
14
Menteng
64
13
Palangka
228
28
Bukit Tunggal
82
16
Petuk Katimpun
6
2
380
56
Marang
5
2
Tumbang Tahai
7
2
Banturung
11
3
Jumlah di Kecamatan Pahandut Sebangau
Jumlah di Kecamatan Sebangau Jekan Raya
Jumlah di Kecamatan Jekan Raya Bukit Batu
1
Tim Penyusun, Statistik Daerah Kota Palangka Raya 2012, Palangka Raya: Badan Pusat Statistik (BPS) Palangka Raya, 2012.hal. 1-3. 2 Tim Penyusun, Palangka Raya Dalam Angka 2012 (Palangka Raya City in Figures), Palangka Raya: Badan Pusat Statistik (BPS) Palangka Raya, 2012, hal. 3-4.
65
Tangkiling
13
3
Sei Gohong
7
2
Kanarakan
4
1
Habaring Hurung
7
2
54
15
Petuk Bukit
5
2
Pager
3
1
Panjehang
2
1
Gaung Baru
1
1
Petuk Barunai
3
1
Mungku Baru
3
1
Bukit Sua
2
1
Jumlah di Kecamatan Rakumpit
19
8
Total RT/RW di Kota Palangka
756
157
Jumlah di Kecamatan Bukit Batu Rakumpit
Raya
Tabel 4 : Luas Wilayah Kota Palangka Raya3 Kecamatan Pahandut
Sebangau
Jekan Raya
3
Luas 117,25
583,50
352,62
Ibid., hal. 5-6.
% terhadap Kota 4,38
21,78
13,16
Kelurahan
Luas
Pahandut
9,50
% terhadap Kota 0,35
Panarung
23,50
0,88
Langkai
10,00
0,37
Tumbang Rungan
23,00
0,86
Tanjung Pinang
44,00
1,64
Pahandut Seberang
7,25
0,27
Kereng Bangkirai
270,50
10,10
Sabaru
152,25
5,68
Kalampangan
46,25
1,73
Kameloh Baru
53,50
2,00
Bereng Bengkel
18,50
0,69
Danau Tundai
42,50
1,59
Menteng
31,00
1,16
Palangka
24,75
0,92
66
Bukit Batu
572,00
1.053,14
Rakumpit
Kota P. Raya
2.678,51
21,36
39,32
100,00
Bukit Tunggal
237,12
8,85
Petuk Katimpun
59,75
2,23
Marang
124,00
4,63
Tumbang Tahai
48,00
1,79
Banturung
72,00
2,69
Tangkiling
62,00
2,31
Sei Gohong
89,00
3,32
Kanarakan
105,50
3,94
Habaring Hurung
71,50
2,67
Petuk Bukit
283,67
10,59
Pager
193,35
7,22
Panjehang
39,43
1,47
Gaung Baru
59,08
2,21
Petuk Barunai
147,10
5,49
Mungku Baru
187,25
6,99
Bukit Sua
143,26
5,35
Kota P. Raya
2.678,51
100,00
B. Gambaran Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya 1. Latar Belakang Pembangunan Pertokoan Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya Pada tahun 1980 di bangun Pasar Inpres pertama milik Pemerintah Kota (Pemkot), tetapi pada tahun 2005 dan 2006 pasar ini mengalami musibah kebakaran. Setelah terjadinya peristiwa kebakaran Pasar Inpres pada tanggal 26 Juli 2005 itu, Pemerintah Kota Palangka Raya membangun Pasar Kahayan Tradisional Modern pada tahun 2008 untuk menampung pedagang Pasar Inpres yang terbakar. Namun dalam perjalananya, ternyata Pasar Kahayan Tradisonal Modern tidak dapat menampung semua pedagang yang terkena musibah kebakaran di Pasar Inpres. Maka dibangun lagi pertokoan Pasar Kahayan Baru dengan perpaduan antara pasar modern dan pasar tradisional
67
dengan mencontoh Pasar Bumi Serpong Damai di kota Serpong. Pasar Kahayan Tradisional Modern ini diresmikan pada tahun 2009.4 Pembangunan Pertokoan Pasar Kahayan Palangka Raya ini sumber dananya dibiayai dari pinjaman Pemerintah Kota Palangka Raya dari Bank Dunia melalui Program Urban Sector Development Reform Project (USDRP) dengan biaya pembangunan konstruksi sebesar Rp. 20.751.346.000. Keikutsertaan Pemerintah Kota Palangka Raya dalam program USDRP ini telah dilakukan sejak tahun 2005. Pemerintah Kota Palangka Raya juga melaksanakan komponen Reformasi Pembaruan Tata Pemerintahan Dasar yang merupakan bagian dari keikutsertaan dalam program USDRP ini. 5 2. Tujuan Pembangunan Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya a. Terciptanya pengelolaan Aset Pasar yang profesional. b. Terwujudnya Pasar yang bersih, nyaman dan aman serta dapat memberikan kepuasan bagi pengunjung pasar dan dapat meningkatkan daya saing pasar tradisional. c. Meningkatnya nilai transaksi yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan pasar dan dapat melakukan cost recovery terhadap dana pinjaman Bank Dunia/The World Bank. d. Terwujudnya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
4
Sumber dari UPTD. Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya. http://ciptakarya.pu.go.id/v3/?act=vin&nid=927 (di unduh pada tgl 24 Mei 2013).
5
68
3. Lokasi Pertokoan Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya Lokasi Pasar Kahayan Tradisional Modern terletak di Jl. Tjilik Riwut Km. 1,5 dan berada di lahan seluas 43.158 m2 dengan luas bangunan 9.600 m2 milik Pemerintah Kota Palangka Raya. 4. Visi dan Misi Pengelola Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya a. Visi : Mewujudkan pasar yang tertib, bersih. Indah, nyaman dan aman. b. Misi : 1) Meningkatkan aspek pelayanan kepada masyarakat melalui mutu hasil kerja yang memuaskan. 2) Meningkatkan aspek prasarana sarana pasar sebagai salah satu utilitas perkotaan. 3) Meningkatnya
Pendapatan
Asli
Daerah
(PAD)
dengan
memaksimalkan retribusi pasar, retribusi sewa tanah dalam pasar dan sewa blok pasar sebagai wujud kemampuan Pemerintah Daerah untuk membiayai Otonomi Daerah. 5. Kegiatan Pasar Secara Umum (Produk, Pelanggan, Strategi Pemasaran) a. Pada umumnya produk yang ditawarkan adalah berupa barang jadi dan setengah jadi diantaranya konveksi, sembako, barang elektronik, sayur, ikan, buah-buahan dll. b. Konsumennya terdiri dari penduduk setempat, warga Kota Palangka Raya dan dari Kabupaten tetangga.
69
c. Pemasarannya dilakukan dengan cara dipajang dan ditawarkan secara langsung kepada pengunjung. 6. Analisis Pasar a. Persaingan secara umum Sebagai kota yang sedang berkembang, pertumbungan pasar modern sangat pesat bahkan ada yang berdekatan dengan pasar tradisional yaitu Hypermart dan Matahari, terletak di Jalan Yos Sudarso, Sendys Swalayan, terletak di Jln. Cilik Riwut Km. 1,5. b. Peluang produk pasar Masih bisa bersaing karena Pasar Kahayan Tradisional Modern adalah pasar semi modern, cukup refresentatif dan letaknya cukup strategis karena berada di jalan protokol. c. Analisis Pelanggan/Konsumen Calon pelanggan terbanyak adalah penduduk sekitar pasar yang rata-rata berpenghasilan menengah dan menengah ke atas. d. Analisis Lingkungan Usaha 1) Stabilitas politik dan
keamanan
yang
berpengaruh
terhadap
lingkungan usaha yaitu pada saat pemelihan Kepala Daerah. 2) Ketersediaan bahan baku cukup, karena mudah diperoleh baik dari dalam kota Palangka Raya maupun didatangkan dari luar kota Palangka Raya. 3) Budaya kerja kerja dan sistem nilai berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
70
7. Positioning a. Seseorang belum dianggap datang ke Palangka Raya apabila masih belum berkunjung ke Pasar Kahayan Palangka Raya. b. Harga barang terjangkau, tersedia obat-obatan tradisional suku dayak yang terkenal dengan kemajurannya. c. Fasilitas/infrastruktur yang tersedia ; lahan parkir luas, akses jalan masuk dan keluar pasar yang mudah, tersedianya alat penanggulan kebakaran dll. 8. Sumber Dana dan Jumlah Blok Bangunan Pertokoan Pasar Kahayan Tradisional Modern Sumber Dana
: Pinjaman Bank Dunia melalui Program USDRP.
Dana Pembangunan Konstruksi
: Rp. 20.751.346.000
Dana Jasa Konsultan Supervisi
: Rp. 566.500.000
Kontraktor pelaksana proyek
: PT. Waskita Karya Persero
Konsultan Supervisi
: PT. Miramy Konsultan
Jumlah pedagang yang ditampung
: 279 orang pedagang.
Total Jumlah Blok Bangunan di Pertokoan Pasar Kahayan Tradisional Modern yaitu 732 Unit, dengan perincian sebagai berikut: a.
Toko Tingkat 2 (ukuran 4x8 m)
: 46 unit
b.
Toko-tidak tingkat ( ukuran 4 x 4 m)
: 337 unit
c.
Toko sembako
: 111 unit
d.
Los sayur
: 54 unit los
e.
Los ikan, ayam,daging sapi
: 96 unit los
f.
Toko buah (ukuran 4x 4 m)
: 20 unit
g.
Los PKL (ukuran 4 x 20 m)
: 50 unit Los
71
e.
Blok daging babi (ukuran 2,75x2,75 m)
: 18 buah lapak
f.
Taman (11 x 46 m)
: 506 M2
g.
WC Umum
: 14 pintu.
Daftar jenis dagangan yang aktif di pertokoan Pasar Kahayan Tradisional Modern. Perincian jenis dagangan dan jumlah pedagang sebagai berikut: a.
Konveksi
: 86 pedagang
b.
Asesoris
: 11 pedagang
c.
Obat-obatan
: 3 pedagang
d.
Kosmetik
: 9 pedagang
e.
Ponsel
: 5 pedagang
f.
Tukang jahit/Tukang gigi/Koperasi
: 17 pedagang
g.
Kelontong/pecah belah
: 6 pedagang
h.
Sembako
: 56 pedagang
i.
Alat tulis kantor
: 9 pedagang
j.
Elektronik
: 3 pedagang
k.
Alat pertanian
: 1 pedagang
l.
Toko emas
: 5 pedagang
m.
Kaset CD
: 4 pedagang
n.
Pangkas rambut
: 12 pedagang
o.
Kue kering
: 5 pedagang
p.
Buah-buahan
: 7 pedagang
q.
Daging babi
: 8 pedagang
r.
Daging Sapi
: 3 pedagang
72
9.
s.
Sayuran
: 24 pedagang
t.
Ikan dan ayam
: 37 pedagang
Tarif Retribusi Keamanan dan Kebersihan Untuk tarif retribusi dan kebersihan berdasarkan jenis fasilitas pasar yang disesuaikan dengan jenis bangunan, ukuran bangunan dan fasilitas di Pertokoan Pasar Kahayan, yaitu sebagai berikut: 1. Toko
: Rp. 1.500/hari/toko
2. Kios
: Rp. 1000/hari
3. Lapak/Los : Rp. 750/hari 10. Fasilitas Penunjang Tabel 5. Realisasi Luasan Pasar dan Fasilitas Penunjang yang di Bangun: URAIAN
FS
Realisasi
Luas Kawasan Pasar Kahayan
43.158 m²
43.158 m²
Luas Bangunan Pasar USDRP
8.078 m²
8.078 m²
Luas Bangunan Toko/Kios/PKL
5.856 m2
5.856 m2
Luas area parkir (paving block)
3.452 m2
5.365 m2
Luas penghijauan :
1.770 m2
Fasilitas Penunjang
Pohon peneduh
31 Batang
Pohon palem raja
4 Batang
Taman PKL
1.080 m2
Pot taman
4 Buah
Kantor Pasar Kahayan
60 m2
60 m2
KM/WC
27 m2
27 m2
Musholla
36 m2
-
Kontainer Bak sampah
12 m2
2 buah
73
Pos jaga keamanan Hydrant kebakaran
16 buah V
8 Unit
Pagar keliling kawasan
V
Air Bersih
V
V
Jaringan Listrik
V
V
Pengadaan trafo listrik
1 unit
Bangunan rumah trafo
32 m2
Penyambungan listrik PLN
1 Unit
Saluran Drainase
V
IPAL
1.114 m’ 1 Unit
11. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknisi Dinas (UPTD) Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya a. Kepala UPTD
: Teguh Jaya Permana, ST, MT.
b. Kasubbag Tata Usaha
: M. Hernadi
c. Pelaksana
: 1) Dodhi P. Hutajulu, S. Hut 2) Levita Trisanti L. 3) Ramintan 4) Dedy Satria
d. Satpam
: 26 orang
e. Cleaning Service
: 32 orang
f. Resepsionis
: 7 orang
g. Teknisi
: 2 orang
h. Petugas Kebersihan Lingkungan : 3 orang6
6
Sumber dari UPTD Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya.
74
C. Penyajian Data dan Pembahasan Dalam
penyajian
hasil penelitian
ini,
terlebih dahulu
penulis
memaparkan pelaksanaan penelitian yang diawali dengan penyampaian surat mohon izin penelitian dari STAIN Palangka Raya ke Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, kemudian setelah mendapatkan surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh kepala Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, surat rekomendasi tersebut selanjutnya disampaikan kepada UPTD. Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya. Setelah itu, penulis langsung dipersilahkan untuk terjun ke lapangan melakukan penggalian data. Setelah mendapatkan izin untuk mengadakan penelitian, penulis menemui penjual dan pembeli yang menjadi subjek penelitian ini untuk menanyakan perihal penerapan etika bisnis Islam pedagang konveksi di Pasar Kahayan Tradisional Modern. Agar lebih jelasnya, penulis uraikan mengenai subjek penelitian dan keterangan yang didapatkan penulis dari subjek penelitian dan kemudian diuraikan analisis dan pembahasan terhadap perilaku bisnis pedagang konveksi di Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya: 1. Pemahaman Etika Bisnis Islam Pedagang Konveksi Di Pasar Kahayan Palangka Raya terhadap Transaksi Akad Jual Beli Perspektif Penjual dan Pembeli. Al Quran sebagai pegangan hidup umat Islam telah mengatur kegiatan bisnis secara eksplisit, dan memandang bisnis sebagai sebuah pekerjaan yang menguntungkan dan menyenangkan, sehingga Al-Qur’an sangat mendorong dan memotivasi umat Islam untuk melakukan transaksi bisnis dalam kehidupan mereka.
