BAB IV KESIMPULAN
Novel A Room With a View muncul sebagai suatu karya E.M. Forster yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat Inggris kelas menengah ke atas di awal abad ke duapuluh. Melalui novel ini, Forster bercerita tentang bagaimana perbedaan tata cara berperilaku, kepemilikan properti dan latar belakang kelas yang berbeda dapat mempersulit koneksi antara individu yang satu dengan yang lain. Lebih lanjut, Forster juga menggambarkan dua cara hidup yang berbeda dari orang Inggris yaitu antara yang berpegang teguh pada tata cara hidup konvensional dan yang ingin merubah konvensi tersebut. Cara hidup yang berpegang teguh pada tata cara hidup konvensional adalah simbol cara hidup masyarakat Inggris yang menolak memahami the holiness of the heart’s affection seperti yang dipercayai oleh Forster dan kelompok sosialnya. Sedangkan cara hidup yang ingin merubah konvensi dan menantang nilai-nilai sosial dalam masyarakat, adalah simbol cara hidup humanis liberal. Cara ini menjadikan manusia sebagai seorang yang ingin bebas menjadi dirinya sendiri, menentukan jalan hidupnya serta memilih masa depannya sendiri tanpa harus terikat dengan aturan apapun. Untuk menjadi individu yang bebas menjadi dirinya sendiri, manusia dapat mewujudkannya melalui relasi personal dengan orang lain. Namun relasi yang dimaksud adalah relasi yang hanya menguntungkan satu pihak saja, tetapi lebih kepada mengandalkan satu sama lain. Selain itu dalam relasi personal tersebut, 126
127
seorang individu harus memiliki toleransi, watak yang baik dan rasa simpati terhadap sesama. Hal inilah yang akan membuatnya menjadi manusia sejati dan membedakannya dari individu yang lain. Selain itu dengan memiliki kebebasan atas dirinya sendiri, seorang individu akan berkembang sesuai dengan apa yang ia inginkan. Cara hidup seperti inilah yang disebut sebagai cara hidup kaum humanis liberal. Humanisme adalah suatu pandangan yang mengingatkan manusia bahwa ia adalah apa yang dia lakukan sendiri. Liberal adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa kebebasan individu seharusnya menjadi dasar dari kehidupan manusia. Maka humanisme liberal adalah suatu pandangan yang menempatkan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya serta memiliki kebebasan individu sebagai dasar dari kehidupannya. Pandangan humanisme liberal menurut E.M. Forster adalah bagaimana menjadi suatu entitas yang memiliki keingintahuan, pemikiran bebas, kepercayaan akan suatu cita rasa yang baik, dan kepercayaan akan perbedaan ras. Lebih lanjut, pandangan humanisme liberal E.M. Forster terletak pada suatu relasi personal atau personal relationship antar individu. Demi menciptakan suatu relasi personal, masing-masing individu sebagai entitas harus dapat diandalkan. Dengan demikian, setiap individu bertanggung jawab atas dirinya sendiri, bagaimana ia mengembangkan dirinya dalam relasi personal tersebut. Walaupun seorang individu berada dalam suatu relasi personal, akan tetapi individu tersebut tetap memiliki kebebasan dan haknya sebagai seorang individu yang bebas.
