BAB IV IMPLEMETASI DAN ANALISIS QOS Seperti yang telah dijelaskan pada bab 3, mengenai beberapa parameter yang akan diamati telah diilustrasikan dengan jelas. Adapun jaringan yang diamati pada tugas akhir ini adalah data dari kantor cabang ke kantor pusat, data tersebut disampling selama 24 jam kemudian dianalisis sehingga dapat dipetakan sedemikian rupa dengan berbagai penerapan QoS dan untuk kemudian hasilnya dibandingkan, sehingga didapatkan QoS yang tepat. Dalam pengambilan data terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah : • Round Trip Delay dan packet loss, pengecekan akses dari kantor cabang ke kantor pusat dengan melakukan ping test. • Utilisasi trafik pada kantor cabang dengan menggunakan MRTG (Multi Router Traffic Grapher). • Performansi aplikasi selama beberapa kali penerapan QoS dengan melihat secara real aplikasi yang dijalankan user dan respon time untuk aplikasiaplikasi berikut : 1. 2. 3. 4.
4.1
Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi
voice sql server email dan http (browsing) lainnya
Analisis Jaringan Sebelum Penerapan QoS
4.1.1 Pengecekan Akses Pengecekan akses tidak dijabarkan secara detail, hanya sebagai prasarat bahwa koneksi dari kantor cabang ke kantor pusat tidak terdapat permasalahan di sisi aksesnya karena memang tugas akhir ini lebih dititik beratkan pada analisis aplikasi jaringan pada koneksi dari kantor cabang ke kantor pusat dengan penerapan QoS pada router sehingga dapat memberi nilai efisiensi pada jaringan itu sendiri dari segi komunikasi data. Pengecekan akses meliputi delay dan packet loss pada jaringan VPN IP. Hasil pengukuran delay dan packet loss adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2 Hasil ping dari router kantor cabang ke router kantor pusat sebelum dipasang QoS Keterangan : Min Max Avg Success rate
: delay minimum dari router kantor cabang ke router kantor pusat : delay maksimum dari router kantor cabang ke router kantor pusat : delay rata -rata dari router kantor cabang ke router kantor pusat : tingkat keberhasilan pengiriman data dari router kantor cabang ke kantor pusat
30
Dari hasil pengecekan dan pengukuran diatas maka dapat dipastikan koneksi secara akses dari router kantor cabang ke router kantor pusat dalam keadaan normal. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil ping dari router kantor cabang ke router kantor pusat mempunyai delay time minimal 44 ms, nilai rata-rata sebesar 67 ms, dan maksimal 84 ms. Dan success rate sebesar 100 %, hal ini berarti bahwa paket loss adalah 0%. Maka data yang dikirimkan dari router cabang menuju router pusat terkirim dengan sempurna, tidak terdapat loss data. Sehingga kita dapat melanjutkan pengecekan lebih lanjut yaitu pada analisis trafik.
4.1.2 Analisis terhadap trafik jaringan Untuk pengecekan trafik ini lebih dititik beratkan pada pengecekan trafik utilitas pada kantor cabang, dimana bandwidth kantor cabang adalah sebesar 128 Kbps, sehingga idealnya utilitas atau jumlah pemakaian pada kantor cabang tidak melampaui 128 Kbps sehingga tercipta jaringan komunikasi yang handal. Adapun MRTG pada kantor cabang pada saat sebelum pemasangan QoS adalah seperti pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.2. Trafik Utilitas Pada kantor Cabang dengan menggunakan MRTG Keterangan : Hijau (IN) Biru (OUT)
:Trafik yang keluar dari arah remote (upload) :Trafik yang masuk ke arah remote (download)
Dari data diatas dapat dilihat pada kantor cabang mempunyai download maksimal sebesar 200.18%, untuk upload rata - rata 54.24% dan untuk minimal download adalah 14.43%. Sedangkan untuk nilai upload maksimal adalah 44.78%, rata - rata 6.10% dan upload minimal sebanyak 6.20%. Dari prosentasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa utilitas pada kantor cabang sudah lebih dari 128 Kbps, sehingga dapat dikatakan bahwa utilitas pada kantor cabang tinggi (overload). Dari monitoring selama 24 jam, kantor cabang melakukan upload maupun download data pada malam hari dan siang hari. Sebelum melakukan tindakan upgrade bandwidth dilakukan maka ada baiknya kita melakukan analisis lebih lanjut terhadap data yang dikirim/diterima oleh kantor cabang sehingga jaringannya lebih optimal dan efisien.