75
Salah satu ajaran Al-Qur’an yang paling penting dalam masalah pemenuhan janji dan kontrak adalah kewajiban menghormati semua transaksi akad, serta memenuhi semua kewajiban sebagai konsekuensi logis dari hubungan sosial dalam kehidupan manusia. Islam sebagai agama yang komprehensif dan universal memberikan aturan yang cukup jelas dalam akad untuk dapat diimplementasikan dalam setiap masa. a. Penjual 1) Toko RZ Toko RZ ini adalah milik Ibu Hj. Nur yang mana sebelumnya ibu Hj. Nur ini adalah orang yang mengkreditkan barang di daerah tempatnya tinggal dan ibu rumah tangga juga. Sudah lumayan lama beliau menjadi tukang kredit di daerah tempat tinggalnya ini. Seiring dengan berjalannya waktu dan setelah beberapa pertimbangan, Ibu Hj. Nur ini memutuskan untuk membuka usaha konveksi di Pasar Kahayan Tradisional Modern ini setelah 1 tahun 6 bulan Pasar Kahayan Tradisional Modern ini mulai beroperasi. Jadi sejak itulah beliau menjalankan usahanya sampai sekarang ini kurang lebih 3 tahun sudah usaha konveksi tersebut berjalan. Ibu Hj. Nur dibantu oleh keluarga beliau yang bernama Ibu Dina untuk berdagang sehari-hari. Adapun wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Hj. Nur, beliau mengatakan: Tiga tahunan (berdagang), kada tahu pang (etika bisnis Islam), tahu kayaitu-kayaitu haja han (praktiknya), nang dalamnya kada tahu acil (teorinya). Akad ni mun acil ni kaini banarai munnya orang nukar sekian harganya juallah kaitu banarai, misalnya 250 ribu, jual 250 ribu jar acil kaitu. Kada tahu acil (rukun dan syarat akad jual beli). Menurut acil ya kayaitu tadi pang
76
misalnya kan urang nilah mama xxxx ni nukar lawan acil harganya misalnya 50 ribu na jar mama xxxx kalo, ku tukar barang ini sekian nah, misalnya 50 ribu jar acil jual 50 ribu rupiah kaitu haja acil, hi ih kayaitu ja pang sehari-hari. Kadada pang inya sekian harganya misalnya disambat katuju haja kalo han katuju haja harganya sekian jar, bajajadiankan tarukui harga. Satuju haja (diterapkan etika bisnis Islam).7 Berdasarkan hasil wawancara dengan Hj. Nur bahwa dalam kurang lebih tiga tahun melakukan bisnis dagang beliau tidak mengetahui tentang konsep etika bisnis Islam. Hanya mengetahui tentang prakteknya dalam berdagang tapi mengenai teori dari etika bisnis Islam tidak tahu. Dalam akad beliau hanya mengetahui apabila dia menjual dan ada yang membeli hanya mengucapkan juallah dan di sambut dengan tukarlah (dibelilah) oleh pembeli. Ijab qabulnya disebutkan secara jelas, adanya kesepakatan kedua belah pihak dan suka sama suka. Akad yang utarakan Ibu Hj. Nur sudah sesuai dengan rukun pokok dalam akad jual beli yaitu adanya ijab qabul. Yang mana ijab adalah perkataan yang diucapkan oleh penjual atau yang mewakilinya, qabul adalah perkataan yang diucapkan oleh pembeli atau yang mewakilinya. Adanya ijab qabul dalam transaksi ini merupakan indikasi yang meyakini adanya rasa suka sama suka dari pihak-pihak yang mengadakan transaksi.8 Selanjutnya selain ijab qabul, rukun jual beli, juga ada orang yang berakad (penjual dan pembeli) atau al aqid, dan al-ma’qud ‘alaihi
7
Wawancara dengan Ibu Hj. Nur pada tanggal 2 Mei 2013. Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih, …., hal. 189-200.
8
77
(objek akad), ada nilai tukar pengganti barang.9 Dan dimisalkan beliau ketika menjual dengan harga 250 ribu atau 50 ribu memang seperti itu harganya atas kesepakatan penjual dan pembeli dan disebutkan ketika berakad. Untuk syarat yang berkenaan dengan objek jual beli beliau tidak mengetahui, akan tetapi apabila dilihat dari praktik yang beliau lakukan itu sudah memenuhi syarat jual beli. Seperti syarat yang berkaitan dengan Ijab qabul itu sendiri ialah barang dan nilai barang yang diperjualbelikan harus sesuai dengan kualitasnya. Syarat yang harus dipenuhi kedua belah pihak dalam melakukan transaksi adalah adanya ijab qabul yang dilakukan dengan sadar dan sengaja oleh orang yang telah sempurna
akalnya,
sudah mencapai
usia
yang mampu
membedakan. Berikut wawancara bersama Ibu Dina: Kada tahu, oh adab badagang bahasa banjarnya, kalaunya orang kita pada muslim kalo juallah jar tukar jar, ada jua nang juallah saadanya tukar saadanya ada jua, ada orang yang non-muslim tarima kasih. Kadada pang belum lagi (diterapkannya etika bisnis) tapi mun adab badagang ada haja tuh. Kada tahu (etika bisnis Islam) yang penting badagang, prakteknya ja (tidak tahu teorinya). Kada tahu (rukun dan syarat jual beli) oh hi ih ada akad, ada barangnya itu yang dijual, bilanya tukang kredit tu kan barangnya sekian nah dibayar kredit kayatu rancak kreditan jua pang.10 Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Dina beliau mengatakan bahwa tidak mengetahui tentang etika bisnis Islam namun yang beliau pahami adalah adab dalam berdagang. Akad yang beliau lakukan dengan mengucap juallah-tukarlah atau tukarlah seadanya9
H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, …., hal. 279. Wawancara dengan Ibu Dina pada tanggal 25 Mei 2013.
10
78
juallah seadanya atau dengan ucapan terima kasih untuk pembeli yang non-muslim tersebut telah sesuai dengan rukun jual beli dengan menyebutkan ijab qabulnya. Beliau tidak mengetahui teori etika bisnis dan tidak mengetahui tentang syarat dan rukun jual beli, akan tetapi apabila dilihat dari praktik yang beliau lakukan itu sudah memenuhi rukun dan syarat jual beli. Dari apa yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa Ibu Hj. Nur dan Ibu Dina tidak mengetahui mengenai etika bisnis Islam dan teorinya itu sendiri karena yang mereka tahu adalah praktik dari jual beli yang masyarakat lakukan sehari-hari. Akan tetapi sebenarnya apabila dijelaskan mengenai etika bisnis Islam itu seperti apa baru mereka paham/mengetahui bahwa yang mereka praktikkan sehari-hari adalah bagian dari etika bisnis Islam, yang mereka pahami selama ini adalah adab dalam berdagang dan ilmu-ilmu yang mereka ketahui secara otodidak saja dan mendengarkan ceramah dari ustadz-ustadz mengenai cara berdagang yang baik. 2) Toko AL Bapak H. Dul dan Ibu Hj. Dyah adalah pemilik Toko AL yang mana mereka adalah pasangan suami istri yang memulai usahanya sejak Pasar Kahayan yang lama sebelum terjadinya kebakaran yang menghanguskan semua toko-toko di Pasar Kahayan lama. Sebelumnya mereka dulu adalah pedagang ikan, tapi karena selalu mengalami penyusutan, maka mereka beralih menjadi pedagang konveksi yang berpindah-pindah
tempat,
kalau
bahasa
banjarnya
mehirit
79
pasar/manyasah pasar sebagai mata pencaharian. Namun seiring berjalannya waktu mereka memiliki toko sendiri yang berada di Pasar Kahayan Tradisional Modern ini. Berikut wawancara peneliti dengan Bapak H. Dul: Kada tahu etika bisnis itu apa tahunya adab badagang bajujualan, praktiknya langsung kadada beteorian lagi, langsung praktiknya ja. Jual jar kita, mun orang tu tasarah orang ai handak menyahutkah kada tasarah urang ai yang penting kita lapas sudah, kalo jar orang tu ada ijab kabulnya, bila jar urang saikungnya jual, tukar jar, tapi kalo inya orang sini kan nang manukarnya jar kita jual, urang tu tarima kasih jar urang, lapas kita sudah amun orang yang manukar tasarah urang ai tarima kasih kah bahasanya tu, kalu nang jar kita hulu sungai bilanya jar kita jual, tukar seadanya jar, kan kita maakad akan tu sudah dijulung barangnya, urang maambil jual jar kita, duitnya sudah kita kacakkan tuh, angsulannya sudah dijulung jual jar kita, sama-sama pada akur, rela sama rela. Amun akad yang kada sahnya tu model kaya orang menjual kucing dalam karung tu model nang barangnya kada malihat tu nah, seumpamanya barangnya dirumahkan ya kalo kan kada malihat barangnya urang, harus malihat dahulu barangnya, apalagi kita menukar akan barang lawan orang mangaridit tuh, kada tahu dibarangnya, umpamanya urang minjam duit gasan nukar barang kita julung 1 juta, kita tu kan mun handak maakad akan pasti kita tu harus kerumah orang maakad akan barangnya, itu nang sah maksudnya, amun jar kita jual disini kada malihat barangnya itu kada sah ya kalo tu. Amun tatinggal akad tu mun selama kami belajar kadada pang baakad tarus ai, badagang tu kada suah pang cuma apabila tatinggal akadnya tu apa yang jar urang tu model kada tapi berkah tu nah, yang kalu napa jar bahasa kitanya tu kada bahasil, kada maju, kadada peningkatan, kada kawa napa-napa jar urang, kadiaman ja kada kawa maurusi tapi kalonya diterap akan ada pengaruhnya bahasil jar kita tu.11 Dari hasil observasi dan wawancara yang disampaikan di atas dapat dimengerti bahwa Bapak H. Dul ini sebenarnya mengetahui mengenai adab berdagang atau etika bisnis secara praktiknya. Namun secara teorinya tidak begitu tahu. Akan tetapi sebenarnya apabila
11
Wawancara dengan Bapak H. Dul pada tanggal 25 Mei 2013.
80
dijelaskan mengenai etika bisnis itu seperti apa baru mereka paham/mengetahui bahwa yang mereka praktikkan sehari-hari adalah bagian dari etika bisnis Islam karena ilmu berdagang yang dimiliki ini secara otodidak saja dan mendengarkan ceramah dari ustadz-ustadz mengenai cara berdagang yang baik. Bapak H. Dul memahami bagaimana harus melakukan akad transaksi yang baik seperti ibu Hj Nur dan ibu Dina. Seperti halnya dalam melakukan transaksi jual beli harus adanya kesukarelaan atau prinsip suka sama suka, terbuka dan bebas dari unsur penipuan antara kedua belah pihak. Jangan sampai seperti istilah membeli kucing dalam karung. Adapun prinsip pokok suka sama suka ditemukan secara gamblang dalam surah An-Nisa ayat 29 :
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” Dari ayat tersebut ditarik kesimpulan bahwa yang menjadikan kriteria suatu transaksi yang hak dan sah adalah adanya unsur suka sama
81
suka didalamnya. Segala bentuk transaksi yang tidak terdapat padanya unsur suka sama suka, maka transaksi tersebut adalah batil, yang berarti memakan harta orang lain secara tidak sah.12 Berdasarkan pernyataan dari bapak H. Dul bahwa dalam berakad apabila penjual mengucapkan ijab (juallah) sedangkan pembeli tidak mengucapkan qabulnya (tukarlah/belilah)” atau hanya mengucapkan kata terima kasih itu tidak masalah asalalkan barangnya sudah diserahkan kepada pembeli dan pembeli menyerahkan alat tukarnya/uangnya kepada penjual dan adanya unsur suka sama suka. Maka di dalam hal ini ada dua pendapat:
a) Mayoritas ulama dalam mazhab Syafi’i mensyaratkan mengucapkan lafaz ijab qabul dalam setiap bentuk jual beli, maka tidak sah jual beli yang dilakukan tanpa mengucapkan lafaz “saya jual… dan saya beli…”. b) Menurut
mazhab
Maliki
dan
Hanbali
tidak
mensyaratkan
mengucapkan lafaz ijab qabul dalam setiap bentuk jual beli. Bahkan imam Nawawi pemuka ulama dalam mazhab Syafi’i memilih pendapat yang tidak mensyaratkan ijab qabul dalam akad jual beli yang merupakan. Hal ini karena Allah dalam surah An-Nisa’ ayat 29 hanya mensyaratkan saling ridha antara penjual dan pembeli dan tidak mensyaratkan mengucapkan lafaz ijab-qabul. Dan saling ridha antara penjual dan pembeli sebagaimana diketahui dengan lafaz ijab qabul juga dapat diketahui dengan adanya qarinah (perbuatan seseorang 12
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih, …., hal. 190.
82
dengan mengambil barang lalu membayarnya tanpa ada ucapan apaapa dari kedua belah pihak). Dan tidak ada riwayat dari nabi atau para sahabat yang menjelaskan lafaz ijab-qabul, andaikan lafaz tersebut merupakan syarat tentulah akan diriwayatkan. (lihat. Kifayatul akhyar hal.283, Al Mumti’ 8/106).13
Jadi dalam akad jual beli dapat dilakukan dengan metode ucapan lisan dan perbuatan. Menurut Imam Nawawi ra. bahwa ucapan ijab qabul tidak terikat dengan ucapan tertentu karena tidak ada dalil yang mensyari’atkannya tapi ucapan tersebut mengikuti tradisi yang berlaku dan kebiasaan hidup manusia (urf) menginginkan hal-hal yang praktis dan tidak bertele-tele dalam bisnis. Di samping itu kebiasaan yang sudah menjadi fenomena biasa ini juga menjadi standar dan ukuran bahwa praktek demikian telah diterima oleh semua pihak dan tak seorangpun dari mereka yang merasa keberatan. Dalam kaidah ilmu fiqih dikatakan: “adat istiadat itu memiliki kekuatan hukum”, yang dimaksud adat disini adalah adat yang tidak menyelisihi syari’at Islam. Bila pada waktu sekarang kita dapat menemukan cara lain yang dapat ditempatkan sebagai indikasi seperti saling mengangguk atau saling menandatangani suatu dokumen, maka yang demikian telah memenuhi unsur suatu transaksi. Jadi seperti yang diutarakan bapak H. Dul atau sejenisnya dibolehkan. Dan dapat juga dengan cara jual beli dengan metode mu’athah, yaitu dengan saling menyerahkan barang yang dimaksudkan 13
http://abufawaz.wordpress.com/2011/04/22/memahami-rukun-dan-syarat-sahnya-jual-beli/, (diunduh tgl 28 september 2013 pukul 20.13 WIB).
83
oleh masing-masing dari yang menjalankan akad jual beli. Umpamanya pembeli telah menyerahkan uang dan penjual melalui petugasnya di kasir telah memberikan barang, slip tanda terima dan ucapan terima kasih, maka sahlah jual beli itu atau membeli barang dengan meletakkan uang pada mesin lalu barangnya keluar dan diambil tanpa ada lafaz ijab qabul. Yang penting kedua belah pihak yang menjalankan akad jual beli harus suka sama suka dan rela atau ridha dengan akad tersebut tanpa ada unsur paksaan. Sabda Rasulullah saw.: “Sesungguhnya perniagaan itu hanyalah perniagaan yang didasari oleh suka sama suka”. (HR. Ahmad, Ad Daruqutni, Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar dan Al-Albani).14 3) Toko BM Toko BM ini dimiliki oleh ibu Hj. Idah yang mana sebelumnya beliau hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga biasa. Setelah Pasar Kahayan yang baru di bangun yaitu Pasar Kahayan Tradisional Modern beliau baru membuka usaha toko konveksi karena memang ada pengalaman berdagang membantu keluarga sehingga akhirnya beliau memutuskan untuk membuka usaha konveksi daripada berdiam diri di rumah. Ibu hj. Idah ini adalah lulusan sarjana manajemen akuntansi di universitas yang ada di Palangka Raya. Berikut adalah wawancara peneliti dengan Ibu Hj. Idah: Kada tahu kadang-kadang memang kita banyak prakteknya dari teorinya, yang penting sudah sesuai, jadi disini ni meliat praktek orang ja jadi teorinya kada tahu. Memang ada pang di jurusan manajemen tu masalah teori tu tapi ku kada ingat lagi soalnya lawas sudah. Memang ada pengalaman pang bejualan umpat keluarga di Kapuas kalo libur sekolah umpat bajualan. Biasanya 14
Muammar Nas, Kedahsyatan ...., hal. 12-13.
