Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR
4.1 Konsep Perancangan Konsep dan Tema perancangan interior Terminal 1 area Check-in dan area Komersial Bandar Udara Soekarno-Hatta mempunyai Tema Beautiful of Indonesia, serta menggunakan konsep kontemporer modern dengan menerapkan dan menggabungkan gaya kontemporer dan gaya modern. Beautiful of Indonesia adalah kecantikan dan keindahan Indonesia, dalam perancangan Interior Terminal 1 area Check-in dan area Komersial Bandara Udara Soekarno-Hatta ingin menampilkan sesuatu dari Indonesia yaitu kecantikan dan keindahan alam Indonesia serta budaya dan motif yang beragam dengan cirikhas ragam hias dari Indonesia. Konsep perancangan interior adalah kontemporer modern, yang dimaksud dengan desain kontemporer adalah desain yang mengacu pada apa yang populer atau digunakan sekarang atau gaya masa kini, gaya non-tradisional yang berfokus pada garis-garis sederhana, bersih, dan rapi terkadang dalam desan kontemporer di perlukan pencahayaan digunakan untuk mempertegas suatu ruangan. Sedangkan desain modern adalah gaya desain yang simple, bersih, fungsional, stylish, dan selalu mengikuti perkembangan jaman yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang sedang berkembang pesat. Dalam mendesain konsep dan gaya modern selalu melihat nilai benda-benda berdasarkan besar fungsi atau banyaknya fungsi benda tersebut, serta berdasarkan kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, mudah dan fungsional. Dalam arsitektur, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk memiliki bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.
Dalam perancangan Terminal 1 dapat menggabungkan tema dan konsep Kontemporer dengan menggunakan gaya modern serta bertemakan Beautiful of
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
144'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
Indonesia, kecantikan dan keindahan Indonesia dari alam Indonesia dengan mentransformasi bentuk dan gaya dari budaya, motif dan alam Indonesia.
4.2 Citra Ruang Konsep citra ruang mengacu pada unsur yang melengkapi gaya dan tema desain interior. Konsep citra ruang memiliki pengaruh penting terhada pemilihan gaya dan tema yang akan di gunakan dan berpengaruh terhadap passanger atau penumpang bandara udara. Tema dari perancangan adalah Beauty of Indonesia menggambarkan keindahan alam dan ragam hias Indonesia, dengan konsep kontemporer serta menggunakan gaya modern
Gambar 4.1 Citra Ruang
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
145'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
4.3 Konsep Warna Konsep warna dalam perancangan interior Terminal 1 area Check-in dan area Komersial Bandar Udara Soekarno-Hatta menggunakan warna chromatic dengan mendominasi warna putih, krem dan abu-abu sebagai warna dasar, sedangkan, coklat, hitam, merah, kuning, hijau sebagai warna aksen pendukung warna. Warna putih dan krem menjadikan dasar dari setiap desain perancangan terminal, menggunakan warna putih karena terlihat bersih dan menjadikan ruangan terlihat luas dan rapih serta menjadikan ruangan terlihat sejuk. Warna abu-abu manjadikan dasar dari counter check-in karena dapat menonjolkan warna aksen serta warna konsep dari kontemporer modern dan menggunakan aksen warna coklat dengan tekstur kayu, dapat menimbulkan kesan nyaman, hangat pada suatu ruangan. Warna merah, kuning, hijau menjadikan warna furniture dan warna signage. Dengan menggunakan warna-warna dasara tersebut, warna merah, kuning dan hijau dapat menimbukan kesan warna yang menarik dan sesuai dengan warna motif dan alam indonesia.
Gambar 4.1 Konsep Warna
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
146'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
4.4 Konsep Material (Lantai, Dinding, Plafond) 1.! Lantai Konsep material lantai dalam perancangan Terminal 1 area check-in dan area komersial menggunakan lantai karpet dan keramik yang bermotif marmer karena tehan lama, mudah di bersihkan, anti gores dan terlihat mewah. Konsep pada lantai karpet di buat khusus dengan warna hijau, kuning dan campuran warna lain serta bentuk motif segitiga dapat membentuk alur dan warna seperti berada di sawah sesuai dengan konsep Beautiful of Indonesia.
Gambar 4.2 Konsep Material Lantai
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
147'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
2.! Dinding Konsep material dinding dalam perancangan Terminal 1 area check-in dan area komersial menggunakan material cat sebagai dasar dan material kayu sebagai aksen serta menggunakan material stenless dengan bentuk motif batik Parang dan pepohonan yang sudah di trnasformasi kedalam bentuk modern. Konsep dinding juga di tambah denga motif-motif dari Indonesia yang di trnansformasi menjadi bentuk-bentuk yang menarik dan penggunaan lukisan atau art menjadikan pemanis rungan dan menambah citra ruang.