4.1.3 Analisis aplikasi Pengecekan dan analisis selanjutnya adalah analisis terhadap lalu lintas data yang terdapat pada kantor cabang, yang terdiri dari analisis jenis, serta banyaknya paket data yang diterima/dikirimkan oleh kantor cabang ke kantor pusat dan IP mana saja yang banyak melakukan aktifitas maupun IP yang bertindak sebagai host dan kemudian melakukan QoS terhadap apa yang telah dihasilkan dari analisis tersebut. Berikut adalah daftar aplikasi beserta nilai respon timenya ketika aplikasi tersebut dijalankan di kantor cabang. Nilai batas
31
toleransi diambil dari nilai rata – rata respon time pada saat aplikasi tersebut pertama kali dijalankan. Nilai batas toleransi tersebut, masuk dalam penilaian User Acceptance Test (UAT) yang telah di sepakati antara user di kantor cabang tersebut dengan penyedia jasa jaringan.
Tabel 4.1. Tabel Perbandingan Respon Time Aplikasi pada saat ini dan UAT Response Time No
1 2
4.1.3.1
Nama Aplikasi SQL SERVER HTTP / EMAIL
Jumlah User
Batas Toleransi (detik)
Kondisi saat ini (detik)
5
1.5
3.1
10
3.0
4.2
Analisis Trafik Menggunakan Perintah IP NBAR ProtocolDiscovery
Perintah IP NBAR protocol-discovery digunakan untuk mengetahui berapa banyak jumlah paket data yang diterima atau dikirimkan pada kantor cabang per aplikasi. Berikut adalah hasil dari pemasangan IP NBAR protocol-discovery selama 24 jam pada router cisco kantor cabang. Router_Cabang#sh ip nbar protocol-discovery TOP-N FastEthernet0/0 Input ----Protocol Packet Count Byte Count 5min Bit Rate (bps) 5min Max Bit Rate (bps) ------------------------ ------------------------
Output -----Packet Count Byte Count 5min Bit Rate (bps) 5min Max Bit Rate (bps) ------------------------
http
346819 45347823 4000 34000
415429 570388078 3000 257000
sqlserver
40060 5331678 0 11000
44360 33608510 0 165000
pop3
10264 634526 0 6000
13945 19290769 0 121000
smtp
4860 6518955 0 78000
2804 160090 0 4000
secure-http
5031
5092
32
951241 0 11000
4914912 0 43000
h323
12 744 0 0
927 626848 0 9000
dns
4610 392844 0 2000
2263 459612 0 2000
unknown
72482 70325 4843825 12616672 1000 1000 6000 32000 -----------------------Countinue--------------------------Total
501297 65888166 7000 153000
557609 643605703 2000 678000
Keterangan : Input Output Packet Count Byte Count 5min Bit Rate (bps) 5min Max Bit Rate (bps)
: Data yang masuk ke router cisco : Data yang keluar dari router cisco : Jumlah data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk paket data) : Besar data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk byte) : Jumlah data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk bps) : Jumlah maksimal data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk bps).