84
tu juallah, tukar jar pembeli biasanya tu. Kada tahu (mengenai rukun dan syarat akad jual beli) tahunya bejual, meliat praktek orang. Bagus ja diterapkan dalam bedagang (etika bisnis Islam). 15 Menurut hemat peneliti dari hasil wawancara di atas, Ibu Hj. Idah ini tidak mengetahui teori dari etika bisnis itu seperti apa karena yang beliau tahu hanyalah praktik dari orang-orang (pedagang) yang biasa ibu Hj. Idah lihat sehari-harinya dilingkungan sekitarnya. Jadi selama ibu Hj. Idah berdagang ini hanya melihat-lihat praktik dalam kehidupan sehari-harinya dalam berakad dan melayani pembeli seperti dengan mengucapkan kalimat juallah dan disambut oleh pembeli dengan ucapan tukarlah/dibelilah. Padahal ibu Hj. Idah ini pernah menimba ilmu hingga sarjana dengan mengambil jurusan Manajemen di salah satu universitas di Palangka Raya. Akan tetapi hanya secara umumnya saja bukan etika bisnis secara Islamnya, dan materinya juga beliau sudah lupa karena sudah lama mempelajarinya. Mengenai rukun dan syarat akad jual belinya juga tidak mengetahuinya akan tetapi apabila dilihat dari praktik yang beliau lakukan itu sudah memenuhi rukun dan syarat jual beli seperti halnya ibu Hj. Nur, ibu Dina, bapak Dul. 4) Toko KB Toko KB ini adalah milik Bapak H. Arsi yang merintis usahanya bersama ibu Hj. Lili istri beliau di daerah Sampit hingga akhirnya menetap berdagang di Pasar Kahayan Tradisional Modern. Beliau
15
Wawancara dengan Ibu Hj. Idah pada tanggal 26 Mei 2013.
85
berdagang di bantu oleh istri dan anak-anak beliau. Akan tetapi sekarang terkadang usaha beliau dipegang oleh anak beliau yang pertama. Berikut hasil penelitian dengan Ibu Hj. Lili: Kada tahu pang (teori etika bisnis Islam), mun aku ni tahu jual haja, misalnya juallah kayatu ai ku rajin, bisa ai pang menawarnawar tu pasti ya kalo ngarannya disini ni kayatu pang. Munnya sudah payu tu juallah jar kayatu ai, mun anu misalnya kawalah bahurup perjanjiannya ini-ini ayuha jar ku, kayatu ai pang. Biasanya kalonya yang ngarannya kita disinikan banyak orang seberang lo makasih bu lah kayatu ja jar sidin. Kada tahu pang (mengenai rukun dan syarat akad jual beli) yang pasti baakad dengan orang nukar dengan ada barangnya. Setuju ja adanya diterapkan etika bisnis Islam disini ni.16 Dari hasil wawancara dengan Ibu Hj. Lili dapat disimpulkan bahwa ibu Hj Lili ini sama seperti ketiga narasumber yang mengetahui mengenai adab berdagang atau etika bisnis secara praktiknya saja. Namun secara teorinya tidak begitu tahu. Mereka mengetahui bagaimana harus melakukan akad transaksi yang baik. Jadi apabila dilihat praktik jual beli yang beliau lakukan itu sudah memenuhi rukun dan syarat akad jual belinya sama seperti ketiga narasumber. 5) Toko PR Ibu Hj. Wida membuka usaha konveksi yang dinamakan Toko PR ini semenjak dibangunnya Pasar Kahayan Tradisional Modern pada tahun 2009. Ibu Hj. Wida ini sebelumnya juga berprofesi sebagai tukang kredit di daerah tempatnya tinggal seperti Ibu Hj. Nur. Dengan berjalannya waktu sekarang Ibu Hj. Wida mempunyai 4 buah toko konveksi dan 2 buah toko kosmetik dengan 2 karyawan yang berada di toko konveksi dan 2 karyawan menjaga toko kosmetik. 16
Wawancara dengan Ibu Hj. Lili pada tanggal 26 Mei 2013.
86
Di bawah ini adalah wawancara peneliti dengan Ibu Hj. Wida: Tahu (mengenai etika bisnis Islam), cara biasanya kan caranya tu kan kaya harga lah, ini sudah modalnya sekian jar padahal kada seitu harganya supaya orang bisa menukar dengan kita tu nah misalnya orang menawar 100 ribu, oh bu belum sampai modal kami lebih 100 ribu padahal kada, modalnya 75 atau 70 bedusta sudah, itu pang yang kami jaga dengan anak-anak karyawanku disini, jangan sampai kita memadah akan modal yang kada sebenarnya, aku belum sampai haja, kalo orang menawarkan biasanya kalo ibu-ibu yang cerewet lo menawarnya beberapa kali lo, belum sampai lagi bu ai, belum yang kita maksud kita jual bukannya belum sampai modal yang kita tukar, kan ada orang bepadah modalnya sudah seanu bu ai, padahal kada segitu, banyak orang kayatu kalo, kita kada wani. Juallah seadanya, iya ada unsur suka rela. Rukunnya ada ijab kabul, penjual dan pembeli, barangnya. Syaratnya barang yang kita jual yang halal, harus saling ridha, ada manfaatnya, barangnya ada jua lawan kadada dipaksa manukar. Setuju diterapkan disini biar bagus ya klo.17 Dari hasil wawancara di atas, menurut peneliti Ibu Hj. Wida ini sudah mengetahui tentang etika bisnis yang baik itu seperti apa, baik secara teorinya dan praktiknya itu sendiri. Beliau mengatakan bahwa juga mengajarkan kepada karyawan beliau cara berdagang yang baik. Pada intinya Hj. Wida ini telah mengetahui jelas tentang etika bisnis Islam itu. Seperti yang disebutkan harus ada unsur suka rela. Masing-masing rukun memiliki syarat, yaitu sebagai berikut: a) Al- ‘aqid (penjual dan pembeli), haruslah seorang yang merdeka, berakal (tidak gila), dan baligh atau mumayyiz (sudah dapat membedakan baik/buruk atau najis/suci, mengerti hitungan harga). Penjual dan pembeli harus saling ridha dan tidak ada unsur keterpaksaan dari pihak manapun. b) Al-Ma’qud ‘Alaihi (objek akad) memiliki beberapa syarat: 17
Wawancara dengan Ibu Hj. Wida pada tanggal 26 Mei 2013.
87
i.
Barang yang diperjualbelikan memiliki manfaat yang dibenarkan syariat.
ii.
Barang yang dijual harus barang yang telah dimilikinya. Dan kepemilikan sebuah barang dari hasil pembelian sebuah barang menjadi sempurna dengan terjadinya transaksi dan serah-terima.
iii.
Barang yang diperjualbelikan harus ada ketika akad.
iv.
Barang yang diperjualbelikan mestilah bersih (suci) materinya, bukan najis dan bukan benda yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu tidak halal uang hasil penjualan barangbarang haram sebagai berikut: Minuman keras dengan berbagai macam jenisnya, bangkai, babi, anjing dan patung.18 c) Al-‘Aqd (transaksi) yaitu Ijab dan qabul dari penjual dan pembeli. Seperti yang diucapkan oleh ibu Hj. Wida, ijab (penawaran) yaitu si penjual mengatakan, “juallah seadanya”. Dan Qabul (penerimaan) yaitu si pembeli mengatakan, “tukar seadanya atau saya beli”. Berikut wawancara dengan karyawan di toko PR: Nah kada tahulah soalnyakan kami tu biasa ja, soalnyakan ngarannya jualan lo kada tahu (etika bisnis Islam). Tahu ai pang munnya adab bedagang. Misalnya orang tu nukar, juallah mbak, ya tukar kaitu ja. Setuju ja (diterapkan etika bisnis). Kada tahu (tentang rukun dan syarat akad jual beli).19 Berdasarkan pemaparan di atas dapat dipahami bahwa para karyawan di toko PR ini tidak mengetahui mengenai etika bisnis Islam dan teorinya, yang mereka tahu adalah cara berdagang yang baik kepada pembeli secara umumnya dalam kehidupan sehari-hari. Akad
18
http://abufawaz.wordpress.com/2011/04/22/memahami-rukun-dan-syarat-sahnya-jual-beli/, ibid, (diunduh tgl 28 september 2013 pukul 20.13 WIB). 19 Wawancara dengan karyawan toko PR pada tanggal 27 Mei 2013.
88
jual beli yang mereka terapkan sudah sesuai dengan rukun dan syarat akad jual belinya. Akan tetapi mereka tidak mengetahui secara teorinya mengenai rukun dan syarat akad jual beli. Di sini dapat dilihat bahwa ibu Hj. Wida tidak sepenuhnya mengajarkan bagaimana etika bisnis yang seharusnya diajarkan kepada karyawannya. b. Pembeli 1) Pembeli di toko RZ Ibu Linda ini merupakan pelanggan di toko RZ yang sudah berlangganan selama kurang lebih setengah tahun. Berikut wawancara dengan Ibu Linda: Kurang labih satangah tahunan (berlangganan). Mun masalah batutukar ni, jar mun kita nukar lah lawan inya sudah dibayar kaitu, tukarlah sudah ai kaitu ai, jual jar nang saikung, kaitu biasa. Saikung ikhlas saikung ikhlas han, ada barang, baakad, masing-masing baakad nang manukar, nang manjuali.20 Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan
Ibu
Linda
yang
berlanganan di toko RZ, dapat diketahui bahwa antara penjual dan pembeli mengetahui bagaimana cara transaksi akad yang baik. Intinya dalam prakteknya tanpa mereka sadari mereka telah mengetahui bagaimana cara bertransaksi dengan baik meskipun secara teori mereka tidak mengetahui. 2) Pembeli di toko AL Ibu Husna telah lama berlangganan di toko AL semenjak Pasar Kahayan Tradisional Modern ini di bangun. Berikut wawancara dengan Ibu Husna:
20
Wawancara dengan pembeli ditoko RZ ibu Linda pada tanggal 2 Juni 2013.
89
Lawas sudah (menjadi langganan). Bila sudah nukar jual jar orang tukar jar sorang kayatu ja. Jadi dijulung barangnya dijulung duitnya, juallah, tukarlah. Sesuai ja pang (dengan rukun dan syarat akad jual belinya). Kurang tahu (mengenai etika bisnis).21 Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa antara penjual dan pembeli mengetahui bagaimana cara transaksi akad yang baik sama seperti pembeli dan penjual yang pertama. Walaupun mereka tidak mengetahui teori etika bisnis Islam yang baik itu seperti apa, akan tetapi dalam prakteknya tanpa mereka sadari mereka telah mengetahui bagaimana cara bertransaksi dengan baik meskipun secara teori mereka tidak mengetahui. 3) Pembeli di toko BM Ibu Yaya adalah pelanggan baru di toko BM dan Ibu Yaya ingin berlangganan di toko BM ini. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Yaya: Lawas kada hanyar kada, tergantung keperluan kada secara rutin (belanja di toko BM). Juallah, tukarlah (akadnya), sudah pang (memenuhi rukun dan syarat akad jual belinya).22 Dapat diketahui bahwa antara penjual dan pembeli sudah melaksanakan transaksi akad dengan baik meskipun secara teori mereka tidak mengetahuinya. 4) Pembeli di toko KB Ibu Chuwin adalah pembeli yang baru sekali ini berbelanja di toko KB. Berikut wawancara dengan Ibu Chuwin: Pelanggan baru, baru sekali belanja disitu. Tidak terlalu bisa menawar jadi harganya yang paling bisa diberikan penjual klonya cocok dibeli. Juallah, tukarlah. Sudah sesuai ijab kabulnya, 21
Wawancara dengan Ibu Husna pembeli ditoko AL pada tanggal 1 Juni 2013. Wawancara dengan Ibu Yaya pembeli ditoko BM pada tanggal 1 Juni 2013.
22
90
barangnya ada, bagus sesuai dengan harganya. Tidak begitu tau masalah rukun dan syarat jual beli. 23 Dapat diketahui bahwa antara penjual dan pembeli sudah melaksanakan transaksi akad dengan baik dalam artian antara penjual dan pembeli saling suka sama suka atau ridha atas barang dan harga yang telah ditawarkan. Akad yang diucapkan seperti juallah oleh penjual dan tukarlah oleh pembeli dan tidak begitu mengetahui rukun dan syarat jual beli. 5) Pembeli di toko PR Toko PR ini mempunyai pelanggan yang bernama Ibu Nana. Ibu Nana ini sudah lama berlangganan di toko PR yaitu selama 2 tahun lamanya. Berikut wawancara peneliti dengan Ibu Nana: Sudah lama sekitar 2 tahunan (menjadi langganan). Bagus, akadnya, jual beli pakai nota. Iya betul saya beli gitu, kata orang yang jual saya jual dan saya menyahut ditukarlah. Sesuai rukun dan syarat jual beli dalam berakad. Harus ada tau barangnya, akadnya, trus sama-sama bertatap muka antara penjual dan pembeli, ada barangnya. 24 Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa pembeli dan penjual mempraktikkan transaksi akad jual beli dengan baik, seperti mengucapkan ijab qabul dengan berucap “dijual” oleh penjual dan “dibeli” oleh pembeli, ada penjual dan pembeli serta ada barangnya sesuai rukun dan syarat jual belinya.
23
Wawancara dengan Ibu Chuwin pembeli ditoko KB pada tanggal 1 Juni 2013. Wawancara dengan ibu Nana pembeli ditoko PR pada tanggal 2 Juni 2013.
24
91
2. Pemahaman Etika Bisnis Islam Pedagang Konveksi Di Pasar Kahayan Palangka Raya terhadap Pelayanan kepada Pembeli. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pelayanan adalah perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang), kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. 25 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan suatu kegiatan yang diberikan seseorang atau badan untuk melayani kebutuhan orang lain. Pelayanan diartikan sebuah service yang dilakukan oleh seorang penjual atau pedagang dalam menyampaikan sesuatu atau dalam melayani seorang pembeli atau pelanggan yang mana tujuan dari semua itu adalah demi meningkatkan pemasaran dan untuk mencapai sebuah kepuasan konsumen atau pembeli. Pelayanan
dalam
berdagang
merupakan
faktor
penentu
bagi
perkembangan toko. Hubungan yang harmonis antara penjual dan pembeli harus berjalan dengan baik. Pelanggan harus tetap dilayani dengan baik tidak memandang apakah pelanggan yang hanya lewat atau pelanggan tetap. Dengan adanya pelayanan yang baik usaha yang didirikan memiliki nilai lebih karena pelanggan merasa senang bila dilayani dengan baik, selalu melayani dengan hati riang, ramah, tersenyum, menjumlah barang-barang dengan harga yang benar, jujur, tidak menipu, memberikan kembalian yang tepat dan selalu mengucapkan terima kasih kepada pelanggan.