Gambar 4.3 Konsep Material Dinding
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
148'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
3.! Plafond Konsep material plafond dalam perancangan Terminal 1 area check-in dan area komersial menggunakan plafind gypsum. Konsep plafond dengan bentuk bergelombang yang menyatu dengan dinding.
Gambar 4.4 Konsep Material Plafond
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
149'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
4.5 Konsep Furniture Konsep furniture dalam perancangan Terminal 1 area check-in dan area komersial menggunakan kosep dan gaya modern dengan bentuk-bentuk yang menarik, nyaman dan aman digunakan serta menggunakan teori ergonomi, dikarenakan furniture tersebut di letakan di tempat public. Desain yang di tampilkan dalam furniture adalah transformasi dari bentuk, motif, alam dan ragam hias dari Indonesia.
Gambar 4.5 Konsep Furniture
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
150'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
4.6 Konsep Pencahayaan Konsep pencahayaan pada Terminal 1 area check-in dan area memaksimalkan penggunaan cahaya alami pada keseluruhan bangunan, sehingga dapat meminimalisir penggunaan cahaya buatan Sistem pencahaya alami pada area Check-in dan area Komersial sangat minim terkena sinar matahari karena kurangnya bukaan dan kurangnya sinar yang masuk ke dalam bangunan. Maka dari itu pencahayaan buatan itu dibutuhkan dalam setiap area Check-in dan area Komersial untuk penerangan setiap area dengan menggunakan lampu hemat energy seperti lampu LED, dengan menggunakan jenis downlight, Lampu spot untuk menyinari objek dan lampu TL.
Gambar 4.6 Lampu spot dan LED
Gambar 4.7 Lampu spot dan LED
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
151'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
4.7 Konsep Penghawaan Konsep penghawaan pada area check-in dan area komersial menggunakan penghawaan buatan di karenakan polusi udara di daerah sekitar bandara yang tinggi, tetapi tidak di pungkiri system penghawaan alami juga diterapkan dalam bangunan tersebut. Pada penghawaan buatan menggunakan AC central yang dapat di control dalam satu area dan memudahkan mengontrol serta pengoprasiannya.
Gambar 4.8 Ac Central 4.8 Konsep Akustik Ruang Konsep akustika pada area check-in dan area komersial menggunakan akustika dari eksisting. pada dinding, dinding beton yang dapat menyerap dan memantulkan suara. Pada lantau menggunakan lantai carpet yang dapat menyerap suara, konsep akustik pada plafong menggunakan gypsum yang dapat menyerap suara. Jadi suara dapat di control dari material tersebut.
Gambar 4.9 Konsep Akustik Ruang
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
152'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
4.9 Konsep Signage Konsep signage yang di gunakan menggunakan symbol-symbol transformasi dari bentuk, motif, alam dan ragam hias dari Indonesia. Dengan menggunakan warna dasar hitam dan warna kuning, putih dan biru sebagai aksen serta untuk mempermudah penglihatan, digunakan atau di letakan pada titik yang sudah di tentukan.
Gambar 4.10 Konsep Signage
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
153'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
4.10 Konsep Utilitas Konsep utilitas adalah konsep untuk penanganan kebakaran, tindak kriminalitas dan pencegahan terror. Berikut konsep utilitas yang di gunakan. 1.! Fire alarm secara otomatis memberikan alarm tanda bahaya mengenai kebakaran. Bunyi alarm harus terdengar di seluruh ruangan.
2.! Smoke detector pemadaman dengan cara mendeteksi asap yang muncul, kemudian disampaikan kepada fire alarm dan sprinkler. jarak antara smoke detector 75m2/unit.
3.! Sprinkler alat ini akan mengeluarkan air jika terkena api. Di letakkan di plafon, jarak antar sprinkler 25m2/unit.
4.! Hydrant untuk pemadaman setempat, pemadaman yang bisa dilakukan sesegera mungkin.
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
154'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
5.! Exit atau pintu keluar, pintu ini menghubungkan langsung keluar. Tahan api selama 2 jam, shaft tertutup dan terbuat dari beton tahan api.
6.! CCTV camera, mengawasi aktivitas di dalam Indonesia food center. Dipadang di ceiling dan terletak di tempat trategis sehingga bisa memantau keseluruhan ruang.