Dari data diatas dapat dilihat bahwa 7 besar aplikasi yang dipergunakan pada kantor cabang adalah sebagai berikut : http (browsing), sql server, email (pop3 dan smtp), secure http, h323 (voice), dns, untuk lengkapnya bisa dilihat di lampiran. Dari hasil IP NBAR protocoldiscovery diatas kita juga harus membandingkan dan memisahkan aplikasi - aplikasi tersebut berdasarkan tingkat kebutuhan pada kantor cabang untuk menentukan setting QoS, karena tidak selalu aplikasi yang mengirimkan paket besar merupakan aplikasi utama dari suatu perusahaan. Dan untuk selanjutnya dapat disimpulkan terdapat 4 kelas prioritas aplikasi dari kantor cabang : • • • •
Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi
Kritikal Core Support lainnya
: voice : sql server : email, http atau https (browsing)
33
4.1.3.2
Analisis Trafik Menggunakan Perintah IP ACCOUNTING Output-Packets
Dengan menggunakan perintah IP accounting output-packet dapat dilihat Secara garis besar IP destination serta IP source serta paket data apa saja yang terekam oleh router cisco, seperti hasil berikut : Router_cabang#sh ip accounting output-packets Source
Destination
Packets
Bytes
192.168.168.108 192.168.71.12 3552 4751057 209.73.166.147 192.168.71.18 6 672 192.168.168.106 192.168.71.21 327 28154 209.73.166.146 192.168.71.18 137 15344 192.168.168.106 192.168.71.20 720 143626 192.168.168.108 192.168.71.18 1069 798350 68.180.219.128 192.168.71.22 8878 856966 192.168.168.100 192.168.71.25 2663 1759836 192.168.168.106 192.168.71.22 582 116860 192.168.168.108 192.168.71.22 5463 7237873 192.168.168.108 192.168.71.20 6743 6531300 192.168.168.106 192.168.71.18 119 35125 209.200.46.148 192.168.71.20 115 135677 209.73.166.144 192.168.71.25 33 3696 192.168.168.100 192.168.71.18 73 15142 210.105.3.25 192.168.71.20 408 545298 209.73.166.146 192.168.71.25 61 2600 68.142.233.143 192.168.71.25 5 679 192.168.168.106 192.168.71.25 517 104488 68.180.219.143 192.168.71.22 10 1657 192.168.168.100 192.168.71.21 7648 6766825 63.218.227.162 192.168.71.20 1268 1582114 80.77.113.200 192.168.71.20 8 484 74.6.146.119 192.168.71.25 30 20929 192.168.168.100 192.168.71.20 27459 19439531 125.56.199.25 192.168.71.20 3 345 125.56.199.24 192.168.71.20 5 3473 76.13.210.11 192.168.71.22 163 77222 174.133.30.162 192.168.71.25 3 418 216.252.124.207 192.168.71.25 590 592633 62.213.240.131 192.168.71.20 5 2427 64.69.32.189 192.168.71.20 677 652480 -------------------------------continue-------------------------------Accounting data age is 24:00 Accounting threshold exceeded for 118448 packets and 133508425 bytes
Untuk lengkapnya bisa dilihat pada lampiran, Keterangan : Source : IP tujuan (target) bisa berupa server Destination : IP yang cabang yang melakukan akses Packet : Jumlah paket data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk paket data) Byte : Jumlah Byte data yang dikirimkan ataupun yang diterima (dalam bentuk byte). Accounting data age : Waktu aktif perintah ip accounting pada router (dalam satuan second) Accounting threshold : Jumlah paket dan data selama perintah aktif pada router
34
Dari data diatas dapat terlihat bahwa IP destination adalah IP yang berada di kantor cabang, IP kantor cabang yang banyak terecord pada router cisco melakukan aktifitas diantaranya adalah IP 192.168.71.18, 192.168.71.20, 192.168.71.21, 192.168.71.22, dan 192.168.71.25. Sedangkan untuk Ip source yang merupakan IP yang diakses oleh IP destination, IP yang terecord sebagai IP source diantaranya adalah IP 192.168.168.100, 192.168.168.106, 192.168.168.108 dan lainnya adalah IP internet (Ip public). Dan Setelah dicocokan maka, • IP 192.168.168.100 merupakan IP server aplikasi sql server • IP 192.168.168.106 merupakan IP server aplikasi http (browsing) • IP 192.168.168.108 merupakan IP server email, yang merupakan server aplikasi POP3 dan SMTP
4.1.3.3
Konfigurasi Router Cabang Sebelum Dipasang QOS
Konfigurasi router cabang sebelum diset QOS sangat sederhana dengan poin poin utama sebgai berikut :
Interface LAN
interface FastEthernet0/0 ip address 192.168.71.1 255.255.255.0 ! Interface WAN
interface FastEthernet0/1 ip address 123.231.182.202 255.255.255.252 ! Routing di cabang menggunakan statik route berupa default route ke arah WAN ! ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 123.231.182.201 !