25
http://www.deiyaikab.go.id/page/6/Pelayanan.htm, (diunduh pd tgl 30 September 2013 pukul 04. 24 WIB).
92
a. Penjual 1) Toko RZ Wawancara bersama Ibu Hj. Nur yang merupakan pemilik toko RZ sebagai berikut: Kaya orang disuruh mamilih dulukanlah memilih apa yang cucuk, misalnya bajunya dicoba kaya haji tadi munnya rasa kurang cucuk tasarah inya kayaitu nah, jadi barang dibelikah atau kada kaitu nah, kaitu ai, tasarah inya si pembeli tu. Masalahnya kainilah anu misalnya tu lah urang tu tacariwit ai lah handak membeli tapi yang satu belum tarukui kalu, mencari yang lain lagi kayaitu nah masalahnya, barang sudah tabukaan. Kayaini ai, nang mana nang jadinya barang ini nah munnya kada jadi nyaman kami simpuni kaitu nah, kan kadang barang ta anu samuanya. Kaini pang nah kipas angin, lawan tempat kamar pas, kursi, minuman dingin ada jua acil bajual dimuka tu. Kadada pang balum, balum ada kaitu nah (pembeli komplain kepada pedagang). Baik haja pang komunikasinya misalnya ada urang mau beli, misalnya ada celanakah jarnya kalo misalnya ada cuba liat-liat dulu kaitu ai, ditawari.26 Wawancara bersama Ibu Dina yang merupakan karyawan di toko RZ sebagai berikut: Bilanya ada pembeli disitu misalnya apa yang di cari kayatu nah, ditakuni ai ada apa yu mba kah bu kah, atau ding, kita paraki ai ancap. Misalnya lah inya mau nukar karudung yang mana warnanya kita ambil akan jangan sampai inya maambil sorangan kayatu nah, misalnya warnanya adalah yang itu, kita carikan jangan sampai orangnya lewat (kada jadi). Hi ih, kipas angin, kursi, minuman ada ja bajual tu dimuka tu, kadang-kadang orang lewat ai tu munnya banyak orangnya di toko. Jadi anu adalah yang cocok dengan ikam mun kadada cari ai dulu di lain misalnya yang talalu manawar cariwit. Kayatu pang melayani jangan kita sangit jua hi ih, apalagi mun manjual akan ampun orang kasal-kasalkan efeknyakan kada baik jua gasan sorang, yang ampun toko jua kasian kena orang jara. Tolong ai cari dulu lah kalo ai ada nang tamurah di lain ayuja situ kena mun anu ayuja kesini lagi, jar ku balum pang lagi nah balum sampai lagikan, bahujung-bahujung haja cuma balum, kada cukuplah istilahnya ibaratnya kantongannyakan, korannya, ongkosnya. Kada pernah 26
Wawancara dengan Ibu Hj. Nur pada tanggal 2 Mei 2013.
93
pang lagi balum, ada haja pang sebagian kayaitu, kan tadi sudah disuruh mancuba dulu, kamar pas ada tapi mun handak bahurup boleh haja tapi pas kebetulan kadada hurupannya cari yang lain haja mun bahurup duit kada kami, sama-sama barang pilih nang mana. Selama komunikasi/transaksi melayani tetap baik, munnya belum anu ayu ha cari ja dulu dilain.27 Dari wawancara dengan Ibu Hj. Nur dan Ibu Dina di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pedagang yang baik adalah yang bisa melayani pembelinya dengan baik. Meskipun pembelinya adalah orang yang terlalu pilih-pilih (cerewet). Pedagang/penjual harus bisa melayani pembeli dengan baik seperti menyapa pembeli, menawarkan barang yang diinginkan pembeli, ramah, sabar serta tidak boleh terbawa emosi karena apabila terbawa emosi efeknya akan tidak baik, baik kepada toko itu sendiri, pemilik toko atau karyawannya. Menurut peneliti pemilik toko RZ dan karyawannya sudah lumayan bagus dalam melayani pembeli karena pelayanan dalam berdagang merupakan faktor penentu bagi perkembangan toko. Hubungan yang harmonis antara penjual dan pembeli harus berjalan dengan baik. Pelanggan harus tetap dilayani dengan baik tidak memandang apakah pelanggan yang hanya lewat atau pelanggan tetap. Orang lebih senang membeli di toko dengan harga yang mungkin lebih mahal tetapi memiliki pelayanan yang baik, daripada membeli ke toko yang menjual dengan harga murah tetapi tidak memberi pelayanan yang baik. 28 Sarana yang ada di toko RZ ini ada kipas angin, kursi, kamar pas, menjual minuman segar, penataan barang yang dipajang juga bagus rapi dan enak dipandang mata. 27
Wawancara dengan Ibu Dina pada tanggal 25 Mei 2013. Frans M. Royan, Membuka Toko...., hal. 135.
28
94
Adapun dalam memulai sebuah proses pelayanan seperti halnya yang dilakukan ibu Hj. Nur dan ibu Dina sebagai berikut: a) Tersenyum dan sambut dengan salam yang bersahabat, pembeli dipersilahkan masuk ke dalam toko untuk melihat-lihat. b) Temukan sesuatu yang dikagumi pembeli dan beri sedikit komentar untuk mengawali sebuah percakapan.29 Ajukan pertanyaan umum kepada pelanggan mengenai kebutuhannya. Seperti cari apa bu atau mbak, mencari baju, celana atau kerudung, mau mencari warna apa, ukurannya berapa. c) Cakap,
komunikatif
dan keramahan sangat
diperlukan demi
terjalinnya sebuah silaturahmi dan tingkat kepuasan dari konsumen bahwa memang seorang pembeli itu dihargai seperti sebuah istilah mengatakan bahwa ”pembeli itu adalah raja”. Pedagang dituntut bersabar melayani pembeli yang sedang mencari barang yang dikehendakinya, mengarahkan, memberi saran dan membantu pembeli untuk mengambil keputusan. Melayani dengan sepenuh hati akan memberikan energi pada usaha yang dijalani.30 d) Penyedian sebuah sarana dan fasilitas yang memadai, dengan fasilitas yang ada akan membuat pembeli atau pelanggan akan lebih nyaman dan rileks. Seperti dengan penerangan yang baik, kipas angin yang menyejukkan, kursi untuk istirahat dan lain sebagainya. e) Toko harus bersih dan rapi karena akan menjadi pesona tersendiri bagi seorang pembeli. Barang-barang diatur sedemikian rupa agar terlihat 29
Gerald A. Michaelson dan Steven W. Michaelson, Sun Tzu ...., hal. 45. Frans M. Royan, Membuka Toko ...., hal. 134-137.
30
95
rapi, tidak sumpek, dan agar bisa menarik perhatian pembeli. Di dekat pintu masuk disediakan tong sampah. Barang-barang yang disusun dengan rapi di etalase/rak disesuaikan dengan golongan dan jenisnya akan membuat toko tidak berantakan dan barang yang diperlukan akan mudah didapatkan. Pemandangan toko yang serba teratur dan rapi juga dapat meningkatkan konsentrasi pembeli untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan di luar rencana semula.31 f) Barang yang tersedia haruslah up to date sesuai dengan perkembangan fashion. Karena hal itu salah satu yang menjadi daya tarik seorang pembeli dalam melakukan proses jual beli. Barang-barang yang dijual selalu baru, memiliki barang yang lengkap, dengan itu semua maka akan memiliki peluang untuk meraih pelanggan lebih banyak lagi. 2) Toko AL Berikut wawancara dengan Bapak H. Dul pemilik toko AL: Pandir-pandir lawan nang si pembeli ya kalo orang mana ikam ni kan. Biasa ai ramah,tu langganan tu biasa ai kita sudahkan ramah, apa yang dicari, barang apa yang ikam handak, adakah disini. Amunnya urang asingkan dari mana nih, tahu diurangnya, amunnya kada tahu, nambah lagikah langganan. Banyak haja orangnya yang model kaya handak mambunguli timbul hilang. Imbahnya kita andak dah harga pasnya sudah tasarah urang ai lagi, urang kan manawar kawalah lagi kurang, andak harga pas, yang standarnya bajualkan ada ukuran harga standarnya, harga berapa kita rancak bajual, ukuran standar itu pang harga pasnya, amunnya urang kada tapi ada kawa ja kan batatawarankan. Mahuas-huas, amunnya kayatu rancak ja pang manamuinya, biar kada rusak gin barangnya napa yu model kaya tawaran tu sudah pas, inya handak manukar ada kawan datang mahuas-huas barang, tapi kita kada papa ai, jar kita kan jadikah kada bilanya kurang senang kita kembalikan duitnya kada mangalih-ngalih, cuman yang kawan datang tadi mahuas-huas itu rancak itu pang kandalanya kayatu pang nah, jaka bahasa kitanya urang murah ha 31
Frans M. Royan, Membuka Toko ...., hal. 140-143.
96
bajual nang ini, disini mahal jar urang tu handak mancari yang murah nang kawan yang datang tadi. Kadada pang yang kadada kandala kita ni bajualan.32 Berdasarkan pemaparan dari Bapak H. Dul dapat diketahui bahwa dalam melakukan pelayanan kepada pembeli tetap dengan keadaan sabar. Dengan pelanggan asing/baru Bapak H. Dul tetap melayani pembeli dengan baik seperti mengajak mengobrol dengan pembeli, berbasa-basi dengan pendekatan seperti itu dan sikap yang selalu ramah seperti halnya yang dilakukan oleh toko RZ. Dan tetap melakukan sistem tawar-menawar dengan baik walaupun pembeli tersebut ada yang cerewet dalam tawar menawar tetap dilayani dengan baik. Sesuai dengan perjanjian Bapak H. Dul apabila tidak suka bisa dikembalikan, ada toleransinya karena apabila pembeli kurang senang tidak bisa dipaksakan. Fasilitas yang disediakan seperti kipas angin dan kursi, pencahayaannya terang, akan tetapi penataan barang dagangannya kurang rapi. Dalam sistem jual beli di dunia perdagangan, haruslah penjual dan pembeli memiliki budi yang mulia, sehingga barang dagangan menjadi laris, dan semua mitra dagang senang. Hal semacam itu haruslah di dukung dengan sifat dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pengusaha atau pedagang. Dan ini menjadi sebuah tolak acuan dalam melakukan sebuah pelayanan (service) yang memuaskan dan baik, diantaranya sebagai berikut:
32
Wawancara dengan Bapak H. Dul pada tanggal 25 Mei 2013.
97
a) Berlaku Sopan Santun Sopan santun terhadap calon pembeli untuk mendapatkan simpati dan daya tarik pembeli. Maka penjual harus dengan sabar dan penuh keramahan dalam menghadapi mereka. Dengan sikap ramah tamah tersebut, berarti calon pembeli telah mendapat pelayanan yang baik, dan menjadi bagian dari promosi dagang yang dilaksanakan sehingga mitra dagang akan semakin tertarik, dan enggan untuk beralih ke pedagang lain. Dengan kata lain sikap yang sopan santun kepada para pembeli pasti mendatangkan berkah baik dalam bentuk fisik berupa keuntungan duniawi, maupun dalam bentuk moril, bahkan bernilai ibadah disisi Allah SWT. Bukankah senyuman itu adalah merupakan bagian dari sopan santun dan dapat bernilai sedekah.33 Rendah hati dan bertutur kata sopan sangat dianjurkan dalam Islam. Islam sangat mengutuk perilaku yang sombong dan takabbur. Al-Qur’an pun dengan jelas mengajarkan untuk senantiasa rendah hati dan bertutur kata yang manis. 34
33
H. Hasan Aedy, Indahnya ...., hal. 61-62. Muhammad Aziz Hakim (penyunting) dkk, Briefcase ...., hal. 34.
34
98
Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman : 18-19). b) Toleransi (Samahah) Toleransi atau tenggang rasa harus dianut oleh orang-orang yang bergerak dalam bisnis. Dengan demikian tampak orang bisnis itu supel, mudah bergaul, komunikatif, praktis, tidak banyak teori, fleksibel, tidak mengikuti apa maunya, tapi pandai melihat situasi dan kondisi, beri kelonggaran kepada teman bisnis lain, beri toleransi kepada langganan, jangan kaku seperti batu.35 Apabila toko mempunyai citra yang baik, maka pelanggan pun akan datang silih berganti. Kriteria toko yang baik tentu saja dari cara bagaimana penjual melayani pembeli, harga-harga yang penjual berikan pada barang dagangannya, serta kesediaan pedagang/penjual untuk melakukan sesuatu di luar ketentuan biasanya, seperti pembeli menukar barang dengan barang yang lain bila barang itu tidak cocok, cacat, adanya kesalahan dari pihak penjual atau pedagang tidak menjumlah harga dengan benar.36 3) Toko BM Berikut wawancara dengan ibu Hj. Idah pemilik toko BM: Kalonya masuk kalonya liat-liat dululah, tapi kadang memang inya masuk dulu, masuklah jarnya liat-liat, iya masuk boleh, kalonya batakun hanyar kita jawab atau kita menjelaskan gasan 35
H. Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis ...., hal. 110. Frans M. Royan, Membuka Toko ...., hal. 129-130.
36
99
inya cari apa bu, yang muslimkah, yang tangan panjang, dreskah atau longdres, itu biasa, bis tu hanyar inya batakun berapa harganya?. Iya he eh kipas angin, kalonya maambil baju biasanya menukar baju. Kadang bisa jua pang dikasih aqua kalo ada aqua gelas tapi ni kadada lagi, kadang yang kami anu tu yang langganan tu nah yang maambil banyak untuk dijualnya lagi di udik-udik sana, kadang inya datang jauh-jauh kalo uyuh, tapi memang kadang dikasih kursi tapi memang mereka rajin yang di bawah yang balampar kayatu tu nah bebas nyaman jarnya. Bisa bahurup baju, kalo robekkan memang kemaren ada kejadian yang robek tapi hurupannya kadada lagi jadi ku ambil aja jadi kembali uang tapi biasanya inya datang lagi kesini, kada anu, belanja lagi kesini nah, kalonya memang sobekkan kada bisa dipaksa jua cacat kan. Kecuali inya memang yang teliti banar, kadang pembeli ada yang teliti diliatinya banar. Memang kadang dihurup jua tapi diliat kalonya memang kadada biar aja kembali duit soalnya itu nanti ku return lagi. Memang ada yang cerewet misalnya mengatasi orang yang cerewet tu kadang aku diam aja, cuek aja kadang aku kada menyahuti, kada ku layani diam aja inya ampih sorangan ai, memang kadang dalam hati memang sangkal, kebanyakan di anunya tu nah biar aja ku diami ja yang kayatu akhirnya ampih ai nya.37 Dari hasil wawancara dengan pemilik toko BM dapat diketahui bahwa dalam melakukan pelayanan kepada pembeli lumayan baik seperti ibu Hj. Nur, ibu Dina dan bapak H. Dul, menyapa pembeli dengan ramah dan sabar dalam melayani pembeli. Akan tetapi dalam mengatasi pembeli yang cerewet yang terlalu banyak maunya beliau kurang baik menghadapinya karena hanya didiamkan saja dan terkesan cuek kepada pembeli, tetapi tidak kasar karena menurut beliau diam lebih baik daripada berkata-kata kasar. Pemilik toko BM ini juga menyediakan fasilitas seperti kursi, kipas angin, televisi, minuman kadang-kadang, ruangan yang luas dan nyaman, barang-barang tertata rapi sehingga menarik untuk dilihat yang melengkapi pelayanan di toko BM ini. Hal
37
Wawancara dengan Ibu Hj. Idah pada tanggal 26 Mei 2013.