7.! X-ray, Pemeriksaan barang bawaan dengan menggunakan mesin X-ray
8.! Walk Through Metal Detector, Pemeriksaan badan dengan melewati metal detector jika membawa benda tajam dan bahan peledak maka akan berbunyi
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
155'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
4.11 Konsep Bentuk dan Motif Konsep bentuk dan motif sangat berpengaruh terhadap desain yang kita rancang, konsep bentuk berpengaruh pada pola lantai, dinding dan plafond serta mempengaruhi spikologi passanger atau penumang. Konsep motif sangat berpengarus pada identitas Indonesia dan filosofi serta makna yang tersirat di dalam motif tersebut. Konsep bentuk menggunakan bentuk Lingkaran tidak memiliki awalan dan tidak memiliki akhiran. Lingkaran mewakilkan kekekalan dan dalam setiap budaya biasanya mewakilkan bentuk matahari, bulan, alam semesta dan objek angkasa lainnya. Lingkaran sering digunakan untuk benda-benda yang akrab seperti roda, bola, berbagai macam buah. Lingkaran memiliki pergerakan yang bebas. Lingkaran bisa berputar. Bayangan dan garis dapat meningkatkan rasa pergerakan dalam lingkaran. Lingkaran merupakan kurva yang anggun dan terlihat feminin. Lingkaran juga memberikan rasa hangat, menenangkan dan memberikan rasa sensualitas dan cinta. Pergerakannya memberikan energi dan kekuatan. Kelengkapannya menunjukkan ketakterbatasan, kesatuan dan harmoni. Lingkaran melindungi, memberikan pertahanan dan membatasi. Lingkaran membatasi apa yang ada di dalam dan menjaga hal-hal lain tetap di luar. Lingkaran menawarkan keamanan dan koneksi. Lingkaran menunjukkan komunitas, integritas dan kesempurnaan. Lingkaran tidak terlalu umum digunakan dalam desain, namun lingkaran dapat digunakan untuk menarik perhatian, memberikan penekanan dan mengatur hal-hal agar tetap terpisah.
Gambar 4.11 Bentuk Bulat
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
156'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
Konsep Motif menggunakan Motif Batik Parang. Motif batik ini sudah dikenal sejak Mataram Kartasura. Motif batik parang memiliki nilai filofosi yang tinggi berupa petuah agar tidak pernah menyerah sebagaimana ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak. Batik Parangpun menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga. Batik parang dimasa lalu merupakan hadiah dari bangsawan kepada anakanaknya. Contohnya: Parang Klitik dan Parang Rusak. Motif ini merupakan motif batik sakral yang hanya digunakan di lingkungan kraton. Pada jaman dahulu, Parang Rusak biasanya digunakan prajurit setelah perang, untuk memberitahu Raja bahwa mereka telah memenangkan peperangan.
Gambar 4.12 Motif Batik Parang
Motif ini diciptakan oleh Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram. Konon, sang raja sering bertapa di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa yang dipenuhi oleh jajaran pegunungan seribu yang terlihat seperti pereng (tebing) berbaris. Akhirnya, ia menamai tempat bertapanya dengan pereng yang kemudian berubah menjadi parang. Di salah satu tempat bertapa tersebut, ada bagian yang terdiri dari tebing-tebing atau pereng yang rusak karena terkikis deburan ombak laut selatan, sehingga lahirlah ilham untuk menciptakan motif batik yang kemudian diberi nama Parang Rusak.
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
157'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
Motif kontemporer juga di masukan ke dalah konsep perancangan Terminal 1 Bandar udara Soekarno-Hatta dengan mengambil gambar-gambar tentang Indonesia seperti bunga, barong, rangda, rangko, anoman, bedugul, komodo dan masih banyak lagi yang mencirikhaskan tentang Indonesia dengan di transformasi motif-motif ke dalam motif kontemporer, karena sesuai dengan konsep perancangan.
Gambar 4.13 Motif Batik Kontemporer
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
158'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
4.12 Zoning, Grouping dan Layout 1.! Zooning Check-in Area
Gambar 4.14 Zooning Area Check-in 2.! Zooning Komersial Area
Gambar 4.15 Zooning Area Komersial
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
159'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
1.! Grouping Check-in Area
Gambar 4.16 Grouping Area Check-in 2.! Grouping Komersial Area
Gambar 4.17 Grouping Area Komersial
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
160'
Desain'Interior'Universitas'Mercubuana'
1.! Layout Check-in Area
Gambar 4.18 Denah Layout area Check-in 2.! Layout Komersial Area
Gambar 4.19 Denah Layout area Komersial
Perancangan'Interior'Terminal'1'Area'Check
161'