4.1.3.4
Hasil Ping Dan Packet Loss ke Server Sebelum Dipasang QoS •
Ping dari router cabang Cengkareng ke Server Email
Gambar 4.2 Hasil ping dari router kantor cabang ke server email
35
•
Ping dari router cabang Cengkareng ke Server SQL
Gambar 4.3 Hasil ping dari router kantor cabang ke server SQL •
Ping dari router cabang Cengkareng ke Web server
Gambar 4.4 Hasil ping dari router kantor cabang ke server WEB Dari hasil ping diatas terlihat average/rata rata delay time 64 ms – 84 ms sedangkan paket loss tidak ada dengan success rate 100%. Namun yang dikeluhkan pelanggan aplikasi masih dikeluhkan lambat. Maka langkah selanjutnya adalah memasang QoS berdasarkan informasi yang didapatkan perintah sebelumnya yaitu dari IP NBAR ptotocol-discovery dan Ip accounting output-packet.
4.2
Setting QoS
Setting QoS disini berdasarkan masing-masing kelompok aplikasi pada kantor cabang yang dibagi menjadi empat bagian, yaitu : 1. Aplikasi Kritikal adalah voice dengan IP gateway voice 192.168.71.2 2. Aplikasi Core adalah sql server dengan IP server 192.168.168.100 3. Aplikasi Support : email dengan IP server 192.168.168.108, dan http (browsing) dengan IP server 192.168.168.106. 4. Aplikasi lainnya Terdapat 3 kali percobaan yang akan diterapkan pada kantor cabang, dengan nilai prosentase perbandingan bandwidth antara bandwidth aplikasi yang akan digunakan dengan bandwidth keseluruhan. Dimana setiap percobaan mempunyai perbandingan prosentase bandwidth yang berbeda setiap aplikasinya. Masing – masing percobaan diambil 5 kali sample pengambilan data, dan untuk kemudian dianalisis keberhasilan penerapan QoS tersebut. Tabel percobaan yang akan diterapkan seperti dibawah ini
Tabel 4.2. Tabel Percobaan yang akan diterapkan Nama Aplikasi KRITIKAL CORE SUPORT LAINNYA
Prosentase bandwidth (%) Percobaan Percobaan Percobaan 1 2 3 20 20 20 20 30 40 50 40 30 10 10 10
36
Dari tabel 4.2 diatas, prosentase untuk aplikasi KRITIKAL sama, yaitu 20%. Hal ini dikarenakan codec yang digunakan sama, yaitu codec G.729 dengan 2 sample per frame jadi membutuhkan bandwidth 24 Kbps tiap satu kanal voicenya.Kantor cabang mempunyai 1 kanal voice, dimana dilakukan QoS dengan pengcodecan, maka berdasarkan persamaan 3.2 didapatkan persamaan : 24 Nilai Perbandingan QoS = X 100 % 128 Nilai Perbandingan QoS = 18.75 % ≈ 20 % Dan untuk aplikasi LAINNYA juga sama, dalam hal ini aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang tidak penting. Yang berbeda pada setiap percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3 adalah aplikasi CORE dan SUPPORT. Untuk cara setting QoS bisa dilihat seperti contoh dibawah, akan tetapi disini untuk percobaan 2 yang akan dijabarkan sebagai contoh penerapannya pada router. Sedangkan untuk percobaan 1 dan 3 cara pasang sama hanya prosentase yang berbeda. Untuk setting QoS pada percobaan 2 pada router, maka yang pertama kali dilakukan adalah sebagai berikut ini : 1. Membuat access list per bagian aplikasi Untuk aplikasi kritikal (voice), access list yang digunakan adalah sebagai berikut : ip access-list extended VOICE permit ip host 192.168.71.2 any !
Acces list diatas, digunakan untuk mengijinkan satu ip address voice gateway (192.168.71.2) dari network 192.168.71.0 ke semua tujuan yang melewati router tersebut.