100
lainnya apabila barang yang dibeli itu terdapat cacat atau rusak, bisa ditukar lagi dengan barang yang lain tetapi apabila sudah tidak ada atau tidak ada yang diinginkan pembeli, Ibu Hj. Idah ini akan mengembalikan uang pembeli tersebut. Jadi ibu Hj. Idah ini memberikan toleransi kepada pembeli yang merasa kurang puas dengan barang yang dibeli pembeli. 4) Toko KB Berikut wawancara dengan Ibu Hj. Lili pemilik toko KB: Cari apa bu jar ku biasanya kayatu lo, cari ini-ini-ini untuk umur berapa tahun kayatu ditanya lo untuk cewekkah cowok, misalnya kadada dipadah ja kadada misalnya jarku ada dari umur sekiansekian dicarikan barangnya, munnya kada cocok, kada sesuai dengan hatinya kada kawa ai istilahnya lo. Pernah ai mahadapi orang yang cerewet, kada kawa ai pang kayatu sabar ai handak disariki han kada anu jua ku istilahnya itu gin bisa ja pang aku pernah jua pang kayatu cuman di salah satu tu pasti ada jadi kayatu nah, kalo sudah tahu orang tu yang cerewet jadi biasabiasa ja kadang kayani ja menyikapinya misalnya adalah lagi warnanya atau ukurannya? ada ai kalo cocok harganya hanyar dicarikan kayatu ja, kalonya harganya sudah sip ku ambilkan barangnya, biar kada tebongkar-bongkarlah kayatu mun sudah tahu orangnya yang itu tuh, hi ih kaitu rajin. Kipas angin, tv, kursi, kalo misalnya banyu kayatu lo bisa ja pang kalo buhan kreditan biasanya lo aku menata akan barangnya, minumkah jar ku, ngarannya orang ne pasti kada ai lo kisahnya, ku ambil akan ai hi ih rajin kayatu pang, duduk dulu di kursi bu lah sambil aku membungkusi kado duduk bu lah.38 Dari hasil wawancara dengan pemilik toko KB dapat dikatakan bahwa pelayanan yang dilakukan oleh pemilik toko KB ini bagus. Baik dari segi komunikasi dengan pembeli, cepat tanggap, ramah dan sabar tanpa emosi dalam menghadapi pembeli yang cerewet. Fasilitas pendukung dalam melayani pembeli terdapat kursi, kipas angin, televisi, minuman, pencahayaannya terang (lampu), penataan barang dagangan
38
Wawancara dengan Ibu Hj. Lili pemilik toko KB pada tanggal 26 Mei 2013.
101
yang bagus, enak dipandang mata dan barang yang dijual selalu up to date. Adapun hal yang harus dimiliki oleh seorang pedagang seperti pemilik toko KB, toko RZ dan toko AL, dalam melayani konsumen atau pembelinya adalah sebagai berikut: a) Tanggung jawab Dalam melayani pembeli/konsumen pedagang harus mampu bertanggung jawab melayani setiap pembeli dari awal hingga selesai. Pembeli akan merasa puas jika mereka merasakan adanya tanggung jawab dari pedagang. Apabila ada pembeli yang tidak dilayani secara tuntas akan menjadi citra yang buruk bagi usaha tersebut. Pedagang yang tidak puas tersebut selalu membicarakan hal-hal yang negatif tentang pedagang, dan biasanya suatu keburukan akan lebih cepat berkembang daripada kebaikan. b) Daya tanggap Seorang pedagang harus mampu melayani pembeli secara tepat dan tepat. Layanan yang diberikan harus sesuai dan tidak membuat kesalahan (sesuai dengan keinginan pembeli). c) Komunikatif Mampu berkomunikasi artinya pedagang harus mampu dengan cepat memahami keinginan konsumen. Selain itu, pedagang harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Komunikasi harus dapat membuat pembeli senang sehingga jika pembeli menginginkan suatu barang, pembeli tidak segan-segan
102
mengemukakannya kepada pedagang. Mampu berkomunikasi dengan baik juga akan membuat setiap permasalahan menjadi jelas sehingga tidak timbul salah paham. 39 5) Toko PR Berikut wawancara dengan Ibu Hj. Wida pemilik toko PR: Kalo ku alhamdulillah pang selama aku bejualanlah misalnya sudah cocok lo harga sudah dicoba sudah pas besok orang datang kesini aduh bu kada sedang bajunya kayani-kayani, tetap ku ambil barangnya, ku bulik akan duit orang, aku kada mau meolah hati orang kada nyaman padahalkan kita sudah inya menukar sudah harganya sudah pas, sudah dicobai lo warnanya cocok kadang-kadang orang sudah dibawa bulik kerumah kada jadi bu lah laki ulun kada suka ulun makai ini, walaupun kadada perjanjiannya, ku ambil berapa kemaren 150 ribu ya, kembalikan uang 150 ribu ambil barangnya, datang lagi inya kesini tetap dilayani dengan baik. Dipotong orang biasanya duitnya misalnya harga nukar 50 ribu dipotong 10 ribu jadi 40 ribu banyak orang kayatu tapi aku kada, hak orang, duit orang, insyaAllah ja kalo kita beusaha karena Allah Ta’ala kada pang aku meanu akan diri tokoku asalnya 1 haja sekarang toko bajuku sudah 4 buah, kosmetikku didepan, kosmetik xxx punya ku jua. dengan pelanggan kita dengan orang, kitakan ibaratnya pembeli adalah raja, kita harus menghormati raja biarpun orang itu dibawah kita, tetap pelayanan kita biar orang ibaratnya orang biasa, orang beduit masuk ke wadah kita sama pelayanannya. Ikam meliati sorang haja (fasilitasnya), secara lisannya kayamana aku wawancara dengan kam ni, ramahkah kada. Biarnya orang menawar harga misalnyalah harga nikan sudah kita batasi misalnya paling bisa dijual 100 ribu, kan aku biasa menawarkan 150 ribu, bisa kuranglah. bisa ja, berapa piyan berani menawarnya, misalnya orang menawar batasnya kan sudah 100 ribu lo tawar orang 50 ribu, belum sampai bu lebih lagi bu, pasnya berapa? Pasnya bu ai 100 ribu paling bisa sudah kayatu, tasarah orang ai lagi, kayatu ja, makanya banyak komentar kekawananku lah makanya kalonya orang yang cerewet tu masuk ke tempat orang bisa kada jadi, kalo masuk ketempat xxxx Alhamdulillah jadi.40 Dari hasil wawancara dengan pemilik toko PR dapat disimpulkan bahwa pemilik toko PR melayani pelanggannya dengan baik, adil, 39
Philip Kotler, Prinsiple of Marketing ..., hal. 87-89. Wawancara dengan Ibu Hj. Wida pada tanggal 26 Mei 2013.
40
103
ramah, sabar walaupun pembelinya cerewet. Beliau mengibaratkan pembeli adalah raja, jadi harus menghormati raja biarpun orang itu adalah orang biasa atau orang kaya tetap sama pelayanannya. Jika pembeli kurang senang dengan barang yang dibelinya atau barang rusak/cacat dapat ditukar dengan barang yang lain dan bisa juga kembali uang apabila tidak ada yang disenangi pembelinya lagi. Fasilitas pendukung seperti kipas angin, kursi, kamar pas, tempat sampah, pencahayaan yang lumayan bagus, penataan barang yang baik dan barang-barang yang dijual selalu up to date mengikut perkembangan fashion. Dari setiap bentuk pelayanan yang diberikan oleh pedagang haruslah memgambarkan seorang pedagang muslim yang memiliki ciriciri pelayanan yang baik dalam Islam, yaitu: a) Memiliki kepribadian spiritual (takwa) Seorang muslim diperintahkan untuk selalu mengingat Allah, bahkan dalam suasana mereka sedang sibuk dalam aktifitas mereka. Ia hendaknya sadar penuh dan responsif terhadap prioritas-prioritas yang telah ditentukan oleh sang pencipta. Kesadaran akan Allah ini hendaklah menjadi sebuah kekuatan pemicu (driving force) dalam segala tindakan. Berdagang dengan niat yang ikhlas, baik dan tidak mengutamakan keuntungan akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. b) Berlaku adil dalam bisnis (al-‘adl)
104
Berbisnis secara adil wajib hukumnya, bukan hanya himbauan dari Allah SWT. Sikap adil termasuk di antara nilai-nilai yang ditetapkan oleh Islam dalam semua aspek ekonomi Islam. Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis yang mengandung kezaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan yang teraplikasikan dalam setiap hubungan dagang dan kontrak-kontrak bisnis. Dalam bisnis modern, sikap adil harus tergambarkan oleh pedagang, semuanya harus merasakan keadilan. Tidak boleh ada satu pihak pun yang hak-haknya terzalimi, baik dengan pelanggan atau pembeli dan karyawan. Mereka harus selalu terpuaskan (satisfied) sehingga dengan demikian bisnis bukan hanya tumbuh dan berkembang, melainkan juga berkah di hadapan Allah SWT. Berikut wawancara dengan karyawan di toko PR: Ya kalonya barangnya rusak dikembalikan cari barang yang baru, maksudnya bahurup. Kalonya kadada lagi barangnya, hurup duit ja, duitnya dijulung pulang. Munnya orangnya cerewet tu cari dulu ja barang yang dihandaki, hanyar ditakuni ukurannya berapa mbak. Kalonya sudah tuntung layani yang satunya lagi, kena takuni lagi, apa lagi bu yang di cari, kaitu ai biasanya. Tapi kami takuni dulu ukurannya berapa jadi kada uyuh menuruni barangnya kaitu munnya ukurannya kadada lagi kada kawa ai. Kadada kendalanya biasa ja, melayani dengan senang hati. 41 Berdasarkan pemaparan di atas dapat dipahami bahwa pelayanan yang mereka terapkan dalam berdagang sudah baik. Melayani pembeli dengan ramah, senang hati, ikhlas dan memberikan toleransi kepada pembeli apabila terdapat cacat/rusak dapat ditukar lagi atau kembali
41
Wawancara dengan karyawan toko PR pada tanggal 27 Mei 2013.
105
uang. Jadi disini terlihat kalau pemilik toko PR ibu Hj. Wida ini telah mengajarkan cara melayani pembeli dengan baik kepada karyawannya.
b. Pembeli 1) Pembeli di toko RZ Berikut wawancara dengan Ibu Linda: Pelayanannya bagus haja pang, kada bisa nang model apa nang jar urang tu mambeda akan tu na kada bisa, sama ja, siapakahsiapakah layanannya mun pandapat aku. Lawan langganan lawas dangan langganan hanyar tu sama haja inya melayani. Puas (terhadap pelayanan pedagang), mun kita tu lah handak manukar, milih-milih, diungkai akan sidin, ni nang hanyar, ni nang lawas padah akan sidin. Ni nang tabagus kainnya modelnya tu han kaitu. Amun kita handak duduk ada haja pang kursi nang kayaini ni han, tapi jarang jua duduk wadah xxxx, kipas angin nyaman dingin sambil malihat-lihat, kamar pasnya ada. Baik haja (komunikasinya). Dari paparan pembeli di toko RZ peneliti dapat ketahui bahwa pelayanan di toko RZ sudah baik, ramah, memberikan informasi tentang barang yang sesuai dengan kualitasnya atau apa adanya barang tersebut. Tanpa membeda-bedakan pembeli yang satu dengan pembeli lainnya. Dan toko RZ juga menyediakan fasiliitas seperti kipas angin, kamar pas dan kursi untuk pembeli yang datang. 2) Pembeli di toko AL Berikut wawancara dengan Ibu Husna: Baik, baik haja (pelayanan terhadap Pedagang). Biasa ja alami haja nang biasa, bila kita handak malihat barangkan misalnya kaya salawar, baju diambili, diliati, dilayani biasa ja baik haja, ramah haja, misalnya liat pang yang itu di ambil akan sidin. Puas haja pang, orang baik haja tuh puas. Ada pang kursi tapi jarang duduk, paling-paling kipas. Kada biasa ja pang, orang dengan kita tu sama ja (pelanggan baru dengan pelanggan lama). kada mambeda-bedakan, lawan orang
106
hanyar sama haja (pelanggan baru). Lawas sudah (berlangganan). Biasa ja pang, misalnya kita batakun ini hanyar diambilkan sidin kada tapi manyolok banar tu nah biasa-biasa haja, kaya orang biasa-biasa ja, komunikasinya lancar ja, baik haja orangnya. Dari paparan pembeli di toko AL dapat diketahui bahwa pelayanan ditoko AL sudah baik. Dalam pelayanan dengan pembeli sama hal dengan pemaparan pembeli ditoko RZ tidak membedakan pembeli yang baru dan yang lama. Dalam berkomunikasi dengan pembeli baik. Fasilitas yang tersedia seperti kursi dan kipas angin. 3) Pembeli di toko BM Berikut wawancara dengan Ibu Yaya: Oh kayaini bilanya apa, bilanya sudah sampai rumah munnya kada cocok kita bisa mambulikinya kayatu atau kada sesuaikan kita bisa membulikinya kalo. Kalonya sudah sesuai, ya sudah. Bagus, ramah tamah, cara menawarkannya juga tidak terlalu tinggi, nya kan sesuai bahan kayaitukan kita bisa meliat-liat jugakan, kalonya yang murah kayagini, yang mahal kayagini. Bagus, murah senyum, ramah tamah. Di kasih anu, di kasih itu apa aqua gelas sambil kita milih-milih, kan kita datang dari jauh kan kita haus juga. Puas, nyaman dan ingin berlangganan. Ga (tidak membedabedakan pelayanannya), ga pernah, sama aja, semuanya bagus, dengan pelanggan yang lain juga sama, cara pelayanannya sama pokoknya pedagangnya ramah tamah. Ramah daripada pedagang yang lain, kalo pedagang yang lainkan biasa kasar kalo kita nawarkan biasa marah kalo kita apa barangnya tu kan kadang kan kita harus pilih-pilih warna atau apakan kadang ada yang marah ada yang ga. Bagus, baik (komunikasinya).