128
Relasi personal yang digambarkan dalam novel A Room With A View adalah relasi yang terjalin karena adanya perbedaan cara hidup yang dianut. Relasi yang dimaksud adalah relasi antara Lucy Honeychurch dan George Emerson yang terjalin karena adanya perbedaan cara pandang dan latar belakang kelas sosial. Relasi antara keduanya tetap terjalin karena mereka meletakkan kepercayaan serta saling mengandalkan satu sama lain sebagai dasar yang harus dipegang. Relasi ini juga
menjadikan
setiap
individu
yang
menjalaninya
dapat
leluasa
mengembangkan diri dan bebas melakukan apa yang ia inginkan meskipun ia berada dalam suatu personal relationship. Keadaan yang demikian membuat segala perbedaan yang ada menjadi tersamarkan bahkan hilang seluruhnya. Melalui novel A Room With a View, Forster telah menghilangkan perbedaan yang selama ini menjadi cara hidup masyarakat Inggris. Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa masyarakat Inggris kelas menengah keatas diawal abad ke duapuluh, masih berpegang teguh pada konvensi sosial bahkan menjadikan itu sebagai pembatas yang membedakan mereka dengan kelas sosial dibawahnya. Forster mengkritisi konsep hidup yang demikian. Dalam novel ini, Forster menghadirkan latar Italia, sebagai simbol cara hidup yang modern dan berbeda. Italia dan segala view yang ada didalamnya dihadirkan sebagai suatu bentuk perlawanan terhadap nilai-nilai dan konvensi yang dianut oleh masyarakat Inggris pada masa itu. Berdasarkan analisis struktur teks dan pandangan dunia novel A Room With a View melalui teori Strukturalisme Genetik terlihat bahwa Forster menciptakan relasi antara tokoh utama dengan tokoh lain serta relasi tokoh utama dengan dunia
129
disekitarnya dengan tujuan tertentu. Relasi yang terjalin antara tokoh hero dengan tokoh lain bertujuan untuk mengkritisi cara hidup masyarakat Inggris yang memegang teguh aturan sosial yang ada. Forster ingin menunjukkan bahwa relasi yang ideal seharusnya tidak melihat perbedaan yang nampak, karena sebenarnya perbedaan itu ada untuk melengkapi bukan sebagai penghalang terjadinya suatu relasi. Dengan demikian, relasi tersebut seharusnya membuat individu didalamnya bebas mengembangkan dirinya sendiri bukan dengan membatasi. Selanjutnya, relasi yang terjalin antara tokoh hero dengan dunia disekitarnya adalah sebagai gambaran dunia ideal yang dibentuk oleh masyarakat Inggris dan gambaran dunia ideal yang dibentuk oleh Forster. Forster membentuk dunia yang ideal dalam relasinya dengan tokoh hero yaitu dunia yang menawarkan pengalaman yang baru dengan segala spontanitas, alamiah dan tidak artifisial. Dunia yang seperti ini yang menjadikan manusia yang tinggal didalamnya bebas menjadi dirinya sendiri. Dengan demikian ia dapat menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang individu maupun sebagai anggota masyarakat tertentu. Selain itu, dengan memiliki kesadaran diri, seorang individu akan menciptakan suatu hubungan yang seimbang antara dirinya dengan dunia disekitar. Berdasarkan hasil analisis novel A Room With a View juga diketahui bahwa pandangan dunia yang dianut oleh Forster yaitu pandangan dunia humanisme liberal, homolog dengan pandangan dunia kelompok sosialnya, The Apostles. Melalui novel ini, Forster menunjukkan pandangan dunia humanisme liberal The Apostles yang ingin membangun suatu masyarakat yang bebas, rasional, beradab dan mengejar kebenaraan dan keindahan. Melalui gagasan-gagasan dan aktivitas-
130
aktivitas The Apostles, Forster mendapatkan suatu pandangan yang lengkap dan menyeluruh mengenai kehidupan sosial manusia. Dengan demikian, The Apostles bertindak sebagai subjek transindividual atau subjek kolektif yang menjadi subjek dari karya E.M. Forster, A Room With a View. Maka dari itu, penjelasan kesimpulan diatas dapat sekaligus menjawab pertanyaan yang muncul yaitu mengapa ‘a room with a view’ menjadi penting ketika berlibur di Italia. Jawabannya adalah dengan mendapatkan a room with a view, seorang individu tidak hanya akan melihat pemandangan yang ada atau nampak dihadapannya saja, tetapi juga dapat lebih mengenali dan memahami perbedaan yang ada didalamnya sebagai suatu keseluruhan view yang harus dinikmati. Inilah cara Forster menyatukan individu-individu berbeda dalam suatu dunia yang sama yaitu dunia yang menganut paham humanisme liberal. Dengan demikian, individu-individu yang tinggal di dalam dunia tersebut akan memiliki persamaan pandangan hidup yang akan menempatkan mereka ke dalam suatu tatanan humanisme liberal.