Untuk aplikasi core (sql server), access list yang digunakan adalah sebagai berikut : ip access-list extended CORE permit tcp any host 192.168.168.100 eq 1433 permit tcp any host 192.168.168.100 eq 2598 permit icmp any host 192.168.168.100 ! Acces list diatas, digunakan untuk mengijinkan semua ip dari network 192.168.71.0 ke satu ip address tujuan (ip server sql-server) 192.168.168.100 yang melewati router tersebut.
Untuk aplikasi support(email dan browsing), access list yang digunakan adalah sebagai berikut : ip access-list extended SUPPORT permit tcp any any eq 443 permit tcp any any eq www permit tcp any host 192.168.168.108 eq pop3 permit tcp any host 192.168.168.108 eq smtp permit icmp any host 192.168.168.108 permit tcp any host 192.168.168.106 eq domain permit icmp any host 192.168.168.106 !
37
Pada acces list diatas, baris pertama dan kedua, digunakan untuk mengijinkan semua ip dari network 192.168.71.0 ke semua network tujuan yang menggunakan port 443 (HTTPS) dan port www (port 80). Kedua baris diatas digunakan untuk memfilter aplikasi browsing. Sedangkan baris selanjutnya, digunakan untuk mengijinkan semua ip dari network 192.168.71.0 ke satu ip address tujuan (ip e-mail server) 192.168.168.108 yang melewati router tersebut. Sedangkan baris terakhir digunakan untuk mengijinkan semua ip dari network 192.168.71.0 ke satu ip address tujuan (ip domain name server) 192.168.168.106. Sedangkan untuk aplikasi lainnya tidak perlu di buatkan access list secara khusus, karena aplikasi tersebut akan masuk ke dalam class default.
2. Setelah membuat access list, langkah kedua adalah membuat class-map sesuai dengan access list yang telah di konfigur diatas. class-map match-any VOICE match access-group name VOICE match ip precedence 5 class-map match-any CORE match access-group name CORE class-map match-any SUPPORT match access-group name SUPPORT ! Perintah match-any di class-map tersebut digunakan untuk mencocokkan dengan salah satu parameter saja, atau operator OR dalam sistem digital. 3. Kemudian langkah ketiga adalah membuat policy map. Policy map berfungsi untuk menghubungkan class map dengan satu atau lebih QoS policies (parameter), presentase di policy map disesuaikan dengan QoS yang sudah direncanakan sebelumnya. Satu persatu class map diberi QoS policies, seperti dibawah ini policy-map QOS class VOICE priority percent 20 set ip precedence 5 ! Karena nilai prosentase untuk class VOICE adalah 18.75%, maka dibulatkan menjadi sebesar 20%. Dan karena untuk voice mempunyai sifat kritikal (tidak boleh di drop paketnya), maka di beri presedence atau prioritas tinggi (set ip presedence 5).
Untuk aplikasi CORE, di berikan prioritas lebih rendah dari voice (set ip presedence 2), karena port aplikasi tersebut jika di drop oleh router, maka ada fasilitas pengiriman kembali atau TCP Retransmit. class CORE set ip precedence 2 bandwidth percent 30 ! Sehingga untuk class CORE, diberi prioritas bandwidth sebesar 30% dari total bandwidth yang ada.
38
Untuk aplikasi SUPPORT, di berikan prioritas lebih rendah dari voice, dan prioritas lebih rendah dari aplikasi CORE (set ip presedence 1). class SUPPORT set ip precedence 1 bandwidth percent 40 !
Sedangkan untuk aplikasi lainnya yang tidak termasuk kelompok diatas, diberikan bandwidth sisanya, sebesar 10%. class class-default fair-queue random-detect !
Karena interface WAN yang ada di router cabang adalah interface Fastethernet (dengan kecepatan transmisi secara default sebesar 100 Mbps), sedangkan kecepatan transmisi kantor cabang sendiri hanya sebesar 128 Kbps, agar tidak terjadi congestion di interface WAN, maka di berlakukan setting shaping seperti berikut : policy-map SHAPE-128 class class-default shape average 128000 service-policy QOS ! Setelah setting QOS seperti diatas, maka langkah terakhir yang harus di lakukan adalah mengimplementasikan QOS tersebut pada interface WAN dengan arah policy berupa output. interface FastEthernet0/1 ip address 123.231.182.202 255.255.255.252 speed auto half-duplex service-policy output SHAPE-128 ! Setelah selesai mengkonfigure semuanya, maka QoS sudah terpasang pada router cisco, dan kita bisa melakukan pengukuran dengan melakukan tes ping dan melihat paket dropnya, sehingga dapat membandingkan hasilnya.