Dari apa yang disampaikan oleh Ibu Yaya sebagai pembeli di toko BM dapat diketahui bahwa pelayanan di toko BM ini sudah bagus, ramah, murah senyum. Jika ada barang yang sudah dibeli kurang cocok atau ada cacat bisa ditukar atau diganti dengan barang yang lain atau kembali uang apabila tidak ada yang disenangi pembeli. Cara
107
menawarkan barang dagangannya tidak terlalu tinggi, memberikan informasi tentang barang sesuai dengan kualitasnya, tidak membedabedakan pembeli yang baru dengan pembeli yang lama, komunikasinya baik dengan pembeli. Fasilitas yang disediakan ada kursi, kipas angin, aqua gelas. 4) Pembeli di toko KB Berikut wawancara dengan Ibu Chuwin: Cara pelayanannya bagus, kekeluargaan, akrab meskipun baru kenal, ramah orangnya ramah tamah, cara menawarkannya bagus malah ada diskon lagi meskipun pembeli baru jadi didiskon karena bajunya ada yang kotor. Bagus haja (sikap pedagang terhadap pembeli), kipas anginnya ada, kursinya ada, kamar pasnya ada jua. Sangat puas (dengan pelayanan yang diberikan). Kada kayanya, kaya ibaratnya haja akukan hanyar ja langsung dilayani sidin dengan baik, padahal ada orang di dalam, pelanggan yang lain (pedagang tidak membeda-bedakan pelayanannya). Baik, ramah tamahnya ada, jadi kada jera orang kesitu, komunikasinya baik, lancar haja, apa yang ku handak langsung dicarikan, modelnya kayani-kayani, ditunjuk akan sidin yang itu, sesuai dengan yang dihandak. Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa cara pelayanan yang diberikan oleh Ibu Hj. Lili dan anaknya sudah bagus, ramah tamah, komunikasi yang dibangun baik secara kekeluargaan, tidak membedabedakan pelanggan lama dan pelanggan baru. Fasilitas yang disediakan ada kursi, kipas angin, kamar pas, penerangan yang baik, minuman apabila merasa haus, menerima pembungkusan kado, penataan barang dagangannya rapi dan bagus. 5) Pembeli di toko PR Berikut wawancara peneliti dengan Ibu Nana:
108
Pelayanannya bagus, ramah, orangnya sopan. Iya sangat puas. Ga pernah, sama, adil rata bagus pelayanannya dengan langganan lama dan yang baru. Sikapnya dalam menawarkan barangnya bagus, ramah, sopanlah klonya misalnya ada barang baru kan ditawarkan, mau ini kah. Iya bagus komunikasinya lancar. Fasilitasnya ada tempat duduknya, kipas anginnya, kamar pasnya juga, tokonya bersih dan lumayan tertata. Dari pemaparan di atas dapat dimengerti bahwa pelayanan pedagang di toko PR itu bagus, ramah dan sopan terhadap pembeli. Pembeli merasa sangat puas terhadap pelayanan pedagang dalam menawarkan barang dagangannya. Pedagang tidak membeda-bedakan antara pembeli yang lama berlangganan dan pembeli yang baru dalam pelayanannya. Fasilitas yang diberikan kepada pembelipun sudah membuat pembeli nyaman. Kamunikasi yang dibangun dengan pembeli bagus dan lancar.
3. Pemahaman Etika Bisnis Islam Pedagang Konveksi Di Pasar Kahayan Palangka Raya terhadap Kejujuran kepada Pembeli. Jujur adalah modal yang paling berharga dalam semua aspek kegiatan manusia. Dengan bermodalkan kejujuran dalam segala kegiatan bisnis, menimbang, mengukur, membagi, berjanji, membayar hutang, jujur dalam berhubungan dengan orang lain, akan membuat ketenangan lahir dan batin. Ketenangan lahir dan batin ini menjadi dambaan setiap muslim. Kejujuranlah yang dapat membawa manusia kepada kebaikan yang lain, sehingga kebaikan itu merupakan mata rantai yang lain dari sebuah kejujuran. Tanpa perilaku jujur, bisnis yang dibangun akan berantakan.
109
Dalam ekonomi Islam berdagang dengan jujur menjadi prasyarat pertama dan utama. Rasulullah SAW. dan para sahabat dalam melakukan bisnis selalu penuh dengan kejujuran. Apabila barang yang diperdagangkan terdapat cacat walaupun cacat itu tersembunyi maka harus disampaikan kepada calon pembeli secara terbuka (transparan). 42 Dengan demikian semua aktivitas yang dilakukan harus selalu dilandasi dengan kejujuran. a. Penjual 1) Toko RZ Wawancara bersama dengan Ibu Hj. Nur sebagai berikut: Sesuai ai, kan ada yang cacat dipadahi ni ada yang cacat nah tasarah urang ai kan mau beli misalnya inya suka itu tu, tapi misalnya ada lobangkah lah kena bisa dipotongkan harganya, inya handak jua tuh. Jadi dipadahi dahulu ada yang cacat kaitu nah. Nang mana cil, bisa ai inya batakun baik yang ini kah jarnya baik yang itu kah?, acil padahi ai misalnya nang suka warna ini ambil yang ini ai kan, sudah sesuai ukurankan warnanya inya suka. Ku padahi ai tapi kadang model harga tu bisa ai tapadahi akan, orang yang manawar banar tu nah, harganya sudah sekian tasarah situ ai malabihi bisa kayaitu, bisa terjadi acil. Sangat perlu pang, ya nang misalnya urang manawarkan sebelum modalnya gin balum sampai ya nang sampai talihat akan nota harga tu han. Padahal kada sampai lagikan harga anukan modalnya. Kada mau acil besumpah mun menawarkan barang dengan urang. Acil jarang pang lah seanunya haja misalnya paling 10 lembar paling banyak, kada pernah jua pang menumpuk-numpuk tu nah, sesuai kebutuhan acil perlu haja, kaitu nah. Dizakati ai penghasilan, setahun sekali di bulan puasa. Wawancara bersama dengan Ibu Dina sebagai berikut: Kalaunya kami barangnya cacat kami padah akan atau kami kada usah dijual kayatu nah, bilanya bahurup ada perjanjian. Bila inya membulik akan (tidak tahu ada cacat sebelumnya) kami ambil jadi kami bahurup dengan yang lain, kalo bahurup duit kada, bahurup pilih haja barangnya yang mana kayaitu nah. Setuju haja (diterapkan etika bisnis Islam), kendalanya tu kadangkadang kitakan nang sibuk-sibuknya tu nah, yang lain dilayani jua 42
Ibid., hal. 14-15.
110
kada taunya kada jadi inya habis barang tabungkar samuanya, sudah mangaluarakan timbul kada jadi nukar warnanyakah yang kada cocok ukurannyalah. Jadi supaya jangan anu kayaitu nomornya berapa misalnya salawar, warnanya apa yang dikahandaki kita ambil akan. Kalonya barang kami yang dahulu misalnyalah ada cacat ja kami jakanya kana tinta tapi harga kami jual modalnya ja mun hakun, munnya kada hakun kada papa ai, kadang-kadang ada jua nang hakun karena suka warnanya, pas ukurannya, biar ja jar kena ku jahit ja, jadi jar kami ayuha kami kurangkan gasan kam ongkos menjahitnya orangnya handak juakan. Kada pernah pang baucap sumpah kayaitu, kada tapikir ai kayaitu. Hasil wawancara dengan ibu Hj. Nur dan ibu Dina peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kejujuran itu sangat penting dalam menunjang keberhasilan dalam berdagang. Kejujuran penjual mengenai barang yang ditawarkan harus sesuai dengan keadaannya. Apabila terdapat cacat itu harus dikatakan yang sebenarnya dan melakukan negosiasi atau tawar menawar dengan baik. Tanpa menutupi barang yang cacat sesuai dengan kerelaan kedua belah pihak. Apabila pembeli menginginkan barang yang cacat tersebut maka harganya akan dikurangi bahkan dijual dengan harga modalnya saja. Pemilik toko RZ ini tidak membeli barang secara berlebihan, karena hanya sesuai dengan keperluan jadi tidak ada menumpuk barang dan tidak melakukan sumpah atas nama barang yang diperdagangkan. Dari pernyataan ibu Hj. Nur dan ibu Dina ini dalam berdagang mereka mengatakan barang yang mereka tawarkan itu sesuai dengan kualitasnya dan harganya karena disini berlaku benar adalah ruh keimanan, ciri utama orang mukmin, bahkan ciri para Nabi. Sedangkan bohong adalah bagian daripada sikap orang munafik dan ini sangat dilarang dalam agama. Hal yang paling banyak memperburuk citra
111
perdagangan adalah meluasnya tindakan dusta dan batil misalnya berbohong dalam mempromosikan barang, kualitas barang, menjelaskan spesifikasi barang dan mengunggulkannya atas yang lainnya, dalam memberitahukan
penawaran
dan
sebagainya,
manipulasi
dan
mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan. Oleh karena itu, salah satu sifat terpenting bagi pedagang yang diridhai Allah adalah kejujuran.43 Dalam Al Qur'an, keharusan bersikap jujur dalam berdagang, berniaga dan atau jual beli, sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas yang antara lain kejujuran tersebut di beberapa ayat dihubungkan dengan pelaksanaan timbangan, 44 sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: "Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat kerusakan." (Q.S AsySyu'araa(26): 181-183).
43
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih...., hal. 4. http://aturandalamberdagang.blogspot.com/. (diunduh pd tgl 30 September 2013 pukul 04.16
44
WIB).
112
Artinya: "Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. ItuIah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (Q.S Al lsraa(17): 35) Dengan hanya menyimak ayat di atas, maka kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya
Allah SWT telah
menganjurkan kepada seluruh umat manusia pada umumnya, dan kepada para pedagang khususnya untuk berlaku jujur dalam menimbang, menakar, mengukur dan menjual barang dagangan. Penyimpangan dalam menimbang, menakar dan mengukur merupakan wujud kecurangan dalam perdagangan dan diharamkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Hal ini karena kebiasaan melakukan kecurangan menimbang, menakar dan mengukur dalam dunia perdagangan, akan menjadi cikal bakal dari bentuk kejahatan lain yang jauh lebih besar. Sehingga nampak pula bahwa adanya pengharaman serta larangan dari Islam tersebut, merupakan pencerminan dan sikap dan tindakan yang begitu bijak yakni, pencegahan sejak dini dari setiap bentuk kejahatan manusia yang akan merugikan manusia itu sendiri. 2) Toko AL Wawancara bersama dengan Bapak H. Dul sebagai berikut: Kayaitu pang barang kaadaan kita ya nang babulik ka asal nang kada bajual kucing dalam karung, nang kayaitu pang sudah, urang nang balanja nih malihat ja sudah barangnya, kayaitu pang sudah kualitasnya harganya gin sesuai haja. Amunnya cacat kita padah akan cacat juakan, jadi harganya kita turun akan olehnya barangnya cacat. Bajualan ni harus jujur mun handak banyak langganannya. Mun kami kada pang, kami ni kan bajualan lawas sudah jadi barang yang katinggalan tahu sudah, jadi barang yang
113
ristan, dibawah modal gin kami jual, jadi kada baristan kami, munnya sudah lawas modalnya gin syukur dah, amunya didiam akan tarus jadi wasi tuha. Kada suah kami basumpah-sumpah kayaitu manawarkan barang, sesuai apa adanya tu pang tasarah urang ai handak nukarikah kada kah. Dari hasil wawancara dengan Bapak H. Dul dapat dipahami bahwa barang yang dijual beliau sesuai dengan keadaannya seperti halnya pemilik toko RZ. Jika terdapat barang yang cacat, maka beliau akan memberitahukannya kepada pembeli. Apabila pembeli menyukai barang yang cacat atau ristan/lama tersebut maka harganya akan diturunkan, harga modalnya atau harga asalnya bahkan dijual dibawah dari harga modalnya atau harga asalnya. Selanjutnya tetap dilakukan tawar menawar harga sesuai keadaan dan kualitas barang tersebut. Tidak melakukan kata-kata sumpah dalam menawarkan barang dagangannya. Jadi diantara akhlak yang harus menghiasi bisnis syari’ah dalam setiap gerak-geriknya adalah kejujuran. Kadang-kadang sifat jujur dianggap mudah untuk dilaksanakan bagi orang-orang awam manakala tidak dihadapkan pada ujian yang berat atau tidak dihadapkan pada godaan duniawi. Disinilah Islam menjelaskan bahwa kejujuran yang hakiki itu terletak pada muamalah mereka. Jika ingin mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran seseorang, ajaklah kerja sama dalam bisnis. Di sana akan kelihatan sifat-sifat aslinya, terutama dalam hal kejujuran. 45 Hal-hal yang harus disampaikan ketika berdagang adalah penjual atau pedagang menjelaskan ciri-ciri, kualitas, dan harga barang
45
Hermawan Kartajaya, dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,...., hal. 93.
114
dagangannya kepada pembeli tanpa melebih-lebihkannya. Hal itu dimaksudkan agar pembeli tidak merasa tertipu dan dirugikan. 3) Toko BM Wawancara bersama dengan Ibu Hj. Idah sebagai berikut: Selama ini kada suah pang yang komplain lawan aku, tapi misalnya ada yang kayaitu diterima ja dulu apa anunya dimana yang rusaknya tu, seandainya belum dipakai tapi memang harus ada perjanjian kadangkan bisa dikembalikan atau ditukar lagi bisa itu, kalonya memang rusak ditukar lagi boleh dengan yang baru soalnya kami kan kadang memang yang rusak yang ada noda itu kan kami kumpulkan bisa di return lagi ke sana kada kami jual. Menawarkan barang sesuai dengan harga barangnya sesuai standar orang lain jua. Kada bisa aku besumpah-sumpah apa adanya barangnya ja. Kalo suka bisa ja inya menukar kalonya kada berarti belum rejeki lagi. Dari hasil wawancara pemilik toko BM disimpulkan bahwa selama
beliau berdagang apabila ada barang yang cacat atau rusak
langsung disisihkan atau disimpan beliau karena nantinya akan direturn lagi ke toko agennya. Jika barang yang dibeli pembeli tersebut terdapat cacat maka dapat ditukar dengan barang yang lain. Dalam menawarkan barang sesuai dengan harga barang tersebut atau sesuai dengan kualitasnya. Tidak melakukan sumpah untuk meyakinkan pembeli agar jualannya cepat laku karena itu hak pembeli dalam memilih barang yang diinginkan tanpa ada unsur paksaan. Berbohong dalam berdagang sangat dikecam, terlebih jika diiringi sumpah atas nama Allah. Menurut syari’at, banyak sumpah dalam berdagang adalah makhruh karena perbuatan ini mengandung unsur merendahkan nama Allah, juga dikhawatirkan bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kebohongan. Seseorang yang meremehkan Allah
115
dengan maksud melariskan barang dagangannya adalah orang yang mudah bersumpah hanya agar barang dagangannya laris.
Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, dia berkata, Syu’bah mengabarkan kepada kami, dia berkata, Ali bin Mudrik mengabarkan kepada kami, dia berkata, Saya mendengar Abu Zur’ah bin Amr bin Jarir menceritakan dari Kharasyah bin Al Harr dari Abu Dzar, dari Rasulullah saw, beliau bersabda, “Ada tiga golongan yang tidak dipandang oleh Allah pada hari kiamat nanti, juga tidak dibersihkan dan mereka akan mendapat azab yang sangat pedih.” Kami bertanya, “Siapa mereka itu wahai Rasulullah ? sungguh celaka dan rugi mereka!” Beliau menjawab, “Orang yang suka menyebut kebaikan dirinya, orang yang memanjangkan sarungnya (hingga menyentuh tanah) dan orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu.”46
4) Toko KB Wawancara bersama dengan Ibu Hj. Lili sebagai berikut: Setiap setahun sekali pasti pang tu, biasanya duit ada jua baju ni ada jua pang, hi ih nang mana orang perlu ja, kalo baju ni kaya keluarga ja, kalo duit hanyar kaya orang-orang, gula pasti biasanya itu ja pang ya sedikit-sedikitlah kada banyak jua. Tergantung orang menawar ai pang aku ni hanyar ja tadi ada orang menukar baju tu lawas pang udah, mungkin modalnya tu 80 ribuan lo lawas sudah tu tapi ngarannya ristan sudah burukburuk, ku padahi ai ini rigat kayani-kayani, kada papa jar sidin aku tuha jua jar sidin tawar sidin 60 ribu ku jual ai, olehnya lawas banar dah, waktu toko ni besebrangan, satu toko ja dulu tu, he eh sudah ku padahi barang ni lawas, ku padahi ai harganya tu labih 46
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih ...., hal. 4-5.
116
mun merk kayatu tu labih pang wayahini pada 100 ribu jar ku tu itu modal dahulu banarai ulun menjuali piyan banarai 75 ribu ja jar ku mengurangi 5 ribu, ku padahi ai kayatu tergantung orang nawar jua pang, misalnya orang menawar 100 ribu untunguntungan istilahnya ya kalo. Jarang pang mun kayatu kecuali kawanan ku akrab-akrab, tapi istilahnya kode-kode barang ne ketahuan orang jua pang istilahnya kayatu. Tapi biasanya kalo barang cacat tu ku simpan pang rajin soalnya kawa dihurup, kena dihurup lagi di banjar kayatu. Tapi ada jua pernah, rancak ai pang, cacat ku jual modalnya, entah keluargaku kah yang maambil kekawananku kah, aku handak itu jarnya, ada ai jar ku tapi cacat biar ja gin ku jual modalnya tapi sarah ai, aku kada papa ai istilahnya aku kada rugi, mun aku kawa kuhurupi jar ku barangnya, mun kam handak ya ku juali modal. Bisa jua ku kada tahu timbul cacat, tukar barang pang, tapi bisa jua tukar duit kalonya barangnya kadada lagi kayatu pang biasanya. Kadada pang istilahnya basumpah-sumpah kayaitu, kada mau aku kayaitu. Munnya buhan banjarnya menawarkan, istilahnya harus kepercayaan banar kayatu tu nah, kaya kalonya sudah percaya tu kalonya kami ni orang pang yang menawari istilahnya harus kepercayaan banar, angkat barang kah Ria Jaya handak naik kayani-kayani, mun hakun ha mahutangi habis hari raya hanyar langsung ku lunasi. Mun kita yang handak maambil barang orang kada hakun yang langsung 50 juta misalnyakan kecuali memang sudah langganan. Aku memang kayatu pang biasanya sebulan sekali tu setoran, itu pasti pang para pedagang ne rata-rata ya kalo. Dari hasil wawancara dengan Ibu Hj. Lili dapat dipahami bahwa dalam memberikan informasi kualitas barang dagangan yang dijual tersebut harus sesuai dengan keadaannya. Jika terdapat cacat maka dikatakan cacat juga dan jika barang tersebut sudah lama maka dikatakan sudah lama. Apabila pembeli suka dengan barang yang cacat tersebut maka harganya dapat diturunkan atau dijual dengan harga modal. Tidak melakukan sumpah-sumpah palsu dalam meyakinkan para pembeli. Masalah zakat itu terus dikeluarkan setiap tahunnya karena untuk membersihkan harta dan karena setiap orang yang memiliki harta yang lebih maka terdapat juga hak mustahik. Tidak ada istilah menumpuk
117
barang karena barang yang dibeli sesuai dengan kebutuhan pembeli dan bisa terjadi membeli barang dalam jumlah yang banyak akan tetapi atas tawaran dari agennya dan memang merupakan kebutuhan pembeli. Jadi di antara nilai-nilai yang terkait dengan kejujuran, dan yang melengkapinya
adalah
amanah
(terpercaya).
Menepati
amanat
merupakan moral yang mulia. Allah menggambarkan orang mukmin yang beruntung dengan perkataan-Nya:
Artinya: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (QS. Al-Mukminun:8). Maksud amanat adalah mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya baik sedikit atau banyak, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa harga, upah, hasil penjualan maupun jumlah barang dagangannya. Sikap pedagang yang dilandasi dengan kejujuran akan menimbulkan kepercayaan dari orang lain untuk menjadi langganannya dan orang akan berani memberikan modal atau barang tanpa ada jaminannya. Allah berfirman:
..... Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (QS. An-Nisa’: 58).
118
Dalam berdagang dikenal istilah “menjual dengan amanat” yaitu penjual menjelaskan ciri-ciri, kualitas, dan harga barang dagangan kepada pembeli tanpa melebih-lebihkannya.47 5) Toko PR Wawancara bersama dengan Ibu Hj. Wida sebagai berikut: kalo aku berjualan kada terlalu mementingkan keuntungan aku yang ku pentingkan barang ku cepat laku, soalnya barangku kan banyak, kalo ku handak barangkan tinggal telpon kada mementingkan ku harus untung sekian, padahal karyawanku ni kan 2 yang ku gaji, 2 di kosmetik segala tapi cukup Alhamdulillah bayar pajak kada pernah nunggak Alhamdulillah, ku dari awal beusaha karena lillahi ta’ala, ku dengan langgananku dibanjarlah misalnya ku belanja tu misalnya anu hitung ja barangnya sebelum ikam mengirim barangnya sms aku, ku transfer duitnya baru kam kirim barangnya setiap kali kayagitu, alhamdulillah sudah berapa tahun berjalan, jadi aku sudah melihat contoh kekawananku yang beusaha yang kada anu, akhirnya apa? Bisa gulung tikar, banyak, itukan jadi contoh kita, kitakan memang dari awal kita ni ibaratnya mencari yang halal lo jangan dikira usaha yang kayani, mun kaya sembako kan kaya timbangan jar orang lo, tapi jual baju pun jangan barang kita yang kita jual kaya barang-barangku kan ada yang harganya 1 juta ada yang 300 ribu, oh ini memang barang ku segini, adakan yang kalo KWnya harganya 400 ribu disamakan dengan harga 700 ribu jangan sampai, beda kualitasnya, bedosa kita, jadi ada perbandingannya yang ini harganya segini tapi kan kalo orang awam kada tahu, dikiranya sama bahannya, mode kadang-kadang sama. Akulah masalahnya kalo sudah bulan puasa aku sudah kada lagi belanja, jadi aku sebelum bulan puasa 2 bulan itu memang harus barang datang tarus soalnya ku hindari setengah bulan sebelum bulan puasa ku sudah kada belanja lagi harus banyak barang ku sudah, sudah disiap akan. masalahnya kalo sudah bulan puasa barang sudah kosong disana, setengah bulan sebelum bulan puasa barang sudah kosong jadi memang disiapkan 2 bulan badahulu, memang barang harus datang trus kada istilah barang menumpuk karena harganya sekian-sekian, ku kada tahu urusan harga sekiansekian tu kadada, kadada dalam anu aku tu kadada, aku memang kalo sudah bulan puasa ku sudah kada lagi memikir akan barangku jadi harus tersedia barang kayatu nah, sudah siap untuk dijual di bulan puasa. Kada mau aku besumpah untuk 47
Yusuf Qardhawi, Norma dan ...., hal. 175-177.
119
meyakinkan orang supaya mau menukar barangku. Teserah orang ja handak nukar kah kada yang penting aku menawarkan barangku sesuai dengan kualitasnya. Alhamdulillah aku dari infak, sedekah, sampai zakat Alhamdulillah terlaksana wajib iya kalo zakat tu 1 tahun, kalo infak tiap uang yang ku dapat sekian, maaflah aku kan soalnya lakiku kan ada usaha jua setiap bulan kan uang lakiku berapa sekian sudah langsung ku sisihkan sebelum ku masukkan ke bank uang sudah disisihkan, kalonya ditoko inikan infakku untuk karyawanku, kadang-kadang mereka tu ku beri bonusnya apa, dengan pengemis, dengan tukang parkir itu dapat mereka, tukang parkir tu ku bari 50 ribu itu infakku, kena kalo setahunan ku liat berapa ada barang yang belum terjual pun ku hitung, ku zakati, bukan perlu sangat perlu memang hak orang. Dari hasil wawancara dengan Ibu Hj. Wida dapat dimengerti bahwa Ibu Hj. Wida tidak mengutamakan keuntungan dalam berdagang, akan tetapi lebih mengutamakan kehalalannya, karena Allah SWT dan bagaimana barang yang diperdagangkan cepat terjual. Barang yang ditawarkanpun sesuai dengan kualitas barang tersebut, KW 1 dengan KW 2 beda harganya karena kualitasnya berbeda. Tidak melakukan sumpah-sumpah palsu untuk meyakinkan pembeli. Jadi memberikan informasi kepada pembeli mengenai barang yang ditawarkan sesuai dengan kualitas dan keadaan barang tersebut, karena ada barang pasti ada harga. Islam mengharamkan penipuan dalam semua aktifitas manusia, termasuk dalam kegiatan bisnis dan jual beli karena hanya akan merugikan orang lain dan sesungguhnya juga merugikan dirinya sendiri. Memberikan penjelasan dan informasi yang tidak benar, mencampur barang yang baik atau baru dengan yang buruk atau lama, menunjukkan contoh barang yang baik dan menyembunyikan
120
yang tidak baik lalu menyerahkan barang yang tidak baik kepada orang yang sudah membeli itu termasuk dalam kategori penipuan.48 Menurut Ibu Hj. Wida tidak ada istilah menumpuk barang karena mengingat semakin dekatnya bulan ramadhan, maka beliau telah membeli barang-barang untuk dijual 2 bulan sebelumnya. Karena apabila sudah menjelang bulan ramadhan, barang sudah mulai kosong diagennya. Dari segi ibadah beliau selalu melakukan zakat, infaq dan sedekah secara berkala sesuai dengan ketentuannya. Sebagai penjual yang baik tentu tidak sekedar berpikir untuk memperoleh keuntungan pribadi melainkan juga harus berpikir untuk kemaslahatan masyarakat. Islam memberikan jaminan kebebasan pasar dan kebebasan individu untuk melakukan bisnis, namun Islam melarang perilaku mementingkan diri sendiri, mengeksploitasi keadaan yang umumnya didorong oleh sifat tamak dan loba sehingga menyulitkan dan menyusahkan orang banyak. Menimbun barang dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi pedagang merupakan suatu kezaliman yang sangat tercela dan tidak pantas dilakukan oleh siapapun. Perbuatan ihtikar semacam ini sangat dilarang, Rasulullah menegaskan dalam sebuah hadits:
Bersumber dari Abu Hurairah, dia mengatakan: “Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa yang melakukan suatu penimbunan dengan maksud menaikkan (harga barang) bagi 48
M. Ismail Yusanto, dan M. Karebet Widjajakusuma …., hal. 10.
121
kaum muslimin, maka ia adalah orang yang berdosa”. (HR. imam Ahmad).49 Penjelasan di atas sudah jelas bahwa menimbun barang itu adalah perbuatan yang tercela akan tetapi itu juga tergantung pada niat seseorang untuk apa hal itu diperlukan. Seperti halnya ibu Hj. Wida yang membeli barang-barang untuk menghindari kekosongan barang yang terjadi di bulan ramadhan karena sudah pasti agen-agen besar dan pabrikpabrik akan libur mendekati hari raya atau hari-hari besar sedangkan kebutuhan manusia sendiri tidak terbatas. Berikut wawancara dengan karyawan di toko PR: Tergantung bisa jam 7 atau jam 8 (buka toko). Ada THRnya diberi bos. Kadada kendalanya biasa ja, melayani dengan senang hati. Kada ah santai ja (tidak cuek, marah atau acuh tak acuh), jara orang kaitu (melayani pembeli yang cerewet). Kalonya barang lawas (ristan) atau cacat bisa di jual modal kan olehnya robek atau apakah, sudah kada payu lagi lawas banar sudah. Tetap memperhatikan kualitas, utama tu, penting, harus. Kada pernah pang kami besumpah-sumpah kayaitu. Berdasarkan
pemaparan
di
atas
dapat
diketahui
bahwa
memberikan informasi barang sesuai dengan kualitas itu yang pertama dan utama serta harus secara jujur. b. Pembeli 1) Pembeli di toko RZ Berikut wawancara dengan Ibu Linda: Mun kita tu lah handak manukar, milih-milih, diungkai akan sidin, ni nang hanyar, ni nang lawas padah akan sidin. Ni nang tabagus kainnya modelnya tu han kaitu. Sesuai lawan kahandak pembeli tu nah, sesuai haja, bagus haja. Kada bisa mama xxx tu basumpah-sumpah tu kada bisa, kada. Mun aku rancak mun 49
Al Imam Muhammad Asy Syaukani, Terjemah Nailul,,,,, hal.630.
122
penjual nang lain tu han bisa basumpah-sumpah kayaitu mun mama xxxx ni sekali gin aku kada suah mandangar. Inya urang ni kan masing-masinglah saikung yang melayani ni masing-masing pendapat, jadi masing-masing mambawa kaanuan sorang. Dari paparan pembeli di toko RZ dapat diketahui pemilik toko RZ dan karyawannya memberikan informasi terhadap barang yang mereka jual sesuai dengan kondisi dan kualitas barang tersebut. Penjual mengetahui keinginan pembelinya dengan baik, memberitahukan yang mana barang terbaru yang lagi ngetrend dan tidak pernah bersumpah atas barang yang diperdagangkan dalam proses penawaran. 2) Pembeli di toko AL Berikut wawancara dengan Ibu Husna: Sesuai pang lawan kualitasnya kada balabihan kada, sesuai barang, sesuai harganya, kalonya yang baikkan baik jua harganya. Kada pernah meliat (bersumpah atas barang yang ditawarkan), apa adanya, kalo barangnya kayaitu, kayaitu jua kan. Berdasarkan paparan pembeli di toko AL di atas dapat diketahui bahwa penjual dalam menawarkan barang itu sesuai dengan keadaan, kualitasnya dan tidak berlebih-lebihan serta harganya. Penjual juga tidak pernah bersumpah terhadap barang yang ditawar. 3) Pembeli di toko BM Berikut wawancara dengan Ibu Yaya: Iya memang kualitasnya bagus, soalnya kan itu si penjual punya barang yang bagus dan yang ga, jadi bisa membedakan yang mana yang bagus, jadi sesuai. Ga (menyamakan harga yang kualitasnya bagus dan tidak bagus), ya supaya ada perbandingannya. Ga ada (sumpah atas barang yang ditawarkan), memang anukan disitu memang kualitasnya bagus jadi semua orang tu bisa percaya, sesuai, yang dikatakannya sesuai dengan keadaannya.