4.2.1 Hasil Ping Dan Packet Loss ke Server Setelah Dipasang QoS a. Percobaan QoS 1 dengan prosentase Kritikal 20%, Core 20%, Support 50%, Lainnya 10%, didapatkan hasil : • Ping dari router cabang Cengkareng ke Server Email
Gambar 4.5 Hasil ping dari router kantor cabang ke server email
39
•
Ping dari router cabang Cengkareng ke Server SQL
Gambar 4.6 Hasil ping dari router kantor cabang ke server SQL •
Ping dari router cabang Cengkareng ke Web server
Gambar 4.7 Hasil ping dari router kantor cabang ke server WEB
b. Percobaan QoS 2 dengan prosentase Kritikal 20%, Core 30%, Support 40%, Lainnya 10%, didapatkan hasil : • Ping dari router cabang Cengkareng ke Server Email
Gambar 4.8 Hasil ping dari router kantor cabang ke server email •
Ping dari router cabang Cengkareng ke Server SQL
Gambar 4.9 Hasil ping dari router kantor cabang ke server SQL
40
•
Ping dari router cabang Cengkareng ke Web server
Gambar 4.7 Hasil ping dari router kantor cabang ke server WEB c.
Percobaan QoS 3 dengan prosentase Kritikal 20%, Core 40%, Support 30%, Lainnya 10%, didapatkan hasil : • Ping dari router cabang Cengkareng ke Server Email
Gambar 4.5 Hasil ping dari router kantor cabang ke server email •
Ping dari router cabang Cengkareng ke Server SQL
Gambar 4.6 Hasil ping dari router kantor cabang ke server SQL •
Ping dari router cabang Cengkareng ke Web server
Gambar 4.7 Hasil ping dari router kantor cabang ke server WEB Dari hasil tes ping dari implementasi QoS percobaan 1, 2, dan 3 diatas rata rata ping ke masing masing server adalah 60 ms – 70 ms terdapat penurunan delay dari sebelum dipasang QoS. Hasil ini sudah baik namun belum bisa menentukan mana QoS yang harus direkomendasikan ke pelanggan, selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap paket drop dan respon aplikasi.
41
4.2.2
Paket Drop
Paket drop disini merupakan paket yang sengaja di drop karena melebihi settingan QoS yang telah kita pasang sebelumnya. Paket drop dapat dilihat dengan menggunakan perintah “sh policy-map interface” pada router cisco. Paket drop ini hanya bisa dilihat jika kita sudah memasang policy-map pada interface LAN di router (setting QoS). Untuk paket drop yang di grep oleh cisco selama 24 jam setelah pemasangan QoS percobaan 1, 2, 3 mempunyaiu hasil yang sama yaitu 0 paket drop dan dapat dilihat secara detailnya berikut ini , Router_cabang#sh policy-map interface FastEthernet0/1 Service-policy : QOS-VOIP Class-map: VOICE (match-any) 34579 packets, 3069238 bytes 5 minute offered rate 0 bps, drop rate 0 bps Match: access-group name VOICE 34579 packets, 3069238 bytes Match: ip precedence 5 0 packets, 0 bytes 5 minute rate 0 bps Queueing Strict Priority Output Queue: Conversation 40 Bandwidth 75 (%) Bandwidth 192 (kbps) Burst 4800 (Bytes) (pkts matched/bytes matched) 108/12881 (total drops/bytes drops) 0/0 QoS Set precedence 5 Packets marked 34579 Class-map: class-default (match-any) 13094766 packets, 1584942219 bytes 5 minute offered rate 4000 bps, drop rate 0 bps Match: any Queueing Flow Based Fair Queueing Maximum Number of Hashed Queues 32 (total queued/total drops/no-buffer drops) 0/0/0 exponential weight: 9 class 0 1 2 3 4 5 6 7 rsvp