123
Dari paparan pembeli di toko BM dapat diketahui bahwa kejujuran penjual mengenai kualitas barang memang sesuai dengan barang yang dijual, tidak berlebih-lebihan dalam meyakinkan pembeli dan harganya pun sesuai dengan barangnya. Penjual juga menjelaskan barang yang bagus seperti ini dan harganya sekian dan apabila barangnya kurang bagus juga harganya lebih murah. Jadi, dalam menentukan harga barang dilihat dari segi kualitasnya juga. Penjual tidak mengucapkan kata sumpah atas barang yang ditawarkannya dalam jual beli. 4) Pembeli di toko KB Berikut wawancara dengan Ibu Chuwin: Sesuai dengan kualitasnya, sesuai dengan harga bajunya, sesuai dengan harganya, malahan ada yang sebenarnya yang ditaksir tapi ada yang rigat, jangan gin kasian ikam, ditawari sidin dengan yang satunya yang lebih bersih. kada merugikan pelanggan, kalo ada cacat tu dipadahi sidin, rigatkah apakah kasian. Mun handak yang ini tapi rigat, harganya segini-segini, kalo yang ini bagus harganya seini-seini yang mana yang handak, harga yang ini seini, yang ini kawanya seini jar. Sesuai dengan barang yang ada, kadada (bersumpah atas barang yang ditawarkan), jadi apa adanya barangnya. Berdasarkan pemaparan pembeli di toko KB dapat diketahui bahwa penjual tetap memberitahukan pembeli apabila barang yang diinginkan pembeli tersebut terdapat noda-noda atau kotor dan cacat. Penjualpun menawarkan barangnya yang lain yang tidak cacat atau kotor. Harga barang tersebut juga apabila terdapat cacat atau kotor maka dikurangi dari harga standarnya atau bahkan harga asalnya/modal dari barang tersebut. Jadi pembeli dalam menawarkan barang dagangannya sesuai dengan kualitas barang tersebut dan apa adanya, apabila terdapat kekurangan,
cacat
dan
sebagainya
maka
harus
diberitahukan
124
diberitahukan yang sebenarnya. Pembeli juga tidak mendapati penjual yang bersumpah atas nama barang yang ditawarkan. 5) Pembeli di toko PR Berikut wawancara peneliti dengan Ibu Nana: Sudah sesuai dengan kualitasnya klo misalnyakan barangnya bagus, bagus juga harganya, ya sesuailah dengan barangnya juga. Ga disamaratakan harganya dengan barang yang kualitasnya kurang bagus. Ga misalnya anukan emang kualitasnya bagus emang seperti itu (mengenai sumpah atas nama yang diperjualbelikan), ga berlebih-lebihan juga dalam menawarkan barangnya. Berdasarkan pemaparan di atas dapat dimengerti bahwa pemilik toko PR dalam menawarkan barang itu apa adanya, sesuai dengan kualitas dan harga barang tersebut. Menawarkan barang tidak berlebihlebihan dalam memberikan informasinya mengenai barang yang diinginkan pembeli. Pemilik toko PR juga tidak melakukan kata sumpah atas nama barang yang diperdagangannya.
D. Relevansi Teori Aksioma Etika Bisnis Islam Terhadap Pedagang Konveksi di Pasar Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya Landasan aksioma dalam etika bisnis Islam sudah pasti bersumber dari ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan Hadist. Pentingnya landasan aksioma dasar ini bagi penerapan etika bisnis Islam pada pedagang konveksi di pasar kahayan akan mempengaruhi bagaimana pribadi para pedagang konveksi dalam pengoptimalan penerapan etika bisnis. Berikut relevansi aksioma dasar terhadap pribadi pedagang konveksi: 1. Tauhid
125
Sumber utama etika Islam adalah kepercayaan penuh dan murni terhadap keesaan Tuhan. Ini secara khusus menunjukkan dimensi vertikal Islam yang menggabungkan institusi-institusi sosial yang terbatas dan tak sempurna dengan Dzat sempurna dan tak terbatas. Hubungan ini dipengaruhi oleh penyerahan tanpa syarat manusia dihadapan-Nya, dengan menjadikan keinginan, ambisi serta perbuatannya tunduk pada perintah-Nya. Dengan mengintegrasi aspekaspek
religius,
sosial,
ekonomi
dan
politik,
kehidupan
manusia
ditransformasikan ke dalam suatu keutuhan yang selaras, konsisten dalam dirinya dan menyatu dengan alam luas.50 Tauhid mengantarkan manusia pada pengakuan akan keesaan Allah selaku Tuhan semesta alam. Dalam kandungannya meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini bersumber dan berakhir kepada-Nya. Dialah pemilik mutlak dan absolut atas semua yang diciptakannya. Oleh sebab itu segala aktifitas khususnya dalam muamalah dan bisnis manusia hendaklah mengikuti aturan-aturan yang ada jangan sampai menyalahi batasan-batasan yang telah diberikan.51 Tauhid dalam bidang ekonomi menghantarkan para pelaku ekonomi untuk berkeyakinan bahwa harta benda adalah milik Allah semata.52
Artinya:
50
Syed Nawab Haedar Naqvi, M. Syaiful Anam (terj.), Menggagas ...., hal. 37-38. http://suud83.wordpress.com/2008/06/14/bisnis-syariah/, (diunduh pd tgl 1 Oktober 2013). 52 Muhammad, Aspek ...., hal. 82. 51
126
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Q.S. al-Jumuah: 10). Secara umum tauhid dapat dipahami sebagai sebuah ungkapan keyakinan seorang muslim atas keesaan Allah yang berarti dasar kepercayaan yang menjiwai manusia dan seluruh aktivitasnya. Tauhid menyadarkan manusia sebagai makhluk ilahiyah, sosok makhluk yang bertuhan. Dengan demikian, kegiatan bisnis manusia tidak terlepas dari pengawasan Allah, dan dalam rangka melaksanakan perintah Allah.
Ini juga berkaitan dengan keyakinan kelima pedagang konveksi yaitu dengan
kesadaran dan
keyakinan mereka
tersebut,
sehingga
mereka
mengaplikasikannya pada bisnis konveksi yang dikelola. Hal ini muncul dari kesadaran kelima pedagang konveksi tersebut sebagai umat yang beragama bahwa moral perilaku masyarakat saat ini agar tidak terbawa arus zaman modern maka perlulah penerapan suatu aturan dalam berdagang yaitu etika bisnis Islam sebagai dasar kepercayaan yang menjiwai manusia dan seluruh aktivitasnya. Tauhid menyadarkan pedagang konveksi di atas sebagai makhluk ilahiyah, sosok makhluk yang bertuhan. Dengan demikian, kegiatan bisnis pedagang konveksi tidak terlepas dari pengawasan Allah, dan dalam rangka melaksanakan perintah Allah.
2. Keseimbangan (Equilibrium) Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil, tidak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
127
Artinya : “Hai orang-orang beriman,hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah SWT, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil lebih dekat dengan takwa”.53 (Q.S Al-Maidah : 8).
Dan juga dengan firman Allah:
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67). Ayat di atas dapat dijadikan rujukan dasar yang memiliki relevansi dengan aksioma keseimbangan ini. Dalam implementasinya, aksioma ini terlihat pengaruhnya dalam berbagai aspek tingkah laku ekonomi muslim, seperti keadilan, kesederhanaan (moderation), hemat (parsimony) dan menjauhi pemborosan (extravagance).54
53 54
Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam…., hal. 91. Muhammad, Prinsip-Prinsip ...., hal. 48.
128
Jadi, keseimbangan dan keadilan berarti perilaku bisnis yang seimbang dan adil, jujur dalam bertransaksi, tidak merugikan dan tidak dirugikan. Keseimbangan berarti tidak berlebihan (ekstrim) dalam mengejar keuntungan ekonomi. Kepemilikan individu yang tak terbatas, sebagaimana dalam sistem kapitalis, tidak dibenarkan. Dalam Islam, Harta mempunyai fungsi sosial yang kental.
Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS. Adz Dzariyaat: 19).55 Prinsip keseimbangan dan keadilan dalam ekonomi memiliki kekuatan untuk membentuk pemikiran seseorang atau kelima pedagang konveksi bahwa keadilan dan kesederhanaan dapat mengantarkan manusia pada adanya fungsi sosial bagi harta benda. Artinya, praktik monopoli pemusatan kekuatan ekonomi, penguasaan pangsa pasar dan semacamnya harus dihindari. Dengan prinsip keseimbangan ini kelima pedagang konveksi mampu menyeimbangkan antara usaha untuk dunia yaitu mencari nafkah dari usaha bisnis konveksi untuk mencukupi kebutuhan dan mendapatkan keuntungan dan juga tetap tidak lupa bahwa mereka juga tidak hanya mengejar duniawi saja akan tetapi harus diseimbangkan untuk akhirat juga. Melalui prinsip keseimbangan ini pedagang konveksi mampu mempunyai rasa-rasa sosialnya agar peka dalam memberikan sumbangan sosial kepada yang berhak menerimanya. Maka oleh
55
http://shariaeconomics.wordpress.com/2011/04/23/etika-bisbis-dalam-islam-ii/, (diunduh pd tgl 1 Oktober 2013 pukul 06.02).
129
karena itulah mereka perlu menerapkan etika bisnis Islam dalam bisnis konveksi mereka agar adanya keseimbangan antara dunia dan akhirat. 3. Kehendak Bebas (Free Will) Manusia diberikan kehendak bebas untuk mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT menurunkannya ke bumi. Dengan tanpa mengabaikan kenyataan bahwa sepenuhnya dituntun oleh hukum yang diciptakan Allah SWT, diberi kemampuan untuk berpikir dan membuat keputusan, untuk memilih apapun jalan hidup yang diinginkan. 56 Manusia yang baik dalam perspektif ekonomi Islam adalah yang menggunakan kebebasannya dalam kerangka tauhid dan keseimbangan. Dari sini lahir tanggung jawab manusia sebagai individu dan masyarakat. Lahir pula kesadaran sosial (social awareness), yang mengantarkannya mengulurkan bantuan kepada sesama manusia. 57 Kehendak bebas adalah prinsip yang mengatur manusia menyakini bahwa Allah tidak hanya memiliki kebebasan mutlak, tetapi Dia juga dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya menganugrahkan manusia kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan yang berbentang, antara kebaikan dan keburukan.
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”(QS. Al-Insan: 3). 56 57
Muhammad, Etika Bisnis Islami ...., hal. 55-56. Muhammad, Aspek Hukum Dalam Muamalat..., hal. 84.
130
Jadi dapat dipahami kehendak bebas berarti manusia sebagai individu dan kolektivitas, mempunyai kebebasan penuh untuk melakukan aktivitas bisnis. Namun kebebasan manusia sesungguhnya tidak mutlak, tetapi merupakan kebebasan yang bertanggung jawab dan berkeadilan. Dengan kehendak bebas ini dapat mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya. Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.58 Begitu pula halnya dengan kelima pedagang konveksi tersebut bebas untuk aktif berkreasi dan bekerja dengan segala potensi yang dimiliki dengan tetap berpegang pada tauhid, keseimbangan dalam menerapkan etika bisnis Islam atau tidak. Karena manusia kecenderungan untuk bersaing dalam segala hal, tidak terkecuali kebebasan dalam berdagang konveksi di pasar. Kelima pedagang konveksi ini mampu bersaing secara sehat dan tidak saling menjatuhkan maka perlulah penerapan etika bisnis Islam dalam kreativitas dan bekerja yang dibangun oleh pemilik toko/pedagang konveksi. 4.
Tanggung Jawab (Responsibility) Tanggung jawab dalam Islam terpusat baik pada tingkat mikro (individu) maupun tingkat makro (organisasi dan masyarakat). Tanggung Jawab terkait erat dengan tanggung jawab manusia atas segala aktifitas yang dilakukan kepada Tuhan dan juga tanggung jawab kepada manusia sebagai masyarakat. Karena 58
http://niia1993.blogspot.com/2013/03/prinsip-dasar-bisnis-menurut-islam.html, (diunduh pd tgl 1 Oktober 2013 pukul 06. 15 WIB).
131
manusia hidup tidak sendiri, dia tidak lepas dari hukum yang dibuat oleh manusia itu sendiri sebagai komunitas sosial. Tanggung jawab kepada Tuhan tentunya diakhirat, tapi tanggung jawab kepada manusia didapat didunia berupa hukum-hukum formal maupun hukum non formal seperti sangsi moral dan lain sebagainya.59 Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabiliats. Untuk
memenuhi
tuntunan
keadilan
dan
kesatuan,
manusia
perlu
mempertanggungjawabkan tindakanya. Secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Allah menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan
oleh
manusia
dengan
bertanggungjawab
atas
semua
yang
dilakukannya.60 Pertanggungjawaban berarti bahwa pedagang konveksi sebagai pelaku bisnis, mempunyai tanggung jawab moral kepada Allah dan pelanggan atas perilaku bisnis yang dilakukan dengan menerapkan etika bisnis Islam dalam berdagang. Harta juga sebagai komoditi bisnis dalam Islam yang merupakan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. 5. Kebenaran (Kebajikan) Kebajikan (ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain didefinisikan sebagai “suatu tindakan yang memberi keuntungan bagi orang lain tanpa ada suatu kewajiban tertentu”.61
59
http://suud83.wordpress.com/2008/06/14/bisnis-syariah/, diunduh pd tgl 1 oktober 2013 pukul
06.24). 60
http://niia1993.blogspot.com/2013/03/prinsip-dasar-bisnis-menurut-islam.html, diunduh pd tgl 1 Oktober 2013 pukul 06.29). 61 Ibid., hal. 57.
132
Kebajikan (ihsan) adalah tindakan terpuji yang dapat mempengaruhi hampir di setiap aspek dalam kehidupan. Ke-ihsan-an adalah atribut yang selalu mempunyai tempat terbaik di sisi Allah. Kedermawanan hati (leniency) dapat terkait dengan ke-ihsan-an jika diekspresikan dalam bentuk perilaku kesopanan dan kesantunan, pemaaf, mempermudah kesulitan yang dialami orang lain. Kebenaran merupakan nilai dasar etika Islam. Walaupun al-Qur’an mendeklarasikan bahwa bisnis adalah hal yang halal, namun demikian setiap perikatan ekonomi yang dilakukannya dengan orang lain, tidak membenamkan dirinya dari ingatan kepada Allah dan pelaksanaan setiap perintahnya. Seorang muslim diperintahkan untuk selalu ingat kepada Allah, baik dalam kondisi bisnis yang sukses atau dalam kegagalan bisnis.62 Perintah bagi seluruh muslim untuk berada di jalan lurus dan benar dalam tindakan dan ucapan, Islam sangat mencela kepalsuan dan penipuan dalam berbagai bentuknya. Seorang pelaku bisnis hendaknya jujur, teguh, benar, dan lurus dalam semua perjanjian bisnisnya. Tidak ada ruang untuk penipuan, bicara bohong, bersumpah terlalu banyak, dan iklan yang menipu dalam bingkai bisnis Islam. 63 Namun demikian, patut dicatat bahwa dalam Islam prinsip kebenaran dan kejujuran merupakan kewajiban iman kepada Allah, menjadi seorang Muslim sejati.
Artinya:
62 63
Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam,…. hal. 102-103. Lukman Fauroni, Etika Bisnis Dalam Al-Qur’an..... hal. 67.
133
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar.” (Q.S al-Azhab 33:70). Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagian niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis.64 Seorang muslim yang beriman harus bekerja keras untuk mendapatkan fasilitas terbaik di akhirat nanti, dengan cara memanfaatkan setiap karunia yang diberikan Allah di muka bumi. Begitu juga dengan pedagang konveksi mereka harus berbuat baik benar kepada sesama baik itu muslim ataupun non muslim agar usaha yang dijalankannya mendapatkan keberkahan dari Allah. Kebajikan pedagang konveksi yang direalisasikan yaitu dengan memberi kepada yang tidak mampu dan kepada yang membutuhkan dari hasil usaha konveksi tersebut dan juga kepada pelanggan yaitu misalnya dengan memberikan fasilitas yang baik dan nyaman, memberikan diskon kepada pelanggan dan lain-lain.
64
Http://rianty-fitrya.blogspot.com/2011/06/prinsip-prinsip-dasar-dalam-etika.html, (diunduh pd tgl 1 oktober 2013 pukul 06.34).
134