Transmitted Random drop pkts/bytes pkts/bytes 13092741/1584564335 0/0 0/0 0/0 8/592 0/0 0/0 0/0 0/0 0/0 0/0 0/0 2073/383281 0/0 0/0 0/0 0/0 0/0
Tail drop pkts/bytes 0/0 0/0 0/0 0/0 0/0 0/0 0/0 0/0 0/0
dan tabelnya adalah sebagai berikut :
42
Minimum Maximum Mark thresh thresh prob 20 40 1/10 22 40 1/10 24 40 1/10 26 40 1/10 28 40 1/10 30 40 1/10 32 40 1/10 34 40 1/10 36 40 1/10
Tabel 4.3. Tabel paket drop untuk masing – masing Tipe QoS yang diterapkan Drop Paket (Kbps) Percobaan Percobaan Percobaan 1 2 3 KRITIKAL 0 0 0 CORE 0 0 0 SUPORT 0 0 0 LAINNYA 0 0 0 Dari data tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa untuk percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3 tidak terdapat drop paket. Maka analisis selanjutnya adalah analisis perbandingan data hasil ping test dan respon time pada tiap aplikasinya. Nama Aplikasi
4.2.3 Respon Aplikasi Dan Analisis Perbandingan QoS Selanjutnya adalah membandingkan respon aplikasi pada percobaan 1, percobaan 2 atau percobaan 3 dengan respon aplikasi sewaktu jaringan pertama kali dipasang (UAT), dalam hal ini kita langsung melakukan ujicoba bersama user pada kantor cabang. Perbandingan respon time untuk aplikasi CORE pada percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3 adalah seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4. Tabel Perbandingan Respon Time Aplikasi pada aplikasi CORE Sample 1 2 3 4 5 Rata-Rata
Percobaan1 (s) 1.7 1.80 1.60 1.80 1.70 1.72
Percobaan2 (s) 1.7 1.6 1.6 1.5 1.5 1.58
Percobaan3 (s) 1.5 1.6 1.5 1.5 1.6 1.54
Sedangkan perbandingan respon time untuk aplikasi SUPPORT pada percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3 adalah seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5. Tabel Perbandingan Respon Time Aplikasi pada aplikasi SUPPORT Sample 1 2 3 4 5 Rata-Rata
Percobaan 1 (s) 3.00 3.20 3.10 3.00 3.10 3.08
Percobaan2 (s) 3.30 3.20 3.20 3.00 3.10 3.16
Percobaan3 (s) 3.30 3.50 3.40 3.40 3.20 3.36
Dari tabel 4.4 dan 4.5 diatas maka dapat dilakukan penghitungan untuk prosentase keberhasilan setting QoS yang telah diterapkan pada percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3. Sesuai persamaan 3.4. maka hasil prosentase keberhasilan untuk aplikasi CORE dan SUPPORT dapat ditunjukkan seperti tabel berikut ini:
43
Tabel 4.6. Tabel Perbandingan Keberhasilan Respon Time Aplikasi Aplikasi CORE SUPPORT
Percobaan1 (%) 87.20 97.40
Percobaan2 (%) 94.93 94.93
Percobaan3 (%) 97.40 89.98
Dari hasil pengukuran yang ditunjukkan pada tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa setting QoS yang tepat adalah yang paling mendekati nilai 100 % per aplikasi. Pada percobaan 1, untuk presentase keberhasilan QoS aplikasi CORE hanya mendapat nilai 87.20 % sedangkan aplikasi SUPPORT 97.40 %. Karena aplikasi CORE merupakan aplikasi yang lebih diutamakan maka percobaan 1 tidak dapat diterapkan. Percobaan 2 juga tidak dapat diterapkan karena baik aplikasi CORE dan aplikasi SUPPORT mendapatkan nilai yang sama, hal ini berarti tidak terdapat prioritas pada aplikasi CORE. Dan untuk percobaan 3 karena aplikasi CORE mendapat prioritas lebih besar dari pada aplikasi SUPPORT maka percobaan 3 adalah yang paling tepat diterapkan pada kantor cabang Cengkareng.
44